NovelToon NovelToon
Penguasa Absolute

Penguasa Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Sistem / Harem / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Belanja Baju

Cahaya matahari pagi menembus celah tirai sutra di kamar utama Villa Puncak Naga.

Ye Chen membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dia rasakan adalah hawa dingin yang nyaman di sekujur tubuhnya, seolah ada AC alami yang memeluknya.

Dia menunduk dan melihat pemandangan yang bisa membuat pria manapun mimisan.

Feng Jiu, sang Hantu Permaisuri, sedang berbaring di sampingnya. Karena dia sekarang sudah memiliki sedikit wujud fisik berkat energi Ye Chen, dia bisa berinteraksi dengan benda padat. Feng Jiu sedang memeluk lengan kekar Ye Chen, menjadikannya guling. Wajah cantiknya yang pucat terlihat damai saat tertidur.

"Bangun, Hantu Malas," gumam Ye Chen sambil menepuk pelan pipi halus Feng Jiu.

Feng Jiu mengerjapkan matanya. Bulu matanya yang lentik bergetar.

"Eugh... Tuan..." Feng Jiu menguap anggun, menutupi mulutnya dengan lengan jubah merahnya. "Selamat pagi. Energi Tuan semalam sangat... mengenyangkan. Hamba tidur nyenyak sekali."

"Bagaimana tugasmu?" tanya Ye Chen langsung ke intinya.

Mata Feng Jiu seketika berbinar jahat. Dia terkikik pelan, suara tawanya seperti lonceng angin yang mistis.

"Sukses besar, Tuan. Tuan Muda Zhao Ming itu... mentalnya lemah sekali. Hamba hanya mengirim sedikit ilusi 'pengebirian' dalam mimpinya. Hamba membuatnya bermimpi 'burungnya' dipatok ular berbisa."

Feng Jiu menutup mulutnya menahan tawa. "Dia bangun menjerit jam 3 pagi. Dan menurut penglihatan hamba... dia mengompol di kasur mahalnya."

Ye Chen tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Kerja bagus."

Ye Chen bangkit dari tempat tidur, meregangkan otot-otot punggungnya.

Kretek!

Tubuhnya terasa penuh tenaga.

"Hari ini adalah hari besar. Pesta ulang tahun Ayah Zhao Ming. Aku harus mempersiapkan 'hadiah' terbaik."

Ye Chen berjalan ke kamar mandi. "Siapkan air mandiku, Feng Jiu. Dan carikan aku setelan jas terbaik yang ada di lemari walk-in closet. Aku mau tampil lebih bersinar daripada bintang film malam ini."

"Siap laksanakan, Tuan." Feng Jiu melayang menembus pintu, patuh seperti istri yang berbakti.

Pukul 10.00 Pagi - Gerbang Kampus Universitas Jianghai.

Ye Chen kembali ke kampus bukan untuk belajar, tapi untuk menjemput "pasangan" pestanya.

Dia memarkirkan Lamborghini-nya di tempat biasa. Baru saja dia mematikan mesin, sesosok wanita berlari tergesa-gesa menghampiri mobilnya.

Ye Chen melirik dari kaca spion. Dia menyeringai sinis.

Itu Lin Rou.

Tapi Lin Rou hari ini tidak terlihat sombong seperti kemarin malam. Matanya bengkak (mungkin habis menangis semalaman karena dicampakkan Zhao Ming yang sedang stres), make-up-nya tipis, dan dia mengenakan pakaian yang lebih sopan... gaun putih polos yang dulu sering dipakainya saat masih pacaran dengan Ye Chen, seolah ingin memancing kenangan nostalgia.

Tok! Tok! Tok!

Lin Rou mengetuk kaca jendela mobil.

Ye Chen menurunkan kaca perlahan.

Whirrr...

"Ada apa? Mau minta sumbangan?" tanya Ye Chen datar, tidak menatap wajah Lin Rou. Dia sibuk memainkan ponselnya.

"Ye Chen..." Suara Lin Rou bergetar, dibuat semenyedihkan mungkin. "Sayang... tolong bicara padaku sebentar. Aku mohon."

Ye Chen akhirnya menoleh. Tatapannya dingin, tanpa emosi. "Sayang? Siapa yang kau panggil sayang? Seingatku, kemarin kau memanggilku 'Anjing Miskin'."

Air mata Lin Rou langsung tumpah (aktingnya makin jago). "Itu salah paham! Zhao Ming memaksaku! Dia mengancam akan membunuhmu kalau aku tidak menurutinya! Aku melakukan itu demi menyelamatkanmu, Ye Chen! Hatiku sakit sekali saat harus pura-pura jahat padamu!"

Ye Chen hampir muntah mendengar bualan itu.

[Mata Kebenaran Aktif.]

[Target: Lin Rou.]

[Status Kebohongan: 100%.]

[Isi Pikiran: 'Sialan, ternyata Ye Chen sekaya ini. Kalau aku bisa balikan, aku bisa beli tas Hermes tiap hari. Zhao Ming ternyata pelit dan impoten karena ketakutan semalam. Aku harus merayu Ye Chen kembali!']

Ye Chen tertawa kecil. "Oh? Jadi kau berkorban demi diriku?"

Mata Lin Rou berbinar penuh harap. "Iya! Iya Sayang! Aku masih mencintaimu. Kita sudah 3 tahun bersama, kan? Masa kau melupakan kenangan kita begitu?"

Ye Chen membuka pintu mobil, keluar, dan berdiri menjulang di depan Lin Rou.

Lin Rou langsung memeluk lengan Ye Chen, menempelkan payudaranya dengan agresif. "Maafkan aku ya? Kita mulai lagi dari nol? Aku janji akan jadi pacar yang baik. Nanti malam... aku bisa menginap di tempatmu. Aku akan melakukan apa saja yang kau minta. Gaya apa saja boleh."

Dia berbisik menggoda di kalimat terakhir.

Ye Chen menatap Lin Rou. Tangan kanannya terangkat, menyentuh pipi Lin Rou dengan lembut.

Lin Rou memejamkan mata, mengira akan dicium.

Tapi tiba-tiba, tangan Ye Chen mencengkeram rahangnya dengan kuat.

"Ugh!" Lin Rou kaget.

"Dengar baik-baik, Jalang," bisik Ye Chen, suaranya sedingin es kutub. "Kau pikir aku bodoh? Kau datang padaku bukan karena cinta. Tapi karena kau mencium bau uang di tubuhku."

Ye Chen melepaskan cengkeramannya dengan kasar hingga Lin Rou terhuyung ke belakang.

"Tapi Sayang..."

"Diam!" bentak Ye Chen. "Kau ingin ikut denganku? Boleh."

Wajah Lin Rou cerah kembali. "Benarkah?!"

"Datanglah ke Pesta Ulang Tahun Keluarga Zhao malam ini," kata Ye Chen sambil menyeringai kejam. "Tapi jangan harap kau datang sebagai pasanganku. Kau datanglah sebagai penonton. Saksikan bagaimana aku menghancurkan 'Tuan Muda' kebanggaanmu itu. Dan saksikan..."

Ye Chen menunjuk ke arah gedung fakultas.

"...siapa wanita yang pantas berdiri di sampingku."

Tanpa menunggu jawaban, Ye Chen berbalik dan berjalan meninggalkan Lin Rou yang terpaku bingung.

"Siapa? Siapa yang lebih cantik dariku di kampus ini?!" teriak Lin Rou histeris.

Ye Chen tidak menjawab. Dia berjalan lurus menuju Gedung Dosen.

Ruang Kerja Su Yan.

Su Yan sedang tidak fokus bekerja. Sejak kejadian "pijat mantap" kemarin, pikirannya kacau. Tubuhnya terasa aneh. Ada rasa rindu yang menyiksa... rindu akan sentuhan panas tangan Ye Chen.

Setiap kali dia mencoba memeriksa skripsi mahasiswa, bayangan wajah Ye Chen yang mendominasi selalu muncul.

Cklek.

Pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk.

Jantung Su Yan melompat. Dia tahu siapa itu bahkan sebelum melihat orangnya.

"Ye... Ye Chen?" Su Yan buru-buru merapikan rambutnya, mencoba memasang wajah galak. "Kenapa masuk tidak ketuk pintu?! Sopan santunmu man..."

"Berdiri," potong Ye Chen.

"Hah?"

"Berdiri. Ikut denganku sekarang," perintah Ye Chen.

"Ikut kemana? Saya ada jam mengajar sebentar lagi!" tolak Su Yan, meski kakinya sudah gemetar ingin menurut.

Ye Chen berjalan mendekat, menumpukan kedua tangannya di meja kerja Su Yan, mengurung wanita itu.

"Batalkan kelasnya. Suruh asisten lain untuk menggantikanmu," kata Ye Chen. "Malam ini ada pesta besar. Aku butuh pasangan. Dan saya memilih Ibu."

Wajah Su Yan memerah. "Pasangan? Maksudmu... kencan?"

"Sebut saja begitu. Atau mungkin... tugas dinas asisten dan bosnya?" Ye Chen mengedipkan mata. "Tapi saya tidak bisa membawa Ibu dengan baju seperti ini. Terlalu kaku. Kita perlu 'memperbaiki' penampilan Ibu."

"Apa yang salah dengan penampilanku?!" protes Su Yan.

"Terlalu tertutup," jawab Ye Chen jujur. "Ibu punya tubuh yang indah. Menyembunyikannya di balik baju over-sized ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."

Ye Chen menarik tangan Su Yan. "Ayo. Jangan membantah. Atau perlu saya 'hukum' di sini sekarang?"

Mendengar kata itu lutut Su Yan lemas seketika. Ingatan tentang pijatan kemarin langsung membanjiri otaknya.

"J-jangan di sini..." cicit Su Yan pelan. "Baiklah... aku ikut."

Ye Chen tersenyum puas. Sang Ratu Es sudah mulai jinak.

Pukul 14.00 - Butik Mewah "La Belle".

Ye Chen duduk di sofa tunggu sambil menyeruput kopi espresso. Di depannya, tirai ruang ganti tertutup rapat.

Sudah lima gaun yang dicoba Su Yan, tapi Ye Chen menolak semuanya.

"Ganti. Kurang seksi."

"Ganti. Warnanya jelek."

Su Yan sudah lelah. "Ye Chen! Ini sudah baju keenam! Mau yang bagaimana lagi?!" teriaknya dari dalam ruang ganti.

"Pakai yang baru saja kuberikan pada pelayan toko tadi. Gaun merah maroon backless (punggung terbuka) itu," ucap Ye Chen.

"Itu... itu terlalu terbuka! Belahannya sampai paha atas!" protes Su Yan.

"Atau ibu mau saya masuk ke sana dan memakaikannya sendiri?" ancam Ye Chen santai.

Hening sejenak. Lalu terdengar suara kain dan desahan kesal dari dalam.

Sreeet... (Suara tirai dibuka).

Ye Chen meletakkan cangkir kopinya. Matanya menyipit, lalu perlahan melebar kagum.

Su Yan keluar dengan ragu-ragu. Dia mencoba menutupi belahan dadanya dengan tangan, tapi percuma.

1
book of novel
Dua spasi di awal kalimat.
book of novel
Ini kayaknya typo lagi, ada dia spasi antara titik dan "tapi".
book of novel
Typo, ada dua spasi diantara kata "dan" dan "pasrah".
book of novel
Typo.
book of novel
Ye Chan milf lover jir.
book of novel
Kayaknya dalam kalimat "kayaknya dia masih terlalu memaksakan diri hadir." itu lebih baik jika ditambahkan kata "untuk", di antara "diri" dan "hadir."
book of novel
"Merekah"? Typokah ini?
book of novel
Ini kenapa tiba-tiba Ye Chen tahu cara make kekuatan QI dah?
book of novel
Ada typo dikit.
book of novel
Wkwkw, sama sekali tidak mencerminkan etika pendidikan dan ilmiah yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
book of novel
Kayaknya penggunaan kata "halal" bisa diganti jadi "bersih."
book of novel
Kayaknya ga perlu penjelasan kayak ini bang.
book of novel
Mungkin aku baru saja membaca 5 bab pertama. Entah mengapa, ceritanya akan membosankan jika dibuat seperti in terus-menerus.

Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.

Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.
book of novel
Lagi? Kata yang sedikit tidak umum. Tetapi ini malah membuat aku cari tahu kata itu dan mengetahuinya.
book of novel
Jika sistem benar-benar bisa memberikan kekayaan tak terbatas untuk Ye Chen, bukankah itu akan mengguncang seluruh sistem ekonomi umat manusia?
book of novel
Bang, kalo aku boleh tanya, satu bab novel ini berapa kata?
book of novel
Bang, kenapa menggunakan kata "sintal"? Kan ada kata montok yang lebih umum?
Big Black Cook: 2 hal yang berbeda
total 1 replies
book of novel
Buku? Kayaknya kuku deh.
book of novel: Bang, bisa ga baca novel aku, terus memberikan pendapat dan apa yang harus aku lakukan.
total 4 replies
Rizky Fathur
cepat bantai keluarga lin Dan sektenya dengan cara paling kejam Thor
Gege
waah tulisan.. "dan xue'r pun melepas semua gaunnya membiarkan pakaian dalamnya terpampang jelas di remang remang air laut, mempertonronkan asetnya yang terlihat mwnggairahkan mata cabul".. dihilangkan otornya..
Big Black Cook: Saran yang sangat jenius, nanti saya implementasikan... kalo ada waktu luang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!