Dan Akhirnya Aku Menyerah

Sesampainya di rumah, Sela langsung meminta bi Mimin untuk membuatkan sup untuknya. Sambil menunggu sup jadi sela memilih untuk mandi air hangat terlebih dahulu, walaupun dia tidak kehujanan tapi dia tidak ingin besok badannya merasa tidak enak nanti. Dia harus menjaga kesehatan tubuhnya karna dia juga baru beberapa hari bekerja.

Sela berendam di bath tub dengan air hangat dan aromaterapi yang biasa di gunakannya untuk merileks kan pikiran dan tubuhnya, Sela menikmati air hangat yang membasahi tubuhnya, dia seakan- akan di pijat lembut oleh air hangat yang menenggelamkan tubuhnya itu, karna terlalu lelah sela sampai tertidur di bath tubnya.

Dia tersadar karna ponselnya yang memang dia bawa ke dalam kamar mandi itu berbunyi tepat di atas kepalanya. Sela langsung membuka matanya dan di sana tertera nama kakaknya Lingga menghubunginya.

"Ya hallo kak."jawab Sela.

"Dek, kamu baik- baik saja, tadi Andre menelpon kakak dan menceritakan semuanya."ucap Lingga dengan suara yang khawatir.

"Aku baik- baik saja kak."ucap Sela, dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara kasar, dia sudah tau jika Andre pasti akan bercerita kepada kakaknya.

"Dek, apa kamu masih mau mempertahankan laki- laki ban*i itu, dia sudah keterlaluan."ucap lingga kesal.

"Kak, aku sudah bilang, aku akan memberikan waktu 3 bulan kepadanya, selain aku ingin melihat bagaimana tanggung jawabnya, aku juga mau membiasakan diri tanpanya, agar nanti jika aku berpisah dengannya aku sudah terbiasa."ucap sela..

"Baiklah dek, semua keputusan ada di tangan kamu, kakak hanya bisa mendoakan yang terbaik buat kamu, tapi ingat kakak tidak akan terima jika dia terus menyakiti kamu seperti ini, kakak akan menghabisinya."ucap Lingga dengan menggebu- gebu.

"Kak, aku baik- baik saja, kakak tenang saja, aku hanya sedang melewati fase demi fase merelakan dan mengikhlaskan dalam hidupku."ucap Sela.

"Sudah dulu ya, aku mau lanjut mandi."ucapnya lagi.

"Yasudah kalo begitu dek, kakak tutup dulu telponnya, kalo ada apa- apa langsung hubungi kakak.."ucap Lingga dengan nada khawatir terhadap adik perempuannya itu.

"Iya kakak ku sayang."ucap Sela .

Setelah sambungan telpon terputus, Sela kembali melanjutkan aktifitas mandinya hingga selesai, dan setelah selesai dia berganti pakaian dan turun ke bawah untuk makan malam.

"Bi, sudah mateng?" Tanya Sela.

"Sudah non, silahkan di nikmati."ucap Bi mimin. Dia menyiapkan semuanya di meja makan.

"Ini, bibi juga buatkan air jahe hangat buat menghangatkan badan non."ucap Bi Mimin lagi, sambil meletakan gelas yang berisikan air jahe hangat.

"Makasih ya bi."ucap sela, "bibi makan sini sama aku."lanjutnya.

"Engga, bibi sudah makan tadi. "Ucap Bi mimin.

"Makan apa bi?" Tanya sela..

"Tadi bibi masak telor buat bibi non, "ucap bi mimin.

"Ya Allah bi, kenapa cuman masak telor, kalo bibi laper masak aja apa yang bibi mau yang ada di kulkas, kalo habis tinggal belanja lagi, jangan membeda- bedakan makanan bibi sama aku, kan udah sering aku bilang, aku gak suka kalo bibi membeda- bedakannya."ucap Sela

"Bibi gak membeda- bedakan non, bibi memang lagi pengen makan pake telor, bosen pake daging terus."ucap Bi mimin..

"Oalah bi, kalo mau makan yang lain, tapi bahannya gak ada di kulkas bibi ngomong aja sama aku, biar aku pesenin apa yang bibi mau."ucap sela.

"Iya non."jawab Bi mimin..

sela menikmati makan malamnya, sedangkan bi mimin sambil menunggu sela makan, dia mencuci alat masak yang tadi di gunakannya.

Setelah selesai makan, Sela kembali naik ke lantai dua, dia langsung merebahkan tububnya di kasur empuk miliknya, tubuhnya sudah sangat lelah jadi dia sudah sangat merindukan kehangatan kasur dan selimut miliknya itu, tanpa membutuhkan waktu lama sela sudah berada di alam mimpinya.

**

Ke esokan paginya, Sela terbangun di jam 5 subuh, lalu dia menunaikan ibadah sholat subuh terlebih dahulu, setelahnya dia turun ke bawah dan pergi ke halaman belakang rumahnya untuk berolah raga sebentar sebelum mandi dan bersiap- siap ke kantor.

"Non mau sarapan apa?" Tanya Bi Mimin.

"Apa aja bi."jawab Sela, "tapi jangan yang berat- berat ya bi."lanjutnya.

"Roti bakar mau?" Tanya Bi mimin.

"Boleh bi."jawab Sela, namun dirinya terus berlari kecil di halaman belakang rumahnya itu.

Setelah di rasa cukup sela beristirahat dan meminum air mineral, dia mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk mandi.

"Bi aku mandi dulu ya."ucap sela.

"Iya non."jawab Bi mimin, dirinya fokus di dapur membuat sarapan untuknya dan juga sela.

**

Sedangkan di kediaman citra, Bayu sudah bersiap akan berangkat pagi- pagi, dia memang berniat untuk datang ke tempat Sela terlebih dahulu, dia akan meminta maaf kepada istri pertamanya itu atas kejadian kemarin yang dia tidak menjemputnya.

"Mas, kenapa udah mau berangkat si?" Tanya Citra.

"Ada berkas yang harus aku ambil di rumah Sela, jadi aku harus berangkat pagi- pagi."alasan Bayu. Karna jika dia ngomong jujur kepada citra ingin menemui sela dan minta maaf pasti citrq akan menghalanginya.

"Oh, yaudah deh, kamu hati- hati ya mas."ucap citra sambil memeluk bayu dari belakang.

"Iya sayang."jawab bayu, dia hanya menatap citrq dari pantulan cermin, karna dia sedang mengenakan dasinya.

"Yang semalam enak kan mas, nanti lagi ya, dedek bayi juga pasti seneng kalo sering di tengokin sama papahnya begitu."ucap citra dengan suara manja.

"Iya sayang, enak banget kok, aku puas banget, iya nanti kita lagi ya."ucap Bayu, dia berbalik setelah selesai memakai dasinya, kini memeluk tubuh citrq dari depan.

"Makasih ya mas, aku seneng banget deh bisa liat kamu kecapean semalem, kita bercinta sampe hampir subuh, kaya kita dulu kalo bercinta."ucap citra.

"Aku berangkat dulu ya, kamu istirahat yang cukup, kan semalem gak istirahat, nanti mas tengokin lagi dedek bayinya."ucap bayu, dia tersenyum sambil mengusap perut citra yang sudah mulai membuncit, tapi masih terlihat rata jika tidak di perhatikan dengan detail.

"Iya mas, kamu hati- hati ya."ucap citra.

"Iya sayang."jawab bayu, dia mencium kening dan bib1r Dila cukup lama, setelah itu dia melepaskannya dan meninggalkan kediamannya untuk menuju ke kediaman sela.

**

Di kediamannya Sela sedang membersihkan tubuhnya, dia juga bersantai dengan memainkan busa sabun yang menempel di tubuhnya itu, jam baru menunjukan pukul 6. pagi kurang, jadi dia masih bersantai karna masih memiliki banyak waktu.

"Andai pak Bryn itu anteng seperti hari-hari kemarin ya, gapapa deh biarpun dia dingin aku gak masalah, lebih baik dia hanya diam dan tidak berbicara kepadaku, daripada berbicara tapi selalu membuat tubuhku gemetar karna ketakutan."gumam Sela.

"Lagian aku heran, kenapa dia sangat menyeramkan, apalagi saat berbicara dan menatap lawan bicaranya, seperti sedang di intimidasi oleh se–ekor singa yang lapar dan siap menerkam."lanjut Sela.

"Huhhhh, berharap dapet bos yang baik dan humoris, ini malah dapet bos seperti beruang kutub utara, yang dingin dan menyeramkan, setiap hari bertemu dengannya seperti yang mau mengantarkan nyawa."Ucap Sela, dia terus saja berargumen tentang bosnya itu.