NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Tidak, Dion! Lepaskan tanganku sekarang!" ucap Lyra sambil menarik tangannya. Dengan satu hempasan keras, genggaman Dion langsung terlepas.

"Jangan pernah bicara denganku lagi!" perintah Lyra lalu berjalan keluar menyusul Adrian. Langkahnya berat, tumitnya menghantam lantai setiap kali menapak.

Dion hanya bisa terdiam. Tangannya mengepal, lalu meninju udara untuk melampiaskan rasa kesalnya. Tiba-tiba Safira keluar dari kamar pas dengan mengenakan gaun yang baru. "Dion, bagaimana?" ucapnya lalu memutar tubuhnya, memperlihatkan keindahan gaun yang dikenakannya.

"Safira, aku harus ke kantor sekarang. Pilih saja gaun yang kau suka," jawab Dion, kemudian mengusap kepalanya dengan kasar.

Di sisi lain toko, Adrian yang baru saja menutup telepon hendak masuk ke dalam toko. Tepat saat ia akan mendorong pintu toko, Lyra muncul dengan muka masam. "Sudah selesai? Ayo kuantar pulang, aku harus menghadiri pertemuan di kantor," ucap Adrian menyadari Lyra telah keluar dari toko.

"Ya, kurasa aku juga akan ke kantor setelah ini," balas wanita itu, tangannya menarik pintu mobil hingga terbuka. Adrian melajukan kendaraannya tanpa berbicara apapun. Begitu pula Lyra, keduanya enggan untuk membuka topik obrolan.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, Lyra baru menyadari bahwa jalanan yang mereka lewati berbeda. "Tunggu, ini bukan arah ke rumah."

"Tentu saja bukan, ini arah ke kantormu. Kau bilang ingin ke kantor, kan?" ucapnya tanpa menoleh.

"Apa? Memang benar aku ingin ke kantor, tapi aku bisa pergi sendiri," balas Lyra melirik Adrian dengan wajah tertekuk.

"Apa yang akan dikatakan ibumu jika aku membiarkanmu pergi sendiri? Terlebih lagi kau baru saja keluar denganku."

"Jadi kau sedang menjaga harga dirimu di depan keluargaku?" batin Lyra melipat kedua tangannya di dada.

Tak lama kemudian, Adrian menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung. "Terima kasih atas tumpangannya." Lyra melepas sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya lalu keluar dari mobil.

Lyra berjalan masuk ke dalam gedung, "Lyra! Bukankah kau sedang cuti hari ini?" sahut Sena yang muncul di belakangnya dengan menenteng segelas kopi.

"Ah tidak, aku hanya izin setengah hari." Lyra menggaruk belakang kepalanya.

"Kenapa? Sangat jarang bagi seorang Lyra ingin izin untuk setengah hari," tanya Sena sambil menyejajarkan langkahnya dengan Lyra.

Melihat sahabatnya yang terdiam, Sena menghela napas panjang. "Sudah kuduga kau menyembunyikan sesuatu dariku."

"Maafkan aku. Aku sedang berusaha mengalihkan pikiranku dari Dion," ucap Lyra seraya memainkan jemarinya.

"Hhh ... Lyra, lebih baik kau mulai melihat ke sekelilingmu. Banyak laki-laki yang lebih tulus dari Dion," balas Sena, tangannya menyentuh bahu Lyra seolah sedang menguatkan.

"Yah. Aku sedang berusaha menerima seseorang yang papa jodohkan padaku," ujar Lyra, lalu menekan tombol lift kemudian menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Kau di jodohkan? Secepat itu?!" tanya Sena, kopi di tangannya hampir terjatuh karena terkejut.

"Ya. Katanya papa tidak sanggup melihatku terus menerus larut dalam kesedihan."

"Juan, lagi-lagi kau kehilangan kesempatan," batin Sena menyeruput kopi dengan alis tertekuk.

Pintu lift terbuka, keduanya melangkah keluar bersama. Lyra beberapa kali terdengar menghela napas, seakan memikul banyak beban di pundaknya.

"Lihat! Tuan putri kita akhirnya datang," sahut Tasya, bibirnya terangkat miring di satu sisi. Ia duduk di mejanya sambil menopang dagunya, matanya bergerak turun dari atas ke bawah seolah sedang menyapu tubuh Lyra dengan pandangannya.

"Syukurlah kau masih ingat siapa tuan putrinya di sini," balas Lyra seraya menaruh tasnya di meja.

Senyum Tasya memudar, "Kau—" tangannya mencengkram erat ujung meja seolah ingin mematahkannya.

"Lain kali tidak perlu repot-repot menyambut tuanmu, Tasya." Lyra menyipitkan matanya, sudut bibirnya tertarik ke atas. Dalam beberapa detik, wajah tasya berubah masam.

Ting!

Dering notifikasi ponsel Lyra memecah suasana, membuat wanita itu segera menyelipkan tangannya mencari sumber suara.

Layar ponselnya menyala, memantulkan cahaya di wajahnya. "Ada apa lagi sekarang?" gumam Lyra, napasnya tertahan. Ibu jarinya terhenti di udara, seolah membeku di atas layar kecil itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!