Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Jatuh cinta
"Bagus aktingnya... udah kayak aktor dracin yang sering aku tonton" sindir Shela.
"Tapi aku lebih tampan dari aktor dracin yang kamu tonton kan?" Zevan sedikit membungkuk mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Shela. Bahkan hangat nafas lelaki itu terasa diwajahnya.
"Dihhh kepedean" Sungut Shela, dia mendorong bahu Zevan agar mundur tapi dalam hati ia mengakui kalau suaminya memang tampan.
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat, ayo aku antar ke kantor nanti kamu terlambat" Zevan segera menarik pelan tangan Shela agar mengikutinya. Gadis mungil itu pasrah karena jika harus memesan ojol pasti akan memakan waktu dan dia akan terlambat ke kantor.
Diperjalanan Shela hanya diam menatap lalu lalang jalanan yang cukup ramai dipagi hari. Zevan sesekali melirik kearah Shela, dia bingung harus memulai obrolan apa. Dia yakin Shela masih marah perihal tadi malam di cafe. Padahal saat viona merajuk dengan mudahnya dia merayu, berbeda dengan Shela gadis itu pasti tak akan mudah luluh oleh rayuan Zevan.
"Shela" panggilnya dengan ragu
"Hemm"
"Aku minta maaf"
"Emang kamu salah apa?" tanya Shela tapi tidak melihat lawan bicaranya.
"Aku salah karena masih mencintai wanita lain selain istriku" jawaban yang membuat Shela tercengang.
'Baru sadar sekarang' batin Shela
"Ohh" jawab Shela singkat.
Jawaban singkat Shela sulit dipahami Zevan. Dia benar-benar tidak paham apakah dia dimaafkan atau tidak. Namun saat mau kembali bertanya mobil Zevan sudah sampai di depan gedung perusahaan tempat Shela bekerja.
"Aku turun didepan itu aja?" Shela menunjuk kedepan disebelah gedung perusahaan.
"oke" Zevan menepikan mobilnya.
"Terimakasih atas tumpangannya" ucap Shela setelah itu dia turun dan menutup pintu mobil. Dia berlari kecil menuju gerbang perusahaan, karena kedatangan mama Hany membuatnya hampir terlambat bahkan tidak sempat sarapan. Zevan belum melajukan mobilnya, masih menatap kepergian Shela sampai menghilang dari pandangannya.
"Pasti gak semudah aku mendapat cinta Viona" gumamnya "Tapi aku gak akan menyerah, gak akan aku biarkan dia jatuh dalam pelukan Aldo" kemudian dia melajukan mobilnya menuju perusahaannya.
Kurang dari tiga puluh menit, Zevan sampai diparkiran khusus petinggi perusahaan. Bertemu dengan Dimas yang baru turun dari mobilnya.
"Hai bro!" Dimas menyapa mengangkat sebelah tangannya ke udara. "Gimana?"
"Apanya?"
"Udah nyatain cinta sama nyonya?" Dimas berpikir pasti tadi malam akan ada drama menyatakan cinta setelah terjadi drama kabur-kaburan.
"Belum" sambil berlalu pergi meninggalkan Dimas yang masih berdiri disamping mobilnya.
"Ahh lelet Lu" teriaknya karena Zevan semakin jauh. Lelaki itu terus berjalan tak menghiraukan lagi ucapan Dimas.
Zevan tidak akan secepat itu menyatakan perasaannya. Bukan karena ragu, ia yakin kalau dia memang sudah jatuh cinta pada Shela walaupun mungkin perasaannya itu baru mulai tumbuh. Dia akan memulai dari awal dengan Shela, dia akan berusaha untuk menjadi lebih baik agar Shela melihatnya sebagai seorang Zevan yang mencintainya, bukan sebagai suami yang menikahinya karena terpaksa. Itulah yang direncanakan nya sambil berusaha mencari alasan untuk meninggalkan Viona.
Di awal pernikahannya dia memang masih sangat mencintai Viona, gadis yang terpaksa ia tinggalkan demi menikahi Shela namun kembali ia pertahankan dan berjanji akan dinikahi setelah dia menceraikan Shela. Tapi hati siapa yang tau, hampir setiap hari bertemu istrinya walaupun hanya pagi hari ataupun malam saat ia pulang kerja, tidak menutup kemungkinan untuk tidak jatuh cinta pada Shela. Dia bisa melihat jauhnya perbedaan antara Shela dan Viona. Terutama saat dirumah sakit, wanita itu sangat penyayang, dan sikapnya yang lembut membuat Zevan jatuh hati. Sangat berbeda dengan Viona yang selalu bersikap manja dan harus selalu dituruti keinginannya. Zevan tak ingin membandingkan, hanya saja perbedaan itu terlalu kentara dimatanya.
Zevan melihat jam dipergelangan tangannya. Menunjukkan jam 12, dia yakin istrinya sedang istirahat makan siang. Dia meraih ponselnya diatas meja kerjanya. Mencari kontak Shela lalu mengetik pesan.
Zevan : Nanti sore tunggu aku, aku akan menjemputmu.
Centang dua pertanda pesan sudah terkirim. Satu menit...dua menit...hingga menit kelima centang berubah menjadi biru. Shela membaca pesannya namun tak ada balasan. Hingga menit kesepuluh terlihat Shela sedang mengetik....... Jantungnya berdegup menunggu balasan seperti abege yang pertama kali jatuh cinta.
Sementara Shela yang baru duduk di kantin kantor, merasa heran mendapatkan pesan dari nomor yang tidak dikenal.
"Siapa shel?" Tanya Tiara sambil melihat layar hp Shela tapi si empunya tidak langsung membalas.
"Gak tau, aku gak kenal nomornya" sahut Shela
"Emang apa isi pesannya?"
"Nanti sore tunggu aku, aku akan menjemputmu" Shela membaca ulang isi pesan tersebut.
"Mungkin itu suami kamu?" tebak Tiara
"Mana mungkin dia mau jemput aku"
"Mungkin aja Shela, setelah aku tau permasalahan kalian. Aku rasa dia takut kamu diculik pak Aldo" Dinda yang sudah tau permasalahan Shela karena pagi tadi saat Shela datang dia terus memberondong Shela dengan berbagai macam pertanyaan.
"Balas aja gak mau, kamu mau pulang bareng Aldo gitu. Suami kayak gitu gak pantes buat kamu" gerutu Tiara
"Maksud kamu aku pantas buat Shela?" Aldo tiba-tiba muncul disamping meja tempat mereka duduk di kantin kantor.
"Duhh pak ngagetin aja sih?" seru Tiara
"Lagian kamu juga ngomong sembarangan. Suami Shela itu lagi berjuang untuk jadi lebih baik jadi kasih dia kesempatan. Kalau dia menyia-nyiakan kesempatan kedua baru saya bergerak" kalimat panjang Aldo sukses membuat ketiga gadis itu melebarkan matanya.
"Biasa aja liatin nya, saya SP mau kalian?" ancam Aldo sambil tertawa dan berlalu pergi.
"Gila pak Aldo, udah terang-terangan aja sekarang" ucap Dinda yang masih keheranan.
"Lagi berusaha move on deh kayaknya" sambung Tiara
Shela tak menghiraukan lagi ocehan temannya, dia segera membalas pesan Zevan.
Shela : Ini siapa?
Terkirim dan centang dua langsung berubah biru. Shela yakin pesan itu dari Zevan dia bertanya hanya untuk memastikan karena tidak ada foto profil pada nomor si pengirim pesan.
Zevan: Suami mu ❤️
Shela mengerjap berkali-kali sepertinya ada masalah dengan matanya.
"Apa dia salah minum obat?" ucapnya dalam hati. Shela pun tak membalas lagi.
Sementara Zevan tersenyum setelah mengirim pesan terakhir, dia yakin Shela tidak akan membalas pesannya.
"kenapa Lu senyum-senyum gak jelas?" Dimas yang baru masuk keruangan Zevan terheran melihat bosnya seperti orang gila.
"Lagi jatuh cinta" sahutnya sambil tersenyum tapi pandangannya ke langit-langit ruangan.
(Zevan lagi bayangin apa hayoo) 😂
"Dasar gila" kesal Dimas. Bagaimana tidak kesal, yang awal pernikahannya dia sangat bersemangat ingin menceraikan istrinya, tapi sekarang apa? Menjilat ludah sendiri. Apalagi dia juga ikut repot saat istri bosnya menghilang dari cafe.
"Jomblo mana paham!" sahutnya enteng.
"Dasar bos lucknut"
.
.
.
.
.
Sabar ya Dim semoga kamu segera dapat jodoh 😅
mampir
thor