"Kenapa kau suka sekali ikut campur dengan urusan pribadiku?"
"Karena aku sedang mencari celah untuk mendekatimu dan merebut dirimu dari suamimu yang brengsek itu," jawab Hansel blak-blakan.
Jatuh cinta pada seorang gadis bukanlah hal yang memalukan. Tapi bagaimana jika ternyata kau jatuh cinta pada seorang wanita yang berstatus sebagai istri dari pria lain?
Hal inilah yang dirasakan oleh seorang Hansel Abraham. Hansel jatuh cinta pada Hanni, perawat pribadinya yang saat ini menyandang status sebagai istri dari Raymond Damara.
Langkah apa yang akhirnya akan diambil oleh seorang Hansel Abraham?
Apakah Hansel akan merelakan Hanni tetap bersama Raymond?
Atau Hansel akan menggunakan segala cara untuk merebut Hanni dari pelukan Raymond?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENURUT SAJA
"Makan dan habiskan!" Perintah Hansel masih dengan nada yang galak.
Hanni terdiam.
Yang benar saja, makanan ini banyak sekali dan Hanni harus menghabiskan semuanya. Apa tuan muda temperamental ini mau membuat Hanni mati kekenyangan?
"Makan cepat! Apa kau tidak punya telinga?" Sergah Hansel lagi yang sepertinya ingin meledak.
Entah ada masalah apa dengan pria aneh ini.
Apa tidak bisa jika dia tidak berteriak atau marah-marah barang sedetik saja?
Hanni meraih sendok di hadapannya dan mulai menyuapkan makanan yang disodorkan oleh Hansel ke mulutnya.
Hanni makan sedikit cepat, berharap makanan ini akan secepatnya habis.
"Makanlah pelan-pelan! Kau seperti gadis miskin yang tidak pernah makan makanan enak saja!" Tegur Hansel seraya mengusap makanan yang belepotan disudut bibir Hanni.
Tentu saja Hansel melakukannya dengan kasar.
Huh!
Jevon benar.
Hanni benar-benar harus kuat mental menghadapai pria temperamental dan emosian ini. Semoga Hanni tidak mati muda dan terkena serangan jantung hanya karena menjadi perawat pribadi dari tuan muda Hansel yang terhormat.
Hansel terus saja memperhatikan saat Hanni menyuapkan makanan demi makanan ke dalam mulutnya. Tentu saja hal ini membuat Hanni merasa risih dan tidak nyaman.
Tapi Hanni bisa apa memangnya?
Tuan muda ini yang berkuasa di kamar ini, dan Hanni hanya seorang perawat sekaligus pelayan yang harus menurut agar tuan Hansel yang terhormat ini tidak marah atau mengomelinya.
Ah, sudahlah!
Sebaiknya Hanni cepat-cepat menghabiskan makanan yang tak kunjung habis ini.
Besok Hanni akan berpesan pada Wanda agar mengurangi porsi makanan tuan Hansel. Jadi Hanni tidak perlu tersiksa saat harus menghabiskan sisa makanan dari tuan muda yang terhormat ini.
Menyebalkan!
"Selamat pagi!" Sapa Alex yang baru saja masuk ke kamar Hansel.
Pria itu terlihat menenteng tas kerja warna hitam.
"Pagi, Alex! Kau membawa yang aku minta kemarin?" Tanya Hansel seraya mendorong kursi rodanya mendekat ke arah Alex.
Hanni buru-buru bangkit dari duduknya dan membantu mendorong kursi roda Hansel.
Tuan muda tersebut menoleh ke arah Hanni dan memberikan sebuah tatapan tajam.
"Makananmu sudah habis?" Tanya Hansel
"Saya sudah kenyang, Tuan" jawab Hanni cepat.
"Habiskan makananmu!" Perintah Hansel galak.
"Hans! Jangan memaksanya!" Alex menegur Hansel yang kasar terhadap Hanni.
Alex membunyikan lonceng yang ada di atas nakas.
Hanni sungguh tidak tahu apa fungsi dari lonceng tersebut.
Seorang pelayan datang ke kamar Hansel dengan tergopoh-gopoh.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Alex?" Tanya pelayan tersebut sopan.
"Tuan muda sudah selesai sarapan. Bawa keluar troli itu!" Perintah Alex seraya menunjuk ke arah troli makanan.
Pelayan tadi hanya mengangguk dan dengan cepat membawa keluar troli tersebut.
Hansel masih menatap tajam pada Alex.
"Jangan mengajariku! Aku yang membayar gadis ini untuk menjadi pelayan dan perawat pribadiku," sergah Hansel mencari pembenaran.
"Tapi kau tidak perlu juga memaksanya melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, Hans!" Sahut Alex yang tidak mau kalah.
"Memangnya kau siapa? Kenapa sok-sokan membela dia? Apa kau suaminya?" Cecar Hansel seraya menjalankan kursi rodanya ke arah meja kerja.
Hanni yang sigap segera membantu tuan muda tersebut.
"Aku sahabatnya," sergah Alex yang kini ikut mendekat ke meja kerja Hansel.
"Kau tidak bisa memaksa Hanni memakan makanan sebanyak tadi. Apa kau mau membuat Hanni sakit perut?" Imbuh Alex lagi yang sepertinya sedikit emosi.
"Aku hanya sedang membuat tubuh sahabatmu yang kurang gizi ini menjadi sedikit berisi. Agar dia kuat mendorong kursi roda sialan ini. Jadi tanganku juga tidak perlu lecet karena harus mendorong sendiri kursi roda bodoh ini," ujar Hansel panjang lebar yang langsung membuat Alex terdiam.
Pria itu menghela nafas panjang. Berdebat dengan Hansel tidak akan pernah ada ujungnya. Pria emosional ini akan terus melontarkan kata-kata pedas dan tidak akan pernah mau mengalah. Jadi mungkin lebih baik Alex diam saja dan mengalah. Alex yang masih waras disini.
Hanni sendiri juga hanya diam menyaksikan perdebatan dua pria di hadapannya tersebut.
Meskipun tak bisa dipungkiri, jika Hanni terus saja mengumpat dalam hati merutuki kata-kata pedas dari tuan Hansel yang terhormat.
Tubuh Hanni memang terlihat kurus. Tapi jangan remehkan tenaga seorang Hanni.
Hanni masih sanggup jika harus mendorong kursi roda bodoh beserta tuan muda emosional ini keliling halaman depan sebanyak sepuluh kali.
Alex mengeluarkan beberapa berkas dari tas yang tadi ia bawa dan menyerahkannya pada Hansel.
"Kau akan datang ke hotel hari ini?" Tanya Alex dengan raut wajah serius.
"Aku akan datang besok. Jadi mundurkan jadwalnya jadi besok," jawab Hansel dengan nada tegas.
Alex hanya mengangguk.
Pria itu ganti menyodorkan satu bendel kertas pada Hanni.
"Beberapa hal kecil tentang tuan muda Hansel yang mungkin perlu kau hafalkan," ujar Alex seraya menatap pada Hanni.
"Terimakasih, Al," ucap Hanni cepat seraya menerima kertas-kertas tadi dari tangan Alex.
"Pastikan kau menghafal semuanya dan tidak lagi membuat kesalahan seperti pagi ini!" Ujar Hansel memperingatkan.
"Aku akan langsung memecatmu jika kau berbuat kesalahan lagi!" Imbuh Hansel mengancam.
"Kau tidak akan bisa memecat Hanni, Hans! Hanni sudah terikat kontrak enam bulan kedepan sebagai perawat pribadimu. Aunty Ira yang memegang surat perjanjiannya," sergah Alex yang langsung disambut Hansel dengan sebuah tatapan tajam.
"Kalau begitu, aku akan menyiksa perawat bodoh ini jika dia berbuat kesalahan," sahut Hansel seraya tersenyum licik pada Alex.
Alex sudah akan menjawab, tapi Hansel langsung mengangkat tangannya dan memberi isyarat pada Alex untuk tidak membantah lagi.
"Urusanmu disini sudah selesai. Kembalilah ke kantor atau kemana saja. Keluar!" Perintah Hansel galak.
Alex tak menyahut lagi dan hanya melayangkan tatapan prihatin pada Hanni.
Hanni mengangguk samar pada Alex seakan memberitahu kalau dirinya akan baik-baik saja bersama tuan muda temperamental ini.
Alex segera berbalik dan keluar dari kamar Hansel.
.
.
.
Terima kasih apresiasi positifnya.
Jangan lupa like dan komen.
Untuk yang ingin vote karya ini, bisa klik pita ungu bertuliskan "lomba update tim" agar vote kalian masuk dan terhitung sebagai dukungan untuk othor. Terima kasih 😙