Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENDERITAAN XAVER
" Argh!!!!!"
Savea yang baru saja menginjakkan kakinya di tempat rehabilitasi segera berlari menuju kamar yang di gunakan oleh Xaver begitu mendengar teriakan Xaver yg begitu keras.
Tubuh Savea menegang di ambang pintu saat melihat kondisi Xaver saat ini. Kedua tangan dan kaki Xaver di ikat di ujung ranjang. Ia terus berteriak kesakitan sambil memberontak minta di lepaskan.
" Lepaskan aku!!! Arghhhh!!! Dokter kenapa rasanya sakit sekali? Aku seperti mau mati. Aku tidak sanggup menahan rasa sakit ini. Dokter!!!" Teriak Xaver begitu menyayat hati.
Beno yang melihat Savea berdiri di depan pintu segera menghampirinya.
" Terima kasih atas kedatangan anda nyonya, silahkan masuk!" Ucap Beno.
Tanpa menjawab, Savea melangkahkan kakinya mendekati Xaver.
" Sakit dokter!!!!" Rintih Xaver, ia belum menyadari kehadiran Savea hingga Savea duduk di samping ranjang.
Dugh..
Xaver menoleh ke arah Savea. " Ka.. Kamu datang menjenguk aku?" Mata Xaver berbinar ketika melihat sosok wanita yang sangat ia rindukan dan sangat ia nantikan kehadirannya kini berasa di depannya.
" Aku datang untuk mendukungmu." Ucap Savea. Ia merasa iba melihat tubuh Xaver yang terlihat kurus, mata kantung menghitam, bibir pucat serta pergelangan tangan yang memerah akibat tali yang mengikatnya.
" A.. aku senang sekali." Ucap Xaver.
" Dokter, bisakah anda melepas ikatan talinya? Sepertinya ikatannya terlalu kencang hingga melukai kulitnya." Ujar Savea menatap terapis yang merawat Xaver.
" Tapi nyonya, tuan Xaver... "
" Saya bisa menjamin dia tidak akan menggila seperti sebelumnya." Ucap Savea.
" Baiklah nyonya."
Ikatan di tangan dan kaki Xaver akhirnya di lepas atas permintaan Savea. Semua orang pun meninggalkan Xaver dan Savea berdua.
" Terima kasih telah membebaskan aku dari siksaan ini." Ucap Xaver menggenggam tangan Savea. Ia merasa sangat bahagia di jenguk oleh Savea. Itu artinya Savea peduli padanya.
" Apa kamu sudah makan?" Entah mengapa justru kalimat itu yang keluar dari bibir Savea. Sadar atau tidak, sepertinya ia telah terjebak dengan permainannya sendiri.
" Aku tidak nafsu makan." Sahut Xaver menggelengkan kepala.
" Tapi aku mau makan kalau kamu yang suapin." Imbuh Xaver menatap Savea.
Savea menghela nafasnya pelan, entah mengapa wajah pucat Xaver terlihat begitu imut di matanya membuatnya tak kuasa menolak permintaan Saver. Savea mengedarkan pandangannya mencari cari kotak makan namun sepertinya tidak ada.
" Tidak ada makanan di sini karena aku selalu membuangnya. Aku akan meminta Beno untuk membelikan makanan untukku. Makanan di sini tidak ada rasa." Ucap Xaver seolah tahu apa yang di butuhkan oleh Savea.
" Oh gitu, oke." Sahut Savea.
Xaver menyodorkan ponselnya kepada Savea, Savea mengerutkan keningnya seolah bertanya untuk apa?
" Kamu telepon Beno dan minta dia untuk membelikan makanan untukku. Sepertinya cacing cacing dalam perutku sudah kelaparan minta di kasih makan." Ucap Xaver nyengir kuda.
Savea tersenyum, ia mengambil ponsel Xaver lalu mencari cari kontak Beno. Setelah ketemu ia pun menelponnya.
" Sudah." Savea mengembalikan ponsel Xaver setelah selesai menelepon Beno.
" Aku senang kamu perhatian seperti ini padaku." Ucap Xaver tak henti hentinya menatap Savea.
" Apa ini menyakitkan?" Tanya Savea.
" Sangat." Sahut Xaver. " Sangat menyakitkan, bahkan rasanya lebih baik aku mati daripada aku sembuh dari obat terlarang itu. Aku merasa seperti telah mendapatkan ajalku." Imbuh Xaver. Ada sesuatu yang menjalar di dalam hati Savea. Namun ia segera menepisnya.
" Tapi semua itu terasa sebelum kedatanganmu. Setelah kedatanganmu semua rasa sakit itu hilang entah kemana. Sekarang aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Kau adalah obat untuk rasa sakit itu. Kau penguat jiwaku. Untuk itu, aku tidak ingin kamu meninggalkan aku." Sambung Xaver mengecup punggung tangan Savea.
Ya, kehadiran Savea bagaikan obat mujarab bagi Xaver. Yang semula ia merasakan sakit yang sangat amat luar biasa, tiba tiba hilang begitu saja. Mungkin itulah yang di namakan keajaiban cinta.
Savea merasa trenyuh dengan setiap kata yang Xaver ucapkan.
" Tidak Rosli! Kau tidak boleh terbawa perasaan seperti ini. Dia musuhmu. Kau harus membalaskan kematian kedua orang tuamu dan hilangnya kesucian dan nyawamu sendiri. Kau harus kuat, kau tidak boleh mundur lagi setelah keberhasilan ada di depan mata. Hutang nyawa harus di bayar nyawa. Kau tidak boleh goyah. Kau tidak boleh masuk perangkapnya. Ingat tujuanmu Rosli! Ingat bagaimana Pratam menyiksa kedua orang tuamu dengan sangat keji. Ingat bagaimana Pratam menembak mereka hilang mereka meregang nyawa di depan mata kepalamu sendiri. Ingat janjimu kepada pemilik tubuh ini. Kau tidak boleh jatuh hati pada Xaver. Kau akan menikah dengan Satya bukan anak baj!ngan ini. Fokus Rosli, fokus!!!" Bisikan bisikan di dalam hati Savea terus mengingatkan ia akan dendamnya kepada Pratam.
" Vea."
Savea tersadar dari lamunannya ketika Xaver menggerakkan telapak tangan di depan wajahnya.
" Ah iya, apa?" Tanya Savea gugup.
" Itu makanannya sudah datang." Ucap Xaver menaikkan dagunya ke arah Beno yang membawa kantong makanan.
" Oh maaf saya tidak sadar kalau anda ada di sini tuan Beno." Ucap Savea.
" Tidak apa apa nyonya. Ini makanan kesukaan tuan Xaver." Ucap Beno memberikan sekantong plastik berisi makanan yang di bungkus sterefoam.
" Terima kasih." Ucap Savea.
" Kembali kasih nyonya." Sahut Beno undur diri.
Savea mencuci tangannya lalu membuka sterefoam makanan tersebut. Rupanya isinya nasi putih, steak beff yang di sertai mixvege serta potongan daging bebek bakar. Ia mulai menyuapkan makanan tersebut ke depan mulut Xaver.
" Apa kamu sudah makan?" Tanya Xaver.
" Sudah tadi, kamu makanlah biar nggak kurus seperti ini." Sahut Savea.
Xaver menganggukkan kepala, dengan patuh ia menerima suapan demi suapan dari tangan Savea. Ia makan dengan begitu lahapnya layaknya orang yang tidak menyentuh makanan selama satu bulan.
Beno yang melihatnya dari kejauhan pun merasa senang.
" Akhirnya tuan Xaver menemukan cintanya. Semoga mereka bisa bersama dan hidup bahagia selamanya. Berkahi mereka ya Tuhan."
**
Savea masuk ke dalam rumahnya, rumah kedua orang tuanya. Ia pulang sore hari karena Xaver tidak mau di tinggalkan. Saat ia sampai di ruang keluarga, ia melihat ayah dan ibunya sedang duduk bersantai di sana.
" Papa, mama." Savea menghampiri keduanya lalu memeluknya seperti biasa. Katanya, itu yang di lakukan Savea selama ini.
" Kamu pulang nak, akhirnya mama bisa memeluk kamu." Ujar Andin.
" Iya ma, maaf baru sempat pulang. Ini aku tadi habis menjenguk Satya sekalian pulang ke sini. Tadi aku juga sempat jalan jalan sambil cari cari lowongan pekerjaan. Barang kali ada yang mau mempekerjakan Vea." Sahut Savea duduk di samping Andre.
" Kamu itu kok malah repot repot cari kerjaan di luar. Usaha papa kamu banyak, apa kamu tidak mau mengelola salah satunya?" Ucap Andin.
" Iya sayang, kamu tidak perlu capek capek kerja di tempat orang. Kamu urus saja jasa travel papa, keuntungannya menjanjikan." Timpal Andre mengelus kepala Savea dengan lembut.
Inilah yang membuat Savea yang sekarang menjadi lebih dekat dengan kedua orang tua Savea yang dulu. Alangkah beruntungnya Savea yang di sayangi oleh Andre dan Andin selama ini. Ia tidak merasa kehilangan kasih sayang seorang ayah dan ibu.
" Kalau urusan itu nanti nanti aja pa, ma. Untuk saat ini aku ingin mengejar karier ku dulu tanpa harus bergantung pada papa dan mama." Ujar Savea.
" Kamu memang anak yang baik, pekerja keras. Semoga semua keinginan dan cita cita kamu di kabulkan oleh Tuhan." Ucap Andin.
" Aamiin, makasih ma." Sahut Savea.
" Savea, ada yang ingin papa tanyakan padamu." Ucap Andre.
" Apa itu pa?" Tanya Savea menatap Andre.
" Sebenarnya kamu ngekost dimana? Teman papa pernah lihat kamu bersama dengan tuan Xaver."
Jeduarrr...
TBC....