Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.
Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.
Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.
Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.
"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"
"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"
"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Hitam
Setelah beberapa jam membaca, Ling Yi pun merasa lebih memahami kemampuan khususnya dengan lebih baik. Ling Yi pun menutup dokumen-dokumen tersebut dan meregangkan tubuhnya, menikmati udara segar yang berhembus melewati jendela.
"Sudah?" tanya Xiao Feng melirik Ling Yi.
Ling Yi pun menatapnya dan tersenyum lega.
"Sudah. Dokumen ini sangat membantuku. Rasanya aku puas sekali karena bisa menambah wawasanku di pagi ini," ucap Ling Yi kepada Xiao Feng.
Pria itu pun ikut bahagia melihat mood Ling Yi yang telah meningkat.
"Syukurlah..." ucapnya. "Kalau begitu, apakah kamu sudah siap untuk memulai perjalanan kita?" tanya Xiao Feng.
"Apa? Sekarang? Kemana?" tanya Ling Yi heran.
"Tentu saja mencari ayahmu," jawabnya dengan santai.
Ling Yi pun terkejut mendengar ia membahas hal itu.
"Sekarang? Bagaimana bisa? Aku kan belum mendapat petunjuk apapun tentang ayah," ucap Ling Yi minder.
"Kamu memang belum, tapi sepertinya aku sudah," ucap Xiao Feng dengan percaya diri.
"Hm? Memangnya apa itu?" tanya Ling Yi heran.
Xiao Feng lalu menunjukkan sebuah surat kabar pada Ling Yi dan memasang wajah seriusnya.
"Menurut yang aku baca, ada seorang penyihir bernama Qian Xue, seorang wanita tua yang dikenal karena kemampuan spiritualnya yang hebat. Ia bisa menerawang jauh tentang keberadaan benda-benda maupun seseorang yang di inginkan oleh pelanggannya. Jadi, aku rasa mungkin dia bisa mengetahui tentang keberadaan ayahmu," ucap Xiao Feng menjelaskan pada Ling Yi.
Ling Yi merasa antusias dengan berita tersebut. Segera Ling Yi ambil alih surat kabar itu dan mulai membacanya sekilas.
"Bagaimana? Apa kamu mau mencobanya? Jika kamu mau, aku pasti bersedia menemanimu ke sana," tanya Xiao Feng lagi.
Ling Yi pun berpikir sejenak, dan mulai penasaran dengan penyihir itu. Ling Yi lalu menatap Xiao Feng, dan akhirnya mengangguk mantap sebagai jawaban.
Seusai makan malam, mereka pun memutuskan akan berangkat menemui Qian Xue untuk mencari tahu apakah dia benar-benar bisa membantu mereka.
"Ibu, aku mohon restui aku, agar aku bisa menemukan ayah secepatnya," ucap Ling Yi dalam hati sambil memeluk guci abu ibunya di dalam kamar.
Setelah mengembalikan guci itu ke atas meja, Ling Yi pun menemui Xiao Feng yang sudah menunggunya di luar, dan segera memulai perjalanan mereka.
Beberapa menit kemudian, setibanya mereka tiba di tempat Qian Xue, mereka berdua melihat dia sedang melakukan semacam ritual untuk memanggil roh. Xiao Feng dan Ling Yi pun memutuskan untuk duduk di hadapannya dan menunggu dengan sabar hingga ritual itu selesai.
Setelah ritualnya selesai, Qian Xue tiba-tiba membuka matanya dan memandang mereka dengan tajam.
"Apa yang kalian cari?" tanya dia dengan suara yang dalam.
Ling Yi dan Xiao Feng pun saling menatap, sama-sama bergidik ngeri melihat mata wanita tua itu yang terlihat terbelalak menatap mereka. Namun, bagaimanapun juga Ling Yi tetap harus mencobanya. Ling Yi pun mulai meminta bantuan padanya dan menjelaskan tentang ayahnya yang hilang karena di bawa pergi oleh pasukan misterius.
Qian Xue mendengarkan cerita Ling Yi dengan seksama dan kemudian mengangguk. Ia menutup matanya sejenak, lalu berkata,
"Baiklah, sepertinya aku tahu dimana ayahmu berada."
"B-benarkah? Di mana itu? Tolong beritahu kami, nyonya," ucap Ling Yi penuh harapan.
Qian Xue kemudian membuka matanya kembali dan menatap Ling Yi.
"Malam Hitam," ucapnya dengan wajah serius.
"A-apa? Apa maksud anda, nyonya?" tanya Ling Yi penasaran.
"Ayahmu, ia di sekap oleh Malam Hitam. Mereka adalah sebuah organisasi supranatural yang kuat, yang dikenal suka berbuat onar pada warga desa dan menindas orang-orang lemah. Mereka memiliki kekuatan luar biasa dan tidak akan segan-segan menggunakannya untuk kekerasan, demi bisa mencapai tujuan mereka. Kemungkinan besar, ayahmu itu disekap di markas mereka bersama tawanan mereka yang lainnya," ucap Qian Xue.
Seketika tubuh Ling Yi gemetar mendengarkan ceritanya. Ling Yi menahan air matanya yang hampir tumpah, teringat dengan ayahnya yang sekarang ini masih belum tau pasti bagaimana keadaannya.
"Apakah ayah baik-baik saja? Apa ayah terluka? Bagaimana jika dia kelaparan di sana? Bagaimana jika pasukan Malam Hitam itu menyiksa ayahku? Apa ayahku bisa bertahan di sana?" ucap Ling Yi dalam hati sambil menahan sesak.
Sudah berminggu-minggu lamanya ayahnya menjadi tawanan mereka. Dan mirisnya, Ling Yi sama sekali tidak mengetahui bagaimana keadaan ayahnya sekarang ini.
Xiao Feng ternyata langsung tergerak melihat Ling Yi yang tertunduk diam. Ia mengangkat tangannya dan mengusap pundak Ling Yi untuk menenangkannya, lalu mengambil alih untuk berbicara dengan Qian Xue.
"Nyonya, kalau boleh tau, di mana keberadaan Malam Hitam saat ini?" tanya Xiao Feng penuh keseriusan.
"Dari apa yang aku lihat, mereka saat ini sedang bermarkas di sebuah tempat yang gelap. Sepertinya, itu adalah terowongan bawah tanah yang terletak di dalam gua. Namun, aku tidak tau pasti dimana gua itu berada, karena mereka menggunakan energi supranaturalnya untuk melindungi dan menyembunyikan tempat itu," jawab Qian Xue dengan detailnya.
"Baiklah, aku mengerti. Lalu, cara apa yang bisa kami lakukan untuk mengalahkan mereka?" tanya Xiao Feng penasaran.
"Hm... di lihat dari tempat persembunyian mereka, sepertinya mereka memiliki kelemahan terhadap cahaya, dan juga sinar matahari. Oleh karena itu, mereka sering melancarkan aksi jahat mereka di malam hari, sama seperti yang mereka perbuat pada Ling Yi dan juga keluarganya," jawab Qian Xue.
"Bagus! Akhirnya kami sudah mengetahui kelemahan mereka!" sorak Ling Yi dalam hatinya, merasakan bahwa kepercayaan dirinya telah kembali.
Ling Yi pun mengusap kedua matanya, lalu mulai mengumpulkan keberanian untuk melawan Malam Hitam. Xiao Feng lalu menoleh ke arah Ling Yi yang sudah menegakkan tatapannya.
"Bagaimana, Ling Yi? Apa menurutmu ini sudah cukup?" tanya Xiao Feng.
Ling Yi pun menatapnya dan mengagguk dengan yakin.
"Benar, Xiao Feng. Ling Yi rasa informasi ini sudah cukup bagi kita untuk memulai misi pencarian ayahku," ucap Ling Yi penuh tekad.
Xiao Feng pun tersenyum melihat Ling Yi yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan diri dengan cepat. mereka berdua pun menatap Qian Xue untuk berterima kasih dan berpamitan.
"Terima kasih banyak, nyonya," ucap Ling Yi sambil tersenyum.
"Terima kasih, nyonya. Informasi dari anda sangat bermanfaat bagi kami. Ini untuk anda," ucap Xiao Feng sambil memberikan sekantung koin emas di hadapan Xiao Feng sebagai bayaran.
Qian Xue pun menerima koin emas tersebut, dan ikut tersenyum lega melihat mereka merasa puas dengan layanannya.
"Baiklah, terima kasih kembali. Namun ingatlah, kalian berdua tetap harus berhati-hati, dan bekerja sama untuk bisa mengalahkan pasukan Malam Hitam. Meski memiliki kelemahan, mereka tetaplah tidak mudah untuk dikalahkan," ucap Qian Xue dengan tegas.
Ling Yi dan Xiao Feng pun mengangguk paham menerima nasihat dari wanita itu.
"Baiklah, nyonya. Anda tidak perlu khawatir. Mereka berdua akan bekerja sama menghadapi Malam Hitam, dan siap menerima segala resiko untuk bisa menemukan ayahku!" ucap Ling Yi dengan tegas.
"Syukurlah, kalian memang pemuda pemudi yang kuat. Berhati-hatilah, semoga berhasil," ucapnya menyudahi pertemuan mereka.
"Terima kasih, nyonya. Kami permisi," ucap Xiao Feng. mereka berdua lalu bangkit, menunduk hormat padanya sesaat, lalu berjalan menuju pintu keluar.
Namun, di saat hendak mendekati pintu, tiba-tiba saja Qian Xue berteriak menghentikan mereka.
"Tunggu!" ucap Qian Xue tiba-tiba.
"Ada apa ini? Kenapa dia menghentikan kami?"
🤗