NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 8:kau bukan kakak yang sama

Aroma makanan hangat memenuhi ruang makan kerajaan.

Lucyfer duduk manis di kursinya, membuka mulut setiap kali Elviera menyuapkan makanan. Di meja terhidang semua yang ia suka—daging panggang lembut, sup manis, dan roti empuk.

“Pelan-pelan, Tuan Muda,” ucap Elviera dingin namun teratur.

“Kalau tergesa, anda bisa tersedak.”

Lucyfer mengangguk sambil tertawa kecil, lalu kembali mengunyah.

Tiba-tiba, langkah cepat terdengar.

Seorang pelayan kerajaan membungkuk hormat.

“Laporan pangeran Lucyfer,” katanya.

“Putri iglesias Elice Elice akan tiba malam ini,dan kini ia sedang di dalam perjalanan menuju ke kerajaan.”

Sendok di tangan Elviera berhenti.

Lucyfer membeku sesaat—

lalu matanya langsung berbinar.

“Benarkah?!”

Ia berdiri begitu saja, hampir menjatuhkan kursinya.

“Akhirnya… kakak pulang!”

Ia berlari keluar ruang makan tanpa menoleh.

Elviera hanya menarik napas pelan.

Senyum kecil terbit di sudut bibirnya.

Tuan Muda…

anda benar-benar merindukannya.

Persiapan yang Tulus.

Lucyfer berdiri di hadapan para prajurit.

“Para prajurit!” serunya lantang.

“Segera bersiap! Kakakku akan tiba malam ini!”

“Kami mengerti!”

Para prajurit langsung berpencar.

Lucyfer tersenyum puas—

lalu berlari ke arah dapur.

Malam itu, ia tidak memanggil Elviera.

Tidak meminta arahan.

Tidak meminta bantuan.

Tangannya sendiri mencampur adonan.

Cokelat meleleh perlahan.

Api terlalu besar—lalu terlalu kecil.

Wajahnya belepotan tepung.

Akhirnya—

Sebuah kue cokelat jadi.

Bentuknya tidak sempurna.

Pinggirannya retak.

Hiasannya miring.

Namun aromanya manis.

Lucyfer menatap hasilnya dengan bangga.

“Wah… jadi juga,” gumamnya.

“Tanpa Elviera pun… aku bisa.”

Ia tersenyum polos.

Kedatangan yang Dingin

Malam turun.

Gerbang Kerajaan Vantier terbuka perlahan.

Dua sosok melangkah masuk.

Yang pertama berjalan di tanah—

langkahnya tenang, auranya menusuk.

Yang kedua melayang di udara—

memetik biwa dengan irama halus.

Elice Iglesias.

Seraphina Lyricelle.

Kini, mereka adalah High Magnus.

“Nona Elice,” ujar Seraphina lembut,

“kerajaan Xeluntos telah diamankan. Enam tersangka sudah dipenjara.”

“Bagus,” jawab Elice singkat.

Tatapannya kosong.

Ia terus berjalan—

hingga berhenti.

Di hadapannya berdiri Lucyfer.

Dengan senyum lebar.

Dengan mata penuh harap.

Dengan kue cokelat di kedua tangannya.

“Kak… kau pulang,” katanya pelan.

Angin malam berembus.

Rambut Elice berkibar.

“Ah,” jawabnya dingin.

“Benar. Aku pulang.”

Satu kalimat itu saja—

cukup membuat dada Lucyfer mengencang.

Aura kakaknya…

bukan yang ia kenal.

“Kak,” ucap Lucyfer ragu,

“kau kelihatan lelah… mau istirahat dulu?”

“Seraphina,” kata Elice tanpa menoleh,

“pergi dulu.”

Seraphina menunduk, lalu menghilang ke dalam istana.

Elice melangkah maju.

“Semua prajurit,” ucapnya dingin,

“tinggalkan area ini.”

Tak ada satu pun yang berani membantah.

Gerbang menutup.

Malam terasa sunyi.

Jarak mereka tinggal lima meter.

Lucyfer melangkah maju setengah langkah.

“Berhenti.”

Satu kata.

Langkah Lucyfer membeku.

Ia menelan ludah.

“Kak…” katanya lirih.

“aku buatkan kue. Buatan sendiri.”

Ia mengangkat kue itu sedikit.

“Kalau kau mau…”

Elice menatapnya.

Tatapan itu tidak hangat.

Tidak marah.

Hanya dingin.

“Lihat dirimu, Lucyfer,” ucapnya pelan namun tajam.

“Kau bahkan tak tahu apa artinya merintis dari nol.”

Lucyfer gemetar.

“Kau pikir masuk Akademi Agreta,” lanjut Elice,

“lalu mengikuti ujian High Magnus… dan menang?”

Ia tertawa kecil—tanpa senyum.

“Konyol."

Kata itu jatuh seperti pisau.

“Kau terlalu bodoh,” katanya datar.

“Dan terlalu lemah.”

Lucyfer membeku.

“Kau tak lebih,” Elice menutup,

“dari pijakan untuk langkahku.”

Kue cokelat itu…

masih dipegang erat.

Namun tangannya mulai gemetar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!