NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

"Coba diminum dulu."

Salma menatap sebotol bir yang disodorkan seorang pria di dekatnya, wanita itu menghela nafas berat. "Gila kamu, Brian. Aku mau ke rumah sakit sebentar lagi. Aku pusing, makanya kemari."

"Ke apartemenku untuk apa? Minum tidak, tidur denganku juga tidak?" tanya Brian terkekeh sinis, sembari menyesap rokoknya.

Salma meremas surainya merasa frustasi, "Aku bertengkar hebat dengan Zayad. Sampai membuat puteri kami pingsan."

"Sudah puluhan kali, kamu mengatakan itu..Salma."

"Iya..aku ini hanya ingin cerita!"

"Lantas? Mau cerai?"

Salma menggeleng pelan, "Nggak, jangan sampai itu terjadi. Aku bisa jatuh miskin jika cerai dari Zayad."

Brian tersenyum miring, meniupkan asap rokoknya pada wajah Salma, "Lalu..mau berubah jadi istri soleha?" sindirnya.

Salma menatap Brian dengan kesal, wanita itu mengibaskan tangannya, "Serius sedikit, Brian."

Brian tertawa renyah, "Jangan sampai kalian cerai. Rugi besar kamu, Salma. Zayad itu tambang emas untukmu. Jika tidak ada dia, siapa yang menutupi kasus korupsi di perusahaanmu? Benar, kan? Beruntunglah memiliki suami yang kaya raya, uang bulanannya untukmu saja sampai bisa menutupi angsuran atas penggelapan dana yang kamu lakukan. Demi, kepentingan pribadi!"

Salma menatap Brian dengan tajam, "Aku? Lupa ya, kalau kamu juga pake uang penggelapan itu. Jangan sok lupa!"

"Eits..aku kan diajak. Sama sekali bukan rencanaku awalnya. Kamu yang jerat aku." Brian menyentuh dagu Salma, menatap wanita itu dengan lekat. "Katanya kesepian, suaminya membosankan. Yang dibahas yang agama saja. Tidak hebat juga saat di atas ranjang. Lupa ya, semua yang kamu katakan padaku? Sampai kita memiliki hubungan gelap sedalam ini."

Salma menelan ludah kasar, yang dikatakan Brian memang benar seluruhnya. Salma kembali meremas surainya, ia terlihat kebingungan saat ini. "Aku emosi sekali karena Naura. Jadi tidak bisa menahan amarahku. Bagaimana ini? Sepertinya Zayad marah besar, aku takut dia menceraikanku."

"Sudah, jangan berpikiran terlalu jauh begitu. Coba saja dulu temui dia, dan berubah lah. Minta maaf pada suamimu. Dia kan alim, pasti langsung luluh hatinya."

Salma menarik nafas yang dalam, ia pun mengangguk mengerti. Wanita itu berdiri, "Baiklah, aku pulang dulu jika begitu. Lalu pergi ke rumah sakit. Bajuku jadi bau asap rokok karenamu, Brian. Nanti Zayad curiga lagi."

Brian terkekeh sinis, "Hm, pergilah dan temui suami dan puterimu. Selamat berjuang, sayang."

Salma menghela nafas berat dan tersenyum tipis, wanita itu mencium pelan sebelah pipi Brian, "Bye. Besok bertemu lagi di kantor."

Brian mengangguk tenang, "Ok."

Salma pun pergi dari apartemen pria itu. Brian terkekeh kembali dan menggeleng kecil, "Wanita bodoh." lirihnya.

* * *

"Kamu yang tidur di dalam, jaga Maryam ya? Aku akan tidur di luar." tutur Zayad.

"Kamu saja ya, kak. Kakak kan papanya, nanti Maryam nyariin."

Zayad tersenyum getir dan menggeleng, "Maryam lebih butuh kamu, Naura."

Naura menatap Zayad dengan sendu, ia pun mengangguk, "Baiklah, kak. Aku di dalam yang menjaga Naura jika begitu."

"Hm, panggil aku jika butuh sesuatu. Aku di kursi tunggu ini saja."

"Baik, kak."

Naura masuk ke dalam ruangan rawat Maryam, sementara Zayad kini duduk di kursi depan kamar tersebut. Begitu Naura masuk, Maryam terlihat masih tidur lelap efek obat yang diberikan dokter. Naura menatap keponakannya tersebut dengan sendu. Ia usap lembut kepala Maryam, dan mencium kening anak itu.

"Sehat-sehat ya, nak. Maryam jangan sakit lagi. Aunty sedih, nak. Maryam harus jadi anak yang kuat, harus sehat."

Naura terus menggenggam tangan mungil Maryam. Gadis itu pun naik ke atas ranjang pasien dan tidur di sebelah Maryam. Maryam seolah menyadari kenyamanan ini, melalui hangatnya pelukan dan aroma tubuh Naura.

"Aunty Naura." lirihnya di dalam tidurnya, anak itu tersenyum tipis dan tidur dengan nyaman bersama Naura.

* * *

Zayad duduk dengan menunduk, ia memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian, pria itu sedikit tersentak mendengar langkah kaki terburu-buru dari sepatu high heels. Sosok Salma datang mendekat dengan membawa satu tas cukup besar dan terlihat wajahnya begitu khawatir.

Namun anehnya, wanita itu terlihat segar seperti baru selesai mandi. Bahkan aroma parfumnya begitu menyeruak indera penciuman Zayad saat istrinya sudah berada di dekatnya saat ini. Zayad menautkan alis menatap Salma.

"Mas, bagaimana kondisi puteri kita? Ini mas, aku bawakan baju-baju Maryam. Semua keperluannya ada di dalam tas ini. Belum ada kan bawa apapun tadi? Dimana dia, Mas? Di kamar yang ini, ya? Aku mau lihat puteriku, Mas."

Zayad sampai tertegun menatap Salma. Wanita itu kemudian menyadari sesuatu untuk segera minta maaf pada Zayad. Salma duduk di samping Zayad dan menatap suaminya dengan sendu, "Maafkan aku ya, Mas. Aku salah tadi, karena terlalu emosi. Soal Naura tadi, aku benar-benar minta maaf. Tidak akan aku ulang lagi, Mas."

Salma memeluk Zayad, pria itu hanya diam dengan ekspresi datarnya dan tanpa membalas pelukan sang istri. Salma kemudian mengurai pelukan dan berdiri, "Aku masuk dulu, Mas. Mau lihat Maryam sebentar, sama letakkan tas ini. Setelah ini, kita pesan hotel saja di depan rumah sakit ini, Mas. Kita tidur disana saja, lagian kan disini ada perawat yang full dua puluh empat jam bisa nemeni Maryam. Aku gak nyaman tidur di rumah sakit."

Zayad terhenyak, "Astagfirullah." lirih pria itu dengan hati yang kembali mencelos perih.

Zayad menarik nafas dalam, ia mencoba bersabar. Tidak mungkin juga ia harus bertengkar lagi di rumah sakit seperti ini. Sementara Salma, langsung menuju pintu begitu saja dan membukanya langsung. Zayad tahu, akan ada keterkejutan tentunya. Ia hendak menahan sang istri, namun tentu percuma saat Salma menatap Naura tidur di samping Maryam.

"Naura?!" ucapnya sedikit lantang.

Naura yang sempat tertidur, kini tersentak kaget. Gadis itu bangkit dan membenarkan hijabnya. Naura menatap Salma dengan ekspresi terkejutnya, "Kak Salma?"

Salma seketika tentu merasa geram, namun ia juga menahan diri untuk meledak-ledak lagi. Walaupun sejujurnya, ini sudah di ubun-ubun rasanya. Baru tadi ia bertengkar hebat karena seorang Naura. Dan kini, ia bahkan harus melihat Naura bersama puterinya. Rahang Salma mengeras dan nafasnya memburu, kedua tangannya pun mengepal erat.

Zayad memegang sebelah bahu Salma, "Tahan emosi, kamu. Maryam butuh Naura. Jika mau buat malu disini, sebaiknya pergi sekarang juga!" tekan Zayad.

Salma menatap Zayad dengan wajah syoknya, "Untuk apa dia disini?" tanyanya sinis, penuh penekanan.

"Aku yang panggil. Puas kamu?"

Salma tentu semakin emosi, namun ia menahannya sekuat mungkin. Salma kini justru tersenyum dengan ekspresi yang terpaksa. Wanita itu masuk ke dalam, mendekat ke Naura.

"Kamu disini, Naura?" tanyanya ramah.

Naura mengangguk kecil, ia turun dari ranjang, "Iya, kak. Kak Salma mau nginap disini, ya? Ya sudah, jika begitu Naura tidur di luar saja kak. Kak Salma sama kak Zayad bisa tidur di dalam. Naura izin nunggui Maryam ya kak? Sampai Maryam sadar, Naura ingin lihat langsung kondisinya."

Salma tersenyum tipis, "Ya sudah, kamu disini saja jaga Maryam. Aku nginap di hotel depan, nggak biasa aku tidur di rumah sakit. Sudah ya, ini tas isinya perlengkapan Maryam. Aku yang bawakan tadi."

Salma berbalik, pergi begitu saja. Ia menatap Zayad sekilas, "Mas, ayo kalau mau ikut nginap di hotel."

Zayad menggeleng, "Tidak, aku tidur di depan kamar ini saja."

Salma mengangguk santai, "Ya sudah."

Wanita itu pun melenggang pergi, bahkan tanpa menanyakan kondisi puterinya tersebut. Menatap Maryam pun tidak ia lakukan. Air mata Naura seketika mengalir, Zayad menatap Naura dengan sendu.

"Ya Allah." lirih Naura, atas sikap sang kakak.

* * *

1
Dila Dilabeladila
berarti yg anak haram itu c salma bukan naura dunk.bahkan salma gak berhak akan harta bapknya naura.issss
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!