NovelToon NovelToon
Si Cantik Dan Si Pintar

Si Cantik Dan Si Pintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Nikahmuda / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong / Berbaikan
Popularitas:536
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Semua orang di sekolah mengenal Jenny: cantik, modis, dan selalu jadi pusat perhatian tiap kali ia muncul.
Semua orang juga tahu siapa George: pintar, pendiam, dan lebih sering bersembunyi di balik buku-buku tebal.

Dunia mereka seolah tidak pernah bersinggungan—hingga suatu hari, sebuah tugas sekolah mempertemukan mereka dalam satu tim.

Jenny yang ceria dan penuh percaya diri mulai menemukan sisi lain dari George yang selama ini tersembunyi. Sedangkan George, tanpa sadar, mulai belajar bahwa hidup tak melulu soal nilai dan buku.

Namun, ketika rasa nyaman berubah menjadi sesuatu yang lebih, mereka harus menghadapi kenyataan: apakah cinta di antara dua dunia yang berbeda benar-benar mungkin?

Spin off dari novel Jevan dan Para Perempuan. Dapat di baca secara terpisah 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Siapa Pelakunya?

"Jenny, kamu ngapain di sini? Tangan kamu kan masih sakit dan yang sebelah lagi masih di infus jadi kamu belum boleh kemana-mana dulu!"

George tahu bagaimana sakitnya ketika harus melepas infus dengan paksa seperti yang Jenny lakukan karena ia sendiri pernah melakukannya ketika ia sakit tahun lalu.

"Tidak apa-apa George, jangan khawatir. Nanti aku akan meminta dokter agar mengizinkan aku untuk pulang lebih cepat agar kita bisa mengulang eksperimen kita secepatnya"

"Jangan pikirkan itu dulu, yang penting kamu harus sembuh dulu, Jen"

"Tidak apa-apa, George. Aku bisa kok"

Tak lama kemudian suster jaga mendatangi mereka.

"Miss Jenny, kenapa kamu keluar dari kamar?"

"Saya hanya ingin cari udara segar, Sus"

"Tapi kamu belum boleh kemana-mana dulu, miss"

"Tuh kan Jen, aku bilang juga apa tadi"

"Ya udah deh aku kembali ke kamar lagi asal suster janji panggil aku Jenny aja ga pakai miss"

"Baiklah, Jenny. Sekarang ayo aku bantu kamu kembali ke kamar"

"Iya Sus, terima kasih"

Sebelum menyusul Jenny ke kamar rawat inap, George menoleh ke arah ayahnya.

"Ayah lihat sendiri kan keadaan Jenny tadi? Tapi ia tetap mau melakukan eksperimen itu lagi. Dia tidak terlihat trauma karena dia gadis pemberani. Jadi seharusnya ayah mengerti kalau aku bilang akan menunggu sampai ia sembuh dulu. Bahkan dari awal kejadian itu dia tak pernah menangis atau mengeluh sedikit pun"

"Kamu suka padanya, George?"

"Kalau iya kenapa?"

"Jangan macam-macam! Kamu tak boleh pacaran dulu sampai kamu lulus kuliah nanti! Berkencan hanya akan membuat nilai-nilaimu turun! Jadi lupakan saja untuk berpacaran dengan siapapun walau ia secantik model iklan seperti rekanmu yang bernama Jenny itu!"

Setelah itu ayah George kembali mengajak George untuk pulang. Tetapi George berkata ia akan segera menyusul ayahnya untuk pulang setelah melihat keadaan Jenny di kamar.

***

Beberapa hari kemudian, Jenny di perbolehkan untuk pulang oleh dokter. Walau Louisa berkata agar George tidak perlu ke rumah sakit untuk mengantar Jenny pulang, tetapi George tetap melakukan itu.

Lengan kanan Jenny sudah tidak memakai penyangga tetapi masih di gips. George, Louisa, dan Jevan sudah membubuhkan tanda tangan mereka di gips Jenny. Untungnya pihak rumah sakit memperbolehkan Jenny untuk pulang di siang hari, jadi George bisa datang ke rumah sakit setelah pulang sekolah.

Setelah masuk ke dalam mobil, George lalu memperkenalkan supirnya kepada Louisa dan Jenny yang duduk di belakang, sedangkan George duduk di depan menemani Eddie, supirnya. Jenny lalu bicara dengan Louisa sambil berbisik.

"Aku ga suka ini, Lou. Dia kan jadi tahu tempat tinggal kita"

"Aku tahu, Jen. Gimana kalau kita minta di turunin beberapa blok dari rusun kita? Barang bawaan kita sekarang kan ga terlalu banyak ini. Nanti kita minta tolong tetangga kita untuk bawain"

"Ide kamu boleh juga tuh. Oke deh"

Jenny dan Louisa kemudian menjalankan rencana mereka. Waktu mau turun dari mobil sebenarnya George terlihat agak ragu.

"Kalian benar-benar tinggal di sini?"

"Iya, George"

"Aku bawakan ke dalam ya barang-barangnya?"

"Tidak usah, George. Nanti ada tetangga kami yang mau bantu bawakan. Sebentar lagi juga ke sini. Rumah kami masuk ke dalam gang, George, jadi mobilmu takkan masuk ke sana"

"Baiklah kalau begitu. Sampai ketemu lagi di sekolah ya"

"Iya terima kasih, George"

"Sama-sama. Jaga diri kalian baik-baik"

"Iya, George"

Setelah memastikan George sudah masuk ke dalam mobilnya dan pergi jauh, Jenny dan Louisa baru bisa bernafas dengan lega.

"Fiuh ... Hampir saja tadi kita ketauan"

"Iya, Lou. Aku harap dia takkan perlu mengantarkan kita lagi ke sini"

"Betul, Jen. Jangan terlalu dekat apalagi jatuh cinta sama dia ya, walau aku tahu itu berat, tapi kita kan memang tak punya pilihan lain"

"Iya aku tahu, Lou"

***

Keesokan harinya, Jenny sudah kembali masuk ke sekolah. Sebelum masuk ke kelasnya, karena di jadwal hari itu Jenny dan George sedang tidak satu kelas, Jenny kemudian mendatangi kelas George.

"Hei, George"

"Hei, Jen. Kamu kok udah masuk sekolah aja sih? Ga istirahat satu hari dulu?"

"Aku ga apa-apa kok. Begini George, nanti di waktu istirahat kita ke ruang Mr. Stern yuk untuk beritahu kalau kita mau ikut lagi proyek sainsnya"

"Jenny, kamu yakin?"

"Iya aku yakin, George"

"Ya sudah kalau kamu yakin"

"Oke, sampai nanti ya"

"Iya, Jen"

George lalu mengantar Jenny sampai di depan kelasnya.

***

Di waktu istirahat, Jenny lalu di datangi oleh George di kelasnya agar mereka bisa menemui Mr. Stern di ruang guru. Walau agak ragu, tetapi akhirnya Mr. Stern menyetujui permintaan Jenny dan George.

Setelah menemui Mr. Stern, Jenny dan George lalu pergi ke kantin untuk makan siang. Tetapi Jenny yang biasanya hanya makan siang berdua dengan Louisa, tiba-tiba meja mereka di datangi oleh George dan teman-temannya di klab sains, yaitu Clarice, Joey, dan Crash.

"Ada apa? Kenapa kalian tiba-tiba ke sini?"

George kemudian menjawab.

"Aku tak tahu sih, tapi Crash katanya punya sesuatu yang penting yang ia ingin bicarakan denganmu"

"Oke, tapi karena Crash ada di sini kenapa ga langsung ngomong aja ke aku?" Tanya Jenny yang terlihat bingung.

"Aku rasa aku tahu kenapa, tapi sepertinya yang akan di bicarakan lebih penting daripada kenapa ia tak bicara langsung denganmu, Jen" Ucap Louisa.

Jenny bingung dengan maksud dari ucapan Louisa tapi tatapan Louisa ke arahnya seolah menyiratkan kalau ia akan membicarakan ini nanti dengan Jenny kalau mereka sudah pulang sekolah jadi Jenny paham dan tak mengungkitnya lagi. Masih dengan wajah menunduk, Crash lalu bicara tanpa melihat ke arah Jenny dan Louisa.

"Begini, waktu kalian lagi mempersiapkan peralatan sebelum melakukan eksperimen hampir seminggu lalu itu, aku iseng merekam kegiatan seluruh kelas. Tetapi setelah aku mengulang hasil rekaman itu selama beberapa kali, aku menemukan sesuatu yang ganjil"

"Apa itu, Crash?"

Crash lalu menunjukkan video yang sudah ia rekam itu kepada semua yang berada satu meja dengannya di kantin.

"Lihat ini Jen, kamu sepertinya pergi ke suatu tempat untuk mengambil sesuatu"

"Oh iya, aku ingat ini. Ada satu tabung yang ketinggalan lalu aku mengambilnya di lab. Aku juga sebelumnya bilang dulu sama George"

"Iya, lalu tiba-tiba kamu muncul lagi dengan tabung berisi cairan berwarna biru. Aku tadinya tak memperhatikan kenapa kamu kembali secepat itu, tapi ternyata orang yang aku kira Jenny menukar salah satu tabung yang berada di dekat George yang juga sama berwarna biru"

Semua yang berada di meja tersebut menjadi terkejut melihatnya.

"Jadi memang sengaja ada yang mengerjai Jenny? Tapi siapa? Kalau Amanda tak mungkin karena rambutnya kan berwarna coklat" Ucap Joey.

"Kamu benar, Joey. Pelaku yang paling mencurigakan mungkin Amanda, tapi orang ini berambut pirang dan sekilas memang mirip Jenny"

Crash kemudian menghentikan video tersebut dan memperbesar gambarnya.

"Setelah aku perbesar memang gambarnya agak pecah sih, tapi aku yakin kalian masih bisa mengenalinya" Ucap Crash.

Semuanya memperhatikan video tersebut dengan seksama. Jenny yang pertama kali mengenali orang itu langsung bereaksi.

"Oh My God, ternyata dia orangnya!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!