NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:173.8k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga puluh satu ~ Es krim rasa pahit, getir dan pedih

Ada sesak yang lebih hebat menekan dada saat ini, bak diterjang ombak selat Karimata. Seharusnya ia makan banyak tadi, agar kuat sekarang. Sebab, tangan yang mengepal di udara itu sudah bergetar tak kuat menahan sakitnya. Dengan wajah basah, ia telah terisak tanpa suara tepat di depan kamar mama dan papa.

"Lala," Tanta Yubi merangkul pundaknya lalu mengusapnya, "jangan di dengar, nak. Mau keluar cari angin atau es krim?" tawarnya digelengi Gala.

"Abang," bisik tanta Yubi menatap khawatir, meminta sang suami untuk ikut bertindak.

Di dalam sana, ia tak tau bagaimana ekspresi mama atau papa. Namun yang jelas, ini persis seperti dulu...ia hanya bisa menyaksikan itu dari luar frame, tapi ia lah orang yang paling merasakan dampaknya.

"Aku tau bang! Aku tau semuanya, tapi aku diam. Aku menunggu kejujuranmu dan Gala. Tapi kalian tetap membisu."

"Aku bertahan dengan topengku yang terlihat biasa saja, seolah aku tak tau kebusukanmu dan Rara di belakangku atau alasan Gala pergi saat itu, bukan aku tak ingin meraihnya, namun aku sedang memberikan anakku waktu dan ruang untuknya pergi dari beban, aku...kamu, telah mengorbankan Jenggala. Tapi kesadaranku membuatku hanya bisa meratapi, ini tak akan terjadi kalau bukan karena aku." ia menunjuk dadanya sendiri dan mere mas dasternya kencang. Bukti betapa sesaknya dadanya saat ini, akhirnya harus meledak juga malam ini.

"Aku yang membawa duri itu ke dalam rumah tangga kita, sehingga kamu melahap dan menelannya."

"Lala dan keutuhan keluarga kita, aku pertaruhkan dengan bodohnya dua hal yang seharusnya aku jaga baik-baik. Sebab aku terlalu percaya padamu dan Rara."

"Aku sadar, jika selama ini aku hanya sedang mempertahankan sesuatu yang telah hancur sejak lama sebenarnya. Bahkan aku tau kalau kamu menjanjikan pernikahan padanya, aku sakit bang, jika Rara hidup lalu bagaimana denganku?! Jika ditanya, apa yang tengah kupertahankan, aku tak tau....keegoisanku yang tengah aku pertahankan."

"Aku yang salah, aku yang memang breng sek, Hanin. Aku yang sudah mengkhianati kamu, anak-anak dan bahtera rumah tangga yang telah kita bangun bersama, seharusnya aku mengerti dan paham." Suara papa begitu pilu, tidak seperti biasanya yang bisa membuat para juniornya merasa diintimidasi.

Mama terisak hebat, "awalnya hanya iba karena Rara terpuruk atas kematian Yudas..tapi ternyata rasa ibaku ini membawa petaka untuk keluargaku sendiri."Ia tak tau bagaimana reaksi Rara yang telah melebur dengan keabadian, saat namanya ia sebut lagi sebagai pembawa petaka.

"Disini aku yang salah, terlalu mengejar pengabdian dan karir, mengorbankan sumpah setiaku sebagai seorang istri dan ibu. Membiarkan pertahanan rumahku hancur dan disusupi penyakit."

Gala benar-benar merasa tak ada lagi ruang tersisa di paru-parunya untuk oksigen masuk, hingga isakan dan sesenggukan yang telah ia tahan sejak tadi kini keluar perlahan bersama tangannya yang berulang kali menghapus lelehan air mata di pipi.

"Aku sering berdo'a setiap malam. Jika suatu hari kamu atau Lala akan bicara ini padaku, kamu mengajakku bicara, mungkin jika saat itu adalah beberapa tahun lalu aku tidak akan berpikir macam-macam. Tapi kalian diam, Lala memilih pergi...dan kamu bungkam, seperti aku manusia paling bodoh di muka bumi."

"Apa itu? Jangan bilang jika itu----" tanya papa ketika mama menarik laci meja dan mendorong satu map berkas.

"Aku akan mengajukan gugatan perceraian... seharusnya sejak lama aku berikan ini, sejak aku tau kalau kau menjanjikan pernikahan untuknya dan posisiku sudah kau geser beberapa langkah... Tapi siapapun tau hal ini tidak akan mudah untukku. Apalagi resikonya menghancurkan karir militermu. Meskipun bisa saja aku begitu, sebab kamu sudah menghancurkanku. Tapi aku sayang kamu, bang...aku sayang anak-anakku...."

"Harapanku selalu memupuskan niatan itu, harapanku yang begitu egois mengembalikan keluargaku yang dulu." Lirih mama semakin membuat Gala terisak hebat, kini suaranya terdengar dari balik pintu, bahkan mama dan papa menjeda sejenak pertengkaran mereka demi membuka pintu.

"Lala. Nak ..."

Tanta Yubi dan om Dandi ikut beranjak, "sebaiknya dibicarakan baik-baik kak, Abang..." ucap om Dandi.

"Bisa-bisanya kalian." Bukan om Dandi, melainkan Tanta Yubi yang menatap dengan lelehan air matanya pada mama dan papa, "tak taukah kalian bagaimana jatuhnya Gala karena keegoisan kedua orangtuanya?" ia masih kokoh merangkul Gala yang mulai gontai, "hampir gila anakmu kak, bang!"

"Untuk apa kalian menikah, jika hanya akan menyakiti diri sendiri dan anak-anak?"

"Yubi.." tahan om Dandi.

"Aku muak dengan kedua kakakku ini. Lala, besok kau ikut pulang ke kota karang."

"Kamu hanya akan semakin memperkeruh keadaan, Yubi." Om Dandi meraih istrinya itu.

Mereka terus saja berteriak, melupakan Gala yang saat ini paling terdampak.

Gala masih mematung saat mama meraihnya, saat papa bertanya padanya.

Tatapan Gala kosong, tanpa berkata apapun ia memilih masuk ke dalam kamar dengan langkah gontainya dan mengunci pintu kamar lalu merosot terduduk di depan pintu.

Lirih isakannya tak dapat menutupi suara dari balik pintu kamar.

Suara papa yang menjelaskan, memohon dan meminta. Suara mama yang menyalahkan dirinya sendiri, dan suara om Dandi serta tanta Yubi yang terdengar menengahi setengah memarahi, terlebih membela atas namanya.

Ia hanya lelah mendengar orang-orang bicara, mengoceh tak jelas, seolah mereka yang paling benar dan yang paling salah. Gala menyerap semua energi paling negatif malam ini.

Bercerai....bercerai...bercerai...

Dan papa mengemis karenanya meskipun akhirnya ia mengalah menerima apapun keputusan mama. Tidak, Gala tidak mau begitu. Bukan seperti itu maunya. Bukankah selama ini baik-baik saja saat semuanya berpura-pura? Kenapa tidak pura-pura lagi saja? Ia yang memilih untuk membuka lembaran baru, melupakan yang lalu dan berusaha menghadapi justru ditekuk oleh kondisi sekarang.

Pada siapa Gala harus bicara sekarang, disaat semua sibuk berargumen sendiri? Pada siapa ia harus mengadu dan minta di dengar?

Dan perbincangan di depan sana begitu memuakkan untuk terus ia dengar. Otaknya sudah penuh. Gala meraih jaketnya bermaksud mencari tempat paling sunyi di bumi, apakah liang lahat?

Ia keluar dari pintu kamar membuat keempat orang dewasa ini diam.

"Lala, mau kemana nak?"

Namun Gala sedang berusaha menjaga pita suaranya agar tak bergetar, ia tak menjawab dan mengayunkan langkah ke arah pintu rumah, "cari es krim."

"Lala, sudah malam. Papa antar."

"Biar aku antar," om Dandi ikut bersuara.

"Bisakah kalian tidak usah berusaha keras meraihku lagi? Seolah-olah sadar jika aku yang paling kalian sakiti tapi kalian terus saja menyakiti? Aku baik-baik saja, sejak dulu. Bisa mengatasi semuanya sendiri, karena memang aku dan sendiri adalah hal yang sama."

"Jangan ada yang mengantarku atau mengikutiku. Aku tidak akan berpikiran bo doh untuk bu nuh diri. Aku hanya ingin mencari sesuatu yang bisa memberiku kenyamanan sebab rumah bukan lagi definisi nyaman untukku."

Gala meraih kunci motor mama dan keluar dari rumah.

"Gala," Papa beranjak menyusul, namun tak berhasil menghentikan putrinya itu.

Russel pernah bilang, gerai es krim itu pindah ke dekat mall, maka Gala hanya ingin mencari itu, meski tak bisa janji jika air matanya akan berhenti saat ia menikmati setiap ji latannya.

Ia tak cukup berani menghubungi Russel saat ini, sebab ia tau bagaimana seorang tentara.

Ia hanya berteman angin malam dan kesedihan malam ini, menggilas jalanan bersama pikiran yang telah penuh dengan hal memuakan.

Sesekali Gala menyeka air mata yang meleleh lagi hingga sampai di gerai dengan lampu menyala yang begitu terang, kedai es krim yang nampak didatangi beberapa pengunjung.

Bagus! Tak terlalu penuh. Meski begitu, Gala hanya memesan sundae dengan sistem take away.

Ia dapati sebuah tempat yang cocok untuknya. Gelap, dan sepi. Namun tidak tertutup atau tersembunyi, sebab ia berada di pinggiran jalan dekat dengan arena olahraga.

Gala duduk, membuka kresek es krim dan mulai menikmatinya, suapan pertama, manis dan dingin, ia suka.

Namun lama-lama, rasa manisnya terasa berganti jadi getir, pahit dan....ia menangis dalam diam sembari menyendok es krim di dalam Cup-nya.

Semakin ia lanjutkan rasa manis itu berubah jadi kepedihan, rupanya es krim pun kini tak bisa mengobati luka hati yang menganga kembali, *cerai*. Ia tak tau kata apa itu, namun rasanya menyeramkan.

Drrtt...

Sekali, dua kali ia biarkan getaran itu, sebab ia yakin jika itu orang rumah. Namun di getaran ketiga, ia bahkan tak bisa melihat layar yang menyala itu lagi sebab netranya sudah terlalu buram oleh air mata.

"Hallo, aku lagi pengen sendirian. Jangan susul aku, atau cari aku dulu." Suaranya bahkan sudah bergetar dengan isakan.

"Om, aku makan es krim. Rasa yang biasa aku pesan. Tapi kok rasanya jadi pahit, getir, terus pedih..." tangisnya terisak hebat disana.

"Gala? Kamu dimana? Kamu nangis?"

Gala menyadari jika suara itu bukan suara om Dandi atau papa.

.

.

.

.

1
Farani Masykur
tetap setiabc teh walau masih menebak jalan cerutanya
Farani Masykur
akhirnya jumenemukanmu berhari hari nunggu notif di langut tanpa senja gk ada coba cari peruntungan ngeklik nama teh othir kok udah chapter sekian waduuuh ketinggalan jauuh mana hrs mengingat seluruh klan Ananta lagi nih bc sambil loading ingatan apapun itu makasih teh othor
Maria Kibtiyah
yg salah si rara dh tau punya anak bini malah jd pelakor
MunaRizka
ucel kah yg nelpon
Bunda Idza
baru Nemu lagi kisah othor satu ini, selalu suka karya nya
Bunda Idza
semangat Gala....ikut banjir air mata ini, Yach..... seorang anak akan bingung jika harus memihak salah satu dari orang tua nya... pun mereka yang bilang pisah secara baik dan akan selalu ada untuk sang buah hati, tapi tetap terasa ada ruang hampa dihati sang anak...jadi siapapun yang bergelar orang tua harus banyak melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Semoga setelah badai ini menerjang, akan ada damai datang
MunaRizka
lagu kesukaan keponakanku🤣
MunaRizka
meleleh hati adek bang
MunaRizka
otw jadi calon istri
MunaRizka
ooohhh mau pamitan sama aa ucel
Trituwani
bang uceeeelll ki nona manise lg butuh sandaran e.. knpa pas kau tak dirumah masalah itu meledak.... kasian bang kekasih hate mu itu...semoga saja itu bukan si lazizz yg tlf bisa bisa keracunan itu nona /Slight/
Trituwani
disaat terbongkar pun rasanya kian sesak, knp tidak berpura pura terus saja biar terlupakan dgn seiring wktu...klo gala saja Bisa mnekan selama bertahun tahun knpa harus sekarang bom wktu itu meledak disaat gala terlihat baik baik saja... apa tdk bisa saling mmaafkan krn orang ketiga pun sudah tiada,demi ank yg dulu bertumbuh dgn guncangan mental dr sosok cinta pertama... tlg dibicarakan lg pa ma...ankmu sdg tidak baik baik saja skrang /Whimper/
𝐙⃝🦜尺o
apakah itu suara Russel?
Nia nurhayati
rahasia apa yang di sembunyikn papa irianto yaa
sitimusthoharoh
duh om nya berubah jadi bang ucel.duh mana lagi tugas eh si adx sayang malah nanggis kira2 bakalan nyari bala bantuan siapa nih bang ucel?
lanjut
Nia nurhayati
abang usell kamu harus berjuang Kara's tuk ngedapetin hati gallaa💪💪💪💪
sitimusthoharoh
gk mungkin ma2mu gk tau la.😭😭😭😭😭kan jadi bingung mo komen ap
lanjut
Elmaz
ayang ucel.... saat nya tepat bgt.
ikutan nangis dong di bab ini ikut merasakan yg gala rasakan....klo gala ice rasa getir ...yg aq rasa mie kuah rasa asin alias ingus meleleh krn baca sambil makan mie rebus 😭😭
Yuni
om ucel sayang masih tugas 😭😭😭😭😭kasian lala y ikutan mewek 😭😭😭
Iccha Risa
si duta air mineral bukan yg nelpon, tolongin dong bang andai bisa tinggal tring dihadapan Lala ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!