NovelToon NovelToon
Sang Penyelamat

Sang Penyelamat

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Dokter Genius
Popularitas:45.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Irsyad mendapat tugas sulit menjadikan Bandung Medical Center sebagai rumah sakit pusat trauma di Bandung Timur.

Kondisi rumah sakit yang nyaris bangkrut, sistem yang carut marut dan kurangnya SDM membuat Irsyad harus berjuang ekstra keras menyelesaikan tugasnya.

Belum lagi dia harus berhadapan dengan Handaru, dokter bedah senior yang pernah memiliki sejarah buruk dengannya.

Bersama dengan Emir, Irsyad menjadi garda terdepan menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Terkadang mereka harus memilih, antara nyawa pasien atau tunduk dengan sistem yang bobrok.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balada Intern & Koas

“Tapi di sini tidak ada ruang hiperbarik.”

“Kalau dia tidak dibawa ke ruang hiperbarik, keadaannya akan semakin memburuk.”

Ruang hiperbarik adalah ruangan khusus di mana pasien bisa menghirup oksigen murni, di bawah tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan atmosfer normal.

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan jaringan tubuh, yang digunakan untuk mempercepat penyembuhan penyakit kronis, mengatasi infeksi berat, keracunan gas serta penyakit penyelaman.

“Jadi bagaimana menurut mu?”

“Kita pindahkan dia ke Ibnu Sina.”

“Tapi perjalanan dari sini ke Ibnu Sina cukup lama. Aku tidak yakin dia akan bertahan.”

Kepala Emir mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan Reynand. Jarak antara BMC yang berada di Bandung Timur ke Ibnu Sina yang berada di Bandung Utara memang jauh. Dalam kecepatan maksimal dan tanpa dihalangi kecepatan, waktu yang ditempuh paling cepat adalah sekitar empat puluh sampai empat puluh lima menit.

“Lalu bagaimana dengan Remi? Apa dia akan baik-baik saja?” tanya teman Remi yang mengantar.

Emir segera meninggalkan ruang nomor satu. Dia bergegas menuju nurse station.

“Farah, apa helipad di sini masih berfungsi?”

“Ya. Itu adalah sisa-sisa kejayaan BMC.”

“Oke.”

Emir segera mengambil ponselnya. Pria itu segera menghubungi Faisal, dia adalah kepala dokter IGD di Ibnu Sina. Tak butuh waktu lama bagi Faisal menjawab panggilan Emir.

“Ada apa Emir?”

“Kami akan mengirimkan pasien dari BMC. Dia membutuhkan perawatan di ruang hiperbarik. Kami tidak memiliki fasilitas itu di sini?”

“Baiklah, aku akan mengosongkan satu ruangan untuk pasien mu.”

“Bisakah kalian mengirimkan helikopter ke sini? Ini keadaan darurat. Kondisinya tidak memungkinkan pindah melalui jalur darat.”

“Oke, pastikan pasien sudah siap ketika helikopter tiba di sana.”

“Terima kasih, dok.”

Emir segera mengakhiri panggilan. Pria itu bergegas kembali ke ruangan satu.

“Siapkan pasien. Dia akan dipindahkan ke Ibnu Sina.”

“Sudah kubilang perjalanan terlalu jauh ke sana. Pasien tidak akan bertahan dalam perjalanan.”

“Tidak jika menggunakan helikopter.”

“Apa dokter Handaru tahu soal ini?”

“Persetan dengan dokter Handaru. Nyawa pasien ini lebih penting.”

“Kamu nekad sekali, tapi aku suka gaya mu.”

Reynand melemparkan senyuman sambil mengarahkan tangannya yang terkepal pada Emir. Pria itu menyambut tos gaya kepalan tangan yang diberikan Reynand. Bersama dengan Gusti, keduanya menyiapkan Remi yang akan dipindahkan ke Ibnu Sina.

Tak lama setelah Remi tiba di rooftop, helikopter yang di bagian badannya tertera tulisan Ibnu Sina Hospital. Ketiganya segera mendorong brankar mendekati helikopter. Petugas medis Ibnu Sina segera memindahkan pasien ke dalam helikopter. Kendaraan berbaling tersebut langsung meninggalkan rooftop BMC.

Dari ruang kerjanya, Handaru bisa mendengar suara helikopter. Pria itu membuka kaca jendela ruangannya. Ketika helikopter mengudara, dia bisa melihat tulisan Ibnu Sina Hospital di badan kendaraan terbang tersebut. Pria itu bergegas keluar dari ruangannya. Dengan langkah panjang dia langsung menuju IGD.

“Apa aku baru saja melihat helikopter Ibnu Sina meninggalkan rooftop ini,” ujar Handaru begitu sampai di IGD.

“Ya. Ada pasien yang membutuhkan perawatan di ruang hiperbarik,” jawab Reynand.

“Kenapa tidak ada yang memberitahu ku? Siapa yang memutuskan masalah ini?”

“Aku,” jawab Emir.

“Apa perlu kuingatkan lagi kalau di sini akulah penanggung jawabnya? Tindakan apapun yang kamu ambil harus melalui persetujuan ku.”

“Ya aku tahu. Tapi pasien dalam kondisi darurat. Kami tidak sempat melapor pada mu.”

“Ini BMC, bukan Ibnu Sina!” geram Handaru.

“Ya aku tahu. Tapi aku tidak peduli. Di mana pun aku berada, pasien darurat selalu menjadi prioritas. Aku juga melihat area untuk ruangan hiperbarik sudah disiapkan, kenapa sampai sekarang belum memasang fasilitas itu?”

“Bukan urusan mu!”

“Tentu saja itu menjadi urusan ku. Kalau kamu tidak juga membangun ruang hiperbarik, maka aku akan terus mengirimkan pasien ke Ibnu Sina!”

Emir sengaja berbicara sedikit kencang agar Handaru bisa mendengar suaranya. Pria itu terus berjalan tanpa mempedulikan ucapan dokter tersebut.

***

Walau tidak seramai kemarin, namun IGD masih banyak dikunjungi pasien. Lima personil baru yang mulai bergabung hari inim ikut dibuat sibuk menangani pasien yang membutuhkan pertolongan. Jagat kini sedang sedang membantu dokter Gusti menangani pasien wanita yang mengeluhkan kepalanya pusing dan mual.

Mata wanita itu memicing ketika Gusti mengarahkan senter pada matanya. Walau sinar senter tidak terlalu terang, namun itu cukup mengganggunya. Dia menghalau senter di tangan dokter residen tersebut.

“Apa anda pernah terjatuh atau terbentur di area kepala?”

“Iya, dok. Adik saya terjatuh di kamar mandi tadi. Kepalanya lumayan terbentur keras. Dia juga mengeluh pusing dan mual. Tadi juga sedikit linglung,” jawab orang yang mengantar.

“Kemungkinan adik anda mengalami gegar otak ringan. Kita akan mengetahuinya setelah melakukan pindai CT. Jagat, bawa dia untuk dipindai.”

Jagat segera mendekati bed. Pasien yang sedang berbaring tiba-tiba bangun ketika merasakan mual. Tiba-tiba saja wanita itu memuntahkan isi perutnya. Muntahan yang keluar dari mulutnya mengenai seragam yang dikenakan Jagat. Pria itu hanya diam membisu di tempatnya. Perutnya langsung bergejolak ketika mencium aroma tidak sedap dari bekas muntahan di bajunya.

“Cepat ganti seragam mu,” titah Gusti.

Tanpa menunggu lama, Jagat segera menjauh dari ranjang pasien. Dia bergeas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sementara di ranjang lain, Ekon tengah menangani anak kecil yang mengalami diare. Nayraya yang membantunya baru saja selesai memasang infusan ke tangan sang pasien. Sang anak terus menangis sehabis lengannya ditusuk jarum infusan.

“Adek minum obat dulu ya,” bujuk Ekon.

Pria itu membuka botol obat di tangannya lalu menuangkan ke sendok takar. Cairan berwarna kuning itu sudah tertampung di sendok. Pelan-pelan Ekon menyuapkan sendok obat ke mulut anak itu. Sang Ibu yang melihat itu mencoba mencegah tapi terlambat. Obat sudah terlanjur masuk ke mulut anaknya.

Baru saja obat itu masuk, anak itu langsung mengeluarkan kembali sambil menangis dia menyemburkan obat yang tadi masuk ke mulutnya. Seketika cairan kuning berpindah ke wajah Ekon. Nayraya hanya bisa menahan senyum melihat wajah Ekon yang penuh dengan cairan kuning. Begitu kontras dengan kulit pria itu yang hitam.

Selain Ekon dan Jagat, Dendi juga mengalami nasib sial seperti kedua rekannya. Pria itu tengah membantu Emir yang sedang membantu pasien yang mengalami pergeseran tulang selangka. Ketika dokter muda itu sedang membenarkan posisi tulang selangka, tak sengaja sang pasien menggerakkan kakinya dan sukses menendang burung kebanggaan Dendi.

Kulit wajah dokter magang yang putih itu sontak berubah menjadi kemerahan. Dia nampak mengerang menahan rasa sakit yang menjalari burung kebanggaannya. Emir tak bisa menahan tawa melihat peristiwa yang menimpa dokter magang tersebut.

“Kamu baik-baik saja?”

“Iya dok,” jawabnya sambil mengerang menahan sakit. Tangannya terus memegangi bagian selangk*ngannya.

“Mau ku periksa dulu?”

“Tidak usah.”

Sambil menahan sakit, Dendi meninggalkan ranjang pasien. Sayup-sayup dia mendengar pasien tersebut mengucapkan maaf.

Lain Dendi, lain Novi. Dokter magang itu sekarang tengah membantu pasien wanita hamil. Wanita itu datang ke IGD karena merasakan kontraksi lebih awal dari HPL.

“Segera hubungi dokter kandungan. Siapa dokter kandungan yang bertugas sekarang?” tanya Novi.

“Dokter Indra.”

“Hubungi dokter Indra. Kita antar pasiennya sekarang.”

Bersama seorang suster yang membantunya, Novi mendorong bed keluar dari IGD. Dia mengarahkan menuju lift khusus pasien yang ada di dekat lobi. Baru berjalan sebentar, sang wanita berteriak kesakitan akibat kontraksi yang dilakukannya.

Secara asal dia menarik rambut Novi yang panjang sebahu. Kepala dokter magang itu sampai tertarik mendekati sang Ibu saking kencangnya jambakan.

“Aaaaa!! Ibu.. tolong lepas..”

Bukannya melepas, sang Ibu semakin menarik rambut Novi. Suster yang bersamanya mencoba melepaskan jambakan wanita hamil itu dari kepala Novi.

Sementara itu, Ella, koas yang tersisa tengah membantu Irsyad menangani pasien kecelakaan motor. Pasien mengalami luka robek panjang di bagian betis. Irsyad mengambil gunting, kemudian menggunting celana pasien sampai sebatas paha. Ketika celana terbuka, Ella bisa melihat luka yang diderita pasien.

Pasien mengalami luka terbuka yang cukup lebar sampai bagian tulangnya terlihat. Tak sanggup melihat pemandangan di depannya, koas itu langsung jatuh pingsan.

BLUK!

Irsyad menolehkan kepalanya ketika mendengar suara terjatuh. Di lantai tubuh Ella sudah terkapar. Dokter Panca yang sedang membantunya, terpaksa memindahkan Ella dulu dari ruangan tersebut.

***

Di taman yang ada di dekat IGD, nampak lima personil baru tengah berkumpul. Mereka bersitirahat sejenak setelah mengalami kesibukan di IGD. Kelimanya nampak tengah menikmati minuman dingin. Mata mereka menatap ke depan dengan wajah tanpa ekspresi.

***

Maaf aku ngga bisa bersimpati untuk kalian🤭😂

Ini penampakan Intern dan Koas

1
anonim
Keren Irsyad, tak takut sama Sentanu - Sentanu belum tahu saja siapa Irsyad - mau main pecat kapan saja.

Kesibukan di IGD menangani pasien yang datang berjumlah enam pasien korban kecelakaan. Dua dari enam pasien yang datang hanya mengalami luka ringan.

Pasien yang tertancap kayu segera Ersyad bawa menuju ruang operasi
Ekon harus duduk di ranjang pasien agar jarinya terus menempel di pembuluh darah pasien.

Mata Sentanu terus mengikuti arah ranjang di mana di atas ranjang juga ada Ekon.

Sentanu yang tadinya tidak mempedulikan ucapan Handaru - akhirnya mau menyerah. Dia bisa melihat situasi IGD yang cukup kacau saat ini.
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Emang bisa 🤪
Paula Abdul
weww..... semoga op nya lancar ga ada kesalahan, kekeliruan, kecerobohan dari dokter Handaru, dah cukup pasien yg meninggal karenanya biar julukan hodadnya ga melekat abadi
Paula Abdul
wkwkwkwkwk....
yg ada pasien bedah kecantikan malah jadi pasien bedah jantung n jadi pasien kejiwaan gegara liat pasien lain yg masuk IGD dengan kondisinya beneran gawat n darurat juga bikin yg liat stress 😂😂
tehNci
Hampir nahan nafas saat menghadapi ketegangan di ruang IGD. Untung akutuh bukan tenang medis,.jadi kekacauan dan ketegangan seperti tadi tidak akan kualami.. Alhamdulillah 😅
Miroh Jasseem
😍😍😍😍😍😍
Nabila hasir
tegang padahal cuman baca. tapi situasi di igd ikut terbayangkan betapa riweh dan rame ruangan igd.
Nabila hasir
wes lihat dengan matamu sentanu🤣🤣
Nabila hasir
waduh handaru kok lagi masuk ruang operasi. ntar ada yg di salahkan lagi lho ya
dewi rofiqoh
Handaru mau ikut mengoperasi pasien lagi? Semoga tidak ter apa-apa 🤲🤲
choowie
hahahah...makanya mikir sebelum mengambil keputusan
choowie
nah gini baru benar
Nabila hasir
handaru ma sentanu kamu berhadapan ma turunan keluarga hikmat dan Ramadan
Safitri Agus
hodad turun tangan juga akhirnya semoga saja lancar operasinya,
Safitri Agus
haduh lemes aku gak kuat lihat darah 😵‍💫
Safitri Agus
Innalillahi
Safitri Agus
tau gini gak usah kerja sama dgn Sentanu🤦
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
si sentanu baru sadar setelah melihat keadaan IGD sebenarnya klo kedatangan pasien banyak ya,nah Handaru kembali ke meja operasi lgi apa akan ada yg menghentikan nya atau ada insiden lain ya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
awas gagal lagi/Frown//Frown/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
haben nagen ge yakin lah bakal kalah kamu mah ...gk kuat lawan Irsyad 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!