The Vampire Prince's Forbidden Love
"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."
Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.
Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengembalikan Pohon keabadian tetap hidup
Di sebuah balkon atas kastil, tepat berada di bawah sinar rembulan , Yong Jian dan Luna berdiri di tengah lingkaran cahaya bulan yang memancar lembut. Ritual ikatan darah yang mereka lakukan adalah satu-satunya cara untuk melindungi Luna dari ancaman vampir lain yang mengintai di kegelapan. Yong Jian, seorang pangeran vampir dengan kekuatan luar biasa, tahu betul risiko yang dihadapinya. Namun, cinta dan rasa tanggung jawabnya terhadap Luna lebih besar dari rasa takutnya.
Dengan tangan yang bergetar, Yong Jian meraih telapak tangan Luna. Ia menggoreskan luka kecil di telapak tangannya, dan dengan hati-hati, ia melakukan hal yang sama pada Luna. Darah merah pada Luna dan Darah biru miliknya mengalir, membentuk dua garis merah dan biru yang berkilau di bawah sinar bulan.
Ketika telapak tangan mereka saling bertempelan, darah mereka menyatu, menciptakan ikatan yang tak terputus. Dalam momen itu, Yong Jian merasakan kekuatan magis mengalir di antara mereka, seolah-olah dunia di sekitar mereka berhenti sejenak.
Namun, ritual ini tidak tanpa konsekuensi. Di kejauhan, Pohon Keabadian, yang menjadi sumber kehidupannya sebagai calon raja Vampir, mulai layu. Daun-daunnya yang hijau segar perlahan menguning, menandakan bahwa sesuatu yang kelam sedang terjadi. Yong Jian merasakan sakit yang tajam menjalar di seluruh tubuhnya, seolah-olah kekuatan hidupnya tersedot oleh pohon yang seharusnya melindungi mereka.
Sementara itu, Liora, sahabat Yong Jian, berdiri di tepi hutan, merasakan ketidakberdayaan. Ia telah berbuat salah dan ingin meminta maaf kepada Yong Jian, tetapi rasa malu dan ketakutannya menghalanginya. Ia tahu bahwa Yong Jian sedang memadu kasih dengan gadis itu, dan ia merasa bersalah karena telah mengutuknya. Dalam hatinya, Liora berdoa agar Yong Jian selamat, berharap ia bisa menemukan keberanian untuk kembali berteman dengan nya.
Hari-hari berlalu, dan Yong Jian semakin menderita. Gejala-gejala yang dialaminya semakin parah, pendarahan dari luka di telapak tangannya tidak kunjung berhenti, dan kekuatan yang biasanya mengalir dalam dirinya kini terasa lemah. Namun saat Luna mendekatinya, ia selalu saja menyembunyikan penyakit nya.
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar cerah, Yong Jian memutuskan untuk pergi ke Pohon Keabadian. Ia ingin mencari cara untuk menyelamatkan Luna dan dirinya sendiri. Dalam perjalanan, ia merasakan setiap langkahnya semakin berat, tetapi tekadnya tak tergoyahkan. Di hadapan Pohon Keabadian yang layu, Yong Jian berlutut dan berdoa. Ia memohon kepada para leluhur nya, untuk mengembalikan kekuatan mereka dan menyelamatkan Luna dan pohon keabadian itu tetap hidup. karena ia tidak bisa hidup tanpa cinta dari Luna. Guru besar pun datang menghampirinya.
"Seperti nya kau sudah melakukan hal terlarang yang di takdirkan itu! Kau pangeran vampir, tidak boleh jatuh cinta pada gadis pemilik darah suci itu. Konsekuensi dari itu, tubuhmu akan melemah, di susul oleh kematian yang menanti mu!" ujar guru besar sambil menepuk pundak nya.
Menggunakan kekuatan nya untuk pergi dengan teleportasi, dan kembali duduk di balkon kastil pada malam hari. Ia kembali mengambil secangkir darah segar, dan meminumnya.
Saat itu, Liora akhirnya menemukan keberanian untuk mendekati Yong Jian. Ia berlari ke arahnya, dan tanpa ragu, ia meminta maaf. “*Yong Jian, aku minta maaf atas semua yang terjadi. Aku seharusnya ada di sisimu, bukan menjauh. Tolong, biarkan aku tetap berada di sampingmu*.”
Di dunia vampir yang dipenuhi dengan keajaiban dan misteri, terdapat sebuah pohon legendaris yang dikenal sebagai Pohon Keabadian. Pohon ini bukan hanya simbol kehidupan bagi calon raja Vampir, tetapi juga sumber kekuatan bagi seluruh alam. Namun, saat ini, pohon itu berada dalam bahaya, terancam oleh kegelapan yang merayap dari sudut-sudut tersembunyi dunia.
Yong Jian, seorang pangeran, calon raja vampir, berdiri di depan Pohon Keabadian yang sekarat. Matanya yang tajam menatap Liora, seorang gadis dengan aura hitam vampir yang memancarkan cahaya. Dalam tatapannya, terdapat rasa sakit yang mendalam, namun di balik itu, ada harapan yang tak pernah padam.
“Kau datang tepat waktu, Liora. Aku tidak tahu berapa lama aku bisa bertahan. Aku harus menyelamatkan Pohon Keabadian,” katanya, suaranya bergetar penuh emosi.
Liora, dengan semangat yang membara, mengangguk. Dia tahu betapa pentingnya pohon itu bagi Yong Jian dan seluruh dunia Vampir. Dengan tekad yang kuat, dia mengeluarkan semua energi positif yang dimilikinya. Cahaya dari tubuhnya bersinar terang, mengalir ke arah Pohon Keabadian, seolah-olah menghidupkan kembali harapan yang telah pudar.
Yong Jian, meskipun kelelahan, berusaha mengalirkan kekuatan yang tersisa dalam dirinya. Dia merasakan ikatan yang kuat antara dirinya dan Luna gadis pemilik darah suci.
Sebuah ikatan yang melampaui batasan darah dan ras. Dalam momen yang penuh ketegangan, cahaya terang memancar dari Pohon Keabadian, dan seolah-olah dunia di sekitar mereka bergetar. Energi positif yang mereka gabungkan menciptakan gelombang keajaiban yang mengalir melalui akar pohon, menjadikannya hidup kembali.
Daun-daun yang layu perlahan kembali hijau, dan kekuatan Yong Jian pun pulih. Dia merasakan aliran energi yang kuat, seolah-olah pohon itu berterima kasih atas usaha mereka. Namun, di balik kebahagiaan itu, ada kesadaran yang menyakitkan. Hidup pohon keabadian itu, hanya bersifat sementara, karena Yong Jian dan Luna telah melanggar aturan dari bangsa Vampir. Mereka telah melakukan ritual ikatan darah dan terjebak dalam cinta terlarang yang dilarang oleh hukum.
Ketika mereka menyaksikan Pohon Keabadian yang kembali bersinar, Yong Jian merasakan beban di hatinya.
“Apa yang akan terjadi pada kita, Luna?” tanyanya, suaranya penuh keraguan berkata dalam hati.
“Kalian telah melanggar hukum, dan konsekuensinya bisa sangat berat.” ucap Liora.
Liora menatapnya dengan penuh amarah dan kecewa.
“Kita mungkin tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa berjuang untuk masa depan. Cinta kalian adalah kekuatan yang tidak bisa dihancurkan oleh hukum atau ketakutan. Kalian harus melindungi pohon ini dan melawan kegelapan yang mengancam.” ucap Liora dengan sangat kecewa pada Yong Jian.
Kini ia kembali ke kastil dan menghampiri Luna di kamar pribadi nya. Dengan semangat baru, mereka berdua bersatu, bersumpah untuk melindungi Pohon Keabadian dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dengan cinta dan pengorbanan yang kuat, mereka siap menghadapi segala rintangan.
Saat matahari terbenam, memancarkan cahaya keemasan di antara pepohonan, Yong Jian dan Luna melangkah maju, bersatu dalam misi mereka. Mereka adalah harapan bagi dunia yang terancam, dan bersama-sama, mereka akan berjuang untuk menjaga cahaya yang bersinar dari Pohon Keabadian, meskipun bayang-bayang kegelapan terus mengintai. Meskipun mereka harus menjaga jarak, dan mengubah rasa cinta mereka.