NovelToon NovelToon
Gadis 100 Juta

Gadis 100 Juta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ade Annisa

Seorang gadis terpaksa menjual dirinya seharga seratus juta demi membiayai kakak kandungnya yang terbaring koma di rumah sakit.

Menjadi rebutan para lelaki hidung belang, Lily si gadis cantik seharga seratus juta itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh ke tangan William, bos mafia yang digilai banyak wanita.

Dengan hal itu, si gadis seratus juta bisa mendapatkan lebih dari apa yang dia minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SANDIWARA

Davin terus mengikuti atasannya itu melangkah di koridor rumah sakit menuju ruangan tempat tuan besarnya itu dirawat. Pria itu sempat kebingungan saat mencari William yang mengatakan tengah berada di toilet wanita, untuk apa atasannya itu berada di sana, tapi tentu saja sebagai asisten dia tidak berani menanyakan apa-apa, hanya mengabarkan bahwa kehadirannya sudah ditunggu sanak keluarga.

Sembari terus berjalan, William yang semula masih sibuk dengan ponselnya kemudian memasukan benda itu kedalam saku jas nya, lalu menoleh pada Davin. "Apa yang harus aku lakukan, Dav?" tanyanya.

Sebelum menjawab, Davin mengangguk sopan, "menurut yang saya selidiki tuan besar sulit sekali dibujuk untuk makan, maka alangkah baiknya jika anda menanyakan apakah beliau sudah makan atau belum, menurut suster yang kutanya juga siang ini tuan besar belum mau minum obat."

William mengangguk, terkadang dia begitu takjub dengan Davin, pria yang usianya lebih muda  beberapa tahun dari dirinya itu benar-benar serba bisa, dari yang rumit sampai hal sepele seperti itu pun pria itu tetap bisa diandalkan.

Mereka sampai di depan ruangan yang dituju, dan dengan sigap Davin membukakan pintu. William berusaha tersenyum ramah pada semua penghuni yang berada di sana, termasuk ibu tirinya.

"Apakah Aku harus sakit dulu jika ingin mendapat kunjungan darimu." Albert Handelson, pria tua itu langsung mengomel tatkala mendapati putra sulungnya melangkah masuk ke dalam ruangan.

William tersenyum, "maaf Papa, aku sibuk," ucapnya memberi alasan, meraih punggung tangan pria itu kemudian menciumnya.

Albert menatap putranya itu dengan masih sedikit kesal, "kakakmu juga sibuk, tapi dia masih bisa menemui pria tua seperti aku," ucapnya membanding-bandingkan, tentu saja bagian itu menjadi hal yang amat William tidak suka, tapi pria itu hanya menoleh pada kakak tirinya kemudian tersenyum. "Terimakasih Kak Hanan, kau telah begitu banyak meluangkan waktu," ucapnya dengan nada menyindir.

Hanan balas tersenyum, pria yang memiliki satu putri berusia sekolah dasar itu tentu tau apa maksud sindiran pria itu, sebagai pewaris cadangan dan mendapat jabatan biasa diperusahaan ayah tiri nya, dia tidak boleh banyak berharap  namanya akan tercantum di surat wasiat, maka dari itu banyak gosip yang beredar bahwa pria itu tengah begitu gencar mengambil hati papa tirinya. Benar atau tidak William tampaknya tidak ingin terlalu ambil peduli juga.

"Beliau juga papa ku, jadi memang sudah seharusnya akupun berbakti pada dirinya." Hanan berucap sembari tersenyum.

William masih mempertahankan lengkungan di sudut bibirnya, beralih menatap ayahnya lagi. "Makan lah pah, jika kau tidak mau makan bagaimana bisa minum obat, aku begitu mengharapkan kesembuhanmu," ujarnya dengan nada yang sungguh-sungguh.

"Aku ini sudah tua, Will. Sudah saatnya kau berhenti untuk bermain-main, perusahaan papa butuh pemimpin baru."

Mendengar penuturan suaminya, Rosa yang duduk tenang di samping sang cucu menoleh pada putranya, dia merasa tidak senang, karena secara tidak langsung, kehadiran putranya Hanan di perusahaan, tidak lagi dibutuhkan.

"Papa tidak harus menungguku, ada Kak Hanan, ada Alan juga," ucap William dengan menggenggam tangan ayahnya, sekilas menoleh pada putra bungsu pria itu yang duduk di sofa fokus dengan ponselnya, anak sma yang dipanggil tuan muda itu sepertinya tengah bermain game.

Albert menoleh pada Hanan, jika saja pria itu adalah anak kandungnya tentu saja perusahaan pasti akan jatuh pada dirinya, tapi keluarga besar Handelson tentu menginginkan keturunan terkuatlah yang akan menjadi pemimpin kerajaan bisnisnya kelak, sedangkan Alan, putra bungsu hasil pernikahannya yang kedua masih terlalu muda jika harus dibebani itu semua.

"Mereka membutuhkanmu, Will," mohon Albert, jika memang waktunya sudah dekat, pria tua itu tidak akan dapat berpulang dengan tenang, jika belum melihat pemimpin baru untuk perusahaannya yang ia bangun begitu penat.

William tersenyum, "Kau akan baik-baik saja, percayalah," ucapnya memberi semangat.

Rosa beranjak berdiri, menghampiri sang suami dan mengusap pundaknya, "anda tidak boleh terlalu memikirkan hal itu suamiku, semua akan baik-baik saja," ucap wanita paruh baya itu sembari menoleh pada anak tirinya, "bukankah begitu Will?" tanyanya mencari dukungan.

William mengangguk tersenyum, terkadang ada beberapa kalimat yang harus segera pria itu iya kan agar tidak terlalu banyak bicara, dia sudah cukup muak ikut terlibat di dalam omong kosong sandiwara mereka.

***

Di tempat yang berbeda, Lily yang masih terlalu syok dengan kemunculan sosok William membuat perempuan itu sedikit gemetaran, beruntung pria yang menurutnya sudah gila itu tidak memaksakan kehendaknya dikamar mandi seperti yang ia takutkan.

Hal itu membuat pria yang tengah makan di hadapannya jadi curiga, "apa ada sesuatu yang terjadi padamu Ly?" tanya Daniel saat mendapati rekannya itu terlihat begitu aneh. "Kau sakit?"

Lily yang sedikit  terlonjak karena sempat melamun tadi kemudian menggeleng, "aku tidak apa-apa Niel, kau tidak usah khawatir," ucapnya, kembali memusatkan perhatiannya pada makanan di atas meja, dan entah kenapa dia yang sebenarnya lapar jadi berubah tidak berselera.

Daniel mengangguk mengerti, "Bagaimana toko bungamu, sudah mau dibuka, tak apa jika kau sibuk biar aku yang membantu menjaga Kak Leon, toh aku tidak akan kemana-mana," ujarnya menawarkan.

Lily tersenyum senang, dia merasa sangat beruntung memiliki teman seperti Daniel, pria itu telah begitu banyak membantunya."Terimakasih Niel, mungkin besok aku sudah mulai bisa mengurus toko bunga itu, kutitipkan Kak Leon padamu," ucapnya dengan haru.

"Tidak usah khawatir, serahkan saja padaku."

Belum sempat menanggapi, sebuah keramaian yang menyita perhatian membuat keduanya menoleh keluar jendela kantin rumah sakit itu, di koridor sana terlihat beberapa ajudan yang tampak sibuk membelah keramaian, menyuruh siapapun yang lewat di lorong itu untuk memberi jalan pada sang atasan yang akan melewatinya.

"Siapa sih?" tanya Lily merasa penasaran, tentang sosok yang begitu diistimewakan di tempat itu.

Daniel yang memang sudah terbiasa menyaksikan pemandangan seperti itu memilih untuk bersikap tidak peduli, "ah itu keluarga Handelson, tuan besarnya dirawat di sini beberapa hari yang lalu, mungkin keluarganya datang untuk menjenguk, rumah sakit ini adalah miliknya."

Lily mengangguk, kembali memperhatikan koridor yang sedikit ramai dengan orang-orang yang sibuk menyapa, dia penasaran seperti apa sih orangnya,"William," gumam perempuan itu yang membuat Daniel menoleh.

"Kau kenal?" Daniel bertanya tidak percaya, setaunya sulit sekali menemui orang yang dekat dengan Tuan William. Pria itu sedikit sulit didekati, terlihat dingin dan begitu disegani.

Lily yang menoleh pada Daniel kemudian menggeleng, lalu kembali beralih pada kerumunan lagi, kali ini perempuan itu mendapati sosok William yang menoleh ke arahnya, tatapan tajam yang terlihat begitu mengancam kembali membuat Lily gemetaran, perempuan itu memilih untuk menekuni makanannya. "Memangnya dia siapa?"

"Dia itu putra mahkota kerajaan Handelson." Daniel menjawab dengan sedikit berseloroh.

"Hah?" Lily yang tidak paham tentu saja merasa kebingungan, dan pria di hadapannya itu malah tertawa.

"Orang-orang memanggilnya seperti itu, siapa yang tidak kenal Tuan William, dia adalah kandidat pewaris terkuat HS grup," tutur Daniel dengan sedikit dilebih-lebihkan.

Lily mengerutkan dahi, HS Grup sepertinya perempuan itu pernah mendengarnya. "Dia orang yang sangat kaya, benar begitu?" Tanya Lily, yang mengingatkan dia dengan nominal yang masuk ke dalam tabungannya beberapa hari yang lalu.

Daniel mengangguk, "sangat," ucapnya berapi-api, "jika aku punya harta sebanyak dirinya mungkin sekarang ini sudah bisa menikahimu," seloroh pria itu.

"Eh?"

***

Sang papa yang menyuruh para pengawalnya untuk mengantarkan William sampai ke tempat tujuan, sebenarnya membuat pria itu merasa risi, dia tau disetiap koridor yang ia lewati pasti ada saja yang akan mengganggu dan menghampirinya untuk menyampaikan keluhan-keluhan tentang rumah sakit itu, tentu saja William tidak punya banyak waktu.

Pria itu menoleh ke arah kantin rumah sakit, dan mendapati sosok perempuan yang ia kenali tengah bersama pria lain, entah mengapa perasaannya berubah tidak senang, dia hendak menghampiri mereka berdua saat Davin kemudian mencegahnya, dan mengatakan ada urusan penting yang harus diselesaikan segera.

"Kau lihat itu, Dav," bisik William.

Davin dengan cepat dapat menangkap sosok perempuan yang dimaksud oleh tuannya, wajah itu ia kenali sebagai wanita yang potretnya dikirimkan William pada dirinya. "Wanita yang beberapa hari  lalu bermalam denganmu, Tuan," ucap Davin menegaskan.

William mengangguk, "aku menginginkannya," ucap pria itu.

"Baik Tuan."

***iklan***

Author :Buat si eta yang pedes banget kalimatnya, coba dikasih ajinomoto dikit biar gurih. 😌

Netizen: Si eta siapa si thor 🤔

Author: ya pokoknya si eta lah 😒

Netizen: banyak yang penasaran katanya Lily dibayarin berapa si thor sama Bang Bule, kalo diberasin kira-kira dapet berapa karung tuh 🤔

Author : ya cukup lah buat buka warung  sembako sekalian. 🙄

Kenapa gak dijelasin nominal nya, ya karena yg menurut kita mahal itu bagi sebagian orang terasa murah, Mi instan duo aja nih yang harganya dua kalilipat dari mi biasa udah cukup mahal buat gue. 😒

Ya intinya setiap orang punya standar mahal masing-masing. Ntar kalo gue bilang satu miliyer pasti ada yang komen. Murah amat thor, sini sini gue sleding kepalanya. 😌

Jangan lupa bantu vote ya netizen ku, gambar jempolnya jangan lupa dipencet, gak ngilangin pahala tenang aja. 😆

1
Yo Zhibin❤️💞
Q suka semua karyamu mbak Adeannisa 😂💞 di tunggu cerita berikut nya😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
Yaaaa.. Thor..kawal sampe nikah Napa sih..🤔🤔😏
Yo Zhibin❤️💞
jadi bang Leon sama siapa nih ??? ngambang bgt sih..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kusut.dah...kusut..kasian lura thooor..tolong in🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
William... pasti 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
iklan somplaaaak 😂😂😂😁
Yo Zhibin❤️💞
visual nya lura mana Thor..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo udah brojol semua tambah seruuu...😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jiaaaah.. Bu Marlina bapperware mu laris..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
kan.. penasaran visual nya Simba 🤔🤔
Yo Zhibin❤️💞
ish...ish..ish..jadi bingung sendiri kan Leon 😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Selalu ada Gulma di setiap cerita cinta 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
aduh dek..lebih baik beda negara drpd beda perasaan 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Dan jika keluarga Bu Marlina + buronan mitoha hadir..pas dan tidak terelakkan.. perut kaku,ngakak abis.. wait..wait... brarti yg di kandungan Lily tu si Julian kan tapi kenapa pas gede bisa sekampus sama Sena kan duluan Sena lahirnya..tu di ceritanya udah gendong Sena 🤔🤔🤔 author mabuuuuk
Yo Zhibin❤️💞
hiii.. iklan duo somplaaaak.😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
mirip Nena yg enggan bermesraan..tapi suka jika berdekatan 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
buseeet dah..ga William ga Leon..😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
i don't know.. what i said..😏😏
Yo Zhibin❤️💞
dasar author somplaaaak..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Kok bisa.. wuaaah..tambah rumit 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!