NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kata-kata Template

Situasi menjadi hening diantara mereka. Heavenhell masih tetap memandangi interaksi Loreynzza dan Aretha di depannya sementara Alvarez hanya terdiam. Pemandangan kedua wanita berbeda generasi itu sangat indah jika di mata orang lain namun tidak di mata Heavenhell.

"Eh, ini temen kamu, nak?" tanya Loreynzza melepaskan pelukannya pada Aretha dan menatap Alvarez.

"Eh, bukan. Dia senior aku Bun. Tapi dia selalu baik sama aku," jawab Aretha malu-malu membuat Heavenhell membuang muka.

Ia tahu seharusnya ia pergi namun kakinya seolah kaku untuk melangkah. Entah itu karena ada Loreynzza makanya ia ingin lebih lama memandang ibunya itu walaupun ia tidak di notice sama sekali.

"Halo tante, aku Alvarez. Aku senior Aretha dan Heavenhell," seloroh Alvarez tersenyum manis memperkenalkan diri.

Loreynzza menautkan alisnya. "Heavenhell?"

Alvarez menganggukkan kepalanya. "Iya, Heavenhell," tunjuknya pada Heavenhell yang duduk di sampingnya.

Loreynzza menengok kearah yang ditunjuk Alvarez dan mendapati Heavenhell tengah menatap kearah lain. Fitur wajah sempurnanya dari angle samping terpahat dengan apik. Perasaannya berdesir sejenak tatkala mengingat Valdrin berkata jika Heavenhell bersekolah di sekolah yang sama dengan Aretha dan masuk kelas unggulan. Namun pelukan Aretha pada pinggangnya membuat ia membuyarkan pengamatannya pada Heavenhell.

"Oh gitu, makasih yah udah baik sama anak tante. Dia emang agak manja tapi gapapa lah yah namanya juga anak cewek," ujar Loreynzza mengelus pelan rambut Aretha.

"Bilang aja suka ngerepotin dan nggak tau diri," batin Heavenhell.

Alvarez menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ternyata benar bila Aretha hanya anak angkat karena tidak ada kemiripannya. Beda dengan Heavenhell yang memiliki warna bola mata yang sama persis dengan Loreynzza bahkan siluet wajahnya sama. Walau wajah Heavenhell tampak seperti ada campuran keturunan orang luar tapi overall wajahnya tetap mirip dengan Loreynzza.

"Yaudah tante, aku duluan yah," kata Alvarez yang merasa kehadirannya tidak diperlukan lagi. Karena niat awalnya hanya ingin menyapa Heavenhell dan berhubung ibunya sudah ada makanya Alvarez tidak ingin merusak momen mereka.

"Oh, hati-hati yah," balas Loreynzza ramah pada Alvarez yang menyalaminya sebelum pergi.

Selang beberapa menit kemudian supir jemputan Heavenhell datang sehingga tanpa basa basi gadis itu segera melangkah kearah mobil yang terparkir tidak jauh darinya. Buat apa berpamitan dengan Loreynzza, toh dia tidak dianggap ada daritadi. Jadi yasudah, ia akan melakukan hal yang sama. Anak adalah cerminan orangtua kan, oleh sebab itu ia akan melakukan hal yang sama mulai dari sekarang.

"Heavenhell."

Langkah kaki Heavenhell terhenti ketika Loreynzza memanggil namanya. Waktu terasa berhenti dan tubuh Heavenhell menjadi kaku. Jantungnya memompa dengan kencang dibalik dadanya. Nafasnya kembali memburu, sedahsyat ini pengaruh Loreynzza dalam hidupnya. Perlahan tapi pasti Heavenhell berbalik menatap Loreynzza yang ternyata juga tengah menatap dirinya minus Aretha yang sudah tidak bergelantungan di tubuhnya bak lutung kasarung.

"Boleh bicara sebentar?" tanya Loreynzza menatap mobil jemputan Heavenhell, seolah mengerti Heavenhell mengangguk pelan lalu berjalan kearah mobil tersebut diikuti Loreynzza di belakangnya.

......................

Tidak jauh dari sana terlihat Jazlan mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Ia menggeram kesal karena si senior sok pahlawan itu mendekati Heavenhell padahal dia baru saja ingin mendekatinya tapi Alvarez malah menikung dirinya membuat ia kesal setengah mati.

Disampingnya terdapat Renan yang meringis pelan. Bukan karena merasa empati dengan apa yang dirasakan Jazlan. Tapi kakinya diinjak dengan keras oleh temannya itu. Ia sudah berusaha memberitahu tapi Jazlan malah melotot kearahnya karena menganggu kegiatan cemburunya.

Sehingga disinilah Renan mencoba menahan semua kesakitan ini seorang diri. Mana Sagara sibuk ngakak karena komuk Renan. Melihat Renan menderita adalah kebahagiaan tersendiri baginya sehingga sebagai teman yang baik ia akan membantu Renan.

"Dihh... Kak Alvarez mah keren banget pdktnya. Cewek tuh sukanya digituin, Lan. Dibantuin pas susah trus ditemenin pas lagi sendiri. Mantep dah, bentar lagi gue rasa Heavenhell bakal klepek-klepek."

Bak tersiram bensin, kemarahan Jazlan semakin memuncak begitupun tekanan kakinya yang menginjak kaki Renan. Rahang Jazlan mengeras dan rasanya ia ingin menonjok seseorang. Untung saja tidak ada yang melintas didepannya karena mereka bertiga bersembunyi dibalik pohon besar sehingga tidak ada yang lewat.

Renan memukul punggung Sagara karena memanas-manasi Jazlan sehingga ia yang menjadi tumbal. Sialan memang, sampai kapan kakinya yang tidak berdosa ini harus menjadi sasaran kemarahan Jazlan. Harusnya ia tadi langsung pulang dari pada mengikuti aksi menguntit Jazlan. Nasib memang.

"Lan, Kaki gue..." ringis Renan.

"Bacot, nggak ada urusan gue sama kaki lo," kata Jazlan meninju pelan batang pohon disampingnya dan berlalu pergi.

Dan akhirnya Renan mendesah lega, akhirnya purna sudah penderitaannya. Ia lalu melirik kearah pohon yang tadi ditonjok Jazlan terdapat sedikit retakan disana, apa seperti itu keadaan hati Jazlan sekarang. Potek-potek gimana gitu.

"Edan bener si Lan, pake mukul-mukul sembarangan gitu. Gimana kalo nih pohon ada penunggunya trus nggak terima tempat nangkringnya dirusak," tutur Sagara mengelus pelan batang pohon itu.

"Kaburrr!!" seru Renan lari dengan keadaan tertatih-tatih yang sontak membuat Sagara ikutan lari juga. Maklum mereka memang sudah bersahabat dari dalam kandungan. Jadi sulit untuk dipisahkan.

Heavenhell menyesap jus apel yang dipesannya dengan tenang sambil menatap Loreynzza yang masih bungkam didepannya. Keduanya memilih sebuah cafe didekat sekolah Heavenhell untuk 'berbicara'. Sudah 5 menit berlalu namun Loreynzza masih belum membuka mulut membuat Heavenhell mulai bosan. Perasaan yang selalu menggebu ketika bertemu Loreynzza mendadak sirna. Apa ia sudah mencapai titik jenuhnya sekarang?

"Jadi mama mau ngomong apa?" tanya Heavenhell tanpa basa basi.

Loreynzza meliriknya sejenak sebelum menegakkan tubuhnya. "Jadi, Papa tiri kamu benar-benar mengurus kamu yah?" tanya Loreynzza memperhatikan penampilan Heavenhell yang terlihat seperti anak orang kaya pada umumnya. Atau mungkin memang karena gennya. Sedari kecil visual Heavenhell memang beda dari sepupunya yang lain. Ia terlihat lebih bersinar dan cantik sehingga terkadang ia disebut bak anak artis.

"Seperti yang mama liat," jawab Heavenhell kalem.

Loreynzza mengangguk sejenak. "You happy?"

"Absolutely."

Loreynzza tersenyum kecil mendengarkan jawaban Heavenhell. Ah, Valdrin benar-benar melaksanakan niatnya untuk membuat Heavenhell merasa percaya diri. Atau memang itu sikap yang diwarisi dari Ayah kandungnya atau si brengsek itu yang telah menghancurleburkan hidupnya. Mengingatnya membuat Loreynzza diam-diam kesal.

"Ma, aku mau nanya sesuatu?"

Loreynzza kembali melirik Heavenhell yang memandangnya dengan datar. Perlahan tapi pasti Loreynzza mengangguk. "Silahkan."

"Apa yang Mama dapat dari memelihara anak orang lain dibanding anak kandung Mama sendiri?" tanya Heavenhell lugas.

Untuk sejenak nafas Loreynzza tercekat karena pertanyaan Heavenhell yang mendadak itu. Rasanya batinnya agak tertohok dan jantungnya berdetak kencang. Putrinya ini benar-benar telah berubah. Loreynzza tidak pernah menyangka Heavenhell akan menanyakan pertanyaan ini. Bahkan ia tidak repot-repot menyebut nama Aretha untuk memperjelas siapa yang dia maksud.

"Ave, kamu tau sendiri kan kalau Aretha it...,"

"Aretha itu kehilangan ayahnya dan masih berduka. Ibunya nggak terlalu peduli sama dia karena mereka menikah terpaksa karena Ibu Aretha hamil duluan. Dan nggak ada yang bisa ngurusin dia selain Mama."

Loreynzza ternganga ketika mendengarkan jawaban Heavenhell yang mengcopy jawabannya ketika dulu ia berusaha memberikan pengertian kepada Heavenhell mengapa ia mengadopsi Aretha. Bahkan nada bicaranya juga sama.

"Itu kan yang Mama mau bilang, template banget," tutur Heavenhell sinis.

"Jadi begini cara kamu berbicara dengan Mama kamu, hah?"

Heavenhell mengukir senyum sinisnya. "Aku nggak pernah ngomong sama Mama. Jadi aku nggak tau cara ngomong sama Mama yang baik itu kek mana. Nanti aku tanya Aretha deh."

"Uang Papa tiri kamu benar-benar mengubah kepribadian kamu yah?"

"Karena Mama aku nggak pernah ngasih duit makanya aku nikmatin uang Papa tiri aku aja. Dibanding dinikmati oleh anak orang lain, mending aku yang nikmatin. Toh Papa juga fine-fine aja dengan itu. Malahan dia bilang habisin aja semua kalo perlu," balas Heavenhell.

Brak!!

"Berhenti bilang Aretha itu anak orang lain. Dia anak Mama, anak MAMA. Dan itu valid, nggak bisa diganggu gugat," pungkas Loreynzza sengit membuat Heavenhell benar-benar sudah muak dengan semua ini. Loreynzza sepenuhnya memang menyayangi Aretha lebih dari apapun. Lebih darinya bahkan, sangat miris memang.

"What about me?" tanya Heavenhell dengan menahan rasa sesaknya. Loreynzza terdiam sejenak dan menghela nafasnya sebelum menatap Heavenhell.

"Kamu tahu, Orang-orang bilang untuk menuju kehidupan yang baru terkadang kita harus meninggalkan semua masa lalu kita yang menyakitkan termasuk hal-hal yang berkaitan dengannya. Dan kamu termasuk didalam hal-hal itu," jawab Loreynzza sebelum meninggalkan tempat itu. Ia meletakkan beberapa uang diatas meja untuk membayar minuman mereka.

Heavenhell memandang kosong kearah kursi yang tadinya diduduki Loreynzza. Jadi itu yah jawaban final Loreynzza tentang arti dirinya dalam hidup Loreynzza, hanya bagian dari masa lalu yang pahit. Ah, ternyata tidak jauh berbeda dengan jawaban Loreynzza dikehidupan pertamanya. Bahkan lebih buruk lagi.

Perlahan Heavenhell mulai tertawa terbahak-bahak dengan apa yang barusan terjadi. Lucu sekali dirinya menanyakan hal yang sudah ia tahu jawabannya. Astaga ia senang sekali menyusahkan diri. Memangnya apa yang ia harapkan? Loreynzza akan berubah dan menyayanginya seperti dulu. Hei, waktu bisa merubah perasaan seseorang dan itu hal yang wajar. Loreynzza sudah mencapai kebahagiaannya kenapa ia harus melirik dirinya yang hanya benih dari pria yang menyakiti dirinya. Bodoh sekali bukan.

"Hahahahha!!!"

Heavenhell tertawa dengan keras mengabaikan lirikan-lirikan dari orang-orang yang berada didalam cafe. Saking lamanya tertawa, air mata perlahan mengalir dari matanya dan perutnya terasa kram. Lawak sekali kan dirinya. Sudah diberi kesempatan mengulang waktu dan memperbaiki hidup tapi ia malah melakukan hal yang sama.

Jadi lebih menyayangi Aretha yah, tidak buruk juga. Karena sedari dulu memang begitu, Loreynzza adalah orang pertama yang menengok Aretha ketika sepupunya itu lahir kata almarhum kakeknya. Sebuah ide terlintas dibenak Heavenhell, bukan ide bagus tentunya. Memangnya siapa yang bisa berpikir positif disaat sekarang, disaat ia dibuang secara tidak langsung.

Heavenhell memutuskan untuk membalaskan rasa sakitnya. Ia tidak mau menanggung rasa sakit ini lagi. Ia bukan Tuhan yang dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Setidaknya jika ia tetap mati dengan tragis dikehidupan kali ini maka tidak apa-apa asalkan ia bisa membalaskan rasa sakitnya. Dan itu dengan menghancurkan Aretha. Yang menjadi sumber dari segala penderitaannya.

Ah, Heavenhell yang manipulatif kembali lagi. Bukan untuk menyesatkan Jazlan seperti kehidupan lalunya tapi untuk menghancurkan Aretha dan secara tidak langsung akan menghancurkan Loreynzza juga. Pintar sekali dirinya ini. Kali ini ia akan bermain cantik ditambah ia sudah memiliki Valdrin di sisiNya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!