NovelToon NovelToon
Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu Mertua Kejam / Ibu susu
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Arsyi seorang wanita sederhana, menjalani pernikahan penuh hinaan dari suami dan keluarga suaminya. Puncak penderitaannya terjadi ketika anaknya meninggal dunia, dan ia disalahkan sepenuhnya. Kehilangan itu memicu keberaniannya untuk meninggalkan rumah, meski statusnya masih sebagai istri sah.

Hidup di tengah kesulitan membuatnya tak sengaja menjadi ibu susu bagi Aidan, bayi seorang miliarder dingin bernama Rendra. Hubungan mereka perlahan terjalin lewat kasih sayang untuk Aidan, namun status pernikahan masing-masing menjadi tembok besar di antara mereka. Saat rahasia pernikahan Rendra terungkap, semuanya berubah... membuka peluang untuk cinta yang sebelumnya mustahil.

Apakah akhirnya Arsyi bisa bercerai dan membalas perbuatan suami serta kejahatan keluarga suaminya, lalu hidup bahagia dengan lelaki baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 16.

Keesokan paginya, rumah masih diselimuti ketegangan. Arsyi sibuk di dapur, membantu pelayan menyiapkan sarapan untuk Raisa, sementara baby Aidan masih terlelap dijaga oleh Sinta.

Tugas Arsyi kini bukan sekadar ibu susu, melainkan juga teman sekaligus sandaran bagi Raisa yang rapuh.

Saat ia membawa nampan sarapan ke kamar Raisa, takdir justru mempertemukannya dengan Rendra. Pria itu sudah duduk di sofa dekat ranjang, aura dinginnya memenuhi ruangan. Tatapan keduanya sempat bersinggungan, sebelum Arsyi buru-buru memalingkan wajah.

“Masuklah, Rendra juga baru datang,” suara Raisa memecah hening.

Rendra menoleh, suaranya datar. “Bagaimana keadaanmu, Raisa?”

“Lebih baik, malam tadi aku tidur nyenyak,” jawab Raisa sambil tersenyum tipis.

Arsyi meletakkan nampan di sisi ranjang, tapi tiba-tiba suara Rendra kembali terdengar.

“Aku yang akan menyuapi Raisa, pergilah.”

Nada dingin itu membuat Arsyi mengerenyit, namun ia tak ingin memperpanjang. “Baiklah.”

Belum sempat ia melangkah keluar, Raisa memandang keduanya dengan curiga. “Kalian bertengkar, ya? Wajah kalian sama-sama masam begitu.”

Rendra diam, sementara Arsyi pura-pura sibuk merapikan jilbabnya.

“Aku tidak mau sarapan kalau kalian masih tegang begini,” protes Raisa, bibirnya cemberut. “Atau… perlu aku paksa kalian berciuman, biar baikan sekarang juga?”

“Raisa!” seru Arsyi panik, namun sebelum ia sempat menghindar tangannya dicekal oleh Rendra.

“Kami akan sarapan, perawat bisa menemanimu makan,” ucap Rendra tenang.

Raisa menghela napas panjang, lalu mengusir mereka dengan ekspresi setengah puas. “Baiklah, pergi sana! Aku bukan anak kecil yang harus diurus terus.”

Rendra lalu menarik lembut tangan Arsyi keluar kamar.

Di meja makan, Rendra langsung memerintah. “Duduk, temani aku sarapan.”

Arsyi menggeleng cepat. “Saya lebih suka sarapan di dapur dengan yang lain, Tuan.”

“Menurutlah! Lagipula… nanti siang aku akan mengantarmu ke sidang cerai pertamamu.”

Arsyi terkejut. “Sidang? Kenapa Tuan baru bilang sekarang?”

“Kau yang selalu menghindariku, lagi pula asistenku yang mengurus. Aku juga baru tahu semalam, setelah bertemu denganmu.”

Arsyi terdiam, lalu menghela napas berat. “Kalau begitu… sekali lagi terima kasih, Tuan.”

Rendra tersenyum tipis. “Kalau benar mau berterima kasih, lakukan dengan cara lain. Kau biasa menyuapi Raisa, kan? Hari ini… suapi aku.”

Serentak, para pelayan yang berdiri di belakang langsung terbatuk-batuk menahan tawa.

Arsyi melotot. “Tuan ini sehat-sehat saja, tangan Tuan lengkap. Kenapa saya harus menyuapi Tuan?”

“Sepertinya aku memang sakit.” Rendra mencondongkan tubuh, senyumnya sinis. “Sakit karena... kamu.”

Kali ini para pelayan hampir tak kuat menahan suara, beberapa terkikik geli dan sebagian berpura-pura tak mendengar.

Arsyi merona, mendengus kesal. “Tuan… ini bukan waktunya bercanda.”

“Baiklah, aku makan sendiri. Kau cukup duduk menemani...”

Baru saja suasana mulai tenang, tiba-tiba Arsyi tanpa sengaja menyenggol gelas jus. Isinya tumpah, tepat ke kemeja putih Rendra.

“Ya ampun! Maaf, Tuan!” Arsyi buru-buru mengambil tisu, menepuk dada Rendra dengan panik.

Rendra menunduk, melihat tangan Arsyi yang masih menempel di dadanya. Tatapan matanya perlahan naik, mengunci milik Arsyi.

Wanita itu sontak menarik tangannya, wajahnya memerah. “S-saya hanya… membersihkan jusnya!”

Alis Rendra terangkat, senyum tipis menghiasi wajah dinginnya. “Atau sebenarnya... kau memang sengaja ingin menyentuhku?”

Arsyi mendengus, pipinya merona. “Tuan, ini__“

Tiba-tiba saja tawa pecah dari bibir Rendra, tawa lepas yang sudah lama hilang dari rumah itu. Suaranya jernih penuh kelegaan, seakan-akan beban yang menindih dadanya sedikit terangkat. Ia senang sekali melihat wajah Arsyi memerah karena gugup. Betapa polos, betapa mudah digoda dan justru itulah yang membuat udara di antara mereka yang tadinya berat kini terasa lebih ringan.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, rumah itu menyimpan percikan hangat. Ketegangan yang membelenggu akhirnya mulai mencair, walau hanya setitik.

Di atas tangga, Raisa berdiri bersama perawat yang setia menemaninya. Matanya berkaca, namun senyumnya tulus. Ada rasa bahagia yang lirih, karena melihat Rendra tersenyum.

"Ren... ini hutangku padamu. Kamu pantas bahagia, dan kebahagiaan itu... bukan bersamaku. Tetapi bersama wanita setegar dan setulus Arsyi. Dia akan menjagamu, dia juga akan mencintai Aidan. Menyayangi anakku... seolah darah dagingnya sendiri."

Air matanya menetes pelan, namun ia tetap tegar.

"Kelak, jika aku tak lagi sanggup menahan sakit ini... bila waktuku tiba untuk menyusul Rio. Kumohon, maafkan aku. Aku titipkan anakku padamu dan pada Arsyi. Jangan biarkan dia merasa kehilangan cinta seorang Ayah dan ibu."

Kata-katanya begitu pelan hilang ditelan keheningan, tak seorang pun mendengar bahkan perawat di sampingnya pun tidak.

.

.

Siang itu, Arsyi pergi ditemani Rendra ke pengadilan. Baby Aidan dan Sinta juga ikut serta.

Sementara itu, Fajar hanya bisa menahan kecewa. Atasannya melarang ia pergi ke pengadilan, meski ia sudah meminta izin. Ia sangat ingin bertemu Arsyi, istrinya yang sudah lama pergi dari rumah.

Yang tak ia ketahui, Rendra-lah yang meminta atasan Fajar menahannya. Bagi Rendra, hari itu Arsyi harus benar-benar bebas tanpa ada gangguan.

Sidang berjalan lancar, bahkan kabar mengejutkan membuat Arsyi hampir tak percaya. Hakim menyatakan perceraian bisa dipercepat setelah melihat bukti pernikahan Fajar dengan wanita lain tanpa izin istri pertama. Ketidakhadiran Fajar di persidangan menjadi alasan tambahan yang menguatkan.

Secara hukum negara, Arsyi resmi bebas. Hanya saja, secara agama ia masih harus menunaikan masa iddah. Namun itu hanya formalitas, sebab sejak melahirkan Arsyi tak pernah lagi disentuh Fajar. Ia tahu, dirinya tak mungkin mengandung anak dari pria itu.

Selesai persidangan, Rendra meminta supir mengarahkan mobil ke pemakaman. Di sana keheningan menyambut mereka, itu adalah makam Rio.

Rendra berjongkok di depan pusara sahabatnya yang telah pergi setahun lebih. Ia menatap nisan itu dengan mata yang berkabut, suaranya pelan dan bergetar.

“Rio… maafkan aku. Sepertinya aku tak mampu menepati janjiku dulu. Kita pernah berjanji untuk selalu melindungi Raisa. Kau sudah menepati bagianmu, melindunginya dari kakakmu. Tapi aku… hanya bisa menjaganya sebagai teman dan sebagai keluarga. Kau tidak marah padaku, kan?”

Ia menunduk, menggenggam tanah di atas pusara itu.

'Aku tak lagi mencintai Raisa seperti dulu. Aku tetap menyayanginya, tapi sebatas keluarga. Sepertinya, hatiku sudah dicuri oleh wanita lain. Wanita itu… ada di sebelahku saat ini. Dia tulus, dia kuat. Dan entah bagaimana… dia membuatku merasa hidup lagi. Tolong restui aku, kawan! Aku akan tetap melindungi Raisa, tapi bukan lagi sebagai pasangan. Aku mohon… jangan marah. Jangan hantui aku, ya.' Ucap Rendra dalam hati.

Arsyi sendiri ikut berjongkok di samping Rendra, sementara baby Aidan berada di dalam mobil bersama Sinta dan dilindungi para pengawal.

1
Zeni Supriyadi
Owalah teryata dari Arsy toh. ya klo gitu sih sdh pasti Rendra taulah uang Arsy keluar banyak buat apa. Kasian Daniel yg gak tau keberadaan Raisa. tp klo jodoh gak akan kemana semoga Authornya menjodohkan kalian berdua nanti🤭
Siti Zaid
Terima kasih selalu up date..tunggu lanjutan seterusnya..semangat💪💪💪
Nie
Ya Allah ga nyangka banget ternyata itu Arsyi tapi ttp kan Rendra jg akhirnya tau kalo selama ini Arsyi yg membantu Raisa
Tiara Bella
kasian daniel ya mksdnya dia udh berkorban gitu....twnya Raisa nya oplas kan jd Daniel gk ngenalin
Dian Rahmawati
wah Arsyi ternyata yg ngirimin uang buat Raisya
Nureliya Yajid
lanjut thor
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
wah ARSYI emang wanita baik ya semoga bahagia bersama Rendra
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
kayaky uang untuk operasi tabungan yg diberikan Rio dan Rendra deh kan Raisa punya 2 suami yg tajir pasti dikasih lah kartu yg ngak ada limity
Zeni Supriyadi
mungkin itu uang pribadi Raisa sebelum nikah sm Rio jg Rendra🫣 Kak Othor mah sukanya main tebak2kan🤭
Zeni Supriyadi: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Nie
mungkin dari Rendra ya,bisa jadi selama ini Rendra yg tetap membantu Raisa tapi dia pura2 ga tau demi menyelamatkan Raisa
Nie: Owalah 😁🤦‍♀️🤦‍♀️
total 2 replies
Siti Zaid
Duit dari Rio..semasa menjadi isterinya Rio dan juga dari Rendra semasa menjadi isteri nya...Rendra memberi Raisa kartu tanpa limit pada Raisa...
IG — Rere Ernie💫: Kartu itu terbatas kak, inget gak pas mereka makan di restoran trus Raisa telpn Rendra suruh dtang bayarin makanan. Hehe...
total 1 replies
Nureliya Yajid
lanjut thor
IG — Rere Ernie💫: 🙌🙌🙌😘😘😘
total 1 replies
Warung Sembako
raisa dpt hrta gono gini dr rendra
Warung Sembako: mkin ketemu org baik dlm pelariannya
total 2 replies
Dian Rahmawati
Raisa megang kartu dari Rendra kayak waktu ngemall, atau pas Raisa ke rmh keluarga Rio buat balas dendam, dia ambil barang berharga punya dia dan rio
IG — Rere Ernie💫: Pas ke mall lalu ke restoran, kartu Raisa terbatas makanya dia telpon Rendra suruh datang byr makanan kan hehe ...
total 1 replies
Tiara Bella
duit Rendra pas dia msh status istrinya Rendra kynya....bagus lah oplas biar keluarga Erlan gk ngenalin dia....tp kasian daniel
IG — Rere Ernie💫: Bukan kak 🤭
total 1 replies
Andez Aryani
klo gk slh,kaya'y dia pegang kartu waktu ngajak arsy ngemall deh,black card dr rendra mungkin
IG — Rere Ernie💫: Kartu itu terbatas, pas makan di restoran Raisa telpon Rendra suruh dtang bayarin makanan hehe...
total 1 replies
Nie
Semoga Daniel selamat agar ada yg bisa jagain dan dampingi Raisa karna skr Rendra jg harus menjaga Arsy
Aditya hp/ bunda Lia
tenang-tenang Raisa Daniel gak bakalan meninggal diakan jodohmu dari othor gantiin Rio ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!