Subgenre: Wanita Kuat · Second Chance · Love Healing
Tagline pendek: Kisah tentang aktris yang hidup lagi — dan menemukan cinta manis dengan CEO muda, si sponsor utama dalam karirnya
Sinopsis:
Cassia adalah aktris A-class yang hidupnya terlihat sempurna — sampai semuanya runtuh di puncak kariernya.
Cinta yang disembunyikan, jadwal padat tanpa jeda, dan skandal yang merenggut segalanya.
Namun ketika takdir memberinya kesempatan untuk hidup lagi, Cassia hanya ingin satu hal: menjauhi orang-orang toxic di sekitarnya dan pensiun jadi artis.
Ia ingin menebus hidup yang dulu tak sempat ia nikmati — dengan caranya sendiri.
Tapi siapa sangka, hidup tenang yang ia impikan justru membuka pintu ke masa lalu yang belum sepenuhnya selesai… dan pada satu sosok CEO muda yang selalu mendukungnya selama ini dan diam-diam menunggu untuk menyembuhkannya.
💫 Ayo klik dan baca sekarang — ikuti Cassia mengubah takdirnya dan menemukan cinta yang benar-benar menenangk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 - di Luar Script Awal
Setibanya di rumah Felix membanting pintu, suaranya menggelegar ke seluruh ruangan.
Brak!
Belum cukup puas, ia pun mengepal tangannya kuat kuat dan meninjunya ke dinding kayu. Bekasnya meninggalkan lekungan kecil di permukaan, dan bercak darah dari buku jarinya menjadi hiasan.
"Pak Felix! Tenangkan dirimu!" ucap seorang wanita sambil memeluk Felix dari belakang. Tangan ramping wanita itu melingkari sampai ke arah dada Felix, merasakan deru jantung pria itu berpacu cepat. Tanda kemarahan masih ada di sana.
"Lepas! Aku sedang tidak mood bertemu dengan siapapun." hardik Felix keras, tanpa menoleh pun ia tahu bahwa yang memeluknya adalah salah satu wanita simpanannya yang lain.
Bukan wanita ini yang ku inginkan sekarang! Bukan juga tunangan kayaku! Aku hanya ingin Cassia! Tidak yang lain! Batin Felix berkecamuk menekan perasaannya sendiri.
"Apa ini karena Cassia lagi? Sudah ku bilang serahkan urusan Sia kepadaku. Aku akan membujuknya untuk bersamamu lagi. Kamu hanya perlu bersabar." wanita itu mencoba menenangkan.
Deru napas Felix sudah agak stabil tapi nyala kekesalan masih terlihat di matanya. "Sabar? Ini sudah dua bulan Cassia menghindariku! Aku percaya kamu bilang akan membujuknya, karena katanya dia selalu mendengarmu. Tapi kenapa semakin lama dia semakin jauh??! Bahkan dia mulai membuka hatinya pada sponsor brengs3k itu!" Felix meradang lagi mengingat sikap kurang ajar Max tadi.
"Pak Felix, kamu lupa? Cassia tidak memiliki siapapun selain kamu. Aku yakin Cassia sengaja membuat kamu cemburu menggunakan pria lain. Dia kan aktris terkenal, akting seperti itu tidak sulit."
Penghiburan yang cukup membuat Felix percaya diri lagi, Felix akhirnya membelai lembut tangan wanita itu yang melingkari dadanya. "Kamu benar."
Tenyata tindakanku tepat menerima cinta dari wanita ini. Selain sebagai selingan di ranjang, wanita ini juga pintar berkata kata, gumam Felix sangat bangga.
"Selain bermulut manis, apalagi kegunaan mulutmu ini,hm?" Felix yang berbalik, tangannya sudah mencengkram dagu sang wanita simpanan itu dengan kuat.
Bukannya kesakitan, wanita itu tersenyum puas kata katanya berhasil.
"Pastinya bisa membuat pak Felix senang dengan cara yang lain. Cara yang bisa bikin pak Felix melupakan semua masalah." ucap wanita itu menggoda lagi.
Felix yang mulai rileks tertawa senang, mendekatkan wajahnya ke wanita itu. "Kalau begitu tunjukan padaku, dan jadilah j4langku yang baik malam ini, Maura."
Maura tersenyum manis sebelum menjawab, "Dengan senang hati, pak pimpinan."
...🌻🌻🌻...
Di tempat berbeda, apartement mewah kawasan ibukota.
Siapa yang bisa menebak, bahwa sepasang manusia yang baru bertemu beberapa jam itu sekarang sedang melakukan sesuatu yang tidak biasanya dilakukan orang asing pada umumnya.
Cium4n pertama mereka.
Cium4n itu datang pelan, nyaris ragu di awal, tapi berubah cepat jadi sesuatu yang dalam, seolah tak terbendung.
“Max—” suaranya patah di antara ciuman, “tunggu dulu….”
“Saya sudah cukup lama menunggu, butterfly,” bisik Max di bibirnya, napas hangatnya terasa menggelitik membuat Cassia bergetar.
Bahkan ia merasakan tangan Max di pinggangnya, kuat tapi lembut, menahannya agar tak jatuh.
Padahal Max juga sudah menundukan kepalanya lebih rendah, Cassia yang terlihat kesusahan karena perbedaan tinggi badannya dengan Max—harus berusaha menegakan tubuh hingga sedikit menjinjit ketika melakukan kegiatan panas ini.
Max melihat itu, lalu ia mengangkat tubuh Cassia, didudukannya di pinggir meja makan agar memudahkan urusan mereka.
Bagi Max, ini bukan sekadar hasrat. Cium4n ini adalah wujud dari sembilan tahun penantiannya, semua kerinduan yang ia simpan rapat, sampai Cassia sendiri yang akhirnya membuka sedikit celah di hatinya.
Dan seolah membuktikan kata kata yang pria itu ucapkan tadi, Max mencium Cassia dengan lapar—bukan kasar, tapi sungguh-sungguh. Seperti seseorang yang akhirnya menemukan air setelah bertahun-tahun tersesat di padang tandus. Bibir Cassia adalah dahaga yang akhirnya bisa ia lepaskan.
Di satu sisi, Cassia juga tidak kalah dalam pertukaran panas ini. Walau awalnya sempat terkejut, tapi ternyata tubuhnya lebih jujur daripada pikirannya.
Tentu sebagai aktris ia sering melakukan adegan cium4n, namun harus di akui kemampuan Max membawanya terbang mampu memberikannya sensasi berbeda.
Lembut namun sangat intens dan menuntut. Anehnya, rasanya jauh lebih nyata, jauh lebih hidup daripada yang pernah ia rasakan bersama Felix dulu.
Hingga ketika akhirnya Max melepaskan tautan bibirnya pun, mata Cassia masih memejam, mungkin ia masih terbuai.
Pikiran kosong Cassia terbawa kembali ke kenyataan, seiring suara tawa bariton khas Max terdengar.
"Saya tidak payah kan? Bisa mengimbangi ratu drama asmara nomor satu di negeri ini." ucapnya seraya membersihkan jejak saliv4 di sudut bibir Cassia.
"Yah lumayan. Meskipun kalau ada sutradara mungkin kita sudah di cut dari tadi." Cassia berusaha menyampaikannya setenang mungkin, berbanding terbalik dengan kondisi jantungnya.
Max mengerenyitkan keningnya, "Kenapa memangnya?"
"Terlalu jauh dari script awal." jawab Cassia seraya mendorong pelan badan besar Max yang masih memeluknya.
Ada keheningan sebentar dari jawaban tidak terduga Cassia, setelah itu Max tertawa terbahak bahak.
"Jadi saya sudah masuk ke script buatanmu, butterfly?" Max takjub dengan cara Cassia menanggapinya. Membuatnya semakin terpikat pesona aktris cantik ini.
"Apa lagi? Saya kira anda paham kalau cuma ku manfaatkan untuk membuat Felix kesal kan. Tapi anda terlalu jauh, Pak Max." penekanan Cassia memberikan jarak, bahwa apa yang mereka lakukan tidak boleh melanggar batas lebih dari ini.
"Haha. Maaf kalau begitu. Padahal aku berharap cium4n tadi awal untuk kita bersama, cantik." Max menyetujui dengan mudah, namun tidak juga mengikis jarak menjadi jauh.
"Gunakan diriku sesukamu Cassia. Karena apapun itu saya tak keberatan. Asal itu bisa dekat dan memilikimu pada akhirnya."
"Anda terlalu serakah. Bahkan mengincar sampai sana?"
"Butterfly, saya selalu menunggu beberapa tahun, lalu mendapat kesempatan ini bagaimana mungkin jadi tidak serakah?" Mata Max memancarkan keinginan yang dapat dilihat juga oleh Cassia.
Cassia menundukan kepalanya dengan pipi sedikit memerah mendengar jawaban Max yang begitu terang terangan. Mendeham pelan sebelum berkata lagi.
"Saya tidak suka pria yang terburu buru." jawab asal asalan Cassia, karena tidak terpikirkan jawaban lain. Cassia tidak ingin terlalu cepat menerima, tapi entah kenapa tidak ingin menolak Max saat ini.
"Baiklah, butterfly. Mari kita jangan terburu buru, asal kamu tidak mendorongku jauh aku akan sabar lagi." Tangan Max merapihkan anak rambut yang ada di pipi Cassia.
"Kalau sudah paham, pulanglah. Kamu tidak berharap aneh aneh kan?" menatap Max curiga.
Bersambung.
🌻🌻🌻
🌻:siapa yang kaget Maura ternyata simpanan Felix juga hayoo? Atau kalian udah bisa nebak dari awal kalo Maura ini sus?🤔
Anyway, othor belum nentuin villain utamanya siapa nih. Yuk bantu vote pilih antara; 1)Felix atau 2) Maura
Thank you udah baca, like dan komen :)