"Ihh... Panas Mas!"
"Sebentar lagi juga dingin, nikmatin aja."
Adelia mengalami insiden yang hampir merenggut nyawanya karena kecerobohan seseorang, bukannya mendapatkan ganti rugi Adelia malah mendapatkan calon suami.
"Kamu enggak perlu khawatir, aku akan bertanggungjawab. Bapakku Penghulu kamu tenang saja."
Maksudnya apa, memangnya kenapa kalau bapaknya pria ini seorang penghulu? kan Adelia hanya butuh ganti rugi bukan calon suami.
"Kenapa, ada yang aneh ya sama saya? Kenapa ngeliatin terus?"
"Kenapa, emangnya gak boleh dilihat gitu?"
"Ck, kalau kamu ngeliatin kayak gitu 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨, 𝙠𝙪𝙢𝙖𝙝𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙗𝙤𝙜𝙤𝙝, 𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙣𝙪 𝙧𝙚𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CABE Bab 2
Berulang kali Adelia menggaruk pipinya yang gatal karena digigit oleh nyamuk, hampir satu jam lewat tiga puluh menit dia duduk diatas batu di tepi jalan menunggu jemputan dari temannya yang tadi dihubunginya.
Sayangnya sudah cukup lama Adelia menunggu jemputan tidak kunjung datang, dia malah mengalami gatal-gatal karena digigit nyamuk. Mobil miliknya tidak bisa di kendarai karena kerusakan dibagian depan juga belakang, kepala Adelia rasanya mau pecah saat melihat kondisi mobil kesayangannya sekarang.
"Den, sampai kapan kita ikut nunggu disini?" Tanya Mang Asep yang terpaksa ikut menunggu bersama Azkha menemani perempuan cantik yang baru saja mereka tabrak mobilnya dari belakang.
Tidak sengaja memang tapi kalau sampai mereka tidak bertanggungjawab bahkan lari itu namanya bukan laki-laki sejati.
"Sampai dia mau saya antar pulang Mang, Mamang lihat tadi kan kalau saya mau ngantar dia pulang daripada nunggu temannya tapi dia enggak mau." Sahut Azkha yang duduk tidak jauh dari posisi Adelia, laki-laki bertubuh besar itu terus saja menatap Adelia dengan lekat.
Entah mengapa pertama kali Azkha melihat perempuan muda itu ada sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, tidak seperti biasanya. Selama ini Azkha merasa dirinya biasa saja kala berinteraksi dengan para perempuan, entah itu muda ataupun matang seusianya tapi untuk kali ini berbeda.
Caranya berbicara, marah-marah dengan mata melotot, bibirnya yang tipis dan merah itu terus saja bergerak saat mengomel semua itu membuat Azkha panas sepanas cabai setan yang baru di panennya hari ini.
"Aaiihhh... Lulu kemana sih? Giliran dibutuhin susah banget dihubungin. Dia enggak tau apa temennya ini lagi kesusahan," Ujar Adelia dengan segala kekesalan yang sedang dia rasakan.
Adelia kembali duduk di batu, matanya yang lelah menatap matahari yang saat ini mulai merangkak naik diatas langit. Suasana disini begitu panas juga sejuk terlebih dirinya tengah berteduh di bawah pohon jati yang lumayan rimbun.
Berharap saja tidak ada ulat yang jatuh.
Tidak jauh darinya Azkha terlihat menyunggingkan senyuman, pria berkulit coklat tembaga itu bangkit berniat untuk mendekati perempuan galak yang masih belum jinak tersebut. Azkha sepertinya mau mengambil resiko kalau nanti perempuan ini melemparnya dengan sandal atau kayu karena kesal.
"Mau aku antar pulang saja? Kayaknya teman kamu kejebak macet bakalan lama sampainya. Urusan mobil biar aku yang urus, mobil kamu bisa kamu ambil setelah selesai diperbaiki nanti." Ucap Azkha saat posisinya sudah dekat dengan Adelia.
laki-laki matang itu tersenyum tipis, begitu ramah dan manis. Tapi sayangnya Adelia tidak suka melihat senyumannya, dia masih kesal dengan kejadian tadi.
Kalau saja mobil milik anak buah laki-laki ini tidak-, tunggu? Kenapa rasanya di dalam pakaian ada yang bergerak-gerak, rasanya tidak nyaman dan geli.
Adelia seketika bangkit, dia kembali merasakan pergerakan tersebut. Kedua matanya melotot karena takut dan geli, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang selain terdiam.
"Kenapa? Kamu baik-baik saja kan, apa kepala kamu sakit gara-gara tadi? Ayo kita ke dokter, kamu harus diperiksa!" Azkha yang melihat keanehan diwajah Adelia berusaha untuk bertanya dan membujuk.
Tapi perempuan cantik bermata bulat itu sama sekali tidak merespon selain melotot dengan ringisan seperti ketakutan.
"Kamu kenapa, ada yang sakit?" Tanya Azkha lagi, kali ini dia semakin mendekat pada Adelia untuk memastikan kalau perempuan muda itu baik-baik saja.
"Kamu-,"
"Ada yang masuk ke baju aku! Itu pasti ulat, aaaakkkhhhh.... buang buang buang!" Adelia memekik keras seraya melompat tidak beraturan kearah laki-laki yang tidak jauh darinya. Karena reflek juga ketakutan yang sedang dialaminya Adelia tidak sadar kalau dia malah memeluk tubuh besar Azkha, bahkan sampai melompat naik kala merasakan gerakan geli yang mulai terasa gatal di area punggung juga pinggangnya yang terlihat karena kaos pas bodi yang dikenakannya terangkat saat dia memeluk kencang leher laki-laki matang didekatnya.
Azkha sendiri yang memang tidak menyangka akan mendapatkan pelukan dibuat terkejut hampir saja terjungkal kebelakang kalau saja refleknya tidak bagus. Kedua matanya berkedip cepat, berusaha mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.
Dia dipeluk erat oleh perempuan yang baru dikenalnya sampai menggendong perempuan tersebut dihadapan banyak pasang mata, Azkha yakin setelah ini akan ada banyak gosip yang beredar tunggu saja.
bener ga tuh bahasa sundanya, kak def zeyeeennnnnkkk?
wong solo ajar basa Sunda gegara novel kakak nih /Grin//Grin//Grin/
MasyaaAllah... bang azkha bener² bkin neng adel klepek² n bkin kita yg baca jadi pgn diklepekin juga /Drool//Drool//Drool//Drool/
hadeeuuuuhhhh, si ameledung. jadi orang kok isinya cuman iriiii mulu ama orang lain /Hammer//Hammer//Hammer/
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪🏃🏃🏃
trs jd artis deh....
wahhh... Ais bakalan jd Mama Artis donk..
🤭🤭🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃🏃
hati hati loh...tidur jadi gk nyenyak..hidup jadi GK tentram nnti klu dengki 😁