Menikah Kontrak

Menikah Kontrak

mempelai yang hilang

BAB 1 – Mempelai yang Hilang

Gedung pernikahan itu berdiri megah, bagai istana kaca yang dikepung bunga mawar putih dan anggrek bulan. Setiap sudutnya dipoles sempurna. Musik klasik mengalun lembut, menciptakan suasana sakral dan agung. Tapi di balik segala kemewahan itu, semua terasa sia-sia. Pengantin perempuan mendadak hilang. Tak ada kabar, tak ada jejak. Semua alat komunikasinya tak aktif.

Dan yang paling resah adalah seorang wanita sosialita dengan dandanan elegan: Renata. Ia berdiri di balik tirai pelaminan. Tangannya gemetar, matanya mulai berkaca-kaca, napasnya tertahan. Setiap detik terasa seperti hantaman palu yang membuat jantungnya berdetak tidak stabil dan kepalanya menjadi sakit.

"Mas seandainya kamu masih ada mungkin aku tidak serepot ini mas" gumam Renata dalam hati

Seharusnya hari ini menjadi hari kebanggaannya. Hari ketika ia, janda kuat pewaris keluarga Wijaya, menyatukan putranya, Andika, dalam ikatan suci pernikahan dengan Bianka—gadis pilihan Andika sendiri, yang sebenarnya tak begitu disukai Renata. Tapi demi kasih sayang pada sang anak, Renata menerima Bianka.

Menurunkan ego bukan perkara mudah, tapi Renata lakukan. Sayangnya, kini Bianka bahkan tak menampakkan wujud. Yang Renata sesali, mengapa ia tak menyelidiki lebih dalam siapa Bianka, siapa orangtuanya. Viona, ibu mertuanya, memberi batas waktu terlalu pendek. Ia terpaksa hanya fokus pada pesta mewah, mendatangkan pejabat negara. Presiden berhalangan hadir, tapi wakil presiden akan datang walau sebentar. Temannya, gubernur, bahkan mengganti agenda untuk menjadi saksi pernikahan Andika.

Renata lupa, ada hal yang lebih penting dari pesta dan tamu kehormatan yaitu memastikan kehadiran pengantian perempuan dan keluarganya.

Untung saja ada ide dari asistennya: untuk meningkatkan ketertarikan publik, identitas mempelai perempuan disembunyikan. Media pun hadir, ingin tahu siapa gadis beruntung yang dinikahi Andika Pratama Wijaya. Dan kini, mereka mendapat berita jauh lebih panas: "Pengantin perempuan keluarga Wijaya hilang."

Bianka tak bisa dihubungi. Telepon mati. Asisten lenyap. Gaun pengantin masih tergantung, rapi dan tak tersentuh. Tak ada satu pun keluarga Bianka yang bisa dihubungi. Padahal Andika sudah lama berpacaran dengan Bianka, meski baru memperkenalkannya ke Renata saat ultimatum pernikahan diberikan.

"Bu... paspampres sudah siap siaga. Tamu kehormatan sudah datang. Wakil Presiden sebentar lagi tiba..." bisik asistennya dengan lirih.

Renata hanya mengangguk lemah. Ingin rasanya ia berteriak. Tapi akal sehatnya menyuruhnya untuk tenang dan tidak boleh memperburuk keadaan.

Gubernur duduk tenang di kursi kehormatan. Rekan-rekan pengusaha sudah bersalaman, memuji dekorasi dan sajian katering. Semua menunggu momen penting ini dan menanti jawaban wanita mana yang beruntung menikah dengan Andika, keluarga berpengaruh mana yang bisa menjadi menantu keluarga Wijaya.

Dan mungkin mereka akan menemukan jawaban kosong karena sampai detik-detik terakhirpun pengantin perempuan tidak datang..biasanya pengantin perempuan menunggu pengantin laki-laki tapi ini sebaliknya, mungkin ini kebiasaan orang kaya.

Renata mencoba tetap tegak. Ia meneguk napas, menahan air mata. Kepalanya berputar mencari solusi

Masalah yang sebenarnya dia tidak perkirakan karena wanita mana sih yang tidak mau menjadi menantu keluarga wijaya, menjadi menantu keluarga Wijaya adalah cita-cita hampir semua wanita.

Andika berdiri tak jauh dari pelaminan. Ia tampak tenang, meski matanya kosong.

"Aku udah bilang, aku dan Bianka belum siap menikah. Dia bahkan sempat bilang ingin lari," ucap Andika pelan.

Renata menoleh cepat. "Dan kamu tak mencegahnya?!"

"Aku setuju menikah karena Ibu memaksa. Untuk menyelamatkan warisanku. Tapi apakah rumah tangga bisa dibangun di atas paksaan?"

Pertanyaan Andika mengiris hati Renata. Ia tahu ini perjudian. Tapi bukan karena ambisi. Ia hanya ingin Andika tak kehilangan hak atas perusahaan keluarga. Tak ingin putranya dicoret dari wasiat Viona—ibu Renata, wanita dingin yang mengutamakan darah ketimbang kasih.

Dan sekarang?

"Semua ini... akan sia-sia." Renata nyaris ambruk.

Suara Serena memecah hening: "Mbak, ke mana pengantinnya? Dari kemarin disembunyikan. Kalau aku tahu, pasti aku bantu. Sekarang, reputasi kita bisa hancur gara-gara kesombongan mbak."

"Lebih baik kamu diam atau menyingkir dari hadapanku," geram Renata.

Ia tahu, Serena tak peduli. Ia hanya ingin menertawakan kehancuran Renata. Dan alasan utama Renata menyembunyikan identitas pengantin adalah untuk mencegah sabotase dari Bagus dan Serena—dua orang yang mengincar warisan Viona untuk anak mereka sendiri.

"Tamu kehormatan tiba dalam 15 menit, Bu," ujar asisten lain panik.

Dan saat Renata hampir menyerah, sebuah kalimat menghantam hatinya:

"Bu... Nyonya Viona dalam perjalanan ke sini."

"Sepertinya ini adalah akhir dari hidupku, dan Bianka sialan itu penyebabnya" gumam Renata dalam hati untuk pertama kalinya dia seperti menemukan jalan buntu.

Renata menghela napas, menatap wajah Andika yang santai berbanding terbalik dengan dirinya yang gusar

Serena dan bagus nampak puas sebentar lagi kekacauan akan terjadi, keluarga Wijaya akan menanggung malu dan orang yang akan disalahkan adalah Renata menantu paling angkuh batu sandungan paling besar yang menghalangi bagus

Ia tak boleh gagal. Demi Andika. Renata tak gila harta, tapi ia tahu tanpa kekayaan, dirinya dan Andika terancam. Ia datang dari keluarga sederhana, sering direndahkan, tapi ia bisa menahan itu semua. Yang tak bisa ia terima adalah jika keselamatan Andika tergadai. Ia harus kaya. Harus berkuasa. Tanpa itu, hidup Andika terlalu berbahaya.

Dengan langkah pasti, Renata keluar dari ruangan menuju halaman depan gedung. Ia tak tahu ke mana harus mencari. Tapi ia tahu satu hal: ia butuh pengantin baru. Sekarang juga.

Di luar gedung yang gemerlap, di bawah panas matahari siang, seorang gadis berdiri sendiri. Jaket ojek online membalut tubuh kurusnya, sementara tangannya menggenggam ponsel retak. Amira. Matanya lelah, tapi tetap menatap lurus—seolah bertahan dari dunia yang terus menghantamnya.

Dari kejauhan, Renata menatapnya tajam. Jantungnya berdebar cepat. Ia butuh pengantin. Sekarang. Atau semuanya hancur.

"Ruben, panggil gadis itu," perintah Renata.

"Yang mana, Bu?"

"Jaket hijau. Yang kelihatan miskin tapi wajahnya bersih. Cepat!"

Tak sampai lima menit, Amira berdiri di hadapan Renata, gugup dan bingung.

"Siapa namamu?" tanya Renata dingin.

"Amira... anak Pak Budi."

"Orang tuamu?"

"Bapak di rumah sakit."

Renata mendekat. Sorot matanya tajam. "Kamu mau menikah dengan anakku. Sekarang juga."

Amira tersentak. "Bu? Nggak bisa... saya—saya punya pacar."

"Hanya enam bulan. Kamu tidak akan disentuh. Ini cuma pernikahan kontrak. Dan aku akan bayar mahal."

Amira diam. Pandangannya kosong menatap lantai ruang tunggu rumah sakit yang kusam. Suara perawat pagi tadi masih menggema di telinganya, tak henti menghantui pikirannya.

"Kalau tak segera dioperasi, nyawa ayahmu bisa terancam. Biayanya 300 juta."

"300 juta…" gumamnya pelan. Angka itu seperti palu godam yang menghantam dadanya. Ia menggigit bibir, menahan sesak yang mendadak menyeruak di dada.

Tak lama, suara seorang wanita terdengar tegas di seberang telepon. "Oke, aku akan berikan uang 300 juta. Segera ke ruang make up."

"Tapi Bu..."

"Kamu tadi sudah bilang tarifnya 300 juta dan aku setuju."

Amira menarik napas panjang. Hidup tak pernah memberinya waktu untuk bernapas lega. Di usia 27 tahun, ia belum sempat memikirkan cinta, apalagi menikah. Tapi kini, ia harus jadi pengantin demi menyelamatkan nyawa ayahnya.

"300 juta. Bapakmu akan kembali sehat... atau kamu akan melihat bapakmu meninggal hanya karena anaknya tak sanggup membiayai," ucap wanita itu dingin.

Amira menghela nafas panjang "baiklah Bu"

Renata tersenyum hari ini dia terselamatkan dari rasa malu

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

suka ne cwek bar bar g mudah di tindas

2025-04-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!