NovelToon NovelToon
You Can Run, But You'Re Still Mine

You Can Run, But You'Re Still Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Dark Romance
Popularitas:32.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska dikenal sebagai pangeran sekolah, tampan, kaya, dan sempurna di mata dunia. Tak ada yang tahu, pendekatannya pada Elvara, gadis seratus kilo yang kerap diremehkan, berawal dari sebuah taruhan keji demi harta keluarga.
Namun kedekatan itu berubah menjadi ketertarikan yang berbahaya, mengguncang batas antara permainan dan perasaan.

Satu malam yang tak seharusnya terjadi mengikat mereka dalam pernikahan rahasia. Saat Raska mulai merasakan kenyamanan yang tak seharusnya ia miliki, kebenaran justru menghantam Elvara tanpa ampun. Ia pergi, membawa luka, harga diri, dan hati yang hancur.

Tahun berlalu. Elvara kembali sebagai wanita berbeda, langsing, cantik, memesona, dengan identitas baru yang sengaja disembunyikan. Raska tak mengenalinya, tapi tubuhnya mengingat, jantungnya bereaksi, dan hasrat lama kembali membara.

Mampukah Raska merebut kembali wanita yang pernah ia lukai?
Atau Elvara akan terus berlari dari cinta yang datang terlambat… namun tak pernah benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Antara Marah dan Bertahan

Dapur kecil itu mendadak terasa sempit.

Elvara bersandar di meja, napasnya terengah. Tangan kirinya menekan perut, tangan kanannya mencengkeram tepi kayu seolah itu satu-satunya pegangan agar ia tetap berdiri.

Hangat. Lalu nyeri. Lalu… takut.

Ia menutup mata.

Bayangan Raska muncul begitu saja.

Seragam sekolah. Senyum tipisnya. Cara pemuda itu menatapnya seolah dunia tidak bising ketika mereka berdua berbicara.

Dan di atas semua itu.

Taruhan.

Kata itu seperti pisau.

“Jadi sejak awal… aku cuma angka.”

Perutnya berkontraksi pelan.

Elvara terisak, tapi menahan suaranya. Ia benci Raska.

Benci karena berani menjadikannya objek permainan.

Benci karena diam.

Benci karena tidak jujur, bahkan setelah menikah.

Tapi di saat yang sama… dadanya sakit karena ia masih mencintai pemuda yang sama.

Cinta itu tidak hilang. Ia hanya tercampur amarah. Rasa percaya yang retak. Dan kini,

sebuah kehidupan kecil di dalam tubuhnya.

Air mata jatuh satu-satu ke lantai dapur.

“Aku gak pernah minta ini…” bisiknya lirih.

Ia menekan perutnya lebih kuat, bukan menyakiti, melindungi.

"Tapi aku juga gak bisa membencimu."

Itulah yang paling menyiksa.

Bukan ditinggalkan. Bukan dibohongi. Tapi mencintai seseorang yang telah merusak makna cinta itu sendiri.

Elvara mengusap wajahnya kasar. Ia berdiri lebih tegak. Menarik napas panjang.

Kalau ia harus hancur, ia akan hancur sendirian.

Kalau ia harus membesarkan anak ini, ia akan melakukannya tanpa kebohongan.

Dan kalau suatu hari Raska kembali, ia tidak tahu apakah ia ingin memeluknya… atau menamparnya.

Yang ia tahu satu hal:

Ia pergi bukan karena berhenti mencintai. Ia pergi karena mencintai dirinya sendiri, untuk pertama kalinya.

 

Sementara di barak latihan, Saat matahari akhirnya naik, tubuh Raska sudah bukan miliknya lagi. Tangan gemetar. Kaki mati rasa. Keringat bercampur lumpur.

Ia berdiri terpaku, nyaris roboh.

Di dalam kepalanya, satu nama terlintas. Bukan ibunya.

Elvara.

Dan untuk pertama kalinya sejak datang ke tempat ini, Raska sadar, tempat ini tidak akan menyembuhkannya.

Tapi mungkin…

tempat ini akan cukup keras untuk membuatnya bertahan.

***

Elvara berdiri di depan cermin kamar mandi, menatap pantulan dirinya sendiri.

“Kalau aku saja tak bisa menjaga tubuhku sendiri,” bisiknya, “bagaimana aku bisa menjadi seorang ibu?”

Perutnya membuncit. Lengannya membesar. Napasnya lebih pendek dari biasanya.

Di kepalanya, daftar itu berputar tanpa henti. Risiko preeklamsia, risiko diabetes gestasional, risiko pada janin.

Ia tahu semuanya. Terlalu tahu.

Dan justru pengetahuan itu yang menyiksanya.

Elvara menunduk, kedua tangannya bertumpu di wastafel.

Menjadi kuat, ternyata tidak selalu terlihat gagah. Kadang hanya berarti, tetap bangun setiap pagi, tetap kuliah, tetap membantu ibu berjualan,

meski tubuh terasa berat dan kepala penuh kecemasan.

Ia tidak kabur dari hidupnya. Ia membayar hidup itu dengan tenaga.

Dan di tempat lain, dengan cara yang berbeda, Raska membayar dosanya, dengan tubuh yang dihancurkan latihan.

Sementara Elvara membayar lukanya, dengan tubuh yang sudah kelelahan, bahkan sebelum diberi pilihan.

***

Elvara menaiki tangga kampus.

Baru anak tangga kelima, langkahnya terhenti. Dadanya terasa berat, napasnya pendek.

"Seharusnya aku dengerin Ibu. Diet lebih awal," batinnya.

Katanya, di awal disebut pendaftaran. Di akhir, penyesalan. Sayangnya, tak ada panduan bagaimana menghindari yang terakhir.

Seorang dosen perempuan berambut pirang turun dari arah berlawanan. Langkahnya melambat ketika melihat Elvara berhenti.

Tatapan singkat. Profesional. Tidak menghakimi.

“Take care of your health,” ucapnya ringan, seolah basa-basi.

Elvara tahu maksudnya. "Jaga kesehatanmu."

Lalu dosen itu menambahkan, tanpa berhenti berjalan, “Medicine is demanding. Your body will need you as much as your patients will.”

"Dunia medis kejam," batinnya. "Dan tubuhku akan membutuhkanku sama seperti pasienku membutuhkanku."

Elvara mengangguk sopan. “Yes, Ma’am.”

Dosen itu berlalu.

Elvara menghembuskan napas panjang. Ia teringat seragam praktik yang semakin sempit. Jas lab yang tak lagi menutup dengan rapi.

"Aku harus berjuang lebih keras," pikirnya.

“Demi aku,” bisiknya. Tangannya mengusap perutnya pelan. Lalu suaranya lebih pelan lagi, “Demi kamu.”

Ia kembali melangkah. Satu anak tangga. Lalu satu lagi.

***

VIP room restoran itu dipenuhi aroma kopi, cemilan, dan kelelahan yang tidak sempat diproses.

Asep menjatuhkan badan ke sofa seperti mayat hidup.

“Gue sumpah,” katanya sambil menatap langit-langit, “kalau hari ini ada yang bilang bisnis itu gampang, gue lempar pakai laporan stok.”

Vicky terkekeh, membuka kancing jasnya satu. “Tenang. Capek itu tanda kita naik kelas.”

“Naik kelas apaan?” dengus Asep. “Gue ngerasa turun berat badan, bukan naik kelas.”

Gayus duduk paling rapi. Laptop terbuka. Tablet di sampingnya. Catatan digital berbaris rapi.

“Secara data,” ucapnya tenang, “kalian capek karena tidak mengatur waktu kuliah, kerja, dan istirahat.”

Asep menoleh tajam. “Lu tuh kalau ngomong kayak dosen, bisa dikasih nilai gak sih?”

Vicky tertawa. “Tenang. Gayus itu bukan dosen. Dia itu… slide PowerPoint yang hidup.”

Gayus melirik sekilas. “Slide PowerPoint itu efisien.”

“Efisien bikin orang ngantuk,” sahut Asep cepat.

Pelayan masuk membawa minuman.

Vicky menyesap kopinya, lalu bersandar santai. “Tapi jujur ya,” katanya. “Kalian ngerasa gak sih… kuliah kita sekarang tuh aneh?”

Asep mengangkat kepala. “Aneh gimana?”

“Di kelas, dosen ngomong teori,” lanjut Vicky, “tapi di luar, kita malah udah ngalamin duluan. Jadi pas dia jelasin… otak gue malah, ‘oh ini toh maksudnya’.”

Gayus mengangguk pelan. “Itu namanya experiential learning.”

Asep menyipit. “Bahasa manusia, Yus.”

“Praktik dulu, teori nyusul,” jawab Gayus singkat.

Asep langsung duduk tegak. “NAH! ITU! GUE MERASA DIVALIDASI!”

Vicky tertawa. “Lihat. Satu istilah ilmiah bisa bikin Asep merasa pinter.”

“Gue emang pinter,” bantah Asep. “Cuma selama ini tertindas teori.”

Asep menyeruput minumannya, lalu menghela napas panjang.

“Tapi capeknya tuh bukan capek fisik doang,” katanya. “Karyawan ribut, stok telat, supplier drama, pelanggan komplain. Itu lebih bikin migrain daripada ujian.”

Gayus menutup laptop sejenak. “Karena itu manusia, bukan angka.”

Vicky mengangguk. “Dan manusia gak bisa diatur pakai rumus.”

Asep menunjuk Vicky. “Lu tuh pinter kalau lagi serius.”

“Makanya gue jarang serius,” jawab Vicky santai.

Hening sebentar.

Nama Raska seperti tidak disebut… tapi terasa.

Asep bersandar lagi. “Kalau Raska ada di sini, dia pasti bilang, ‘lanjutin aja’.”

Gayus menatap layar kosong. “Dan kita memang harus lanjutin.”

Vicky menghela napas pendek. “Gila juga ya. Anak itu masuk militer, tapi bisnisnya malah makin hidup.”

Asep terkekeh kecil. “Dia ninggalin usaha bukan buat kabur. Tapi karena percaya.”

Gayus menambahkan pelan, “Dan kepercayaan itu mahal.”

Vicky memutar gelas di tangannya. “Eh, tapi serius,” katanya, nada setengah bercanda, “kalau ini gagal, kita bertiga bisa masuk berita.”

Asep menoleh. “Judulnya apa?”

“‘Tiga Mahasiswa Sok Bisnis, Akhirnya Sok Kaya’.”

Gayus mendesah. “Secara probabilitas, kegagalan tetap ada.”

Asep langsung mengangkat tangan. “STOP. Jangan pake kata probabilitas sebelum makan.”

Pelayan masuk lagi, mengantar makanan.

Asep langsung bersinar. “Oke. Dengan ini gue nyatakan, semua keputusan berat ditunda sampai perut terisi.”

Vicky mengangkat gelas. “Setuju. Karena bisnis tanpa makan itu berbahaya.”

Gayus mengangguk kecil. “Keputusan tanpa energi cenderung emosional.”

Asep menunjuk Gayus sambil mengunyah. “Lu tuh bikin semua hal terdengar ilmiah, padahal intinya lapar.”

Mereka makan.

Tidak ada pidato besar. Tidak ada janji muluk. Hanya tiga anak muda, duduk di ruangan mewah, sambil membawa tanggung jawab yang lebih besar dari usia mereka.

Dan entah kenapa, di tengah lelah, ribut, dan canda receh, bisnis itu tetap berjalan.

Karena di luar sana, ada satu orang yang percaya…

dan di dalam sini, ada tiga orang yang tidak mau mengkhianati kepercayaan itu.

VIP room restoran itu mendadak sunyi ketika ponsel Asep bergetar di atas meja.

Nama di layar membuat Asep berhenti mengunyah.

“Eh.”

Vicky melirik. “Eh apaan?”

...🔸🔸🔸...

...“Cinta tidak selalu pergi saat dikhianati....

...Kadang ia tinggal, dan itu yang paling menyakiti.”...

...“Ada orang yang lari dari luka....

...Ada yang memilih tinggal, dan menanggungnya.”...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dew666
🌹🌹🌹🌹🌹
Cicih Sophiana
kopi malam ☕️untuk kak Nana
LibraGirls
jadi kecebong raska🙊
LibraGirls
semangat buat kalian semua 😂
Suanti
nanti raska salah faham kira elvara sdh nikah lgi 🤭
Dek Sri
semoga elvara dan raska suatu hari bersatu
Wardi's
wajib lanjut sih thor... makin seru nih...
Wardi's
ach gk rela klo vara sm adrian...
Wardi's
ko dr adrian ikut... ngapain??
Eka Burjo
iiihhh gemesnyaaa👌👌👌👌🫩🫩☹️☹️☹️
Puji Hastuti
Masalah harus di selesaikan vara, semoga kalian bahagia
Wardi's
ach tidaaaak... asli deg2an bacanya..
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Lagi Kak Nana... 😁😁😁🙏

Semangat Terus Kak Nana, Uonya kak 🙏🙏🙏
Fadillah Ahmad
Iya, Belum Waktunya kalian Bertemu... Sabar saja... Dan, ketika Waktu itu datang... Kamu pasti akan pangling melihat Raska Yang Sekarang Elvara... 😁😁😁 dia "Raska" kini, sudah menjadi Tentara... Sesuai Yang di inginkan oleh ibumu Elvara 😂😂😂 Jadi, Tunggu lah Waktu itu datang, ya... 😁😁😁
Fadillah Ahmad
Itu Elvara Rasaka... Itu Elvara... Dia kembali! 😁😁😁
Endang Sulistiyowati
Hah nyaris tipis...padahal reaksi tubuh saling mengenali. Bangganya nanti Rava punya ayah seorang Kapten. pasti langsung keterima sama Bu Elda. Ga tau lah Elvara mau kemana arahnya.

Kak, up lagi donk 🤭
Fadillah Ahmad
itu Pasti Raska, kan kak Nana? Mungkin Baru Pulang Dinaa, Dari Papua, Mungkin ya? 😁😁😁
tse
kata2 mutiaramu ka. ...
membuatku srlalu memejamkan Mata sejenak untuk meresapi maknanya
lanjutkan ka...
Fadillah Ahmad
Iya, Waktu itu, telah tiba Elvara. Ksmu sudah tidak bisa menghindar lagi, sudah bertahun-tahun kamu menghindar Elvara. Sekarang lah Saatnya kamu kembali... Dan menyelesaikan masalahmu yang telah lama tertunda sejak Remaja itu. Pulanglah... 😁😁😁🙏
Fadillah Ahmad
Harus itu, bukan kah... Kata orang tua, dulu-dulu, laki-laki itu harus kuat, nggk boleh Nangis, kan.

Tapi... Yang nggk di sadari Orang tua yang bilang begitu, anak laki-laki kan juga manusia biasa. Bukan Robot, yang nggk bisa menangis dan terpuruk. Laki-laki juga pernah menangis juga dan terpuruk, sama Seperti Wanita. Jadi Salah, kalau ada yang bilang laki-laki itu, nggk boleh nangis dan Rapuh Seperti Perempuan. Laki-laki juga manusia biasa 😁😁😁🙏

Nangis Saja Rava, kalau kamu mau nangis, nggk papa kok 😁😁😁🙏
Suanti: kirain bisa bertemu di bandara 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!