NovelToon NovelToon
Selina Pengasuh Tiga Badboy

Selina Pengasuh Tiga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Blue🩵

Selina Ratu Afensa tak pernah menduga hidupnya berubah drastis saat menerima pekerjaan sebagai pengasuh di keluarga terpandang. Ia pikir hanya akan menjaga tiga anak lelaki biasa, namun yang menunggunya justru tiga badboy yang terkenal keras kepala, arogan dan penuh masalah

Sargio Arlanka Navarez yang dingin dan misterius, Samudra Arlanka Navarez si pemberontak dengan sikap seenaknya dan Sagara Arlanka Navarez adik bungsu yang memiliki trauma dan sikap sedikit manja. Tiga karakter berbeda, satu kesamaan yaitu mereka sulit di jinakkan

Di mata orang lain, mereka adalah mimpi buruk. Tapi di mata Selina, mereka adalah anak anak kesepian yang butuh di pahami. Tanpa ia sadari, keberaniannya menghadapi mereka justru mengguncang dunia ketiga badboy itu dan perlahan, ia menjadi pusat dari perubahan yang tak seorang pun bayangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Blue🩵, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Stress mengurus mereka

Ia mengetuk lagi, kali ini sedikit lebih keras.

“Sagara… sarapannya sudah siap” ucapnya dari luar pintu, berusaha sopan

Masih sunyi

Selina menggigit bibir bawahnya, lalu kembali mengetuk “Maaf aku ganggu… tapi sudah siang. Nanti terlambat ke sekolah…”

Klik

Tiba tiba pintu terbuka. Selina langsung mundur setengah langkah

Di hadapannya berdiri Sagara, setengah rambutnya masih basah, kemeja sekolah putihnya baru di kancingkan separuh, memperlihatkan bagian dada bidangnya yang dingin seperti ekspresi wajahnya

Mata Sagara yang tajam menatap Selina datar, sama sekali tak terganggu oleh kehadirannya. Tapi berbeda dengan Selina yang langsung panik

“A-astaga! Maaf, maaf!” Selina spontan memutar badan membelakangi Sagara dan menutup matanya rapat rapat dengan kedua tangan. Wajahnya merah padam, jantungnya berdetak kencang

“A-aku cuma mau ngasih tahu sarapannya udah siap! Maaf… saya nggak maksud ngintip sumpah!”

Suara gesekan kain terdengar, Selina bisa menduga Sagara sedang menyelesaikan kancing bajunya

“Hmm” ucap suara berat itu datar

Selina langsung mengangguk meski tak melihat ke belakang “Y-yaudah kalau gitu aku turun sekarang!”

Ia pun cepat cepat melangkah pergi tanpa menoleh sedikit pun, hampir tersandung di anak tangga pertama karena gugupnya belum reda. Pipi Selina panas bukan main

Sementara itu, dari balik pintu yang belum sepenuhnya tertutup, Sagara berdiri diam, memperhatikan punggung Selina yang menjauh

Untuk sesaat, sudut bibirnya menekuk sangat tipis. Bukan senyuman… tapi sejenis ketertarikan kecil

Langkah Selina terburu buru saat menuruni tangga. Pipinya masih panas, pikirannya masih belum pulih dari insiden memalukan barusan. Ia berusaha menenangkan napasnya, berharap tidak bertemu siapa pun sebelum wajahnya kembali ke warna normal

Begitu sampai di ruang makan, Selina kembali memastikan semua perlengkapan ketiga kembaran itu sudah siap di meja. Tas sekolah sudah di bereskan olehnya dan di taruh rapi dekat pintu. Sopir keluarga pun sudah bersiap di halaman depan

Jam dinding menunjukkan pukul 07.45 ketika suara langkah pertama terdengar dari arah tangga

Sargio turun lebih dulu. Kemejanya rapi, dasinya sudah terikat sempurna dan sepatu mengkilap. Satu tangannya memegang ponsel, sementara tangan satunya menyampirkan tas selempang di bahu. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Selina

Ia langsung berjalan melewati pintu depan dingin dan tanpa ekspresi

Tak lama, giliran Samudra muncul. Penampilannya lebih santai, ia tak memakai dasi, kancing atas bajunya di biarkan terbuka dan earphone masih menempel di telinganya. Sambil turun tangga, ia sempat melirik Selina dan tersenyum tipis

"Bekerja yang rajin ya? Oh ya.. Tas gue udah siap?” tanyanya enteng

“Sudah” jawab Selina sopan sambil menunjuk tas yang tergeletak rapi di dekat pintu

Samudra mengambil tas itu, mengangkat bahu santai, lalu berjalan keluar sambil bersiul kecil

Lalu suasana sepi sebentar sebelum akhirnya langkah berat terdengar. Sagara turun paling akhir. Rambutnya masih sedikit berantakan, kemeja seragam setengah terbuka dan di tangannya tergenggam sebuah dasi yang belum terpakai. Ekspresinya malas, namun sorot matanya tajam

Ia berhenti di anak tangga terakhir, lalu tanpa banyak bicara menyodorkan dasi itu ke arah Selina

“Pasangin” ucapnya singkat, nada suaranya terdengar lebih seperti perintah daripada permintaan

Selina sempat mematung beberapa detik, kaget dengan sikap seenaknya itu. Tapi ia sadar tugasnya adalah melayani, jadi dengan ragu ia maju selangkah, mengambil dasi itu dari tangan Sagara dan mulai memasangkannya di lehernya

Jarak mereka begitu dekat hingga Selina bisa merasakan hangat napas pemuda itu. Jari jarinya sedikit bergetar ketika melipat kain dan merapikannya. Sagara hanya berdiri diam, menundukkan kepala sedikit, menatap wajah Selina yang berusaha tetap fokus

Begitu simpul dasi terikat rapi, Selina melangkah mundur kecil, menunduk sopan “Sudah selesai”

Sagara menyeringai tipis, matanya menatapnya penuh arti

“Makasih cantik” ucapnya dengan nada sedikit menggoda, sengaja menekankan kata terakhir

Selina terdiam, wajahnya memerah menahan canggung

Tanpa menunggu jawaban, Sagara berbalik, melangkah santai menyusul kedua saudaranya menuju mobil yang sudah menunggu

Di luar, mobil hitam keluarga sudah terparkir dengan mesin menyala. Sargio sudah duduk di kursi belakang sambil sibuk dengan ponsel, Samudra asyik bersandar sambil mendengarkan musik dan Sagara akhirnya masuk paling terakhir

Pintu mobil tertutup. Dari balik kaca, Selina bisa melihat tiga kembar itu duduk dengan cara masing masing, membawa aura berbeda yang entah kenapa membuat dadanya berdebar. Ia sadar, tugasnya baru saja di mulai

Ia baru saja hendak berbalik untuk memesan taksi, ketika suara dalam bariton rendah terdengar di sampingnya

“Non Selina”

Pak Raka, sopir keluarga itu, berdiri di sisi mobil dengan tatapan penuh hormat tapi tegas. Tangannya memegang pintu depan yang masih terbuka, seakan menunggu kehadirannya

“Silakan masuk Non, ini sudah jadi perintah Tuan Besar” ucapnya datar

Selina terkejut “Tapi… saya bisa naik taksi sendiri Pak. Nggak apa apa, nanti di sekolah saya tetap ketemu mereka juga”

Pak Raka menggeleng pelan, ekspresinya tetap sama “Maaf Non, saya hanya menjalankan tugas. Tuan Besar meminta agar Non selalu bersama dengan Tuan Muda bertiga. Termasuk berangkat dan pulang sekolah”

Selina terdiam, bingung sekaligus tidak nyaman dengan aturan itu. Ia mencoba sekali lagi menolak

“Tapi... Saya-”

Namun sopir itu tetap tak bergeming “Perintah adalah perintah. Kalau Non bersikeras, berarti saya melanggar langsung arahan Tuan Besar. Saya mohon, jangan buat saya berada di posisi sulit”

Selina menelan ludah. Ia tahu pria itu hanya menjalankan kewajibannya dan melawan tidak akan ada gunanya. Mau tak mau, ia menarik napas panjang lalu akhirnya mengalah

“Baiklah… saya ikut”

Pak Raka tersenyum tipis, lega dengan keputusan itu. Ia membukakan pintu depan “Silakan duduk di samping saya Non”

Selina melangkah masuk, duduk di kursi depan dengan perasaan campur aduk. Dari kaca spion, ia bisa merasakan tatapan tiga pasang mata dari kursi belakang. Bahkan tanpa berkata apa apa, aura mereka terasa menekan

Mobil perlahan melaju keluar dari halaman rumah megah itu, meninggalkan Selina dengan satu kesadaran baru, mulai hari ini, kehidupannya benar benar tak akan sama lagi

Suasana dalam mobil cukup hening sampai akhirnya suara Sargio memecah keheningan, datar dan tajam

“Lo di bayar berapa sama bokap gue?” tanyanya, nada suaranya sinis

Selina menoleh sedikit, namun tidak menjawab. Matanya kembali menatap ke depan, berpura pura tak mendengar

Sargio menyeringai miring, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan agar suaranya lebih jelas terdengar

"Yakin lo betah? Sebelum lo, pernah ada cewek juga yang jadi pengasuh kita di rumah ini. Umurnya juga seumuran lo. Dulu sih bilangnya mau bantu bantu doang, tapi akhirnya...”

Ia berhenti sejenak, lalu mengangkat alis dengan ekspresi datar

"Di temuin bunuh diri di kamar belakang. Lompat dari balkon lantai dua. Darah di mana mana. Kayaknya stress ngurusin kita bertiga”

1
Rere
keren ceritanya kocak😆kalo bs double up tor
Dion
🤣burung kesayangan??
piobeng🦂🍫
selina ini bos
Sintya P
ngakak🤣🤣🤣
Diana🥰
seruu kocak abis🫶
Diana🥰
zayyan? namanya mengingtknku sm mantan🤭👍
Queen Blue🩵: mantan terindah bukan ka? 🤣
total 1 replies
Weswos Crew
lanjut KA 👍
Anonymous
ceritanya slalu bagus,ngikutin dari tahun llu & gk pernah gagal😭🙌
Queen Blue🩵: mksh kak... always setia🩵😇
total 1 replies
saharaa
novelya bgs suka
piobeng🦂🍫
tinggalin aja selina nyebelin banget sih gio
piobeng🦂🍫
dia itu gak bisa tidur woy hahah di rindu nyanyian babi
piobeng🦂🍫: heheh pecinta dunia fiksi pasti punya beberapa apk novel hehheheh
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!