NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: tamat
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:973.2k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Pecat saja Barra, Faiz itu selalu keluyuran jika tidak ada kamu." Chana nimbrung ketika Barra mengintrogasi Faiz lantaran bertemu dengan Ahsan di taman kompleks.

Faiz dan juga Barra menoleh cepat ke arah Chana yang berjalan ke arahnya. Keduanya kesal, mengapa juga wanita itu selalu ikut campur.

Namun, Barra segera beranjak ke kamar tidak melanjutkan debat dengan Faiz, juga tidak menanggapi aduan Chana.

Faiz merasa lega karena bebas dari amukan Barra, kemudian ke dapur hendak melanjutkan makan. Dia juga tidak mau merespon nyinyiran Chana.

"Dasar tidak sopan, diajak bicara malah makan" Chana tiba-tiba sudah berdiri di samping meja makan, menatap geram wajah Faiz yang hendak menyendok nasi, tapi lagi-lagi gagal.

"Maaf Nyonya, karena tuduhan Nyonya jika saya wanita yang sering kelayapan itu tidak benar." Faiz membantah. Seingatnya selama sebulan lebih bekerja bersama Barra, pergi tidak izin hanya dua kali, selebihnya Barra yang mengajak.

"Jangan mengira saya tidak melihat, kamu tadi janjian bertemu mantan suami kamu di taman, kan." Chana membuka rahasianya sendiri ketika mengintai Faiz.

"Oh... jadi Nyonya yang laporin saya ke Tuan Barra?Saya tadi bertemu mantan tidak sengaja kok Nyonya..." Faiz menahan kesal, untuk apa juga dia usil. Faiz merasa aneh, apa mau Chana? Jika dia dekat dengan Barra, Chana cemburu, tapi ketika bertemu Ahsan tidak sengaja pun Chana mengadu domba.

"Katanya mau makan, nanti keburu si kembar bangun," suara bariton menghentikan perdebatan antara Faiz dengan Chana.

"Sebenarnya saya sudah lapar Tuan, mau makan sejak tadi, tapi kan Nyonya Chana ngajak debat. Kalau tidak saya tanggapi nanti beliu marah." Faiz melirik Chana yang menatapnya tajam.

"Sudah-sudah kita makan" Barra membalik piring.

Faiz mengerutkan kening, kemarahan Barra yang meledak-ledak ketika baru pulang tadi tidak nampak lagi. Justru menatapnya teduh. Mungkin ketika pulang tadi, Barra diikuti jin galak dan sekarang jin itu pindah ke tubuh Chana.

"Saya ambilkan Tuan" Faiz ambil piring di depan Barra, meletakkan nasi dan juga lauk, sengaja memanas-manasi Chana dan akhirnya berhasil. Chana semakin marah pada akhirnya melengos pergi.

Di meja makan pun menjadi sunyi, karena keduanya makan tidak menggunakan sendok. Sebab, menu makan siang itu lebih santai disantap menggunakan tangan.

"Tuan mau kopi?" Tanya Faiz ketika selesai makan menumpuk piring kotor, lalu melirik Barra yang tengah menyecap air putih.

"Boleh, tapi jangan melamun seperti tadi malam, nanti kopi saya kamu kasih garam lagi" sindirnya menoleh Faiz sekilas.

Faizah tidak menjawab, ia angkat piring kotor membawa ke dapur. Dia terpaksa tidak mencuci piring terlebih dahulu, cepat-cepat merebus air kemudian membuat kopi. Tentu saja khawatir disangka melamun.

"Kopinya Tuan..." Faiz sudah kembali.

"Terima kasih" Barra menarik cangkir kopi yang masih ngebul lebih dekat.

"Masih panas Tuan..." Faiz mengingatkan. Ngeri jika Barra meneguk kopi saat ini.

"Jelas panas Faiz, tidak mungkin juga saya minum sekarang juga, bisa melepuh lidah saya" Barra menjawab panjang.

"Oh iya, ngomong-ngomong kopi buatan kamu enak juga." Barra pun akhirnya senyum-senyum ingat ketika minum kopi buatan Faiz malam tadi.

"Saya hanya mengikuti saran bibi Tuan, kalau membuat kopi air panasnya tidak boleh dari dispenser, mengapa begitu Tuan?" Tanya Faiz, sebenarnya jika di rumah pun setiap membuat kopi untuk Ahsan harus merebus air lebih dulu lantaran tidak punya dispenser.

"Iya, kalau pakai air panas dari dispenser tidak matang kopinya" Barra menjelaskan, mengapa alasan memilih kopi yang diseduh dengan air masak, karena panasnya seratus persen, sementara suhu panas dispenser hanya sampai delapan puluh, paling tinggi sembilan puluh.

Faiz manggut-manggut, walaupun dia pun sebenarnya juga tahu.

 "Saya tadi pulang cepat karena meninjau lokasi rumah Chana yang mulai dibangun" tutur Barra pada akhirnya bercerita tanpa Faiz tanya.

"Oh gitu..." Faiz pun senang jika Chana pindah. Sebenarnya tidak punya hak untuk mengatur Chana mau tinggal di mana. Namun, Faiz juga ingin bekerja dengan nyaman dan tenang.

"Tapi... apakah Nyonya Chana nanti mau pindah Tuan" Faiz ragu, sebab Chana sepertinya menyembunyikan sesuatu dari Barra.

"Harus maulah" Barra akan memaksa Chana jika tidak mau pindah.

"Nyonya sepertinya menyimpan perasaan pada Tuan" Faiz berspekulasi.

"Menyimpan perasaan?" Barra balik bertanya.

"Menyimpan perasaan cinta maksudnya Tuan..." Faiz greget, karena Barra tidak paham juga harus diperjelas.

"Uhuk-uhuk" Barra terkejut, sampai tersedak saat menyeruput kopi yang pertama kali.

"Ngawur kamu" Barra melotot. "Dari mana kamu bisa menyimpulkan seperti itu? Mana ada Ibu tiri menyukai anak tiri." Barra geleng-geleng kepala.

"Banyak di novel-novel yang sering saya baca Tuan" Faiz pun tertawa.

"Dih, novel kamu baca." Barra pun akhirnya menghabiskan kopi, mereka lantas berpisah. Barra ke ruang kerja akan menyelesaikan pekerjaan, sementara Faiz ke kamar.

.

Waktu terus berjalan, Faiz bekerja di kediaman Barra sudah selama enam bulan. Selama itu, dia lewati tidak mudah. Keributan di rumah itu seperti di sinetron saja. Sebab, apapun yang Faiz lakukan selalu salah di mata Chana. Sabar ada batasnya, jika terus difitnah siapa yang tidak akan melawan? Tidak terkecuali Faiz. Jika memang dia benar, maka akan menjelaskan dengan cara yang halus. Namun, justru menambah emosi Chana di keesokan hari dan seterusnya.

Suatu ketika, Chana akhirnya pindah ke rumah yang baru, Faiz sedikit lega. Tetapi muncul masalah baru, Ahsan mantan suaminya sering telepon maupun kirim pesan ingin mengajak kembali hidup bersama. Walaupun Faiz sudah beberapa kali menolak. Gara-gara itulah yang sering membuat Barra marah karena cemburu, menambah kepala Faiz pusing tujuh keliling.

Hingga tiba saatnya Faiz harus pergi, karena habis masa kontrak kerjanya. Namun, belum berbicara dengan Barra, tapi dia sudah siap-siap. Walau demikian, Faiz merasa berat untuk berpisah dengan si kembar yang sudah bisa mengenali dirinya. Jika Faiz hendak mandi atau makan pun, si kembar menangis tidak mau dia tinggal. Yang lebih menyedihkan Faiz, bagaimana mungkin si kembar disapih begitu saja, padahal mereka tidak mau makanan padat walaupun sudah dicoba. Sedangkan mereka tidak mau minum susu formula. Pernah juga Faiz coba pakai sendok, walaupun masuk ke perut, tapi kulit si kembar justru bintik-bintik merah dan gatal-gatal menyebabkan mereka rewel.

"Tolong jangan pergi ya, Kak." Dilla memohon sejak kemarin sampai menangis, karena dia merasa belum bisa mengatasi si kembar seorang diri.

"Aku juga ingin menunda dulu La" Faiz ingin menunggu Barra pulang dari luar negeri.

"Siapa yang menyuruh kamu menunda pergi?! Pergi sekarang juga, karena saya sudah ada orang yang lebih tepat memberi asi si kembar." Chana tiba-tiba datang ke kamar dan membawa seorang wanita.

...~Bersambung~...

1
ayu cantik
bagus
echa purin
👍🏻
Maya Ratnasari
RS lapangan kali ya, ngga ada brankar
Aries suratman Suratman
Apakah itu Itu Tuan Abbas Orang Ayahnya Faizah ya....?
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ya tergantung orangtua nya ga sih, menurut aku pribadi sih durhaka itu kalo orangtua nya udah baik dan bener ngajarin anak trus anak nya ngebangkang, kurang aja ga hormat nah itu durhaka, kalo orangtua nya kayak kamu ya gatau yg di sebut durhaka tetep anaknya apa kamu ✌️
Erni Kusumawati
siap meluncur kk
Kasandra Kasandra
happy ending gtu kk si dilla nya🤭... Salam Dr hongkong🙏
neng ade
siap meluncur ke sana thor 🙏
Eka ELissa
otw....
Dwi ratna
roman²nya bakalan meng Syedih deh s dilla
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
lah emang ga ada yg bilang enak mbak di duain wkwk makanya jangan jadi yg kedua, kalo kamu emang punya value bisa dapet single mapan plus tampan, eh dia milih laki orang 😩
Lysa Yunita
Di tunggu kelanjutannya 🥰🥰
imhe devangana
jngn2 ibu si kembar, hadeh🤦‍♀️🤦‍♀️ ujian faiz stlh menikah banyak sekali, seolah ngk di beri ruang bernafas kasian sekali
imhe devangana
,maaf sich boleh thor tp ngk ush mrk kembali sepasang suami istri.selama bersama dl kan dia ngk pernh ngerti keadaan suaminya. tanpa ba bi bu dia tgl kan anak sm istrinya.sekuat apa suaminya berjuang dia ngk hargai hanya krn egois jg gengsi
imhe devangana
jngn2 ibu kandung Faiz.ngk ush dia balikan sm pak abbas krn dl dia kan kejam ninggalin anaknya beserta suaminya
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
tiba2 jd azizah 😅
imhe devangana
status mantan istri bara blm ada tuh di jelaskan sm thor 🤔🤔🤔🤔 cerai mati atau cerai hidup
imhe devangana
jngn2 Faizah anak tuan Abbas
Eli sulastri
pasti chana yang bicara sama Ahsan moga Bara tidak terhasut
Eli sulastri
bagus Bara lawan greget banget sok ngatur2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!