NovelToon NovelToon
Di Sayang Kakak Ipar

Di Sayang Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: MartiniKeni

Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Damian

Besoknya.

Cia yang baru pulang bekerja sangat terkejut melihat ada yang datang ke rumah. Bahkan semua keluarganya tengah duduk di ruang keluarga, kecuali kakek Santoso, beliau masih berobat di luar negeri.

Papa mertuanya terlihat sedang bicara dengan seorang pria, dan pria itu tengah duduk di kursi rodanya.

Seketika kedua mata Cia langsung membulat melihatnya. "Pria itu duduk di kursi roda, apa jangan-jangan dia yang namanya Damian?" pikir Cia terlihat penasaran.

Dia tidak bisa melihat wajah pria itu, karena pria itu membelakanginya, tapi Cia yakin kalau pria itu pasti yang namanya Damian, karena kemarin papa mertuanya sendiri yang mengatakan kalau Damian akan datang hari ini.

"Cia, kemarilah!"

Tiba-tiba saja Farhan memanggilnya, dan Cia langsung berlari menghampirinya.

Lalu wajah Cia tampak terkejut melihat pria yang duduk di atas kursi roda. Sebelumnya Cia pernah bertemu dengan pria itu, tepatnya sekitar dua minggu yang lalu dia pernah menolong pria itu . Apakah pria itu masih mengingat dirinya? Apakah pria itu yang namanya Damian?

"Kamu dari mana saja?" tanya Farhan sambil menatap tajam ke arah wanita itu.

"Palingan dia habis jalan-jalan sama teman-temannya." Celetuk Ruri .

"Suaminya ada di rumah tapi dia malah keluyuran," ucap Meri.

" Aku baru pulang kerja, Pa. Kalau kalian tidak percaya, bisa tanyakan langsung pada tante Mirna, karena aku bekerja di restorannya." Cia berusaha membela dirinya, sedangkan Carlo hanya diam saja melihat ibu dan adiknya bicara seperti itu. Bahkan dia hanya fokus pada ponselnya.

"Cia, dia adalah Damian, putraku. Mulai hari ini kau harus menjaga dan merawat putraku ini, mengingat kondisinya yang seperti ini."

"Baik,Pa." Sahut Cia.

Cia tertegun melihat wajah Damian, wajah pria itu sangat tampan sekali. Memiliki kulit putih, rambut hitam lebat, mata coklat, bibir tipis dan sedikit merah. Dia tinggi dan juga memiliki bentuk tubuh idaman para wanita. Tapi sorot matanya sangat tajam dan menusuk. Bahkan Cia sendiri takut menatapnya.

"Damian, ini adalah Cia. Dia adalah istri Carlo. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu panggil saja Cia." Ucap Farhan menjelaskan. Akan tetapi Damian sama sekali tidak membalas ucapan Farhan, dia hanya diam saja dan Cia jadi semakin takut melihat Damian.

"Atau begini saja, mulai hari ini kamu pindah ke kamar atas. Kamu tidur di salah satu kamar yang ada di samping kamar Damian. Jika nanti Damian memanggilmu, kamu bisa mendengarnya." Saran Farhan pada Cia.

"Cih, dasar merepotkan." Lirih Meri.

"Kalau begitu, sekarang kamu antar Damian ke kamarnya."

"Baik, Pa."

Cia mengantar Damian ke kamarnya, tapi dia di bantu oleh sopir pribadi Damian.

"Ini kamar kakak, kalau kakak butuh sesuatu panggil saja aku," kata Cia setelah sampai di kamar Damian.

"Tolong kamu masukkan nomer ponsel kamu di HP saya! Karena saya tidak suka teriak-teriak kalau memanggil seseorang." Damian menyerahkan ponselnya pada Cia.

Cia lalu mengambilnya dan memasukkan nomer ponselnya di HP milik Damian, setelah selesai dia langsung mengembalikan HP Damian.

"Kalau gitu aku permisi dulu. Aku harus memindahkan barang-barangku,"  kata Cia. Namun Damian hanya diam.

"Ya Tuhan, dia tidak seperti perkiraanku. Tatapannya sangat menakutkan," pikir Cia dengan raut wajah takut

\=\=\=\=\=\=\=

Lima hari kemudian.

Sudah lima hari Damian tinggal bersama Farhan, dan Cia sudah tidak ada perasaan takut lagi pada Damian. Malah dia sangat senang, karena semenjak Damian datang ke rumah ini, dia jadi memiliki teman ngobrol.

"Kak, aku sudah siapkan baju kamu, terus sarapan juga sudah siap di bawah," ucap Cia pada Carlo.

"Hm."

"Aku ke kamar kak Damian dulu."

"Hm."

Sudah, hanya itu. Setelahnya Cia pergi meninggalkan suaminya.

Seperti itulah interaksi Cia dan Carlo suaminya. Tidak tidur sekamar, dan bicara hanya seperlunya saja. Cukup membagongkan bukan?

Dan yang akan membuat semua orang terkejut adalah, Cia sampai detik ini belum pernah di gauuli oleh suaminya.

Meskipun sejak awal Carlo mengatakan terpaksa menikah dengan Cia, tapi Cia tetap mengerjakan kewajibannya sebagai seorang istri.

Cia berjalan ke arah kamar kakak iparnya yang letaknya di samping kamar Cia sendiri.

Cia mengetuk pintu, dan tidak lama suara sahutan mempersilahkan dia masuk terdengar dari dalam.

Sebelum membuka pintu Cia menarik nafas dan menghembuskannya, mencoba untuk tersenyum dan Cia masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintunya, dia sengaja melakukan itu.

"Pagi Ticia."

Ticia? Di rumah ini hanya Damian yang memanggilnya dengan panggilan yang berbeda. Setelah mengenal Damian, dia nyaman berada di dekat pria itu, karena dia baik, tapi kalau Damian berhadapan dengan yang lain, sikapnya langsung berubah jadi menakutkan. Pria itu seperti memiliki dua kepribadian.

"Pagi, kak Damian." Cia berjalan ke arah jendela, menyibakkan gorden dan membuka jendela tersebut, membiarkan udara segar dan cahaya mentari pagi hari masuk ke dalam kamar.

"Ticia, apakah kau hari ini kerja?" Mata tajam dan datar Damian tidak sedetik pun menatap semua pergerakan wanita cantik di depannya.

"Iya kak, hari ini aku harus pergi bekerja. Kemarin aku sudah izin jadi sekarang tidak enak kalau izin lagi." Cia berbalik dan saat itulah ekspresi Damian berubah kembali menjadi ramah.

"Kak Damian mau mandi sekarang?"

"Di mandiin Ticia gak?" Cia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, hampir tiap hari dia mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Seolah sudah terbiasa Cia melakukan setiap tahapan yang selalu dia lakukan setiap hari.

Untuk urusan mandi Damian bisa melakukannya sendiri, mengingat dia sudah lama menggunakan kursi roda, tapi bukan berarti Damian dibiarkan sendiri begitu saja kan, tetap harus ada yang mendampingi dia.

Dan semenjak Damian datang ke rumah ini, pekerjaan Cia menjadi bertambah, yaitu mengurus Damian.

Di mana setiap harinya selalu diisi dengan pertanyaan aneh dari Damian, seperti tadi contohnya. Meskipun awalnya cukup kaget, tapi seiring berjalannya waktu Cia hanya menganggap itu sebagai candaan semata. Tapi tanpa Cia tahu kalau semuanya tidak sesederhana yang Cia pikirkan.

Tidak lama Damian keluar dari kamar mandi dengan rambut yang menyisakan tetesan air dan tubuh Damian yang terbalut bathrobe pilihan Cia sebelumnya.

"Sudah kakak bilang berkali-kali padamu, jangan mau di suruh sama mereka. Kamu bukan pembantu, Ticia. Sebaiknya kau berhenti bekerja dan ambillah kartu ini!" Damian memberikan kartu black card kepada wanita itu.

"Tidak ,kak. Aku tidak pantas menerimanya," tolak Cia.

"Sudah, ambillah! Kalau kau menolak maka aku tidak akan mau makan." Damian memaksa Cia, hingga akhirnya wanita itu terpaksa menerimanya.

"Terima kasih, kak."

Damian hanya membalasnya dengan senyuman.

"Kakak pake bajunya yang agak panjang enggak apa-apa kan? Pagi ini agak dingin soalnya,"

"Kakak suka apapun pilihan Ticia, jadi tidak masalah." Cia kembali tersenyum mendengar ucapan Damian.

Setelahnya Cia membalikkan badan, membiarkan Damian mengganti baju sendiri.

Setelah selesai Cia membantu mengoleskan beberapa perawatan wajah dan lotion pada kulit Damian, menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya.

Terima kasih ya krn sudah mampir🙏, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊

1
Gede Merta
jangan lama" up nya thor
Gede Merta
Lanjut thor
Gede Merta
jahat banget simeri ini
Gede Merta
Semakin seru
Gede Merta
Semangatttt 💪
Gede Merta
sangat bagus
Gede Merta
Seru , semangat 💪
Martini .K
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!