NovelToon NovelToon
Mas Dosen, Ayo Cerai!

Mas Dosen, Ayo Cerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: za.zhy

Nala Purnama Dirgantara, dipaksa menikah dengan Gaza Alindara, seorang Dosen tampan di kampusnya. Semua Nala lakukan, atas permintaan terakhir mendiang Ayahnya, Prabu Dirgantara.

Demi reputasi keluarga, Nala dan Gaza menjalani pernikahan sandiwara. Diluar, Gaza menjadi suami yang penuh cinta. Namun saat di rumah, ia menjadi sosok asing dan tak tersentuh. Cintanya hanya tertuju pada Anggia Purnama Dirgantara, kakak kandung Nala.

Setahun Nala berjuang dalam rumah tangganya yang terasa kosong, hingga ia memutuskan untuk menyerah, Ia meminta berpisah dari Gaza. Apakah Gaza setuju berpisah dan menikah dengan Anggia atau tetap mempertahankan Nala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon za.zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Rencana Zanna

Gaza keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, bajunya masih sama karena Zanna belum mengatakan pakain ganti untuknya. Nala sudah menyuruhnya untuk pulang, istirahat di rumah. Tapi Gaza menolak, ia tak mau meninggalkan istrinya seorang diri.

Perawat masuk dan meletakan sarapan di meja kecil disamping Nala, “Silahkan di makan ya Bu. Biar cepat sehat.” 

“Terima kasih,” jawab Nala pelan.

Gaza yang melihat itu segera mengambil alih, ia membantu Nala untuk duduk. Entah kenapa Gaza merasa kondisi Nala semakin melemah. Apa keracunan makanan yang di alami Nala semakin parah, atau imun tubuh Nala sedang melemah..

“Mas suapin.” Gaza mengambil alih sedok dari tangan Nala.

“Mas, saat ini kita sedang berdua. Jadi gak perlu memperlakukan aku seperti ini, terasa aneh.” Suara Nala sedikit serak khas orang sakit.

Gaza diam, ia tak peduli dengan ucapan Nala, ia sibuk menyiapkan sarapan untuk Nala. Gaza mendekat, ia memilih duduk terpa di sisi Nala. Tangannya hati-hati menyendokan bubur, ia meniupnya sebentar.

“Buka!” ucap Gaza sembari menjulurkan sendok tepat di depan bibir Nala.

Nala menatap sendok yang Gaza berikan, pelan tapi pasti ia membuka mulutnya menerima suapan bubur dari suaminya. Saat Gaza menarik sedok, saat itulah tatapan mata keduanya bertemu. Tatapan Gaza masih sama, penuh rasa khawatir dan bersalah yang bisa Nala rasakan. 

Tangan Gaza terulur, membersihkan sudut bibir Nala yang terkena bubur. Nala tersentak, saat itu Gaza bisa merasakan betapa canggungnya keadaan  dirinya dan Nala saat berdua. Mereka menikah, sah jika bersentuhan lebih dari ini, tapi Nala bersikap bahwa pria di depannya ini adalah orang asing.

Gaza menarik tangannya, tatapannya masih sama tapi sikapnya kembali dingin, seolah kembali memasang tembok asing yang sedari lama memisahkan keduanya. Tangannya kembali menyuapkan bubur hingga tersisa setengah.

“Sudah kenyang,” tolak Nala.

Gaza mengangguk, ia mengambil gelas berisi air dan memberikannya pada Nala. Istrinya hanya bisa menerima, membiarkan Gaza melakukan apapun yang ia inginkan. Nala melihat Gaza yang kembali diam, entahlah hubungan seperti apa yang sedang mereka berdua jalani, status pasti hanya perasaan yang tak pasti.

Setelah semuanya selesai, Gaza mendekat. Ia menarik kursi dan duduk tepat di samping tempat tidur Nala. Ia menatap Nala cukup lama, setelahnya ia menarik nafas panjang.

“Kenapa pindah kelompok KKN?” tanya Gaza sembari menatap wajah Nala, ia tak mau istrinya ini menutupi sesuatu darinya.

Nala sudah menduga Gaza akan menanyakan ini, pertama KKN setelahnya mengenai perpisahan mereka.

“Teman sekelasku, Ayahnya sakit parah. Jadi ingin tukaran, kami bersurat agar bertukar tempat.” Nala menjalankan sembari memainkan jemarinya, ia takut Gaza membatalkan semuanya, Nala tahu Gaza mempunyai akses dan bisa melakukannya.

“Kenapa tidak bicara terlebih dahulu?”

Nala diam, keningnya berkerut seolah memikirkan jawaban yang pas. 

“Ehmm… Aku pikir itu gak terlalu penting untuk Mas ketahui,” ucap Nala dengan suara nyaris berbisik.

Gaza menangguk, ‘gak penting’? Ternyata sesakit ini dianggap tak penting. Selama ini ia memperlakukan perasaan Nala seperti itu, menganggap semua perlakuannya tidak mengusik Nala, nyatanya rasanya sedikit menyesakkan.

“Jangan dibatalkan!” lirih Nala, sedikit memohon. Ini adalah momen ia menjauh sejenak dari Gaza.

Gaza mengusap pelipisnya, ia hanya berusaha menangkan hatinya yang entah kenapa mulai gelisah membayangkan jauh dari Nala, tak berkomunikasi dengan Nala.

Gaza mengangguk, seketika senyum di bibir Nala terbit. Ia sedikit lega karena Gaza menyetujuinya, bagaimanapun pria itu masih suaminya, izinnya penting untuk Nala berpergian kemana saja.

“Mengenai Dani?”

Deg!

Senyum di bibir Nala seketika lenyap, ia pikir ini hanya perihal KKN, ternyata Gaza masih membahas masalah Dani, tebakan Nala benar, meski ia berharap Gaza melupakan perihal Dani.

“Itu…” Nala menggigit bibirnya, pertanyaan tiba-tiba Gaza membuat isi otaknya kosong, Nala tak bisa memikirkan sedikitpun jawaban. Bahkan jawaban yang ia siapakan sebagai antisipasi, raib entah kemana.

Gaza terus menatap Nala, tatapan sedikit menusuk hingga Nala kehilangan nyalinya.

“Kenapa kamu ke kantor pengacara?” tanya Gaza lagi.

Nala bahkan belum menjawab pertanyaan mengenai Dani, kini Gaza memberikannya satu pertanyaan lagi.

“Aku ingin berpisah…” Suara Nala seperti tertelan oleh keheningan. Ia tak berani menatap Gaza.

“Lihat aku!” pinta Gaza. “Beberapa hari lalu kamu juga meminta itu, tapi dengan sangat bernai. Lalu kenapa sekarang berbeda? kemana keberanianmu, Nala?”  

Nala menegakkan kepalanya, ia menatap. “Aku mau Mas bahagia.” 

“Bahagia?” Gaza mendengus jengah. “Lalu selama ini menurutmu aku gak bahagia?” tanya Gaza.

Nala menangguk cepat, ia melihat semuanya selama setahun ini. Pria itu tak benar-benar bahagia. Bahkan setelah mereka menikah, Gaza tak pernah tersenyum lepas seperti saat bersama Anggia.

“Apa kamu pikir dengan berpisah, aku akan bahagia?” tanya Gaza lagi.

Nala mengangguk tipis. “Iya, Mas bisa menentukan siapa yang menjadi pasangan Mas nanti.” 

Gaza menghela nafasnya. “Nala, aku peringatkan sekali lagi. Kita tidak akan berpisah.”

“Kenapa? Mas gak tersiksa selama ini? Mas harus berpura-pura bahagia denganku. Orang-orang mengira kita pasangan suami istri yang saling mencintai. Mas, kita membohongi orang lain, membohongi diri sendiri, aku capek Mas.”

Gaza diam, tatapannya menyapu setiap ekspresi wajah Nala. “Ayo berhenti, berhenti berpura-pura. Kamu maunya seperti itu ‘kan. Jadi mulai sekarang, berhenti menanyakan kenapa aku bersikap begini dan begitu pada mu, ini keinginan aku sendiri.” Gaza menegaskan setiap ucapannya.

“Mas, maksud aku gak begitu… Aku mau kamu benar-benar menerima, bukan hanya karena aku, tapi kita, Mas. Kita berdua, aku sebagai istri dan kamu sebagai suami.” 

“Iya Nala, kita sebagai suami istri yang sesungguhnya. Bahagia dan punya anak.” Gaza mempertegas semua keinginan Nala.

“Gak gitu, Mas.” Nala masih membantah, entah kenapa ia merasa Gaza terpaksa melakukan semuanya. 

“Lalu seperti apa?” tanya Gaza memastikan.

“Sudahlah, Mas. Sepertinya memang gak bisa di perbaiki lagi.”

Gaza tersenyum sinis. “Kamu yang meminta, saat aku memberi, kamu menolak. Aku gak ngerti. Mari kita jalani sepemahan kita saja. Satu yang pasti, tidak ada perpisahan, kamu tidak bisa membawa pernikahan kita ke meja hijau, Nala. Ini terlalu aneh jika hukum ikut membahasnya.” 

Gaza segera beranjak, ia tak mau ucapannya semakin tak terkendali dan kembali membuat Nala salah paham. Ia memilih keluar, mencari kopi dan menghisap sebatang rokok. Jika pikirannya tenang, ia akan mencoba menyelesaikan lagi masalah dirinya dan Nala.

***

Pagi ini suasana meja makan seperti biasanya, tapi kali ini semuanya makan sedikit terburu-buru karena ingin menjenguk Nala di rumah sakit. Hanya Zanna yang terus diam, ia hanya mengaduk nasi goreng di piringnya tanpa niat memakannya sama sekali.

Maya yang melihat itu sedikit heran, semalam Zanna pulang tanpa berbicara sedikitpun, bahkan mengenai kondisi Nala. Anaknya hanya mengatakan bahwa semua baik-baik saja.

“Kamu sudah siapkan pakaian kakakmu?” tanya Iskandar memecahkan keheningan.

Zanna mengangguk, tapi bibirnya mengerucut seolah ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

“Ada apa?” tanya Iskandar pelan.

Zanna seketika tersenyum, seolah ia menemukan jalan atas masalahnya. “Pah, Nala pindah kelompok KKN lumayan jauh. Aku pengen ikut, Pah… Boleh gak bantu aku untuk pindah ke kelompok Nala?” tanya Zanna pelan.

Iskandar menyandarkan tubuhnya ke kursi, tatapannya penuh telisik pada Zanna.

“Nala pindah?” tanyanya pelan.

Zanna mengangguk, “Nala mengajukan diri untuk pindah, Nala dan teman sekelasnya bersurat untuk saling bertukar, karena salah satu temannya gak bisa jauh-jauh, soalnya ayahnya sedang sakit parah.” Zanna menjelaskan dengan antusias.

“Gaza tau bahwa Nala pindah?” tanya Iskandar.

Zanna menggeleng pelan, Kakaknya tidak tahu apapun, terlihat jelas saat Nala bertanya kemarin pagi, Kakaknya bahkan terkejut. 

“Biarkan saja Nala, kamu gak usah ikutan. Kalau terlalu jauh Ibu dan Papah gak bisa menjengukmu.” Maya yang dari tadi menyimak akhirnya angkat bicara, ia tak mau anaknya ditempatkan di pelosok.

“Anak gadis jangan terlalu dimanja, kalau Zanna mau, ya silahkan.” Puspa berbicara sambil melirik menantunya dengan sinis.

“Tapi, Bu. Tempat Nala sangat jauh. Iya ‘kan Na?” tanya Maya.

Zanna menangguk. “Sembilan jam dari sini dan untuk sinyal agak susah.”

“Ya ampun, gak! Ibu gak mau kamu ke sana!”

“Pah…” rengek Zanna, harapannya kali ini hanya papahnya.

“Biarkan Zanna pergi, sekalian mandiri. Rasaian sekali-kali jauh dari keluarga. Nanti saat Zanna menikah, dia akan berpisah dari kamu dan Iskandar. Jangan kebiasaan di manja,” ucap Puspa tegas.

“Ya gak bisa, Bu. Nanti Zanna menikah ada suaminya yang menggantikan kami.” Maya kembali menjawab ucapan ibu mertuanya.

“Ya bagus kalau suaminya dari kalangan seperti kita. Kalau di bawahnya bagaimana? Zanna harus mandiri.” 

“Bu, Zanna gak akan berjodoh dengan orang yang derajatnya dibawah kita!” Suara Maya pelan, tapi emosinya jelas bisa dirasakan semua orang.

Puspa mulai kesal. “Maya! Jodoh gak ada yang tau, emangnya kamu yang mengatur siapa jodohnya Zanna?” 

“Iya!” balas Maya. “Aku gak mau Zanna seperti Gaza yang menikahi Nala yang belum menjadi apa-apa. Masih mending kemarin Gaza menikah dengan Anggia, seorang dokter dan…”

“Stop!” Iskandar mencela pembicaraan istrinya. “Bu, silahkan kamu telan sendiri rasa tidak sukamu kepada Nala. Gaza yang memilih Nala, jadi jangan pernah ucapkan rasa tidak sukamu, baik saat kamu sendiri, di depan kami apalagi di depan Gaza dan Nala. Hargai pilihan Gaza. Belum tentu nama wanita yang kamu sebut tadi bisa membahagiakan Gaza.”

Seketika suasana hening, Maya menunduk setelah mendengar ucapan suaminya. Ia tau kesalahanya dimana. Dirinya menyukai Nala, hanya saja Anggia lebih baik menurutnya. 

“Zanna,” Suara Iskandar terdengar setelah diam cukup lama. “Papah akan usahakan kamu pindah mengikuti Nala. Ini pertama dan terakhir Papah membantumu dengan cara yang salah. Jadi, tolong serius dengan kuliahmu!” Suara Iskandar tegas dan penuh intimidasi membuat Zanna mengangguk patuh.

“Terima kasih, Pah,” ucap Zanna sembari menunduk.

Zanna melirik ke arah Neneknya, wanita tua itu tersenyum puas sambil mengacungkan jempolnya. Zanna tersenyum sembari mengedipkan sebelah mata. 

“Rencana pertama berhasil,” bisik Zanna dalam hati.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
lah cuma gitu dong, istri mu merencanakan sesuatu yg gercep dong aihhhss dosen 1/2 ons susah
Agunk Setyawan
👍
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
kalea rizuky
bertele tele mau cerai ya gugat ke pengadilan agama alasannya uda g cocok g ada nafkah batin bilang aja suami mu masih suka kakak mu selingkuh secara gak langsung alias sembunyi2
partini
wih siang udah up ,,nek gimana mau dapat cicit orang mereka aja belum belah duren ,,ayo nek gercep
DewiKar72501823
author nya the best 👍🏻
partini
nafkah batin weh. ayo kalau kamu mau merek ga cerai cari cara dong biar ga jadi pasti tau lah dengan sedikit bubuk pasti bisa malam pertama
TRI FAA
ribet thorr,,coba drama ny d buat agar mreka sling mncintai😄
Reni Anjarwani
semanggat doubel up trs thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya
Wayan Sucani
Kisahnya keren... yuk lanjutannya Thor
kalea rizuky
ngapain bertahan pasangan selingkuh mereka itu
kalea rizuky
egois bgt ajuin cerai kn bisa jangan goblok mertuamu aja suka ma kakak mu kan kakakmu jg lagaknya kayak pelakor munafik suamimu jg bloon
kalea rizuky
)cari pcr aja beres nala
Mundri Astuti
tuh Gaza, mang kamu doang yg tampan, Nala dikelilingi cogan", rasain cembokur cembokur dah
partini
aduh pak dosen wkwkwkk itu baru meeting sebelum KKN kalau dah KKN apa kamu bisa tidur teringat banyak cogan yg bersama istri mu
Mundri Astuti
mang aneh si, kesannya ada maksud lain dan ngga tulus
partini
terlalu cepat perubahan nya pasti rasanya aneh,,gaza jg belum menyadari rasa di hatinya kalau terbakar cemburu mungkin baru sadar dia menunggu part di mana Nala KKN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!