NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Jadi Guru

Pukul enam pagi, udara sangat dingin karena kampung atau desa sampan berada di bawa gunung. Kue cake dua buah di potong sebagian dan dimasukan dalam kotak bekal tentara. Dia berencana akan memberi kue ini buat Vier sekalian mengembalikan kotak bekal ini. Dengan celana olah raga joger berwarna hitam dan kaos putih polos serta sepatu oleh raga, Alona siap untuk lari pagi sebelum beraktivitas. Rambut ikal yang di ikat satu ke atas serta tas kain serut berwarna hitam disematkan di belakang punggungnya didalam tas itu ada botol air minum, kotak bekal, kamera, serta handphone, dompet dan tempat alat tulis menulis.

Pukul tujuh lewat tiga puluh sudah mulai nampak sinar matahari yang masih malu - malu. Alone pun mulai berlari pagi. Sedangkan dokter Iwan dan Ners Soni akan bersiap - siap ke kota. Semalam Alona sudah menyerahkan kartu ATMnya serta pin dan daftar belanja barang yang dibutuhkan kepada dokter Iwan serta memintanya menarik uang tunai dua juta rupiah. Pagi ini Alona sengaja lari pagi ke arah kebun sawit penduduk. Dan ternyata bapak - bapak dan ibu - ibu sudah banyak yang berada di kebun mereka.

"Selamat pagi bapak, ibu."

"Eh... Anak dokter. Selamat pagi." Alona berbincang - bincang dengan sepasang suami istri yang sudah tua usianya, namun masih semangat mengolah kebun mereka. Katanya anak mereka juga sekolah dokter. Dari Jauh juga kelihatan Kapten Xavier juga sedang lari pagi.

"Selamat pagi, anak tentara."

"Selamat pagi bapak, ibu."

"Bapak, lega anak tentara kesini, setidaknya bisa menemani ibu dokter kembali ke kampung. Bapak tidak tega dokter sendiri ke kampung, bapak takut." Alona kaget, kenapa sampai bapak ini menitip dirinya kepada Kapten Xavier. Dan akhirnya kami pamit kembali ke kampung setelah sepuluh menit berbincang - bincang dengan bapak dan ibu Alex.

"Kamu sangat berani."

"Maksudnya?"

""Tidak semua orang berani melewati jalan ini sendiri. Apalagi anak perempuan. Apalagi orang asing." Alona langsung berhenti.

"Disini, pemudanya nakal. Perna ners perempuan diperkosa dijalan ini oleh mereka."

"Pemuda kampung disini?"

"Yup."

"Seminggu saya disini, ngak melihat ada pemuda."

"Mereka lebih banyak di hutan. Lain kali jangan kelewatan berani." Vier langsung menyentil kening Alona lalu kembali lari meninggalkannya. Alono yang melamun sadar, dia pun lari mengikuti Vier. Di kali yang tidak besar, mereka berhenti dan meminum air putih yang mereka bawa. Alona mengeluarkan kotak bekal dan diberikan kepada Vier.

"Terima kasih buat pemberiannya."

"Ehm..." Dalam hati Alona, irit banget ngomongnya. Dengan bibir kerujutnya hati Alona berkata tidak seru.

"Kenapa bibirnya begitu?"

"Bibir?"

"Kamu ngomel saya dalam hati ya."

"Percaya diri amat." Alona langsung berlari meninggalkannya. Vier tersenyum dan berlari mengikuti Alona.

"Besok bisa tidak membantu mengajar anak - anak." Alona yang sudah berlari agak jauh, berhenti dan membalikkan badannya melihat ke arah Vier.

"Saya bisa mengajar???"

"Iya. Kamu bisa mengajar ilmu pengetahuan alam dan bahasa inggris mungkin buat yang kelas besar?"

"Oke. Deal saya setuju." Alona langsung berjabat tangan dengan Vier. "Sampai ketemu besok di sekolah. Pukul tujuh sampai delapan." Setelah mengatakan itu Alona pun berlari menuju ke Puskesmas namun dia mendengar suara Vier yang melarang dia lari pagi ke arah kebun penduduk. Alona hanya mengangkat jempolnya tanda disetuju.

Malam hari dirumah dinas dokter Iwan dan Ners Soni menyerahkan barang belanjaan masing - masing. Belanjaan Alona yang paling banyak. Hanya barang pribadi seperti perlengkapan skincare atau bodycare yang dia simpan di kamar, sedangkan makanan diletakan di dapur dan dalam kulkas. Alona juga menitip beli buku serta alat tulis. Kebetulan besok dia diijinkan mengajar kelas besar. Mereka akan belajar di luar dan Alona sudah merencanakan di bawah pohon. Temanya adalah sekolah alam.

Pagi - pagi Alona sudah bangun, namun dia tidak lari pagi. Melainkan dia membuat persiapan dia mengajar. Dia menyiapkan teh dan mengoreng pisang dibantu Cila dan Zaki untuk sarapan mereka, juga untuk dibagikan dengan anak - anak. Klinik akan buka jam sembilan atau sepuluh. Jadi dia mengorbankan jadwal lari pagi untuk mengajar dari jam tujuh sampai jam delapan. Semua perlengkapan disiapkan termasuk sabun untuk mencuci gelas dan piring kue nanti.

Penampilan Alona tidak kalah cantik waktu dia menjadi dokter. Hari ini dia akan mengajar Ilmu pengetahuan alam buat anak - anak usia dua belas sampai lima belas tahun. Dan konsep belajarnya adalah sekolah alam.

Memasuki halaman sekolah semua mata memandang kepadanya Jefry yang hari ini juga ikut mengajar olahraga buat anak usia sembilan sampai sebelas tahun.

"Komandan, sepertinya pamor kamu terkikis oleh kharisma dokter yang sedang berjalan kemari. Jika tidak punya perasaan biar aku yang mencoba dan." Vier langsung menjitak kepala Jefry dengan tangannya.

"Coba saja kalau mau tidak jalan berminggu - minggu."

"Sadis komandan. Siap salah dan." Alona dan ners Zaki makin mendekat kearah mereka.

"Dokter cantik sekali." Alona tersenyum. "Bawaan dokter banyak sekali."

"Iya, kemarin saya minta tolong beli buku dan alat tulis menulis."

"Oooooooo jadi kemarin belanjaan buku itu punya dokter."

"Mau serahkan kepada anak - anak disini. Karena dijinkan pak Kapten mengajar sekalian saya bawa."

"Horeeeeeeee." Semua kaget mendengar suara anak - anak yang bersukacita.

"Kenapa kalian senang."

"Harus senang dong. Kan gurunya ada yang cantik. Tidak bosan." Jefry berbisik kepada Vier "Kamu dengar sendiri anak - anak tahu mana yang cantik dan menyenangkan."

"Anak - anak kelas besar hari ini belajar bersama dokter Alona ya?"

"Siap Komandan. Horeeeeee."

Alona langsung mengumpulkan semua anak - anak yang berada dalam kategori kelas besar. Mereka langsung menuju sebuah pohon yang yang sudah dibuka tikarnya oleh ners Zaki. Semua perlengkapan buat mengajar sudah disiapkan buku - buku sudah dibagikan kepada semua anak. Mereka hanya ada dua puluh anak. Sebelum mereka semua belajar, mereka menikmati teh panas dan kue yang disiapkan oleh tenaga medis di puskesmas.

Alona baru tahu, bahwa anak - anak yang bersekolah disini adalah anak - anak yang orang tuanya kurang mampu, namun anak - anak ini punya kemauan untuk belajar. Ada sebagian orangtua yang mampu anak - anaknya disekolahkan di kota. Setelah tamat dari sekolah satu atap ini. Usia mereka mau masuk sekolah menengah pertama. Sekolah ini terdaftar, ada gurunya namun sakit dan ada di kota. Sedangkan anak - anak yang ada diladang adalah anak - anak yang memang tidak mau sekolah, walaupun orangtuanya mampu.

Pukul delapan kelas Alona selesai. Raut muka Alona mengambarkan rasa sukacitanya karena respon anak - anak ini sangat baik. Daya tangkap mereka atas pelajaran bisa dinilai dari range angka satu sampai sepuluh berada di angka delapan.

Satu bulan lebih Alona disini, maka sudah hampir satu bulan juga dia menjadi guru. Dan kedekatan Vier dan Alona semakin dekat.

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!