Gulungan Ombak Cinta

[Masa lalunya]

Sementara itu.

Di halaman resort yang dipenuhi oleh pepohonan, berhiaskan bunga cantik. Pohon tua nan rimbun, Ella tengah sibuk memanggang sate ayam untuk makan siang bersama, sedangkan Kane membuat jus dari buah-buahan segar.

Tak jauh dari sana, tampak anak-anak sedang bermain di taman bermain, di penuhi dengan berbagai jenis permainan yang belum pernah mereka mainkan sebelumnya. Begitu energik, bebas mengekspresikan kebahagiaan bersama saudara.

Tanica dan Alvi bermain jungkat-jungkit yang bentuk binatang lucu, sementara Kian dan Fiat bermain di sebuah rumah dengan perosotan melingkar panjang yang memutari kolam bola warna-warni, sedangkan Macha tengah bermain ayunan yang tergantung di dahan pohon.

Melihat teman-temannya begitu asyik bermain bersama, Macha tidak terlalu dekat dengan saudara yang lain hanya bisa melihat dari kejauhan karena ia memiliki perbedaan yang membuatnya selalu minder dan merasa tak pernah dianggap keberadaannya.

Macha tidak bisa berkomunikasi secara normal, hal itulah membuat saudara yang lain menjauhinya. Hanya Ella yang dapat mengerti apa yang coba ia sampaikan melalui Isyarat tangan, meskipun terkadang Ella juga tak mengerti karena dia tidak pernah belajar tentang bahasa isyarat.

Tetapi dengan sepenuh hati Ella menyayangi anak-anaknya, sehingga hanya batin yang kuat dapat menjalin ikatan erat, membuatnya dengan mudah untuk mengerti apa yang disampaikan olehnya.

Menyadari bila Macha sendirian bermain ayunan, Fiat pun berhenti main perosotan, lalu berjalan secara diam-diam dari belakang untuk mengejutkan Macha. Bukan berteriak dengan keras ataupun melakukan hal yang mengganggu, Fiat dengan lembut menyentuh kepalanya.

"Macha! Mengapa kamu sendirian di sini? Kamu bisa mengajakku untuk bermain bersama." Ucap Fiat, sambil menepuk pelan bahunya.

kemudian Fiat duduk di ayunan yang ada di sebelah dan mulai menemani Macha. Meskipun dirinya telah memiliki banyak adik yang masih kecil, tapi Fiat sama sekali tak pernah mengabaikan Macha. Mereka cukup dekat dikarenakan sebelumnya pernah berada di panti asuhan yang sama.

Walaupun asrama mereka berjauhan, namun setiap saat Fiat selalu memperhatikan Macha dari kejauhan. Dari yang awalnya hanya berteman, kini hubungan mereka semakin dekat karena telah menjadi saudara angkat.

------- 

Di sisi lain.

Kane sedang mengobrol santai bersama Ella sambil membahas kehidupan Ella secara mendalam, Kane begitu penasaran mengapa Ella mengadopsi anak sebanyak itu tanpa kerepotan sedikitpun, Ella pun dengan senang hati menceritakannya.

--

Pada saat Ella berumur 24 tahun, ia pernah menjadi perawat di salah satu rumah sakit di kota. Kehidupannya makmur dan berkecukupan tinggal di rumah bersubsidi bersama sang suami. Saat itulah mereka telah kedatangan bayi laki-laki yang membawa kehangatan pada keluarganya.

Dia adalah bayi dari seorang pelajar muda, tanpa adanya kehadiran orang tua ataupun wali yang menemani paska melahirkan. Entah mengapa setelah melahirkan dan mempertaruhkan hidup mati, remaja itu malah meninggalkan bayinya begitu saja di rumah sakit.

Merasa kasihan Ella pun mengadopsi bayi yang bernama Alvi. Ella sudah menikah selama dua tahun lebih tetapi masih belum dikaruniai seorang anak. Kali ini ia mendapatkan kesempatan itu, dengan kasih sayang membesarkannya sepenuh hati.

Ketika Alvi berumur dua tahun, Ella kembali mengadopsi dua anak yaitu Tanica dan Kian, saudara kembar beda kelamin yang d juga ditinggalkan oleh orangtuanya di rumah sakit. Dikarenakan orang tak berada, sehingga tak sanggup membayar tagihan.

Beberapa tahun setelah itu.

Lima bulan sebelumnya, Ella bertemu dengan Fiat dan Macha di sebuah panti asuhan yang sudah tidak beroperasi bersama anak-anak yang lain.

Fiat anak piatu yang ditaruh oleh ayahnya sendiri di panti asuhan tersebut karena ibu sambungnya juga memiliki seorang anak seusianya. Dia tidak mau menerima keberadaan Fiat, bahkan mengusir anak dari mantan istri sang suami.

Sedangkan Macha kehidupan lamanya begitu tragis. Sang ayah kepergok selingkuh bersama seorang wanita di dalam rumah, tetapi hubungan ini tak bertahan lama karena ibunya yang sudah muak, panas hati dengan pasangan bejat itu.

Dirinya yang sudah tersalur amarah disertai kekecewaan pada suaminya sampai-sampai menghajar pelakor itu, hingga terjadi keributan besar.

Diwaktu bersamaan, Macha baru saja pulang dari sekolah dan tak sengaja mendengar kegaduhan dari dalam rumah, segera berlari untuk melihat keributan walaupun sempat dihentikan seorang tetangga.

Baru saja membuka pintu dari kamar orangtuanya, Macha terbelalak melihat sang ibu terbaring sekarat karena dicekik oleh ayahnya sendiri. Padahal Macha tahu bila kedua orangtuanya cukup damai, tak pernah bertengkar.

"Papa! Hentikan!" Ucap Macha, suaranya bergetar hebat.

Sebelum hilang kesadaran, ibunya meraih pistol dari saku sang suami dengan tenaga terakhir, kemudian menodongkannya ke depan wajah, lalu melepaskan tembakan sebelum ajal menjemput.

Setelah kejadian itu Macha dikabarkan tidak pernah berbicara lagi dan mulai menutup diri, gadis itu juga selalu menghindar dari orang-orang yang berusaha berinteraksi dengannya. Macha tak punya kerabat sehingga ia dimasukkan ke dalam panti asuhan.

Dia juga sempat beberapa kali diadopsi tetapi karena perlakuan yang kurang mengenakkan dari keluarga barunya membuat Macha selalu kabur dan kembali ke panti asuhan itu.

Ella yang mengetahui kebenaran itu merasa iba, ia mencoba mendekatkan diri kepada Macha dan Fiat. kedua anak itu merasa nyaman lalu ikut pulang bersama Ella untuk menjalani kehidupan sebagai Keluarga yang baru bersama.

Namun belum sampai di situ cerita kehidupan mereka. Ella tidak sengaja melihat direktur rumah sakit sedang berselingkuh dengan seorang wanita.  Setelah itu Ella diberhentikan dari rumah sakit dengan alasan menjual obat tak sesuai prosedur.

Ekonomi keluarganya menurun drastis selama beberapa bulan ini. Sang suami yang hanya menumpang hidup dengannya, tak mau bekerja, hanya sering mabuk-mabukan dan selalu bermain bersama para wanita.

Saat pulang dalam keadaan mabuk, suaminya terkadang melakukan KDRT terhadap Ella, dia juga kasar bertindak kasar kepada anak-anak dan selalu memarahi mereka tanpa alasan yang jelas.

Hingga pada hari itu suaminya yang mabuk memukul kepala Kian menggunakan botol bir hingga membuatnya tak sadarkan diri. Ella yang sudah muak langsung menceraikan orang gila itu lalu mengusirnya dari rumah.

Walaupun sudah terlambat, Ella merasa menyesal pada dirinya karena tak menceraikan pria itu sejak awal.

Hari-hari yang tenang kembali dijalani bersama, Ella melanjutkan kehidupan dengan membuat kue orderan untuk pernikahan, ulang tahun ataupun untuk acara penting seperti hajatan. Walaupun uangnya hanya pas-pasan tetapi pekerjaan ini sanggup menafkahi kelima anaknya.

Sampai suatu ketika Sella datang secara paksa mengambil rumah yang mereka tinggali. Sehingga takdir mempertemukan Ella dengan orang baik dari golongan atas yang mau membantu orang biasa seperti dirinya.

"Saya benar-benar berterima kasih, tak pernah henti-hentinya mengucapkan syukur telah bertemu orang-orang baik seperti Anda semua." Ucap Ella, mengusap air matanya.

Kane membuka lebar tangannya, kemudian meraih Ella ke dalam pelukan lembutnya. Mengusap pelan punggung yang bergetar itu.

Setelah mengetahui kisahnya, Kane merasa sedih ketika membayangkannya. Bagai melihat diri sendiri di masa lalu, ia juga sering mendapatkan perlakuan buruk dari Lenard ketika dia masih hidup.

Seperti hewan peliharaan, tanpa harga diri, tangisan selalu bersamanya setiap hari. Tapi kini sudah berakhir dan ia menutup rapat-rapat kisah itu dalam ingatan. Karena Sky, bocah kecil itu yang telah membalut luka batin dengan kelembutannya.