NovelToon NovelToon
Menikah Kontrak

Menikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

bagaimana jika seorang CEO menikah kontrak dengan agen pembunuh bayaran

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

membebaskan amira

Amira tidak bergerak.

Jamal mendekat, tangannya terangkat hendak menarik selimut dengan kasar. Tapi sebelum ia sempat menyentuhnya—

Craakk!

Sebuah gerakan secepat kilat.

Amira membuka mata, menangkap pergelangan tangan Jamal dan memelintirnya dalam satu gerakan refleks. Tubuh besar Jamal sontak terdorong ke depan—

Brak!

Kepalanya menghantam lantai sel keras-keras. Tahanan lain menahan napas.

Amira duduk tenang, menguap kecil. “Bangunin orang tidur itu dosa, tahu gak?”

Jamal meringis menahan sakit, mencoba bangkit. Tapi Amira sudah berdiri dan mendekat. Dengan tenang, ia menginjak dada Jamal agar pria itu tak bisa bangun.

“Aku lagi mimpi indah, tahu nggak? Mimpi jalan-jalan di Paris. Tapi gara-gara kau,

"Mimpiku rusak."

Amira menatap tajam, senyum dingin menghiasi wajahnya. Matanya menyipit penuh kebencian. Ia berdiri di atas dada Jamal yang terbaring tak berdaya, tubuhnya memar dihajar oleh orang-orang Amira sebelumnya.

“Katakan, siapa yang nyuruh kamu?” ucap Amira santai, seperti sedang bercakap-cakap soal cuaca.

“Siapa lu... kenapa gua harus jawab pertanyaan lu?” Jamal meludah ke samping.

“Gua? Gua adalah malaikat maut buat lu.”

Tanpa ragu, Amira menginjak jari Jamal dengan sepatu boot hitamnya.

“ARGHHH! Sakit, anjing!”

Belum sempat Jamal menarik napas, jari satunya kembali diinjak.

KRAKK.

Dua jari patah. Nafas Jamal terengah, wajahnya pucat.

“Gua akan nyiksa lu pelan-pelan kalau lu gak nyebutin siapa yang nyuruh lu.”

“Baik... baik... akan aku katakan.”

Jamal terisak. “Herman. Herman yang nyuruh gue...”

“Oh, rupanya bapak dari cewek gatel itu. Dibayar berapa lu?”

“R... rahasia perusahaan...”

Amira mengangkat kakinya lagi. “Ngomong rahasia sekali lagi, gue patahin semua jari lu.”

“10 juta, bos! 10 juta!”

“Cih, murah banget harga nyawa gue.” Amira mendesis. Matanya melirik ke arah pria botak yang berdiri gugup di sudut ruangan.

“Tak, sini lu,” ucap Amira, melambai. Pria itu mendekat.

“Tampar gue,” perintahnya dingin.

“A... apa, bos?”

“Tampar! Atau gue pisahin kepala lu jadi bakso!”

Dengan gemetar, pria itu menampar Amira.

PLAK.

“Yang keras, bego!”

PLAK. PLAK.

Darah menetes dari bibir Amira. Ia tersenyum puas. “Lumayan.”

Lalu ia menoleh ke Jamal. “Lu bawa HP kan?”

“Bawa... bos.”

“Foto gue. Cepet!”

“Buat apa, bos?”

“Banyak tanya! GUE SUNAT DUA KALI LO!”

Amira berbaring di lantai, memejamkan mata, berpose seolah babak belur.

Jamal buru-buru memotret. Tangannya gemetar.

“Kirim ke Herman. Bilang, kalau dia mau bukti gue masih hidup, transfer 10 juta. Tapi kalau dia mau kepala gue... transfer 100 juta lagi.”

Foto sudah terkirim. Ponsel Jamal berdering. Amira duduk bersandar di dinding, mataterpejam, tapi telinganya awas.

Jamal menerima panggilan.

"Halo, bos."

"Kerja bagus,"suara Herman terdengar jelas dari speaker. "Sekarang eksekusi dia. Gue pengen dia mati malam ini juga."

Amira membuka sedikit matanya, menahan senyum dingin.

“Transfer dulu, bos. 10 juta, baru gue gerak.”

"Gue transfer, tapi gue mau mayatnya. Lo bawa ke tempat gue."

“Bawa mayat itu mahal, bos. 100 juta,” kata Jamal santai.

"Lu gila? Mikir bisa meras gue?"

“Bos, gue bukan bunuh kucing. Ini manusia. Dan tempat ini rame, risikonya tinggi. Kalau ketahuan, gue yang duluan mampus.”

"Ya udah. Bunuh aja di sana. Kirim fotonya ke gue. Cepat!"

“Transfer dulu, bos. Gue nggak kerja pakai janji.”

"Bawel banget sih, lu."

Klik. Sambungan diputus.

Beberapa detik kemudian, notifikasi berbunyi.

"Ting!"

Amira menajamkan pandangan saat melihat Jamal membuka ponselnya dan tersenyum puas.

“Masuk nih, bos,” gumam Jamal pada dirinya sendiri, senang bukan main.

Amira melangkah santai, lalu menyodorkan secarik kertas kecil.

“Transfer ke gue 8 juta. Ini nomor e-wallet gue,” ucapnya datar namun tajam.

“Banyak amat, Bos. 800 ribu aja ya?” Jamal menawar sambil cengengesan.

“Okay. Transfer 800 ribu… habis itu gue lempar lu ke neraka,” balas Amira, senyumnya mengerikan.

“Serakah amat sih, Bos,” Jamal menggerutu.

Amira mencondongkan tubuhnya. “Lu pilih gue gebukin sampai mati atau lu punya uang dua juta dan hidup sehari lagi?”

Jamal buru-buru mengangguk. “Iya—iya, Bos.”

Amira merebut ponsel Jamal dan mengecek layar.

Notifikasi muncul: Transfer keluar 8 juta ke rekening atas nama Amira S.

Disudut ruangan seseorang yang hanya diam meperhatikan tingkah amira

“benar-benar mirip nyonya helen” ucapnya kemudian seperti biasa dia hanya duduk diam

Jamal keluar dari penjara dengan langkah cepat.

“Gimana, Mal?” tanya Herman lewat telepon.

“Beres,” ucap Jamal singkat, lalu segera pergi tanpa menoleh.

Sementara itu, oknum polisi bersiap membawa kantong mayat ke dalam sel. Dia membayangkan melihat tubuh Amira terbujur kaku.

Namun saat pintu terbuka, yang terlihat justru sebaliknya.

Amira tidur pulas di atas tumpukan selimut, sementara para tahanan berjaga di sekelilingnya—seperti pengawal menjaga ratu.

Mereka berdiri sigap, mata tajam ke segala arah.

Polisi itu menelan ludah, gemetar.

“Ini... cewek atau Nyi roro kidul?” bisiknya ngeri.

Tengah malam, Amira terbangun dengan isakan tangis yang perlahan memecah keheningan sel. Para tahanan terbangun, bingung melihat wanita yang dari semalam hingga tadi siang memukuli mereka, kini menangis dalam keheningan malam.

“Bos, ada apa?” tanya seorang penghuni sel, bingung melihat perubahan tiba-tiba.

Amira mengusap wajahnya dengan tangan, suara tangisnya tertahan. “Gue kangen sama bapak gue. Habis operasi, gue belum bisa lihat dia lagi,” ucapnya, suaranya serak.

“Terus gimana, Bos? Apa gue bantu buat lari aja? Gue jagonya lari, Bos!” tawar penghuni sel itu, merasa prihatin.

Amira menggeleng, menatap kosong. “Bapak gue pesen kalau dipenjara, nggak boleh kabur. Nanti jadi buronan.”

Tahanan lainnya terdiam, heran. Bagaimana bisa wanita sekasar dan sesadis ini begitu patuh pada perintah orang tua?

“Ya udah, Bos, yang sabar ya,” ucap penghuni itu dengan suara lembut.

Amira duduk, memeluk lututnya. Matanya menatap lurus ke depan, seolah sedang berbicara dengan dirinya sendiri. "Gue nggak takut sama penjara, nggak takut sama tahanan... yang gue takutkan cuma kondisi Bapak."

Dia terdiam, pikirannya mengembara. "Kalau besok Andika nggak bebaskan gue, gue akan kabur. Nggak peduli apapun risikonya," gumamnya.

Bagi Amira, kabur dari sel seperti ini bukan hal yang sulit. Yang sulit, hanyalah waktu yang tersisa untuk menunggu.

...

"Dika, di mana istrimu? Sudah dua hari ibu nggak lihat," tanya ibu Andika dengan nada cemas.

"Mana ku tahu, Bu?" jawab Andika, terdengar tidak peduli.

"Emang kamu nggak punya nomernya?"

"Orang yang nggak penting ngapain aku simpen nomernya?"

"Istrimu, Dika! Harusnya kamu simpan nomernya. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Amira?"

"Dia cuma istri kontrak, Bu. Buat apa dipikirkan? Yang penting, aku akan diberi perusahaan."

"Masalahnya, nenek kamu... mau kalau istrimu diajak ke Singapura."

"Astaga, kenapa ibu nggak bilang dari tadi?"

"Nenek kamu baru nelpon tadi."

"Kamu cari dia, Dika!"

"Iya, Bu."

Andika merasa pusing. Kalau dia bertemu Amira, pasti akan berantem lagi. Dia masih ragu bisa menang dalam perkelahian dengan Amira. Namun, jika dia tidak menemui Amira, dia bisa kehilangan peluang untuk menjadi pewaris keluarga Pratama. Pilihan sulit di hadapannya.

1
ReGaya Craft
hamdew amiraaa... ibu nomor sekian yg penting atm berjalan/Facepalm//Facepalm/
SOPYAN KAMALGrab
aku belum update bab ka
Ninik
kayaknya ini kemaren dah aku baca y bab ini kok muncul lagi
ChikoRamadani
semoga versi terbaru lebih seru lagi untuk semua pemeran termasuk amira si gadis aneh ....
Suci Ramazani
tolong lanjut
Jar Waty
lanjut thor
kalea rizuky
lanjut bikin cerai biar Andika nikah ma sundel dan amira moga dapet laki yg pinter g bloon
kalea rizuky
bkin cerai donk Thor peran utama tolol gini
kalea rizuky
ngakak/Bye-Bye//Curse//Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
novel bagus gini moga dpet like banyak/Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
mau nantang amira
kalea rizuky
suka ne cwek bar bar g mudah di tindas
Ninik
aduh Thor bacanya sampai ikut tegang deg deg kan bgt tau lanjut Thor crazy up tiap hari boleh bgt
Ninik
semua berkat Amira mgkin nanti yg bakal menyelamatkan semua hata viona justru Amira juga termasuk nanti yg justru menyelamatkan Andika juga Amira
Ninik
Andika go***k masa LBH membela perempuan mata duitan tar kalau Andika dah g ada duit paling jg ditendang kaya sifery
ChikoRamadani
bisa bisanya dia ikat kata chut pat kat hahahhaga siluman babi.....

seru nih amira hajar terus
ChikoRamadani
ngakak lihat kelakuan amira diluar nurul hahhahahha ....
Fasa
Bagus ceritanya, suka sama karakter Amira. Lanjut up terus ya kak
SOPYAN KAMALGrab: makasih dukungannya
total 1 replies
Tiyas Dimas
bodohnya Andika,,,,
Tiyas Dimas
amira lucu😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!