Shasy yang sudah menjalani pernikahannya selama dua tahun,harus menabahkan hatinya saat sang mertua dan kerabat menghinanya Mandul. Karena keadaan yang membuatnya stres dan merasa tersakiti. Sashy yang sedang kalut dan rapuh memilih untuk bersenang-senang bersama temannya. Hingga dirinya terjebak dengan pria yang membuatnya melampiaskan amarah dan kecewanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sampainya di basement Sahsy menghentikan langkahnya, membuat Arga ikut berhenti dan menoleh kebelakang.
"Ada apa?" Tanyanya yang melihat Sahsy berdiri diam.
"Pak, sayakan bawa mobil sendiri. Bapak duluan saja." Ucapnya dengan diiringi senyum ramah agar Arga mengijinkan.
"Jadi kamu memilih kembali bertemu dengan calon mantan suami kamu lagi." Mata Arga memicing menatap Sahsy yang mendelikkan matanya.
"Mana bisa begitu, saya akan menghindarinya." Balasnya dengan nada kesal.
"Kalau begitu masuk ke mobil! Pria itu pasti masih menunggu mu." Arga membuka pintu mobilnya agar Sahsy masuk.
Namun wanita itu masih saja diam membuat Arga kehilangan kesabaran. Rasa kesalnya belum reda saat melihat Fatur berada di ruangan yang sama dengan Sahsy tadi. Hanya berdua dan Arga tidak tahu berapa lama mereka di sana. Meskipun terkesan berlebihan tapi Arga memang tak suka. Melihat wanitanya berdua dengan pria lain siapapun itu. Ya sejak malam panas dan pertemuan kedua mereka, Arga sudah melabel'i Sahsy sebagai wanitanya.
"Terserah!"
Brak!!
Arga menutup pintu keras-keras sampai membuat Sahsy terlonjak kaget. Apalagi pria itu sudah masuk lebih dulu dan menghidupkan mesin mobil.
Melihat Arga yang sepertinya marah, Sashy pun takut. Ia segera masuk dengan jantung berdegup kencang. Mobil berjalan namun tak ada suara dari keduanya, hingga saat melewati lobby perusahaan Sashy bisa melihat Fatur masih di sana. Dan ternyata Arga benar, pria itu masih menunggunya.
Sashy memiringkan kepalanya untuk melihat Arga, namun wajah pria itu terlihat datar tanpa ekspresi lurus kedepan, membuat Sahsy jadi merasa bersalah dan bingung, Sashy memilih diam dengan pandangan menatap luar jendela.
"Kapan kalian akan bercerai!"
Selama beberapa saat keheningan mendominasi keduanya, dan suara Arga lebih dulu terdengar membuat Sahsy menoleh pada pria yang juga sedang menatapnya. Karena mobil berhenti tepat di lampu merah.
"Aku sudah mengirimkan suara cerai, tapi dia tidak mau tanda tangan." Sashy mende sah kasar.
"Biar pengacara ku yang urus, itupun jika kamu memang benar-benar bersedia bercerai."
Arga kembali menjalankan mobilnya saat lampu sudah hijau. Sashy hanya bisa diam. Dan Arga tak lagi bicara.
Sejujurnya banyak kenangan manis yang mereka ciptakan berdua. Sashy dan Fatur dua orang yang saling mencintai. Awalnya Sahsy tak pernah ambil hati saat ibu mertuanya selalu mempertanyakan soal kehamilan, karena mungkin memang belum waktunya, dan suaminya selalu membelanya. Tapi lambat laun ibu mertuanya semakin menuntut seolah memiliki anak adalah proses seperti menggoreng pisang. Dan Sashy semakin tidak tahan saat Fatur mulai ikut menekannya dan pada akhirnya pria itu memilih wanita lain untuk membendung anaknya. Sashy membenci perselingkuhan, dan yang Fatur lakukan sudah membuatnya sakit hati, cinta yang pernah ia miliki seolah ikut hancur saat tahu suaminya mengkhianatinya.
"Sudah sampai."
Sashy tersadar dari lamunannya saat suara Arga menginterupsi, wanita itu melihat kesekeliling dan ternyata berada di basement apartemen nya.
"Terima kasih pak." Ucapnya dengan tulus.
Klek
Klek
Namun saat akan keluar pintu mobil masih terkunci, membuat Sahsy menatap Arga yang masih menatap lurus kedepan.
"Pak." Cicit Sahsy menatap Arga.
"Katakan, apa kau begitu berat meninggalkan pria brengsek itu."
Sashy mematung, bukan karena ucapan Arga. Tapi melihat wajah Arga yang seperti menyimpan sebuah kemarahan.
"Apa maksud bapak?"
Arga terkekeh kecil, "Sejak awal aku sudah menawarkan bantuan padamu, tapi kau justru menegaskan jika aku tidak perlu ikut campur dalam masalah rumah tangga mu. Sashy apa bagimu kebersamaan yang kita lewati saat malam panjang tidak berarti apapun!"
Arga menatap Sashy tajam dan dalam, seolah mampu menembus relung hati Sahsy yang paling dalam.
Wanita itu gelagapan, bibirnya terasa kelu bergerak namun tak ada suara.
"Kau tau! Aku tidak pernah bersama wanita manapun kecuali dirimu. Dan sialnya kau adalah seorang wanita bersuami." Arga tertawa sumbang. "Aku terjebak dengan wanita yang sudah menikah." Katanya lagi dengan suara yang mampu membuat perasaan Sahsy campur aduk.
Klik
"Turunlah, aku masih ada urusan." Ucap Arga tanpa menoleh pada Sahsy.
Sashy yang belum mampu berkata hanya bisa menurut, turun dari mobil Arga hingga mobil itu menghilang dari pandangannya.
Ada rasa sesak dan sesal dalam hatinya, hanya saja Sahsy tak bisa membiarkan rasa itu terus berada. Arga pria yang memiliki masa depan panjang, pria lajang dengan segudang prestasi.
Sedangkan dirinya?
Sashy berkecil hati mengingat hancurnya rumah tangganya hanya karena ia tak bisa mengandung, lalu bagaimana dengan Arga jika bersama dirinya. Ia akan mengalami sakit hati yang sama, dan Sahsy tida ingin menghancurkan masa depan Arga hanya karena menuruti keinginannya, bayak hal yang Sashy pikirkan. Bukan berarti dia tidak ingin lepas dari Fatur. Tapi Sashy takut jika dia membuat masalah baru dalam hidup Arga.