NovelToon NovelToon
DiJadikan Budak Mafia Tampan

DiJadikan Budak Mafia Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: SelsaAulia

Milea, Gadis yang tak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk gio untuk membalas dendam pada Alessandro , kakak kandung Milea.
Alessandro dianggap menjadi penyebab kecacatan otak pada adik Gio. Maka dari itu, Gio akan melakukan hal yang sama pada Milea agar Alessandro merasakan apa yang di rasakan nya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SelsaAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Di mana dia?” tanya Gio, suaranya berdesir seperti ular di antara celah-celah batu. Salah seorang pelayan, tubuhnya gemetar, hanya mampu menunduk. “Ada di ruang rahasia, Tuan,” jawabnya, suara tercekat, seakan-akan setiap kata adalah beban yang hampir menghancurkannya.

Gio tak membalas. Langkah kakinya berat, bergema di lorong sunyi itu, menuju ruang rahasia—sarang rahasia yang ia rancang sendiri, benteng pertahanan terakhirnya untuk menyembunyikan rahasia kelam dari dunia luar.

Di dalam ruangan, Milea tertidur pulas. Rambutnya yang hitam legam terurai di atas bantal sutra putih, kontras dengan kulitnya yang pucat. Gio mendekat, bayangannya jatuh di atas wajah Milea yang tenang. Ia mengamati setiap detail: hembusan nafasnya yang teratur, bulu mata lentik yang terpejam, bibir yang sedikit terbuka. Sebuah senyum licik merekah di bibirnya.

“Tak ada yang boleh merebutmu dariku,” bisik Gio, suaranya rendah dan mengancam, seperti desiran angin malam yang membawa aroma kematian. Ia membungkuk, jari-jarinya menyentuh lembut pipi Milea. “Ini baru permulaan, sayangku. Semakin lama kau bersamaku, semakin lama pula Alessandro tersiksa. Rasakanlah siksaan itu, nikmatilah penderitaannya!” Seringai jahat Gio semakin melebar, mata hitamnya menyala dengan api dendam yang membara. Bayangannya menjulang di atas Milea, seperti monster yang siap menelan mangsanya. Kegelapan ruangan itu seakan menjadi saksi bisu atas rencana jahat yang akan segera terwujud.

Gio berbaring di sisi Milea, tubuhnya menyatu dengan kehangatan tubuh gadis itu. Ia memeluknya dengan hati-hati, jemarinya menyentuh lembut rambut hitam legam yang terurai di bantal, seakan takut membangunkan bidadari yang kini sepenuhnya menjadi miliknya. Sentuhannya begitu lembut.

Pergulatan nafsu semalam masih terasa membara di dalam dirinya, sebuah kecanduan yang baru saja ia temukan. Tubuhnya masih bergetar mengingat sentuhan-sentuhan panas itu, desahan-desahan yang tertahan, dan gairah yang membuncah. Namun, di hadapan Milea, ia mengenakan topeng dinginnya, berpura-pura acuh, menahan setiap getaran yang mengguncang jiwanya. Ia ingin terlihat kuat, tak tergoyahkan, seakan-akan perjumpaan mereka semalam hanyalah sebuah permainan, tanpa arti.

Namun, pura-pura itu tak mampu bertahan lama. Kelelahan dan kepuasan yang masih terasa di tubuhnya mengalahkan topeng yang ia kenakan. Kelopak matanya terasa berat, dan perlahan-lahan, ia pun tertidur. Tubuhnya masih memeluk Milea dengan erat, hangatnya tubuh Milea menjadi obat penenang bagi jiwanya yang bergejolak. Dalam tidur mereka, dua jiwa yang terikat oleh ikatan gelap itu berpelukan, hangat dan damai, namun di balik kedamaian itu, tersimpan rahasia kelam yang siap meledak kapan saja.

*

*

*

Di luar, para anak buah Gio bergerak seperti bayangan, jari-jari mereka lincah menelusuri layar monitor, mata mereka tajam mengamati rekaman CCTV tersembunyi yang tersebar di seluruh penjuru rumah. Mereka mencari jejak Alessandro dan komplotannya, mencari bukti-bukti yang bisa mengungkap rencana mereka. Detik-detik berlalu dengan tegang, hingga akhirnya mereka menemukannya: rekaman yang memperlihatkan Alessandro dengan licik menaruh kamera kecil di dalam vas bunga yang ada di pojok ruangan. Tanpa ragu, pengawal itu langsung menyambar kamera tersebut, menghancurkannya hingga tak bersisa, memastikan tak ada jejak yang tersisa.

Susi mengamati dari kejauhan. Hatinya tercabik-cabik. Satu sisi, ia merasa iba pada Milea, gadis malang yang terperangkap dalam cengkeraman Gio. Namun, sisi lain dari dirinya dipenuhi rasa takut yang mencekam. Berita tentang Deri, yang dihabisi Gio tanpa ampun, masih segar dalam ingatannya, membuat bulu kuduknya merinding. Bayangan Deri yang terbujur kaku, membuat Susi bergidik ngeri.

Jauh di lubuk hatinya, Susi ingin membantu Milea, ingin melepaskan gadis itu dari jeratan Gio. Namun, ia hanyalah seorang perempuan kecil, tak berdaya di hadapan kekuatan Gio yang maha dahsyat. Ia merasa lemah, tak berdaya, terhimpit di antara rasa iba dan rasa takut yang menguasainya. Harapannya hanya satu: agar Milea bisa selamat dari cengkeraman maut Gio.

“Kamu kenapa, Susi?” tanya pelayan lain, suaranya berbisik, mata menatap Susi dengan penuh tanya. Wajah Susi tampak pucat, mata sembab, seakan-akan menanggung beban yang berat.

Susi menghela napas panjang, seakan-akan hendak melepaskan beban yang membebani dadanya. “Aku… aku hanya merasa iba pada Nona Milea,” jawabnya, suaranya bergetar. “Dia gadis yang baik, lugu… tak pantas menjadi sasaran empuk Tuan Gio.” Air mata mengancam akan tumpah dari pelupuk matanya.

“Ssttt… Susi! Jaga bicaramu!” Salah seorang temannya, seorang pelayan wanita yang lebih senior, segera memperingatkannya dengan suara mendesak. “Jika ada yang mendengar dan melaporkanmu, kau akan mendapat masalah besar! Tuan Gio tidak akan segan-segan menghukummu!” Wajahnya tegang, menunjukkan betapa seriusnya peringatan itu.

Susi tersentak. Ia baru menyadari kesalahannya. Mulutnya memang tak bisa dikontrol, hatinya yang terlalu iba pada Milea membuatnya lupa akan bahaya yang mengintai. “Ah, ya… aku lupa,” gumam Susi, suaranya hampir tak terdengar. Ia menyesali ucapannya yang tanpa pikir panjang. “Astaga! Ayo, kita lanjutkan pekerjaan kita.” Ia berusaha mengalihkan perhatian, mencoba untuk melupakan rasa iba yang masih menggerogoti hatinya. Namun, bayangan Milea yang terluka tetap menghantuinya.

*

*

*

Milea membuka matanya perlahan. Sesuatu yang berat menindih perutnya. Ia menunduk, melihat tangan kekar Gio melingkar erat di pinggangnya, memeluknya dengan posesif. Napas hangat Gio menerpa tengkuknya, membuat bulu kuduknya merinding. Pria itu masih tertidur lelap, wajahnya tenang, namun aura yang dipancarkannya tetap mengancam.

Dengan hati-hati, Milea mencoba melepaskan tangan Gio. Namun, sebelum ia berhasil, Gio langsung terbangun. Ia menarik Milea lebih erat ke dalam pelukannya, membuat tubuh Milea terhimpit di dadanya.

“A… aku ingin ke kamar mandi,” bisik Milea, suaranya gemetar.

“Berikan aku lima menit lagi untuk memelukmu seperti ini,” jawab Gio, suaranya serak khas orang yang baru bangun tidur, namun di balik seraknya, terdengar sebuah kelembutan yang tak biasa.

Milea diam. Ia membiarkan Gio memeluknya, merasakan kehangatan tubuh pria itu yang bercampur aduk dengan rasa takut dan kebingungan.

Beberapa menit berlalu. Milea kembali mencoba. “Gio, aku ingin ke kamar mandi,” ucapnya lagi, kali ini dengan suara yang sedikit lebih tegas.

“Hmm, baiklah,” Gio menjawab singkat, lalu menunjuk sebuah pintu di dalam ruangan itu. “Di sana kamar mandi. Buka saja pintunya.”

Milea bergerak perlahan menuju kamar mandi, langkahnya terasa berat. Di dalam kamar mandi, ia mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdebar kencang. Bayangan tangan Gio yang masih terasa di pinggangnya, membuat napasnya tersengal-sengal. Setelah beberapa saat, ia merasa lebih tenang. Ia keluar dari kamar mandi. Gio sudah duduk tegak, wajahnya kembali dingin dan tajam.

“Ayo keluar,” ucapnya singkat, tanpa ekspresi. Tatapan matanya kembali menajam, membuat Milea merasa ngeri. Sikap Gio yang berubah-ubah—kadang lembut, kadang dingin—benar-benar mempermainkan perasaannya, membuat Milea semakin bingung dan takut.

1
it's me NF
lanjut... 💪💪
Siti Hadijah
awalnya cukup bagus,, semoga terus bagus ke ujungnya ❤️
SelsaAulia: terimakasih kaka, support terus ya ☺️❤️
total 1 replies
Elaro Veyrin
aku mampir kak,karya pertama bagus banget dan rapi penulisannya
SelsaAulia: terimakasih kaka
total 1 replies
Surga Dunia
lanjuttt
Theodora
Lanjut thor!!
Surga Dunia
keren
Theodora
Haii author, aku mampir nih. Novelnya rapi enak dibaca.. aku udah subs dan like tiap chapternya. Ditunggu ya update2nya. Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku.
Semangat terus kak 💪
SelsaAulia: makasih kakak udh mampir 🥰
total 1 replies
✧༺▓oadaingg ▓ ༻✧
karya pertama tapi penulis rapi bget
di tunggu back nya 🥰
SelsaAulia: aaaa.. terimakasih udah mampir☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!