Dia bernama Althea Martin, seorang gadis yang selalu ceria dan ramah kepada siapa pun. Panggil saja Thea, dia juga terkenal dengan kepintarannya yang membuat dia mendapatkan beasiswa sehingga membuat kakak tirinya merasa iri. Tapi semua itu berubah setelah ibunya meninggal dunia, 4 tahun yang lalu. Kehidupannya berubah 180 derajat, mempunyai ibu tiri dan saudara tiri membuat Thea di sisihkan oleh sang ayah yang lebih menyayangi kakak tirinya dengan alasan wanita yang dia nikahi sekarang adalah cinta pertamanya.
Ternyata ayahnya sudah mengkhianati sang ibu, sejak lama sehingga perselingkuhan ayahnya menghasilkan kakak tirinya. Karena perjodohan ia terpaksa menikahi ibunya Althea, Althea diam-diam bergabung dengan kelompok mafia bawah tanah tanpa sepengetahuan keluarganya. Althea sering mendapatkan kekerasan di dalam rumahnya, baik dari ayah kandungnya maupun ibu tirinya. Althea dipaksa oleh ayahnya untuk menikahi seorang pria yang kejam dan dingin untuk menikah. Simak ceritanya yuk !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Menahan Diri
Kini Bagas sudah sampai di apartemen milik Gibran, Bagas langsung masuk setelah menelpon Thea terlebih dahulu. Thea yang sednag bersantai, langsung memasang wajah sedih di depan Bagas.
“Nona silahkan makan, makanannya mumpung masih hangat” Ucap Bagas
“Terima kasih pak” Ujar Thea lalu mengambil makanan tersebut
“Saya tidak tahu makanan kesukaan nona, makanya saya hanya membeli nasi padang saja” Kata Bagas
“Tidak apa-apa pak, ini juga terima kasih sudah membawakan saya makan” Jawab Thea tersenyum
“Nona bisa saja, oh ya saya sudah membelikan beberapa sayuran dan keperluar masak lainnya. Ini pakai kartu saya untuk membeli keperluan nona Thea, karena saya tidak tega melihat nona di kurung seperti ini” Ucap Bagas sambil menyerahkan kartu kreditnya kepada Thea
“Terima kasih bapak sudah perhatian sama saya, tapi maaf saya tidak bisa menerimanya” Jawab Thea
“Gadis ini benar-benar baik, Gibran akan menyesal kalau menyia-nyiakan dia” Gumam Bagas dalam hati
“Pak, ini makanannya banyak sekali. Bagaimana kalau kita makan sama-sama saja” Ucap Thea
“Tapi itu untuk nona” Ujar Bagas
“Tidak papa pak, saya nanti bisa masak lagi takutnya ini jadi mubazir. Ayo sekarang kita makan pak” Jawab Thea
Bagas pun akhirnya makan makanan yang dia beli tadi, setelah selesai makan Bagasi zin pulang karena sudah larut malam. Bagas juga tidak lupa memberikan nomor pin apartemen itu, walau pun sebenarnya tan itu juga Thea bisa membukanya karena sudah ahli.
*****
Setelah makan Thea tertidur pulas, Thea kaget dengan suara pintu kamar terbuka. Dia langsung melakukan ancang-ancang di dalam selimut, Gibran langsung berdiri di samping tempat tidur dan menarik kaki Thea. Dengan cepat Thea langsung menendang orang tersebut dengan kaki yang satunya, hingga ada bunyi.
Gedebuk …
Seperti orang jatuh, Thea langsung menyalakan saklar lampu di sampingnya.
“HEH, wanita si4lan cepat bantu aku” Titah Gibran
Lalu Thea membantu Gibran berdiri
“Kenapa tuan malam-malam datang ke sini ?” Tanya Thea bingung melihat suaminya
“Ya terserah akulah, apartemen inikan punya aku” Jawab Gibran jutek
“Maaf tuan, apa ada yang bisa saya bantu ?” Tanya Thea
“Saya lapar, bikinkan saya makanan” Jawab Gibran
“Baik tuan, di tunggu sebentar” Ucap Thea lalu menuju dapur
“Ganggu orang lagi tidur nyeyak saja” Gumel Tha dalam hati saat dia melangkahkan kakinya menuju dapur
Thea langsung memasak dengan cepat, setelah menyelesaikan masakannya Thea langsung menyajikannya. Dia hanya memasak nasi goreng dan sosis goreng saja, Thea langsung menyajikan makanan tersebut di atas meja.
“Silahkan tuan, makanannya sudah sudah siap” Ucap Thea
Lalu Gibran menuju meja makan, dari kejauhan harumnya sudah mengundang perut ibran yang lapar. Thea langsung membawakan sendok, Gibran mencoba sedikit masakan Thea. Gibran terdiam membuat Thea merasa cemas, jangan-jangan masakannya tidak enak.
“Ini nasi gorengnya enak banget, sumaph ini nasi goreng terenak yang pernah aku makan. Dia pintar juga masak” Ucap Gibran dalam hati
“Tuan, apakah makanannya tidak enak. Biar saya ganti atau …” Ujar Thea terpotong
“Tidak usah kelamaan” Jawab Gibran memotong bicara Thea lalu meneruskan makannya
Tidak sampai 5 menit, nasi goreng itu ludes tak tersisa.
“Ini orang lapar atau doyan yah ? makan seperti orang yang sedang kesurupan saja” Ucap Thea dalam hati
“Setelah ini ikut saya ke depan” Titah Gibran, Thea hanya mengangguk
Setelah membereskan piirng kotor bekas Gibran makan, Thea langsung menuju keruang keluarga.
“Ada apa tuan ?” Tanya Thea
“Duduk” Titah Gibran
Lalu Thea langsung duduk berhadapan dengan Gibran.
“Ada apa tuan ?” Tanya Thea
“Saya tidak ingin pernikahan kita diketahui oleh orang lain, termasuk orang tua saya. Saya sudah memiliki kekasih, jadi jangan harap saya akan mencintai kamu” Jawab Gibran
“Baik tuan, ada lagi ?” Ujar Thea
“Kenapa kamu mau menikah dengan saya, ap aitu demi uang ?” Tanya Gibran
“Demi perusahaan mendiang ibu saya” Jawab Thea
“Tidak mungkin hanya itu saja, kamu pasti mengincar harta saya kan seperti wanita lainnya ?” Tanya Gibran tidak percaya
“Terserah tuan saja mau bagaimana, baiklah kalau tidak ada lagi yang di bicarakan saya mau ke kamar dulu” Jawab Thea
“Siapa yang menyuruh kamu pergi ? HAH ?!” Tanya Gibran
“Tidak ada tuan” Jawab Thea
“Kamu sudah saya beli, kamu itu hanya perempuan pelunas hutang. Sana buatkan saya kopi” Ucap Gibran
“Baik tuan” Jawab Thea
Thea pun pergi meninggalkan ruangan tersebut menuju dapur, lima menit kemudian Thea datang dengan secangkir kopi panas. Thea langsung meletakkan kpi itu di atas meja.
“Ini tuan kopinya, masih panas” Ucap Thea
Gibran yang sednag main hp, dia langsung menyemburkan kopi it uke lantai karena panas.
“Kurang ajar, apa kamu ingin membunuhku ? Kenapa tidak bilang kalau kopinya panas ?. Lagian saya minta kopi yang dingin, apa kamu ingin balas dendam ?” Tanya Gibran lalu menyiramkan kopi panas it uke tubuh Thea
Thea diam tidak bergerak, dia menerima siksaan tersebut walau pun dia sebenarnya kesakitan.
“Bagaimana ? Enakkan ?” Tanya Gibran lalu melenggang pergi
Thea berlari ke kamarnya dan dia langsung melepaskan bajunya, lalu mengobati luka yang melepuh pada bahunya akibat siraman kopi panas itu.
“Ini penyiksaan kedua kamu, tuan Gibran Alverik” Ucap Thea lalu berganti baju
Sedangkan Gibran di dalam kamar tertawa puas, dengan hasil kerjanya.
“Aku kan terus menyiksa kamu, sampai aku puas. Tapi ada yang aneh padanya saat aku menyiramnya, dia sama sekali tidak berteriak atau menangis” Ucap Gibran
“Sudahlah, biarkan saja. Dia sudah aku bayar dan uangnya pun tidak sedikit” Ujar Gibran
“Sudahlah aku capek sekali, lebih baik aku tidur” lanjut Gibran
*****
Di pagi harinya, seperti kebiasaan di rumahnya Thea membersihkan rumah dan memasak. Thea melihat bahunya yang memerah, akibat di siram oleh Gibran.
“Ini perih banget, tapi biarkanlah aku akan menikmati setiap siksaannya hingga dia juga merasakannya nanti” Ucap Thea sambil menutup kembali lengan bajunya
Sekitar 1 jam di dapir, Thea sudah memasak beberapa macam masakan dari telur dadar, capcay, dan udang saus tiram. Thea menyajikan makanan tersebut di atas meja makan, lalu pergi kembali ke kamarnya untuk bersiap pergi. Setelah selesai, Thea pergi menaiki taksi.
Sedankan Gibran yang terbangun karena wangi makanan, langsung keluar kamarnya. Dia melihat di atas meja makannya sudah tersedia,saat dia akan mengambil minum dia melihat ada selembar kertas lalu Gibran membacanya.
“Berani sekali diakeluar dari sini, tunggu saja jika dia pulang akan aku hukum dia bahkan lebih parah dari yang semalam” Ucap Gibran lalu makan yang terlah di siapkan oleh Thea
Lalu Gibran menghubungi Bagas
“Hallo, selamat pagi tuan” Ucap Bagas
“Kenapa kamu tidak bilang kalau dia masih kuliah ?” Tanya Gibran
“Maafkan saya tuan, itu atas permintaan nona Thea. Sekali lagi saya minta maaf, karena lupa tidak memberitahu tuan” Jawab Bagas
“Dia kuliah dimana ?” Tanya Gibran
“Dia kuliah di *** tuan, universitas milik keluarga anda” Jawab Bagas
“Sudahlah aku mau sarapan, ingat jangan sampai orang tuaku tahu dengan hal ini” Ucap Gibran lalu mematikan sambungannya
*****
Sedangkan di tempat lain, Thea dengan motor besarnya langsung menuju kampusnya. Saat Thea berjalan, Rinka dan teman-temannya menghadang jalannya.
“Mau apa kalian ?” Tanya Thea
“Kamu kerjakan tugas kami” Titah Rinka lalu melempar buku kearahnya dan untungnya Thea bisa menghindar
“Maaf aku gak bisa, aku mau masuk kelas” Jawab Thea lalu melenggang masuk ke kelasnya
“Kurang ajar banget kamu, mentang-mnetang sudah menikah” Ucap Rinka lalu menjambak rambut Thea
Thea langsung menarik tangan Rinka, lalu mendorongnya dengan sekuat tenaga.
“Aduh…, kurang ajar kamu” Ucap Teman Rinka
“Saya tidak akan mengganggu orang, selain orang itu yang menganggu saya duluan” Jawab Thea lalu pergi meninggalkan Rinka dna temannya
Rinka kesal, dengan tingkah adik tirinya itu.
“Tunggu saja pembalasan aku, Thea. Sudah menikah dengan seorang tua bangka, belagu” Ucap Rinka
“Memangnya Thea sudah menikah ? Kapan ?” Tanya Teman Rinka
“Sudah, dia dijodohkan sama ayah. Ya begitulah, namanya juga anak pembantu pasti dapatnya yang sudah kakek-kakek bau tanah” Jawab Rinka
“Sudah yuk kita ke kantin saja, aku dengar ada anak baru plus ganteng lagi” Ajak Teman Rinka
Rinka langsung mengangguk dan pergi bersama temannya.
semangat thorr 💪💪