Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Viola keluar dari kamarnya, dia sebenarnya cemas dengan Alca sejak kemarin saat dia tiba-tiba memeluknya dan air matanya menetes di lehernya. Dia heran dan masih tidak paham dengan apa yang terjadi kepada kakaknya itu, dan sejak sampai tadi Alca juga belum keluar dari kamarnya.
“Dia baik-baik saja kah?” gumam Viola dengan heran.
Dan Alca hanya diam di kursinya sambil melihat fotonya dengan Rahel yang masih disimpan di dompetnya. Alca sampai sekarang masih tidak percaya jika orang pertama yang membuatnya jatuh cinta, dan wanita kedua yang telah memberikan ia kekuatan kini meninggalkannya. Alca tersenyum dengan sini, lalu dia ingin meremas foto itu dan membuangnya tapi dia tidak sanggup untuk melakukan itu. Dan Alca menaruhnya di dompet lagi.
Alca berganti pakaian, ia memakai kaos hitam polos dengan jaket kulit yang ia beli dari Italia, jaket itu terlihat sangat mahal. Alca bersiap untuk keluar, dan saat dia membuka pintu dia terkejut tiba-tiba Viola yang hampir jatuh karena pintu itu terbuka.
“Eh..he.he.he..kak Alca hai..” sapa Viola dengan tersenyum malu, lalu ia berdiri dengan tegak. Sedangkan Alca hanya diam dan menatapnya dengan wajah malas.
“Pergilah!” ucapnya dengan datar lalu dia turun dari tangga dan keluar dari rumah.
Viola bernafas dengan lega karena tidak kena omel Alca, “Kemana dia pergi…wangi banget..mana ganteng banget lagi..” gumam Viola dengan heran.
.
Alca pergi naik motor untuk melepas stressnya, dia mengelili kota, berhenti untuk makan siang, setelah itu ia lanjut lagi, dan saat malam tiba ia pergi ke clubbing. Alca melepas stressnya di tempat itu tapi tetap saja dia tidak mau bergabung dengan siapapun, dia hanya ingin minum sendirian.
“Hai..kenapa sendirian aja disini?” tanya seorang wanita cantik yang berpakaian sangat mini itu.
Alca tersenyum kecil, “Mau menemanikah?” tanyanya.
Wanita itu tersenyum dan dia menempelkan dirinya ke Alca lalu ia merangkul leher Alca, “Bolehkah?” goda wanita itu.
Alca tersenyum, wanita itu ingin mencium bibir Alca tapi…
“Kak Alca!” panggil Viola.
Mereka berdua menoleh ke arah belakang, dan Alca terkejut melihat Viola bisa masuk di tempat ini.
“Siapa?” tanya wanita itu dengan heran.
Viola yang lebih terkejut melihat Alca yang sedang berpelukan bahkan hampir berciuman dengan wanita itu, dan dia begitu heran wanita itu memakai pakaian yang sangat sexy.
“Lain kali saja.” ucap Alca sambil tersenyum, wanita itu tersenyum lalu ia pergi meninggalkan mereka.
“Kak Alca, tempat apa ini kenapa remang-remang sekali lampunya..mau mati lampu kah?” tanya Viola dengan heran.
Alca menghela nafas lalu dia menggandeng tangan Viola dan membawanya keluar dari tempat itu.
Dan mereka sudah sampai di parkiran, Alca melepaskan genggaman tangannya.
“Bagaimana kau bisa tahu aku disana?” tanya Alca dengan heran.
“Tadi aku kan pergi beli ice cream aku lihat kak Alca masuk jadi aku nyusul, tapi sampai pintu aku ditahan katanya disuruh lihatin ktp aku tidak bawa kan, terus mereka melarangku..aku curiga kalau kak Alca ditipu mereka jadi aku pukul orang itu sampai pingsan dan aku bisa masuk. Tapi saat aku masuk kenapa banyak sekali pasangan aneh disana? mereka minum apa? kenapa musiknya keras sekali?” tanya Viola dengan polosnya.
Alca menghela nafas dengan kesal, moodnya rusak karena ulah Viola.
“Apa tadi pacar kak Alca?” tanya Viola dengan heran.
“Ayo pulang!” ajak Alca.
Viola mendengus dengan kesal karena Alca tidak mau menjawab pertanyaannya itu.
Viola senang karena baru kali ini dia dibonceng naik motor. Dan dia memeluk Alca dengan erat karena Alca ngebut membawa motornya.
Apaan ini, kenapa kak Alca wangi sekali?
-batin Viola-
Dan dia tersenyum dengan senang.
.
Rahel sedang membuat pasta saat suaminya sedang tertidur lelap, Rahel tiba-tiba ingat kenangan saat dia camping seperti ini dengan Alca dulu. Rahel sedih, dan sebenarnya dia masih tidak rela jika harus berpisah dengan Alca, dan Rahel ingat betapa sukanya Alca dengan pasta buatannya ini.
Rahel menghela nafas dengan sedih.
“Hmmm..baunya enak sekali sayang.” ucap Dion yang tiba-tiba memeluk Rahel dari belakang.
Rahel tersenyum kecil, “Mau coba?” tanya Rahel, lalu ia menyuapi Dion dan Dion memakannya.
“Enak…” jawabnya.
Rahel tersenyum.
Dan setelah itu mereka makan malam bersama, “Dion, apa kamu pernah bertemu Alca?” tanya Rahel.
“Kenapa?” tanya Dion dengan heran.
“Hanya tanya saja.” jawab Rahel.
Dion menaruh sendoknya dengan kasar di meja, sampai Rahel sontak terkejut.
“Dion?”
“Kenapa membahas orang lain saat kita bersama? kenapa? kau masih menyukainya??” tanya Dion dengan kesal.
“Eng.enggak bukan begitu, aku hanya ingin tahu saja. Kenapa kau semarah ini???” tanya Rahel dengan heran.
Dion menghela nafas, “Nafsu makanku hilang.” ucapnya lalu dia pergi masuk ke kamar.
“Dion…Dion…” panggil Rahel dengan kesal, lalu dia menghela nafas sambil memukul meja dengan kesal.
“Alca…maaf…” lirih Rahel dengan sedih.
.
BEBERAPA MINGGU KEMUDIAN!
Viola dan Valdo datang ke lomba piano, mereka datang untuk mendukung Gia yang ikut, Alca juga datang dia duduk jauh dari mereka.
Saat Gia mulai tampil Viola paling heboh bersorak, Valdo terkekeh melihat Viola sedangkan Alca hanya menghela nafas melihat tingkah Viola yang memalukan itu.
Gia tersenyum senang, lalu Gia mulai bermain.
Alca tersenyum melihatnya dia bangga karena Gia bisa berada di panggung itu tentu saja dengan kemampuannya bukan.
Dan selesai semua peserta perform, tinggal menunggu pengumuman pemenang.
"Semoga Gia.. semoga Gia.." gumam Viola dengan cemas.
"Dia menang kok aku yakin," uca Valdo sambil tersenyum.
Viola tersenyum ke Valdo.
Alca menoleh ke Viola dan valdo, dia merasa jika mereka berdua terlalu dekat akhir-akhir ini dan setelah mengumumkan pemenang 3 dan 2 ini saatnya pengumuman pemenang yang pertama, semua orang tentunya gugup dan berharap sekolah mereka yang akan menjadi juara pertama dan juri itu memberikan bunga dan piagam ke Gia, Gia membelakan matanya dengan terkejut
" Sa.sa.saya menang?" tanya Gia dengan gugup.
Juri itu mengangguk tersenyum.
"KYAAAAA Giaaa!!!!!" teriak Viola dengan heboh. Valdo terkekeh melihat tingkah Viola itu sedangkan Alca tersenyum karena dia tahu Gia akan menang. Dan mereka semua bertepuk tangan, setelah itu mereka berempat foto bersama.
Setelah acara selesai Alca mentraktir mereka makan malam karena lomba itu sampai sore jam 5, dan sekarang mereka sedang makan di restoran
"Kak..eh pak," panggil Viola.
Alca menoleh ke Viola.
"Biasanya apa memang cuma bapak yang ikut menonton lomba angel saat piano?" Viola.
"Tidak! hampir semua guru ikut" Jawab Alca.
"Cih dasar tidak adil!" gumam Viola dengan kesal.
"Nggak apa-apa lagian nggak ada gunanya punya banyak suporter yang datang tapi cuma terpaksa." jawab Gia dengan santai.
Viola mengangguk ke Gia lalu mereka berpelukan.
Valdo tersenyum melihat mereka berdua.
"Viola kamu belum makan dari tadi, makannya yang banyak ya" ucap Valdo sambil tersenyum.
Viola mengangguk tersenyum. Alca menoleh sekilas ke mereka, dia merasa mereka memiliki hubungan yang lebih dari teman sekarang, tapi dia acuh dengan itu karena itu bukan urusannya.
"Valdo persiapkan dirimu, kau akan ikut olimpiade fisika minggu depan." Alca.
"Baik Pak." Valdo.
"Apa sekolah sudah tahu kalau Gia menang?" Viola.
"Sudah, mereka mengucapkan selamat ke Gia." Alca.
Viola mengangguk mengerti.
"Kita harus tunjukkan ke mereka kalau kita bisaa..." Viola dengan semangat.
"Setujuuu!" Gia dengan penuh semangat.
Valdo tersenyum kecil.
Alca hanya diam.
"Kau juga harus melakukan sesuatu!" ucap Alca.
"Iya iya tahu!" sahut Viola dengan kesal.
Valdo sangat heran kenapa Alca terlihat sangat akrab dengan Viola, layaknya orang lama yang sudah kenal tapi lebih akrab dari itu.
Dan setelah makan malam mereka pulang, Viola pulang bareng Alca saat mereka sudah jauh pergi.
Viola tersenyum mengingat Valdo, dan Alca tahu itu.
“Kau suka sama dia?” tanya Alca.
“He???”