Dipisahkan dengan saudara kembar' selama 8 tahun begitu berat untukku, biasanya kami bersama tapi harus berpisah karena Ibu selingkuh, dia pergi dengan laki-laki kaya dan membawa Nadira saja, sedangkan aku ditinggalkan dengan Ayah begitu saja.
Namun saat kami akan bertemu aku malah mendapatkan sesuatu yang menyakitkan Nadira mati, dia sudah tak bernyawa, aku dituntun oleh sosok yang begitu menyerupai Nadira, awalnya aku kira dia adalah Nadira yang menemuiku tapi ternyata itu hanya arwah yang menunjukan dimana keberadaan Nadira.
Keadaannya begitu mengenaskan darah dimana-mana, aku hancur sangat hancur sekali, akan aku balas orang yang telah melakukan ini pada saudaraku, akan aku habisi orang itu, lihat saja aku tak akan main-main untuk menghabisi siapa saja yang telah melakukan ini pada saudaraku. Belahan jiwaku telah hilang untuk selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa
"Akhh" teriakan melengking membangunkan Nadia yang sedang tertidur nyenyak.
Nadia segera bangun dengan wajah yang begitu ceria dan bahagia sekali, dengan perlahan Nadia segera bangkit membersihkan wajahnya dan segera keluar dengan langkah yang anggun.
Ditaman sudah banyak orang dan Adrian yang menangis dan terus berteriak perih, gatal, sakit belum lagi alat vitalnya yang paling parah.
Wulan yang melihat putranya tak pakai apa-apa segera mendekatinya dan membelitkan kain "Kamu ini kenapa sih, kenapa bisa seperti ini, ngapain telanjang dan tidur di taman" panik Wulan.
"Sakit Ibu, ini sakit banget kulit ku sakit banget, perih gatel tolong Bu, Ayah tolong" teriak Adrian berjalan kearah Ayahnya dengan sangat perlahan.
"Ayo cepat pergi ke rumah sakit" ucap Pak Rahman yang begitu khawatir dengan putra satu-satunya "Kenapa sih bisa ada disini kamu Adrian, masa iya ngelindur sampai telanjang"
Dinda dan Merry masih diam mematung apalagi saat melihat alat vital Adrian mereka begitu syok dan merasa geli saja merah-merah dan sudahlah, mereka tak ingin menjelaskan lagi rasanya sudah tak berbentuk saja.
"Kakak ada apa ini, Kakak kenapa bisa seperti ini" tanya Siska sangat khawatir saat Kakaknya sudah mendekat, tadi tak berani mendekati karena Kakaknya telanjang.
"Aw sakit Ayah sakit banget, aw aduhh sakit" teriak Adrian lagi tak lupa air matanya sekarang keluar.
Nadia hanya bisa menahan tawanya saja, Adrian ternyata tak menyebut namanya, kalau pun menyebut namanya Nadia tak peduli.
"Kakak" teriak Siska yang mulai menangis, Dinda dan Merry mulai menenangkan.
Nadia yang melihat ada seutas tali panjang dan melintang di balkon kamar Siska merasa penasaran, segera melangkah kearah tali yang menjuntai dan menariknya, lalu saat melihat ada yang jatuh didalamnya Nadia berlari kencang untuk menghindar.
Byurrr dan "Akhhhhhh" teriak mereka bertiga bersama.
"Hahahah, kasian banget" Nadia tertawa terbahak bahak melihat itu.
Sepertinya itu bukan air biasa, bau sekali "Ikhh menjijikan sekali, apa itu" teriak Nadia agar mereka mendengarnya.
"Sialan kamu Nadira" kesal Siska sambil menghentak- hentakan kakinya.
"Loh, kok gue sih, emang gue salah apa narik tali yang ada di balkonnya Siska, kenapa juga ada tali ya gue tarik lah, ternyata senjata makan tuan, rasain tuh"
Nadira segera masuk kedalam rumah sedangkan mereka sedang muntah-muntah, bahkan Merry sampai pingsan.
Hari yang menyenangkan langsung kena 4 orang bukan, Nadia segera bersiap-siap untuk pergi sekolah, bahkan Nadia membeli seragam baru rasanya yang kemarin sudah tak layak pakai saja.
Nadia bersenandung dengan riang, keluar dari rumah dan hampir saja bertabrakan dengan Aldi, tunggu Aldi kenapa ada disini.
"Ayo berangkat" Aldi langsung menarik tangan Nadia sangat kencang sekali.
"Apaan sih kasar banget"
"Masuk" teriak Aldi.
Tubuh Nadia langsung didorong begitu saja oleh Aldi
"Brengsek banget tuh laki" kesal Nadia membenarkan duduknya.
"Kak Aldi pasti mau jemput aku kan" ucap Siska dengan begitu riang, saat keluar rumah sudah melihat sang pujaan hati rasanya kesal pada Nadira langsung hilang.
Aldi tersenyum pada Siska dan mengusap rambutnya "Hari ini ga dulu ya, kamu sama teman-teman kamu dulu aja berangkatnya"
"Loh kok gitu terus Kak Aldi ke sini mau jemput siapa kalau bukan aku"
Nadia yang memang dari tadi menguping segera membuka kaca mobil "Ya tentu jemput gue lah pacarnya, emangnya lo siapa sampai harus dijemput pacar orang sadar diri sedikit lah"
"Ih kok gitu sih Kak Nadira bicara sama aku, padahal kan aku tanya baik-baik sama Kak Aldi, kan biasanya jemput aku, ya udah sih aku juga sadar diri kalau Kak Aldi pacar Kak Nadira, tenang aja aku ga akan mungkin hancurkan hubungan kalian"
"Ya udah kalau sadar diri ngapain tanya-tanya juga, jangan terlalu posesif sama pacar orang ga baik"
"Aku pergi" pamit Aldi yang tak mau ada pertengkaran.
Siska menatap kesal saat mobil Aldi pergi begitu saja, biasanya setiap hari dirinya yang dijemput tidak pernah Aldi menjemput Nadira, kalau pun Nadira memaksa Aldi akan meninggalkan Nadira begitu saja, sekarang juga Aldi jadi perhatian pada Nadira, Siska sungguh tak terima, dengan kesal dilemparkannya tas dan kakinya dihentak-hentakan "Aku malas pergi sekolah"
"Janganlah kalau lo ga sekolah yang ada tuh si Nadira makin nempel sama Kak Aldi, bukannya lo mau merebut dia ya, lo tuh lebih segalanya dari Nadira. Ayo dong perjuangkan cinta sejati lo" semangat Merry.
"Iya betul jangan menyerah lah ayo cepat kita berangkat "Dinda menarik tangan kedua temannya tidak lupa Merry mengambil tasnya Siska yang tadi dia lemparkan.
...----------------...
Selama di dalam mobil tidak ada pembicaraan, namun Nadia yang penasaran segera bicara "Ga biasanya jemput gue"
"Sejak kapan kamu bilang lo gue sama aku, biasanya lembut banget sekarang kok jadi kasar"
"Terserah gue dong, pokoknya gue mau minta putus sama lo"
Cit, mobil langsung direm begitu saja oleh Aldi, tatapan Aldi yang begitu teduh sekarang berubah menjadi tajam menatap Nadia "Dengerin Nadira sampai kapanpun lo ga akan pernah bisa lepas dari gue, kalau gue ga mau lepasin lo akan terus ada disamping gue sampai kapanpun, tunggu bosannya gue aja baru gue buang lo"
"Ini tuh hubungan ga sehat lebih baik akhiri ajalah ngapain di terusin juga malah jadi toxic, lo juga punya pacar tapi masih bisa dekat dan bermesraan sama perempuan lain, buat apa sih hubungan gini di pertahankan"
Aldi tertawa kecil lalu mencengkram bahu Nadia "'Cemburu lo"
"Ngapain gue cemburu, gue sekarang sadar kalau lo bukan laki-laki yang harus gue perjuangkan, udah lama pacaran lo ga pernah bikin gue bahagia waktu nyakitin gue aja lo ga merasa bersalah. Lebih baik udahlah akhiri semuanya"
"Laki-laki mana yang udah buat lo berubah, siapa selingkuh lo"
"Ga ada, gue bukan kaya lo yang nempel sana sini sama perempuan lain"
Plak, Nadia memegang pipinya yang ditampar Aldi, tak hanya itu saja Aldi mencengkram dagunya dengan kencang, tubuh Aldi mendekat tiba tiba saja akan mencium bibirnya namun Nadia bertindak lebih dulu mendorong tubuh Aldi dengan kakinya.
"Apaan sih lo, gue bukan cewek murahan ya"
"Bukan cewek murahan lupa lo udah lakuin apa aja sama gue"
Ali mengeluarkan ponselnya memperlihatkan video Nadira dan juga Aldi yang sedang berhubungan intim. Apa Nadira melakukan itu tanpa menikah, Nadia begitu syok kenapa sampai sejauh ini jadi Nadira tidak melakukan dengan Adrian saja, tapi dengan Aldo juga. Dalam video itu Nadira seperti sukarela memberikan semuanya pada Aldi seperti tidak ada paksaan sama sekali.
Nadia mencoba untuk merebut ponsel itu, tapi Aldi segera menyembunyikannya kembali sekarang tidak bisa berkata apa-apa lagi, kenapa bodoh bodoh kenapa Nadira melakukan itu, itu adalah sesuatu yang seharusnya dijaga oleh Nadira tapi kenapa diberikan begitu saja gila memang.