Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Pulang ke Rumah Yang Sama
Perhelatan besar itu telah usai, menyisakan rasa lelah yang dalam. Syapala merasakan sekujur tubuh terutama area kakinya pegal. Bisa dibayangkan dari pagi sampai jam delapan malam, ia dan Arkala sibuk melayani tetamu yang menyalami dan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.
Rombongan pengantin dan keluarga, kini mulai meninggalkan gedung pernikahan. Arkala membawa Syapala pulang untuk sementara ke rumah kedua orang tuanya, sebab rumah miliknya masih belum siap huni. Sekitar sebulan lagi rumah itu 100 % selesai dan bisa ditempati.
Sebelum membawa Syapala pulang ke rumah orang tuanya, Arkala menghampiri ibu dan kakaknya Syapala, untuk meminta izin membawa Syapala pulang.
"Bu, izinkan saya membawa anak Ibu pulang ke rumah orang tua saya," ujarnya sopan.
Meskipun berat hati, Bu Syabina mau tidak mau mengikhlaskan Syapala dibawa suaminya, sebab kini Syapala sudah di bawah tanggung jawab suaminya.
"Ibu mengizinkan putri ibu dibawa oleh Nak Kala. Jaga dia dan cintai dia dengan setulus hati," ujarnya penuh harap dan doa.
"Insya Allah, Bu. Saya pasti akan berusaha membahagiakan putri ibu, atau istri saya," balas Arkala sungguh-sungguh.
Bu Syabina dan Syafik, lega mendengar ucapan Arkala. Setelah itu mereka pun berpisah dan pulang ke rumah tujuannya masing-masing.
Dalam rombongan keluarga itu, ada Erlaga yang ikut pulang ke rumah yang sama. Erlaga memang masih satu rumah dengan Bu Zahira dan Pak Erkana, karena dia belum menikah.
Ada gelisah yang tersembunyi di balik wajah rupawannya. Namun, Erlaga berusaha menyimpannya rapi di hadapan kedua orang tuanya. Tapi, tidak dari Arkala.
"Tentu kamu masih ingat kan, Ga. Kamu tidak akan menyesal kalau mantan kekasihmu dimiliki orang lain, dan orang lain itu adalah abangmu sendiri''? ucap Arkala sebelum ia memasuki mobilnya.
"Aku tidak habis pikir, kenapa Abang bisa menikahi Syapala?" balas Laga masih belum percaya dengan kenyataan yang dilihatnya hari ini.
"Tidak perlu bertanya kalau kamu sudah tahu jawabannya. Tentu saja takdir. Aku ucapkan terimakasih, karena kamu sudah mengkhianati Syapala. Kalau tidak begitu, bisa saja takdirku bukan dia."
Arkala bergegas menuju mobilnya dan meninggalkan Erlaga yang masih dilanda bingung.
"Er, ayo pulang. Kenapa masih berdiri di sana?" Pak Erkana menegur Erlaga yang berdiri seperti orang yang bingung.
"Iya, Pa."
Erlaga tersadar, lalu ia mengikuti mobil yang Pak Erkana kemudikan menuju rumahnya.
***
Rombongan pengantin itu tiba di kediaman orang tua Arkala.
"Untuk sementara kita tinggal di rumah orang tuaku. Turunlah," ujar Arkala sudah membuka pintu mobil untuk Syapala.
Syapala sama sekali tidak menyahut, sebab setelah selesai acara resepsi pernikahan hari ini, sungguh membuatnya lelah dan ngantuk, ditambah lagi hari ini harus bertemu Erlaga. Membuatnya bertambah muak saja.
Dengan ogah-ogahan, Syapala menuruni mobil, dengan tangan sebelah kanan mengangkat gaun pengantin yang menjuntai.
Tanpa dikomando, Arkala meraih gaun pengantin yang menjuntai itu dan mengangkatnya, sehingga langkah kaki Syapala tidak terganggu. Tidak ada senyum atau rasa terimakasih dari bibir Syapala, dia dingin tanpa ekspresi.
"Jangan jutek-jutek atau bersikap terlalu dingin, di rumah ini ada Erlaga. Kamu mau dia tahu kalau pernikahan kita hanyalah pernikahan yang didasari untuk membalaskan sakit hatimu padanya?" bisik Arkala mengingatkan Syapala.
Tentu saja Syapala terhenyak, ia memang menerima pernikahan ini di atas sebuah perjanjian, yaitu untuk membalaskan sakit hatinya terhadap Erlaga.
Senyum tipis akhirnya terbit di bibir Syapala, meskipun terpaksa.
"Nah, begitu dong. Nona Suci," goda Arkala seraya berjalan sejajar dengan sang istri. Sementara di belakang mereka ada Erlaga. Hatinya tiba-tiba memanas, melihat Arkala begitu perhatian memperlakukan Syapala.
"Kenapa aku harus menyaksikan abangku dan Syapala menjadi sepasang suami istri?" gumamnya. Hatinya merasa hancur.
Malam itu, Syapala dibawa ke dalam sebuah kamar yang sudah dirias sedemikian rupa.
"Kita pisah kamar, bukan, sesuai perjanjian kita sebelum menikah?" protesnya ketika Arkala memasuki kamar yang sama.
"Tentu saja, tapi tidak di rumah ini. Kamu tentu tahu kan di sini ada Mama dan papaku serta adikku Erlaga, yang mana dia merupakan bagian dari tujuan pernikahan kita, yakni memanas-manasinya supaya sakit hati," ujar Arkala memberi pemahaman pada Syapala.
Syapala tidak membalas, dia kadung kesel dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti rencana yang sejak sebelum menikah sudah dirancangnya bersama Arkala.
Arkala menutup pintu kamar rapat-rapat, lalu mengunci pintunya.
"Tapi, kita tidak satu ranjang, kan? Saya di sofa saja," ujarnya memilih.
Arkala mengangkat tangannya pertanda pasrah dan terserah apa yang dimau Syapala.
"Seharusnya sih kita seranjang dan menikmati malam pertama kita. Kan tujuan pernikahan memang begitu. Saling memberi cinta dan rasa kasih sayang serta menyatukan dua jiwa jadi ...." tukas Arkala seraya memperagakan jemarinya saling menyatu.
"Ih...amit-amit...." balas Syapala merasa jijik. Tubuhnya langsung berbalik. Sayangnya karena ekor gaun pengantin yang panjang itu terinjak oleh kakinya, tubuh Syapala hilang keseimbangan dan akan jatuh.
Namun tangan Arkala yang kekar mampu menangkapnya.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄