NovelToon NovelToon
Key And Bian

Key And Bian

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:12.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Selamat Membaca kisah Key And Bian 💖💖

Takdir masa lalu Presdir Adiguna Group dan seorang model bernama Jesika, telah membuat sebuah benang kusut untuk kehidupan anak-anak mereka.

Key dan Bian dua manusia yang mengenal arti cinta dengan cara berbeda. Semua terasa sederhana jikalau itu hanya tentang rasa mereka berdua. Tentang cinta berbeda status, tentang orang ketiga. Namun takdir masa lalu orangtua telah menyeret mereka dalam hubungan rumit tentang penghianatan, tentang ibu yang tersakiti, tentang kebencian yang diwariskan.


Dan bagaimana kalau takdir masa lalu itu memunculkan seseorang, anak yang tak diketahui. Dari situlah rumitnya takdir masa lalu itu akan terurai.

Akankan cinta Key dan Bian bersatu menuju perayaan?

Akan ada banyak tawa dan bahagia, namun juga akan ada airmata.

selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Mau Mu

Keesokan harinya selepas berjualan,

Key pergi ke pasar membeli bahan membuat kulit somai. Sesampainya di rumah,

Key meluruskan kakinya sebentar. Cuaca panas, menaikan sedikit suhu tubuh. Dia

mengambil segelas jus di kulkas. Sambil duduk dia meminumnya. Pikirannya

menerawang. Wajah  Bian kembali melintas.

“ Apa dia datang lagi ya nanti

malam. Huh, tidak tahu malu kalau sampai dia datang lagi. Tapi,” lama

pikirannya mengantung. “ Bagaimana kalau dia datang, apa aku buatkan bekal

lagi. Huh! Kenapa repot-repot membuatkan dia bekal segala, kemarin saja dia

tidak berterimakasih dan marah-marah tidak jelas. Ahh, kenapa aku malah bingung

sendiri.” Key menghabiskan minumannya sampai tegukan terakhir. Masih berfikir.

“Tapi bagaimana kalau nanti dia bertanya kenapa aku tidak membawa bekal. Eh,

kenapa juga aku musti menjawab pertanyaannya. Tapi kalau dia marah bagaimana.

Ah, melihat ekspresi wajahnya yang kesepian, aku jadi  bisa memaklumi tingkahnya yang menyebalkan.”

Tak lama setelah mengomel dan bicara sendiri,

akhirnya Key memutuskan melangkahkan kaki dan menuju dapur. Kali ini ia masak

semur bakso tahu. Udang dan buncis kecil ia masak dengan bumbu cabe. Ia menatap

lagi kotak bekalnya. “Sudah cukup belum ya? Apa dia akan suka?” Key

menggelengkan kepala. Mengusir pikirannya. “ Kenapa juga aku harus perduli.” Ia

lalu bergegas membereskaan hasil masakannya. Setelah itu ia menata ikan, udang,

dan ayam ke dalam boks, memasukannya ke dalam frezzer. Mencuci sayuran dengan

merendam dengan sedikit air garam terlebih dahulu, lalu membungkusnya dengan

plastik sebelum masuk ke dalam kulkas. Sayuran bisa tetap segar.  Dilihatnya jam. Sudah jam setengah empat. “ Ah, sudah mepet. Buat kulit somainya nanti malam saja, setelah pulang dari kerja.”

Lalu ia pun membawa tubuhnya ke kamar mandi dan bersiap pergi.

“ Hallo, belum pulang Bas?” Key

sudah bersiap hendak berangkat dan menyadari Basma belum pulang sekolah.

“ Belum Mba, mau ke tempat teman dulu.”

“ Baiklah, Mba udah masak, jangan

lupa makan malam.”

“ Oke, makasih ya Mba. Nanti Bas jemput pulang dari kerja.”

“ Oke, udah ya, Mba mau berangkat.”

“ Oke.”

Telpon terputus. Key memasukan ponselnya,

menenteng kotak makannanya dan berjalan keluar gang. Sambil melamun dan

pikirannya berlarian, Ia menyebrang jalan, kemudian menunggu angkot.

Malam ini ramai sekali. Key memberi

salam, mengucapkan terima kasih, menghitung belanjaan dan masih tetap setia

senyum di bibir mungil itu. Mengambil barang di gudang penyimpanan, menyusunnya

di rak-rak. Menganti label harga. Kembali lagi kekasir. Ah, ia melirik lantai di

dekat pintu masuk. Banyak noda bekas tanah. Walaupun kering tapi cukup

menggannggu. Akhirnya dia mengambil sapu untuk membersihkannya. Sambil menyapu ia

mengedarkan pandangaan keluar, pecel lele di halaman ramai. Ia sudah makan tadi.

Mang pandi sedang membakar ayam, asap tidak terlihat, namun aromanya menyeruak.

Dia meneruskan menyapunya. Tangannya berhenti mengerakan sapu, saat sapu itu

membentur kaki seseorang yang baru masuk.

“ Maaf Kak.” Key mendongak. Senyumnya hilang seketika.

“ Mana selamat datang untukku ?”

katanya dengan nada satir, dan masih dengan wajah yang dingin. Key, yang

sebenarnya menunggunya dari tadi tiba-tiba merasa kesal. Dia diam saja, tidak

mengucapkan salam seperti yang di minta Bian. Key meneruskan menyapu, mendorong

tanah ke luar. Lalu dia masuk kembali ke dalam toko. Bian sudah berdiri di

depan kasir. Tangannya kosong. Key melewatinya tanpa bicara, ia masuk ke gudang

meletakan sapu.

“ Ada apa dengannya. Wajahnya semakin menakutkan.” Key bergumam, sambil berjalan cepat keluar dari gudang. Dia masih melihat Bian, terdiam di depan kasir. Tangannya benar-benar tidak

memegang apa pun. Ragu Key menuju ke kasir. Sekarang mereka berhadapan. Bian

menatap tajam tanpa berkedip. Matanya yang selalu merasa kesepian itu menusuk jantung

pertahanan Key. Membuat gadis itu luluh dengan sendirinya.

“ Kenapa?” akhirnya ia yang

bertanya dulu. Setelah mendengar key bicara Bian berbalik pergi. Menuju rak

makanan.   “ Apa dia benar-benar menungguku menyapanya”.  Sambil

geleng-geleng kepala. “  Kekanakan”

Bian sudah ada di depan kasir. Membawa benda keramat yang selalu dibelinya. Key mengscan minuman dan keripik.

Ia menepikan mi instan seperti kemarin. Mengambil uang yang diletakan Bian

di atas meja.  Memasukan, air, keripik dan

juga kotak makan yang ia raih dari bawah meja. Memasukan semuanya beserta struk

dan uang kembalian ke dalam kantong plastik.

“ Selamat menikmati Kak.”

Bian bicara melalui sorot matanya.

Bahwa ia ingin bertanya banyak hal. Namun bibirnya terkunci. Ia meraih kantong

plastik dan berlalu menuju tempat duduk yang biasanya ia pakai.

“ Apa-apaan dia itu. Mulutnya tidak

bisa mengucapkan terimakasih apa. Tidak apa-apa Key, kamu memberikan makanan

itu daripada mubazir, dosa, buang-buang makanan. Kamu harus bekerja keras untuk

mendapatkan uang guna membeli bahan makanan .” Key menatap sebal. “ Selamat

datang.” Pelanggan masuk dan perhatiannya sudah teralihkan.

Cukup lama Bian menatap kotak

makanan yang sudah dibukannya sedari tadi. Ia masih memegang sendok. “Kenapa

aku ini?” dia bertanya pada dirinya sendiri. “Apa aku kekanakan sekali, kenapa

aku datang lagi kemari. Bahkan sekali lagi aku menerima makanan darinya.” Dia

menoleh, melihat Key yang sedang melayani pembeli. “Apa yang membuat dia

spesial, sampai aku ingin melihatnya setiap hari.” Bian benar-benar tidak tahu

kenapa dia bisa seperti ini. Ia menyuapkan makanan ke mulut. “Enak.” Dan

akhirnya nasi dan semua  lauknya tak

bersisa. Ia menatap kotak bekal kosong itu. Berfikir keras. Ia punya banyak

uang untuk membeli makanan yang jauh lebih enak dari yang ada di kotak bekal

ini. Tapi kenapa? Kenapa?

Dia menoleh ke arah kasir. Gadis

itu tidak di sana.  Mengedarkan pandangan

menyapu ruangan, tidak ada pelanggan. Dia bangun dari tempat duduk dan berjalan

menuju pintu. Memutar tanda close menghadap keluar. Bian  berjalan menuju pintu gudang, berdiri sambil

melihat tulisan yang terpasang,  staff

only. Dia tersenyum, lalu mendorong pintu. Gadis penjaga kasir itu ada di sana,

seperti dugaannya. Menghitung kardus minuman ringan. Terdengar suara hitungan

dari mulutnya, lalu ia mencoret kertas yang di pegangnya. Bian berjalan

mendekat.

“ Ternyata yang ini cuma tinggal setengah.  Ah, sudah selesai. Hitung uang

lalu pulang.” Katanya lagi dengan riang. Lalu dia berdiri dan membalikan

badan.  Betapa terkejutnya ia, tubuhnya

terhuyung ke belakang. Kertas catatan persediaan barang terjatuh. Bian sudah

berdiri menghadapanya sekarang. Wajahnya masih tanpa ekspresi yang bisa dibaca.

“ Kak Bian sudah selesai makan? Maaf kak, pelanggan dilarang masuk.” Kata-katanya terbata, terlihat bahwa ia

ketakutan.

Bian maju selangkah. Tanpa bicara

pun sudah mengintimidasi. Key mundur dua langkah. Dia mengangkat tangannya,

menunjukan bahwa ia akan melawan. Dadanya berdebar, rasa  takut langsung memenuhi seluruh tubuh.  Ah, kenapa ia bisa begitu saja percaya pada

laki-laki ini. Bian terus melangkahkan kaki. Key juga mundur. Sampai tubuhnya

membentur tumpukan kardus sampo dan deterjen. Ia gemetaran. Tidak bisa bergerak

lagi.

“ Kak Bian mau apa?” suaranya bergetar.

Bian maju selangkah,  Ia mengunakan tangannya untuk bertopang.

Sehingga ada ruang yang membuat mereka tidak bersentuhan.  Key hanya setinggi bahu Bian. Bian menunduk, mendekatkan wajahnya.

“Aaaaaaa.” Key menjerit keras karena kaget.  Namun berhenti saat ia merasa

Bian tidak melakukan apa pun. Sekarang ia bisa mendengar detak jantung

laki-laki tinggi yang ada di hadapannya.  Caranya menarik nafas, seperti menahan amarah. Kenapa? Apa dia marah padaku. Key menduga-duga. Rasa takutnya sedikit berangsur menghilang.

“  Kenapa kau bersikap baik padaku?.”

“Key tidak ada alasan apa-apa Kak.”  Menjawab dengan cepat. Kenapa dia

wangi sekali,  saat ia bernafas ia bisa mencium aroma tubuh Bian.  Hidungnya

menempel di dada Bian.  Apa-apaan aku ini, ini bukan adegan romantis Key. Ia mengutuki diri dalam hati. Bagaimana ia masih bisa berfikir tentang wangi tubuh disituasi semacam ini.

“ Katakan apa yang kau inginkan dariku?” nada suaranya bertanya namun dengan intonasi marah.

“ Key tidak mau apa-apa dari kak Bian.” Memang aku harus mengharapkan apa darinya, batin Key. Sekarang

sepertinya jantungnya berdetak bukan karena merasa takut. Namun semakin ia

menarik nafas, wangi tubuh Bian yang terhirup.

“ Tidak ada yang mendekatiku tanpa menginginkan apa pun.  Katakan apa yang

kau harapkan” Nada suaranya masih menyimpan amarah dan kebencian.

Key semakin merasa sesak. Dia benar-benar tidak merasakan takut lagi. Namun wangi  tubuh Bian menghimpitnya. Ditambah mendengar detak jantungnya membuat kakinya lemas, dan detak jantungnya yang juga perpacu. Ntah sekarang karena alasan apa.

“ Bisakah kita rubah posisi Kak. Key susah bernafas.”

Tiba-tiba Bian mundur. Ia memalingkan wajahnya karena merasa malu. Ada sedikit senyum samar di bibirnya,

yang langsung lenyap saat ia menoleh ke arah Key. Key terlihat sedang mengatur

nafasnya pelan-pelan. Dia bergeser dua langkah. Mengambil jarak aman dari

radius wangi tubuh Bian.

“ Key hanya ingin berteman Kak. Mengenai makan malam yang Key buatkan, Kak Bian tidak perlu berfikir aneh-aneh. Siapa yang akan tega, melihat orang yang beberapa hari berturut-turut makan mi

instan. Cuma itu saja, tidak ada maksud apa-apa. Sungguh.”

“ Kau kasihan padaku?”

“ Tidak!” bicara cepat. Tentu saja ia, menjawab dalam hati.  Tapi tentu,

tidak ada orang yang suka dikasihani dalam urusan tertentu. “ Tentu saja tidak

Kak. Key tulus ingin berteman.”

“ Apa kau suka padaku?”

“ Tidak.” Namun buru-buru ia menutup mulutnya. “ Maksud Key bukan begitu Kak. Key  hanya ingin berteman.”  Aduh bagaimana aku harus menjelaskan. Tidak

suka dalam arti jatuh cinta begitu lho maksudnya Kak. Tapi tidak terlontar

kata-kata itu.

“ Tentu saja, mana mungkin kamu

menyukaiku, kamu sudah punya pacarkan!” Ketus, sambil memalingkan wajah.

“ Aku tidak punya pacar!” Key

berteriak. Saking kerasnya membuat Bian kaget.

“ Lalu siapa laki-laki yang kamu

gandeng malam-malam waktu pulang itu hah!”  ikut berteriak, kata-katanya kembali bernada benci dan marah.

Sedikit-sedikit, Key bisa menduga perasaan Bian melalui nada suaranya ketika bicara.

Wajah Key berubah, ia tersenyum.

“Ah, itu, waktu pertama kali Kak Bian datang ya, itu Basma, dia adik Key.”

“ Bohong!” masih bernada marah.

“ Tidak. Kenapa juga Key harus

bohong. Memang  banyak yang sering salah

paham kalau belum mengenal kami. Basma badanya tinggi, jadi memang tidak

terlalu pantas jadi adiku.  Tapi,

memangnya kenapa? Kak Bian ini memang aneh, jadi marah gara-gara ini.”

“ Aku, marah, kenapa juga  harus marah. Gara-gara kamu dijemput

laki-laki dan pulang bergandengan tangan. Apa kamu sudah gila?” Bian malah

terlihat semakin bersikap aneh saja. Key, sampai geleng kepala tidak tahu harus

bicara apa lagi. “ Sudahlah, aku mau pulang.”

“ Baiklah, selamat jalan.” Refleks

membalas seperti pada pelanggan. “ Ada apa dengannya? Ah, apa tidak ada

pelanggan, tumben.” Baru sadar ada yang aneh, dari tadi tidak ada yang masuk ke

minimarket.

Bian sendiri keluar dari gudang

degan perasaan yang campur aduk.  Rasa

kesal, marah namun juga merasakan kelegaan. Ia berjalan ke pintu, memutar tanda

open menghadap ke depan. Saat keluar ia berpapasan dengan seseorang laki-laki

muda. Mereka saling berpandangan sesaat. Bian berhenti, mencoba mengingat

sesuatu. Wajah laki-laki yang barusan masuk toko sepertinya tidak asing. Namun

tidak juga ada yang nyangkut diingatan saat ia berusaha berfikir. Akhirnya ia

memilih menyebrang jalan. Berdiri tidak jauh dari  gerbang Grand land. Tempat, biasanya ia

mengamati kepulangan Key.

Keluar juga akhirnya. Pemuda yang

berpapasan dengannya tadi membantu menutup pintu dan memasang rantai dan

gembok. “ Aku ingat sekarang, di mana aku pernah melihatnya.” Bian tertawa

sendirian.  Ia terus saja tertawa

mengutuki hal bodoh yang sudah ia lakukan.  “ Jadi aku sudah pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnnya. Bebek

bakar pedas. Haha.” Dia masih berdiri di tempatnya sampai dua orang itu naik

angkot.

Bersambung.......

Jadi pengen makan bebek bakar lagi @Bian

1
Aty
aku baca ulang ka..😍
IRMA ANISA
disaat orang memikirkan hal penting, BIAN g penting banget. please Deah!!
may faz
bagus banget
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
novel terbaper
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
mimpiku terjadi setelah memiliki anak satu, sempat berpikir kenapa pas muda malah kerja padahal ditawarin kuliah.. tapi aku buru2 istighfar ada anak yang buat hari2ku bahagia
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
aku kurang suka soto bening, aku suka yang kuahnya kental uh mantull 🤭
Senjaku senjamu jadi satu 🍃
aku baca ulang ka di 2025🤭 sebelumnya aku baca ulang juga sang pemilik kehormatan
Annie Soe..
Karya2 othor memang selalu mengalir cantik & konflik2 terselesaikan dengan manisnya..
Terima kasih tuk karya yg berkesan cantik..
Annie Soe..
Penyelesaain nasalah2 yg sanga sangat manis,..
Araura
aku sudah baca berulang kali, tapi tiap baca di part 50 sampe akhir selalu nangis" bacanya. tapi tetap aku ulangi trs
Cha Cha
ku pikir key dan bian saling mengenal sebelumnya, ternyta enggak ya, apa bian yg tau key
treea
hey memang ga ada cctv yaa...
kamu bisa di tegor atasan mu key🤣
treea
lucu kamu basma
treea
basma cerdas dan peka
treea
karena memang sudah di telan bumi
arsita
bau bau nya nenek lampir ngajak manda ketemu si key dah,haisss dasar mak lampir gile harta amat/Puke/
tth
basmaa❤️
Air
Luar biasa
Tamao Mirai
sukaaaa
Tamao Mirai
gak bisa di tahan air mataku..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!