NovelToon NovelToon
Benih Pahit Berbuah Manis

Benih Pahit Berbuah Manis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Shanaira Monard tumbuh dalam keluarga kaya raya, namun cintanya tak pernah benar-benar tumbuh di sana. Dicintai oleh neneknya, tapi dibenci oleh ayah kandungnya, ia menjalani hidup dalam sepi dan tekanan. Ditengah itu ada Ethan, kekasih masa kecil yang menjadi penyemangatnya yang membuatnya tetap tersenyum. Saat calon suaminya, Ethan Renault malah menikahi adik tirinya di hari pernikahan mereka, dunia Shanaira runtuh. Lebih menyakitkan lagi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung anak dari malam satu-satunya yang tidak pernah ia rencanakan, bersama pria asing yang bahkan ia tak tahu siapa.

Pernikahannya dengan Ethan batal. Namanya tercoreng. Keluarganya murka. Tapi ketika Karenin, pria malam itu muncul dan menunjukkan tanggung jawab, Shanaira diberi pilihan untuk memulai kembali hidupnya. Bukan sebagai gadis yang dikasihani, tapi sebagai istri dari pria asing yang justru memberinya rasa aman.

Yuk ikuti kisah Shanaira memulai hidup baru ditengah luka lama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Pertemuan, Lamaran

Setelah dua hari yang penuh kebingungan, Shanaira akhirnya memutuskan untuk menghadapinya. Dia tahu hidupnya sudah tidak bisa lagi ditarik mundur, dan jalan yang harus diambil kini telah lebih jelas. Pikirannya kembali terarah kepada Karenin, pria yang tidak hanya bertanggung jawab atas bayi yang ia kandung, tetapi juga seseorang yang, meskipun baru ia kenal, kini menunjukkan keseriusan yang jarang ditemui dalam hidupnya.

Shanaira memutuskan untuk melahirkan dan menikah. Karena bayi itu sudah ada dalam rahimnya dia tidak tega kalau harus menggugurkannya. Bila ia membunuhnya, hidupnya juga tidak akan banyak berubah, Ethan tidak akan bisa kembali bersamanya lagi.

Setelah merenung sepanjang pagi, Shanaira akhirnya menghubungi Karenin. "Besok datanglah ke rumahku. Kita perlu berbicara dengan keluargaku," ujar Shanaira melalui telepon dengan suara yang sedikit tegang, namun ada keteguhan dalam setiap kata yang diucapkannya.

"Baik, aku akan datang," jawab Karenin dengan cepat. Tidak ada keraguan dalam suaranya, hanya keseriusan yang dalam. Sejak saat itu, semua terasa jelas baginya: ia tidak akan mundur.

Langit sore tampak kelabu, seolah ikut meresapi suasana hati Shanaira yang telah lama terombang-ambing dalam sunyi dan luka.

Ia melangkah pelan ke ruang tamu rumah Monard, tempat ayahnya dan ibu tirinya, Refina, sedang duduk. Ansa Monard, yang biasanya tenang, kini tampak lebih murung dan penuh amarah sejak berita kehamilan Shanaira terungkap. Refina, di sisi lain, hanya melemparkan tatapan dingin seperti biasanya—tak peduli, bahkan cenderung menghina.

Suara langkah Shanaira membuat keduanya menoleh. Ansa melempar koran yang tadi dibacanya ke meja dengan kasar.

“Kau masih punya muka muncul di depan kami?” geramnya, matanya penuh amarah. “Sudah hamil di luar nikah, kau bahkan tak bisa menyebutkan siapa pria brengsek itu!”

Shanaira terdiam. Matanya lurus menatap lantai, tangan gemetar di sisi tubuhnya. Refina tertawa kecil, sinis.

"Kapan kamu akan aborsi? Apa kamu ingin melahirkan anak haram?” desis Refina, memandangnya dengan jijik.

Oma Aini yang sedari tadi duduk tak jauh dari sana langsung berdiri. “Cukup, Refina. Kau bukan ibunya, jangan bicara seperti itu!”

“Aku justru lebih banyak mengurus dia daripada kalian semua,” balas Refina tajam. “Dan lihat hasilnya.”

Shanaira mengangkat wajahnya perlahan, tatapannya kosong namun suaranya tegas. “Besok… pria itu akan datang ke rumah.”

Ansa memicingkan mata. “Siapa?”

“Pria yang menghamili aku,” ucap Shanaira pelan, tapi jelas. “Dia akan datang ke sini, bicara dengan kalian.”

Ruangan langsung hening. Ansa memandang putrinya dengan sorot tak percaya, sementara Refina tampak terperangah, seolah tidak menyangka bahwa seseorang benar-benar akan berani datang dan mengakui anak itu.

Oma Aini menghampiri Shanaira, memegang tangannya. “Kau yakin dengan keputusanmu?”

Shanaira menatap neneknya, satu-satunya orang di rumah ini yang memeluknya tanpa syarat. “Aku yakin, Oma. Dia tidak memaksaku, tapi dia tidak mau anak ini lahir tanpa nama. Dia ingin bertanggung jawab.”

Ansa bangkit dari kursi, suaranya masih dingin. “Baik. Kita lihat saja esok, siapa pria yang berani datang kemari.”

Shanaira menunduk sedikit. Ia tahu besok akan menjadi hari yang panjang. Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa sedikit berani. Karena ia tidak lagi sendirian dalam menghadapi semuanya.

***

Pagi itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya di rumah keluarga Monard. Aroma teh dan suara sendok beradu dengan cangkir dari ruang makan tidak bisa menutupi ketegangan yang menggantung di antara penghuninya. Refina duduk dengan wajah datar, sementara Ansa sesekali melirik jam dinding seolah ingin memastikan waktu tak berjalan lambat.

Di ujung meja, Nenek Aini tetap tenang, menyuapkan bubur hangat ke mulutnya sambil menatap Shanaira yang sejak tadi menunduk, diam tanpa suara.

“Jadi, kau yakin pria itu akan datang?” tanya Ansa dengan suara penuh ketidakpercayaan.

Shanaira mengangguk pelan. “Dia akan datang pagi ini.”

Refina mendesah, tangannya mengepal. “Aku masih tak mengerti… mengapa kau bisa sebodoh ini, Shanaira. Kau membuat aib untuk keluarga ini.”

“Sudah, Refina,” tegur Nenek Aini dengan lembut.

“Biarkan dia menjelaskan ketika pria itu datang.”

Shanaira menatap neneknya, ada sedikit ketenangan di matanya. Dukungan neneknya adalah satu-satunya jangkar yang membuatnya tetap berdiri sejauh ini.

Pintu utama rumah terbuka. Langkah kaki berat terdengar masuk ke ruang tamu, dan seorang pelayan segera melapor, “Tuan, ada tamu atas nama Tuan Karenin…”

Semua kepala menoleh. Ansa langsung berdiri, begitu pula Refina, ekspresi mereka waspada. Shanaira bangkit perlahan, jantungnya berdegup cepat.

Tak lama kemudian, Karenin masuk ke ruang tamu dengan langkah tegap dan tenang. Ia mengenakan kemeja hitam bersih, wajahnya bersih dan rapi, ekspresi matanya tak gentar meski tahu bahwa ia tidak disambut dengan hangat.

Di ruang tengah, suasana begitu sunyi. Oma Aini duduk di kursi tua kesayangannya, tatapannya tenang namun mengamati. Pak Ansa duduk di kursi utama, tangan disilangkan di dada, rahangnya mengeras. Di sisi kanan, Refina duduk dengan ekspresi dingin. Dan di ujung sofa, Shanaira menunduk, tangannya gemetar di atas pangkuannya.

Karenin berdiri tegak di hadapan mereka, lalu menatap mereka dengan tenang. Suaranya pelan tapi mantap saat akhirnya ia bicara.

"Selamat pagi. Saya Karenin Alexandrovich. Terima kasih sudah mengizinkan saya datang pagi ini," katanya. "Saya tahu, kehadiran saya tidak menyenangkan."

Ia menoleh ke arah Pak Ansa, menatap langsung, tanpa berani melawan tapi juga tanpa bersembunyi.

"Saya tahu semuanya adalah sebuah kesalahan, tapi saya ingin memperbaikinya. Saya akan menikahi Shanaira."

Refina langsung mendengus sinis. “Ini lelucon, bukan? Kau bahkan bukan siapa-siapa. Dari mana kau berasal?”

“Saya baru kembali dari luar negeri bulan lalu. Sekarang Saya mengelola restoran peninggalan ibu saya,” jawab Karenin tenang.

“Restoran?” Refina mengulang dengan suara tinggi, seolah kata itu menjijikkan. “Jadi kau pikir dengan modal dapur dan panci kau bisa layak menjadi bagian dari keluarga Monard?”

Karenin tidak menjawab. Ia tahu, apapun yang ia ucapkan hanya akan digunakan untuk merendahkannya. Tapi ia tetap berdiri di sana—untuk Shanaira, untuk anak mereka.

Ansa menatap Karenin dari atas ke bawah, nadanya tajam. “Dengar, anak muda. Keluarga kami punya nama. Kami punya reputasi. Dan kau bukan siapa-siapa. Bahkan tidak berasal dari keluarga terpandang.”

Karenin menoleh pada Shanaira sejenak, lalu kembali pada Ansa. “Saya tidak datang ke sini untuk menjilat atau menyenangkan siapa pun. Saya datang karena saya tidak ingin anak saya lahir tanpa ayah.”

Ansa mengepal tangannya. “Dan kau pikir itu cukup? Menikahi putriku? Menodainya lalu bersikap seolah kau pahlawan?”

“Lebih baik pria yang bertanggung jawab dan menikahi anakmu... daripada membiarkannya sendiri menanggung aib ini.”

Untuk sesaat, suasana menjadi sangat hening. Bahkan Refina tak bisa segera membalas.

Nenek Aini tersenyum tipis dari kursinya. “Setidaknya dia datang. Berdiri di sini, tidak lari. Itu lebih dari yang bisa aku harapkan dari banyak pria.”

Shanaira berdiri diam di sisi Karenin. Ia tidak berbicara, tapi tubuhnya sedikit lebih tegak dari biasanya.

Ansa masih tampak tidak puas. “Aku belum selesai denganmu. Tapi kalau kau serius… kita akan lihat sejauh mana keseriusan itu.”

1
Marifatul Marifatul
ko dikt
Marifatul Marifatul
lanjut lagi dooong
Miu Nih.
kayaknya Karenin baik nih. aku suka cowok grenflag... jgn patahkan ekspektasiku ya tor /Determined//Determined/
Miu Nih.
Hehe, bikin ethan mabuk aja kalo gituuu 😘😘
Miu Nih.
semoga Karenin baik 😌
Miu Nih.
wah, orang yang berpengaruh ini pastiny 🤩🤩
Miu Nih.
aaahh... kasihan banget shanaria... ethan juga kasihan 😭😭
Miu Nih.
iklin liwittt~ trabas aja, aku lanjut author 🤗🤗
Miu Nih.
ya wis lah, Claira sama ethan wae...
shanaria biar ketemu bapak dari adek bayi yang ada diperutnya 😌
Miu Nih.
Ha? ya ampun thor,, kisah kamu plot twist banget... cukaaa 🥶🥶
Miu Nih.
aaahh 😫😫 penyesalanku berakhir dengan penyesalan... kasihan shanaria ku, huhu...
Miu Nih.
aduh, bahaya nih
Miu Nih.
sip ini, semoga jadi cinta sejati /Determined//Determined/
Miu Nih.
Kamu pantas bahagia Shanaria,, nama kamu cantik banget 🥰🥰
Miu Nih.
Holla kak, aku mampir...

baca pelan2 ya sambil rebahan 🤭
salam kenal dari 'aku akan mencintaimu suamiku,' jangan lupa mampir 🤗
范妮
ak mampir kak..
jangan lupa mampir jg di Menaklukan hati mertua mksh
Marchel
kasian shan. semoga shan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna
Marchel
Anak siapa itu shan?
Marchel
Kasian shan, di awal cerita harus menanggung bawang.. semoga shan bahagia ya dan yang jadi lakinya tetap setia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!