NovelToon NovelToon
Lanjut Atau Usai Disini

Lanjut Atau Usai Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / Percintaan Konglomerat / Selingkuh / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dyawrite99

"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.

"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Sayaang, aku mau lihat kamu sentuh diri kamu." Harusnya Nirmala tahu ujungnya akan seperti ini.

Permintaan seperti ini bukanlah yang pertama. Sering kali meminta panggilan video sambil saling memuaskan masing masing.

Keadaan seperti ini kerap mereka lakukan karena seringnya mereka melakukan hubungan jarak jauh.

Kama dan kebutuhan biologisnya tidak dapat dihentikan jika sudah dalam mode on. Laki laki itu memiliki libido yang cukup tinggi. Nirmala sudah tahu sejauh apa kekuatan Kama jika sudah diliputi hasrat.

"Sayaang." Kembali Kama merengek.

Tanpa menjawab permintaan Kama, Nirmala menggerakkan tangannya menuju benda kenyal miliknya. Meremas seraya membusungkan dada miliknya ke arah Kama.

Kama yang disuguhi pemandangan Nirmala yang juga menyentuh dirinya kian membuat Kama bersemangat. Tangannya bergerak aktif pada miliknya sambil memandang Nirmala.

"Sayaang berdiri. Aku mau lihat kamu sepuasnya." Permintaan Kama berikutnya langsung dipatuhi Nirmala.

Nirmala patuh pada permintaan Kama. Kekasihnya itu benar benar aktif menyenangkan dirinya sendiri dengan tetap fokus memandangi Nirmala.

Tidak seperti Nirmala yang menggunakan busa sabun di dalam bathtub, Kama hanya mengisi air tanpa busa sabun sehingga Nirmala bisa melihat secara langsung apa yang Kama lakukan di dalam bathtub.

"Sayaang, I miss so much. Terus sayang."

Keduanya sama sama berjuang menggapai kesenangan masing masing.

"Aahhh." Keduanya meloloskan hela nafas kepuasan setelah sama sama mencapai puncaknya.

"Sayang. Aku semakin ingin ketemu kamu. Gak puas banget cuman begini saja. Aku pengen sentuh kamu sepuas aku." Tutur Kama dengan nafas putus putus.

"Makanya jangan kerja terus." Jawab Nirmala juga sama lelahnya.

"Kamu susulin aku kesini dong. Jangan aku terus yang nemui kamu. Susulin aku ya." Pinta Kama penuh harap.

"Gak bisa sayangg. Aku kan kerja. Kamu tahu itu." Nirmala memainkan busa sabun yang tersisa, mengoleskan ke sepanjang tangannya.

Kama kembali cemberut.

Bagaimana cara membujuk Nirmala. Kama benar benar tidak tahan berjauhan dari Nirmala. Sejak mereka saling mengenal hanya Nirmala yang selalu berada disisinya. Kama selalu menjadikan Nirmala rumah baginya.

Dan perasaan itu sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian Kama. Kama akan selalu mencari Nirmala. Kama butuh Nirmala.

Kama bersandar pada pinggiran bathtub. Ia baru seminggu di Amerika masih ada tiga Minggu lagi waktu kepulangannya. Akan lama sekali jika harus tetap menahan sampai beberapa Minggu lagi.

"Sayang." Panggil Nirmala. Kama dalam mode diam membuat Nirmala terusik ketenangannya.

"Sayang. Nanti aku cari waktu buat ke sana tapi aku gak bisa janji ya." Nirmala mencoba membujuk Kama.

Kama langsung duduk tegak. Wajahnya diliputi senyum senang.

"Kamu jangan cuman omong doang ya sayang. Omongan kamu bakal aku tagih nanti." Kama memastikan supaya Nirmala benar benar berupaya mencari waktu untuk menyusulnya.

"Iya iya. Kamu juga jangan macam macam disana selagi aku disini. Awas kamu." Ancam Nirmala.

"Iya sayang. Gak bakalan macam macam." Jawab Kama sambil tersenyum. Senang permintaannya dikabulkan Nirmala. "Makasih ya sayang. Makasih juga servis yang tadi." Kama meletakkan lengan dibelakang kepalanya. Hatinya senang. Berbicara dan melihat Nirmala saat ini membuat Kama diliputi kebahagiaan.

"Makasih aja gak cukup." Gerutu Nirmala.

"Terus mau apa sayang. Bilang sama aku." Tanya Kama penasaran. Pasalnya Nirmala jarang sekali meminta sesuatu, padahal Kama akan selalu mengupayakan semua keinginan Nirmala.

'Mau dinikahin.' Jawab Nirmala dalam hati.

Akhir akhir ini Nirmala dilanda rasa keinginan untuk menikah. Melihat kebanyakan teman temannya sudah melangsungkan pernikahan membuat Nirmala iri. Apalagi ia juga bekerja membantu pasangan membuat acara pernikahan membuat Nirmala terbayang seperti apa pesta pernikahan yang Nirmala impikan.

"Kok jadi melamun. Lagi ngelamunin apa sih sayang." Tanya Kama.

"Gak ada. Gak jadi." Nirmala tidak mau memberitahukan keinginannya. Ia berharap Kamalah orang pertama yang akan memintanya untuk menikah bukan karena Nirmala duluan yang meminta dinikahi. Nirmala selalu siap jika Kama meminta sebuah pernikahan. "Gimana kerjaan kamu. Lancar?"

Kama merasa Nirmala sedang mengalihkan pembicaraan. Bertanya soal pekerjaan setelah mereka baru melakukan hal hal intim membuat Kama tidak bersemangat. Kama tidak suka membahas pekerjaan. Karena ketika ia bersama Nirmala apalagi saat mereka sedang melakukan hal intim membuat suasana menjadi tidak romantis lagi. Kama ingin keintiman sekarang bukan membahas pekerjaan.

"Kerjaan aku lancar sayang. Kamu gak usah bahas kerjaan. Aku cuman mau tahu kamu gimana. Happy atau tidak. Atau ada hal yang kamu mau, bilang aja sayang biar aku wujudkan."

"Gak ada sayang." Jawab Nirmala singkat.

"Mau apa sayang. Kamu tinggal bilang. Atau kamu mau beli sendiri nanti uangnya aku kirim ke kamu." Kama tetap memaksa.

"Gak usah sayang. Beneran. Aku lagi gak ingin apa apa. Aku tuh lagi fokus dikerjakan jadi sekarang lagi gak kepingin apa apa."

"Benar ya. Kamu kalau mau apa apa dan ingin apapun kasih tahu aku saja. Semua hal yang kamu mau pasti bakal aku wujudkan sayang." Kama berkata sungguh sungguh.

"Iyaa."

"Sekarang kasih aku senyum kamu." Pinta Kama.

Nirmala mengabulkan permintaan kekasihnya itu.

Kama dan Nirmala menyelesaikan mandi mereka namun tetap dalam panggilan video. Video itu selesai setelah Kama telah siap pergi ke kantor.

"Sayang nanti malam aku ada acara party ulangtahun. Kalau aku belum angkat telpon kamu jangan marah marah ya. Aku sudah kasih tahu alasannya."

"Iya. Kan yang suka marah marah itu kamu ya. Jangan suka memutar balikkan fakta."

"Aku marah karena kangen sayang."

"Dih, udah ah. kerja sana kamu. Cari uang yang banyak."

"Aku sudah cari uang banyak sayang tapi kamunya yang gak suka abisin uang aku."

"Karena aku juga punya uang sayangku. Udah ah. Aku matiin videocallnya. Bye sayang."

"Oke, bye.. love you sayang."

"Love you more. Muach." Nirmala menutup panggilan video mereka dengan memberi kecupan dilayar handphone miliknya.

Kama tersenyum mendapat kecupan jarak jauh Nirmala. Kekasihnya itu selalu membuat Kama gemas.

***

Sesuai perkataan Kama pada Nirmala bahwa ia akan pergi ke pesta acara ulangtahun Selena teman Juwita. Tadi Kama hanya berkata jika ia pergi ke pesta ulangtahun saja. Kama tidak menjelaskan dimana dan dengan siapa ia pergi nantinya.

Bagi Kama ia sudah berkata benar. Ia memang akan pergi ke acara tersebut dan juga jika Kama menjelaskan detail nya tentu Nirmala akan marah. Apalagi Kama nantinya ditemani Juwita yang notabene adalah seorang perempuan di acara tersebut. Bisa bisa terjadi kesalahpahaman nantinya. Dan Kama tidak mau terjadi pertengkaran diantara mereka.

"Bos. Malam ini jadi party? Gue mesti ikut atau gimana." Dirga dengan mode teman. Jika begitu Dirga akan berbicara informal jika sudah dalam mode teman.

"Tidak perlu lagian kami hanya ke pesta ulangtahun saja." Kama tetap dalam mode kerja. Kama fokus melihat berkas berkas yang sedang ia baca.

"Gak bahaya ta." Tanya Dirga.

"No. Saya bisa handle sendiri nanti malam."

"Ya sudah kalau begitu. Saya permisi bossku." Dasar Dirga. Kadang Kama merasa Dirga cukup kurang ajar padanya. Kadang ia tetap santai saja jika Dirga bersikap seenaknya saja layaknya teman biasa.

Kama memaklumi dan membiarkan sikap santai dan terbuka Dirga pada dirinya. Sayang tenaga dan waktu kalau mau mencari sekretaris baru apalagi Dirga sudah banyak memegang rahasianya.

****

Kama sudah siap dan rapi. Kama mengenakan pakaian rapi namun tetap casual. Mengingat pesta tersebut ternyata diadakan disebuah club malam.

Malam ini Kama akan pergi bersama Juwita. Maka dari itu Kama menjemput perempuan itu untuk pergi bersama.

Sesampainya mereka di dalam area club mereka sudah disambut oleh beberapa teman Juwita yang juga baru sampai.

Tampilan Juwita malam ini juga sangat menawan dengan dress hitam yang menutupi tubuh rampingnya hingga setengah paha. Perempuan itu cukup sexy mengenakan pakaian tersebut. Pakaian yang dikenakan Juwita adalah mini dress ketat yang melekat sempurna pada tubuh rampingnya.

"Hai Juwi."

"Hai guys." Sambut Juwita heboh. Kama mulai mengenal karakter Juwita yang heboh dan selalu menjadi pusat perhatian teman temannya.

Memasuki club Kama dan Juwita disambut kembali oleh teman teman Juwita yang lain. Kama banyak diperkenalkan pada teman teman perempuan Juwita maupun laki laki.

Setelah banyak menyapa serta bertemu teman teman Juwita akhirnya mereka menghampiri Selena selaku sang empu acara.

"Happy birthday Selena." Ucap Juwita sambil memeluk dan seolah mencium kanan kiri pipi Selena.

Kama juga mengucapkan selamat kepada Selena.

Setelah berbincang dengan Selena, Kama dan Juwita memilih memisahkan diri. Mereka duduk berdua saling berbincang ditemani minuman yang sudah mereka pesan sebelumnya.

Hingar bingar musik semakin kencang membuat keduanya diliputi kesenangan.

Juwita sudah mulai berjoget dilantai. Juwita sudah cukup banyak minum begitu juga Kama.

Namun Kama cukup punya kesadaran karena memang ia memiliki toleransi tinggi terhadap minuman beralkohol jadi Kama tidak mudah untuk mabuk.

"Kama ayo bergabung disini. Kita menari bersama."

Juwita menarik Kama untuk berjoget bersama dirinya. Setiap suara hentakan musik membuat Juwita semakin bersemangat menggerakkan tubuhnya.

Kama juga menikmati lantunan musik DJ disana menyeimbangkan Juwita yang sedang berjoget menikmati musik.

Keduanya diliputi kesenangan dengan saling berjoget menikmati musik.

Juwita dengan aktif bergerak. Menunjukkan setiap gerakan lincahnya pada Kama. Juwita sering kali menempelkan dirinya pada Kama.

Seperti sekarang, Juwita berjoget membelakangi Kama dan menempelkan tubuh belakangnya pada Kama. Kama pun sama menikmati musik dan setiap sentuhan Juwita.

Keduanya menempel dan bergerak seirama musik. Juwita kemudian membalik badannya menghadap Kama. Kedua lengannya ia letakkan dipundak Kama sambil terus berjoget.

Juwita sedikit oleng karena gerakannya yang lincah membuat Kama dengan sigap memegang kedua sisi pinggang Juwita.

Juwita yang diperlakukan seperti merasa senang seraya memberi senyum manis pada Kama.

Keduanya tidak ada yang berbicara hanya tatapan keduanya yang saling bertemu pandang.

Juwita yang terhipnotis moment keduanya yang begitu dekat mencoba mencium Kama.

Wajahnya perlahan mendekat pada Kama. Dengan perlahan-lahan Juwita mencoba menyatukan kedua bibir mereka. Hati Juwita begitu berdebar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!