NovelToon NovelToon
Dendam Keturunan Pendekar

Dendam Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Balas Dendam
Popularitas:932
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.

bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangisan Di Atas Gunung Lawu

Wira menganggukan kepalanya dengan mantap, "tantangan yang menarik, lalu siapa yang terlebih dahulu memukul?" Tanya Wira.

Don mengeluarkan sebuah koin 500 perak.

"Kamu pilih sisi sebelah mana?" Tanya Don.

"Angka." Jawab Wira singkat.

Don menganggukan kepalanya, "kalau begitu aku Garuda. Sisi mana yang di tunjuk oleh koin ini dialah yang berhak untuk memukul pertama kali."

Wira menganggukan kepalanya.

Koin pun di lempar ke udara, koin itu berputar putar beberapa saat kemudian mendarat di tanah.

Sisi koin menunjukan Garuda.

"Haha....!!!" Sontak Don tertawa dengan sangat keras.

"Kurasa ini adalah hari sialmu bocah, kamu harus mengetahui aku menguasai energi supranatural!" Ucap Don dengan bangga.

Sontak semua orang di sana termasuk Daniel dan Violet mundur, mereka sendiri mengetahui betul tentang energi supranatural, sebuah energi yang mampu meningkatkan kekuatan fisik seseorang menjadi berkali kali lipat.

"Bocah itu pasti akan meringkuk seperti udang ketika pukulan Don mendarat di perutnya." Ucap Daniel dengan senyum sumringah.

Violet menganggukan kepalanya, "haha.. aku sudah tidak sabar melihatnya."

Terlihat Don mengepalkan tangan kanannya dengan erat, apabila seseorang memiliki mata batin maka mereka akan melihat tangan kanan Don terselubungi energi berwarna merah.

Energi itulah yang di namakan energi supranatural. Sebuah energi yang mampu meningkatkan segalanya entah itu kekuatan fisik, ketajaman senjata atau kecepatan seseorang.

Sementara itu Wira masih tampak sangat tenang, dalam hatinya ia merapalkan mantra Ajian inti bumi salah satu Ajian milik Wira Gendeng yang di turunkan oleh Nenek Saroh kepada Wira.

Sebuah Ajian yang membuat tubuh Wira sekeras batu karang.

"Amatek Ajiku inti bumi---" author ngga lanjutin mantranya ya khawatir di tiru para pembaca, hehe.

Wus...

Pukulan Don melesat menuju ke Arah wajah Wira.

Bang!

Sontak semua mata terbelalak lebar, tubuh Wira sama sekali tidak bergeming tubuh Wira bagaikan batu karang atu mungkin mercusuar yang berdiri kokoh walaupun di terpa ombak, sama sekali tidak bergeser sedikitpun.

Begitu pula dengan Don ia membelalakan matanya dengan lebar melihat hal tersebut, "ba.. Bagaimana mungkin?" Tanyanya dalam hati, dia sama sekali tidak menyangka pemuda di depannya ini memiliki tubuh yang sangat keras bahkan membuat tangannya sakit sendiri.

Don terhuyung huyung kebelakang dengan ekspresi tidak percaya.

Sementara Wira menyeringai, dia kemudian berucap, "koin itu hanya menentukan siapa yang memukul pertama bukan? Kalau begitu sekarang giliranku!" Ucap Wira.

Tanpa basa basi lagi tinjunya langsung melesat dan menghantam perut Don yang buncit seperti polisi polisi konoha.

Don melebarkan matanya bahkan matanya hampir keluar ketika dia merasakan perutnya di hantam oleh sesuatu yang sangat keras.

Wus..

Don melesat kebelakang hingga tubuhnya menghantam tembok rumah Joglo, membuat tembok yang terbuat dari kayu itu amblas karena terkena tubuh besar Don.

"Sekarang akulah Tuan kalian semua!" Ucap Wira.

Semua orang di sana termasuk Daniel dan Violet menjatuhkan senjata mereka masing masing kemudian berlutut ke arah Wira.

Wira mendongak ke atas, dia kemudian berucap dalam hati, "ini adalah awal perjalananku membangun organisasi dunia bawah tanah yang Tiada Tandingannya!"

Huek!

Terlihat Don berusaha bangkit, setahun darah terlihat keluar dari dalam mulutnya dan kini membasahi jasnya. Ia terlihat meringis menahan sakit sementara tangan kanannya memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.

Don berusaha bangkit namun dia tidak mampu karena tubuhnya terlampau besar.

Sementara Wira langsung menatap salah satu perampok, "Kamu bantu Don dan bawa dia ke rumah sakit!" Ucap Wira sembari menunjuk salah satu perampok yang kini sudah menjadi anak buahnya.

"Siap pak! Maksudku Tuan!" Ucap anak buah itu kemudian berlari menuju ke arah Don membantunya bangkit kemudian membantunya untuk pergi ke rumah sakit.

Wira berjalan menuju ke Arah Rumah Joglo itu, langkahnya tenang dengan ritme suara khas seperti seorang pemimpin yang sedang berjalan.

Deg!

Deg!

Deg!

Tanpa alasan yang jelas jantung orang orang di situ berdetak sedikit lebih cepat, entah karena mereka takut atau merasakan aura kepemimpinan dari Wira.

Wira menaiki tangga rumah Joglo kemudian berdiri di depan pintu rumah Joglo, dia berbalik dan menatap seluruh anak buahnya yang berdiri mematung menatap Wira yang berdiri tenang di atas panggung rumah joglo itu.

Wira terlihat menarik nafas secara perlahan, "seperti yang aku bilang sebelum ini, sekarang aku adalah pemimpin kalian jika ada di antara kalian yang masih tidak terima silahkan keluar atau mungkin bisa melengserkanku saat ini juga dengan tanda kurung jika mampu..." Ucap Wira.

Semuanya diam menyimak tidak ada yang berani memotong pidato awal dari Wira termasuk Daniel dan Violet.

"Sebelumnya aku ingin tahu sejak tahun berapa kalian membuat kelompok perampok ini? Dan jelaskan asal usul mengapa kelompok ini terbentuk." Tanya Wira.

Daniel menjawab, "kelompok perampok ini baru kami bentuk tahun kemari.." jawabnya.

Violet ikut menjawab, "asal usul kelompok perampok ini karena kami bertiga aku, Daniel dan Don tidak mampu bersaing di organisasi Harimau Hitam... kami bertiga tidak mampu bersaing dengan anggota oragnisasi Harimau Hitam yang lainnya dan kami di telantarkan begitu saja oleh ketua organisasi.."

"Organisasi Harimau Hitam? Apakah organisasi itu organisasi dunia bawah tanah?" Tanya Wira lagi.

"Ya Tuan, Organisasi Harimau Hitam adalah organisasi bawah tanah yang melayani jasa pembunuhan, atau mereka semua itu adalah pembunuh bayaran.." jawab Violet.

Daniel ikut menyahuti, "karena kami bertiga gagal bersaing kami bertiga pun mau tidak mau membentuk kelompok perampok dan merampok kalangan rumah rumah manusia biasa, terkadang kami juga merampok bus dan bank demi bisa bertahan hidup." Ucap Daniel.

Wira menganggukan kepalanya dengan tenang, "aku sudah sedikit mengetahui gambaran tentang kalian, oleh karena itu aku akan memberikan keputusan terbaik untuk kalian. Kalian semua akan aku latih di bawa pembinaanku secara langsung, tujuan kelompok ini sekarang bukanlah merampok..." Ucap Wira.

Semuanya menyimak dengan sangat serius termasuk Daniel dan Violet.

Wira terdiam sesaat kemudian berucap dengan ekspresi tegas, "tujuan kelompok ini sekarang adalah menjadi organisasi dunia bawah tanah yang paling terkuat!" Ucap Wira.

Sontak semua anak buah Wira kaget mendengar itu semua, bagaimana tidak keget? Mereka semua kebanyakan adalah manusia biasa yang hanya bermodal pistol dan senjata tajam, jika di bandingkan dengan orang orang dunia bawah tanah yang kebanyakan adalah ahli senjata tajam, petapa petapa sakti, dan ribuan orang orang sakti lainnya mereka ini hanyalah semut di hadapan mereka.

Rasanya terdengar sangat mustahil apabila mereka mampu menjadi organisasi terkuat di dunia bawah tanah.

Melihat keraguan di wajah orang orang ini Wira langsung berucap, "aku tahu kalian semua ragu dengan keputusanku, aku tidak akan memaksa kalian untuk ikut ke dalam pelatihanku... silahkan bagi yang tidak mau ikut boleh pergi sekarang." Ucap Wira.

Suasana hening beberapa detik walaupun mereka ragu nampak mereka semua tidak ada yang pergi dari tempat itu, karena kebanyakan dari mereka adalah anak anak jalanan yang memiliki solidaritas tinggi mereka sudah menganggap teman teman mereka adalah keluarga oleh karena itu mereka semua tidak beranjak pergi.

Salah satu anak buah Wira terlihat memberanikan diri untuk berucap, "kami semua ikut ke dalam pelatihan Tuan, namun kami semua ragu Tuan, apakah kami semua layak jika terjadi pertempuran hidup dan mati antara kelompok dunia bawah?" Tanya Anak buah itu.

Wira tersenyum tipis, dia kemudian berucap, "seperti yang aku katakan barusan kalian semua akan aku latih di bawa bimbinganku sendiri, aku jamin setelah tiga bulan kalian akan menjelma menjadi para prajurit yang siap tempur di gardah terdepan!" Ucap Wira.

Api semangat langsung berkobar di hati semua orang, mereka menatap Wira dengan penuh tekad tidak pernah terbayang dalam benak mereka, mereka akan terjun ke dalam dunia bawah tanah.

Sebuah dunia yang sangat kotor di mana dunia itu hanya di penuhi dengan darah, nyawa sama sekali tidak berharga di dunia itu jika di bandingkan dengan artefak mistis, pusaka ataupun harta.

Wira tersenyum penuh arti melihat semangat semua anak buahnya, dia kemudian memberikan perintah pertama, "perintah pertama yang akan aku berikan kepada kalian adalah kumpulkan semua rokok, narkoba, minuman beralkohol, miras dan sejenisnya ke halaman rumah ini!" Ucap Wira.

Semua anak buah Wira terlihat saling tatap dengan bingung, namun mendapati tatapan dingin Wira semua orang langsung masuk ke dalam rumah Joglo untuk mengumpulkan barang barang yang di minta oleh Wira dan di taruh di halaman rumah.

Setelah mengumpulkan barang barang itu terlihat semua orang berdiri di belakang wira melihat apa yang ingin di lakukan oleh Wira.

Wira mengangkat tangannya ke langit.

Lap!

Tiba tiba sebuah kilatan petir muncul di langit, semua orang sedikit kaget melihat hal itu.

Kemudian Wira menurunkan tangannya dan menunjuk tumpukan barang barang itu.

Jedar!

Petir hitam langsung menyambar tumpukan barang barang itu. Semua orang kaget bukan main melihat hal tersebut, bagaimana mungkin manusia mampu memanggil petir?

Dalam benak mereka, mereka semua bertanya tanya sebenarnya seberapa kuat Tuan baru mereka?

Wira berbalik dan menatap seluruh anak buahnya, "kalian harus mengetahui barang barang seperti itu hanya akan merusak tubuh kalian, kalian tidak akan sanggup bertarung dalam jangka waktu lama jimat terus mengonsumsi barang barang seperti itu.. aku ingin kalian semua mulai dari sekarang berhenti mengonsumsi barang barang itu."

Semua anak buah Wira terlihat saling pandang dengan wajah bingung. Mereka semua berpikir jika tidak ada barang barang itu bagaimana mungkin mereka bisa menikmati hidup?

"Jika di antara kalian ketahuan mengonsumsi barang barang tersebut nasib kalian akan sama seperti barang barang itu!" Ucap Wira sembari menunjuk tumpukan alkohol, miras, Narkoba, dan rokok yang kini sudah hangus menjadi debu karena tersambar petir.

Semua anak buah Wira mau tidak mau menganggukan kepalanya.

Hari itu juga Wira melatih mereka semua, latihan awal Wira untuk para anak buahnya saat ini adalah menghindari kerikil yang di lempar dengan kecepatan tinggi.

Wira terlihat berdiri di depan rumah joglo memandangi anak buahnya yang tengah berlatih, mereka semua saling bekerja sama, sebagian ada yang melempar kerikil ke arah temannya sementara sisanya menghindari setiap kerikil kerikil tersebut.

Wira berjalan ke arah Daniel dan Violet yang sedang berusaha menghindari setiap kerikil yang di lempar anak anak buah Wira.

"Aku akan pergi sebentar." Ucap Wira singkat.

Daniel dan Violet menghentikan latihan mereka sesaat kemudian membungkukkan badannya, "silahkan Tuan!" Ucap mereka berdua.

Wira berjalan tenang keluar dari hutan Gunung Lawu ini.

"Hiks! Huhuhuhu!!" Siapa sangka indra pendengaran Wira sangat tajam, dia bisa mendengar suara tangisan seorang wanita yang berada di atas Gunung Lawu.

1
Tini Nurhenti
ada yg ngompol gk thor 😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!