NovelToon NovelToon
Tergoda Pesona Istri Pengganti

Tergoda Pesona Istri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tianse Prln

“Oke. Tapi, there's no love and no *3*. Kalau kamu yes, saya juga yes dan serius menjalani pernikahan ini,” tawar Linda, yang sontak membuat Adam menyeringai.



“There’s no love? Oke. Saya tidak akan memaksa kamu untuk mencintai saya. Karena saya juga tidak mungkin bisa jatuh cinta padamu secepat itu. Tapi, no *3*? Saya sangat tidak setuju. Karena saya butuh itu,” papar Adam. “Kita butuh itu untuk mempunyai bayi,” imbuhnya.


***

Suatu hari Linda pulang ke Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan sepupunya, Rere. Namun, kehadirannya itu justru membawa polemik bagi dirinya sendiri.

Rere yang tiba-tiba mengaku tengah hamil dari benih laki-laki lain membuat pernikahan berlandaskan perjodohan itu kacau.

Pihak laki-laki yang tidak ingin menanggung malu akhirnya memaksa untuk tetap melanjutkan pernikahan. Dan, Linda lah yang terpilih menjadi pengganti Rere. Dia menjadi istri pengganti bagi pria itu. Pria yang memiliki sorot mata tajam dan dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tianse Prln, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tugasmu Adalah Melayani Suamimu

“Aaaaaaa....”

Linda seketika berteriak panik. Dia langsung menutup matanya, memutar tubuhnya dan... masih berteriak histeris.

Sedangkan Adam....

Ugh, jangan ditanya.

Pria itu tampak diam dengan tenang walau si perkutut sudah dilihat oleh... istrinya sendiri sih.

Adam kemudian mengambil handuk yang dijatuhkan oleh Linda di lantai, dia memakai handuk itu dengan gerakan tenang, sama sekali tidak panik.

“Sudah jangan teriak lagi, kalau ada yang dengar dikira aku apa-apain kamu,” komentar Adam.

Pria itu kemudian berlalu menuju lemari, dia membuka lemari dan mengambil setelan jasnya yang sudah disiapkan oleh Linda sejak semalam.

Linda yang mendengar suara lemari dibuka tampak menoleh, dia mengintip sedikit dan mendapati suaminya sudah mengenakan handuk.

“Ini kapan kamu siapinnya?” tanya Adam sambil menunjukkan setelan jas yang sudah rapi.

“Semalam, waktu kamu mandi petugas hotel datang bawa barang-barang kita. Karena aku takut pakaian kerja kamu kusut, jadi buru-buru aku gantung di lemari,” jelasnya.

Adam mangut-mangut. Semalam dia memang menyuruh asistennya untuk membawakan pakaian yang akan dipakainya hari ini, juga pakaian yang akan Linda pakai. Tapi dia lupa dan tidak tahu kalau barang-barang yang dibawakan oleh asisten pribadinya sudah diterima oleh Linda.

“Hari ini mungkin aku sedikit sibuk. Jadwalku cukup padat. Jadi, kalau aku tidak sempat memberimu kabar atau tidak membalas pesanmu, aku harap kamu memakluminya,” kata Adam sembari berpakaian.

“Ya, tidak masalah. Hari ini aku juga sedikit sibuk,” ujar Linda.

“Sibuk?” Adam mengernyit. “Sibuk apa?”

“Kerja.”

“Kerja? Bukankah sudah aku bilang kalau kamu harus berhenti—”

“Untuk yang terakhir kalinya,” sela Linda sebelum Adam menyelesaikan protesnya. “Kamu sudah setuju kemarin,” imbuhnya.

Adam menghela napas panjang, dia baru ingat kalau kemarin dia menyetujui permintaan Linda yang memohon padanya untuk diizinkan bekerja selama satu hari sebelum mengundurkan diri.

“Kalau begitu biar nanti Ferdi yang mengantarmu ke kantor,” cakap Adam sambil mengenakan dasinya.

“Eh, enggak usah,” tolak Linda. Dia tiba-tiba mendekati Adam yang sedang mengenakan dasi. “Aku berangkat sendiri aja,” cakapnya sambil membantu pria itu mengenakan dasinya.

“Sudah rapi,” ucap Linda setelah selesai memakaikan suaminya dasi.

“Kamu berangkat sendiri mau naik apa? Mobil? Oke, nanti aku minta Ferdi bawakan mobil untuk kamu,” kata Adam.

“Enggak, enggak perlu.” Linda kembali menolak. “Aku mau naik MRT aja, lagian stasiunnya deket banget sama hotel ini,” ujarnya.

“Apa kamu bilang? Naik MRT?”

“Iya.”

“Kamu ingin memperlakukan aku?” tukas Adam.

Linda berkerut kening. Dia tidak mengerti kenapa Adam tiba-tiba berbicara seperti itu padanya.

“Kenapa aku mempermalukanmu?” tanya Linda.

“Kamu istri aku, bukankah sudah aku jelaskan sebelumnya tentang kelas sosialmu saat ini?” tegas Adam.

Linda menghela napasnya. “Oke, aku paham maksudmu. Tapi, apa masalahnya istri seorang pria kaya sepertimu naik transportasi umum?”

“Aku tidak butuh protesmu, Linda,” ujar Adam. “Sekarang pilihannya hanya dua. Dijemput Ferdi atau naik taksi,” cakapnya, tegas. Tatapannya sangat serius, secara tidak langsung memberitahu bahwa dia tidak ingin diprotes lagi.

Helaan napas berat Linda kembali terdengar, jelas dia sangat kesal dengan perkataan Adam yang terkesan sangat arogan.

“Taksi.” Linda menjawab dengan nada ketus. Tapi Adam tidak menghiraukannya, yang terpenting wanita itu sudah memberikan jawaban.

Adam kemudian mendekati Linda yang sedang bersiap untuk pergi. Dia menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam.

“Pakai ini untuk membayar semua kebutuhanmu.”

Linda menoleh, pandangannya terpaku pada kartu hitam yang disodorkan Adam padanya. Dia tahu apa itu, sebuah kartu debit dengan saldo yang tidak pernah dia miliki seumur hidupnya. Itu adalah kartu impian semua orang.

“Aku punya uang sendiri,” cakap Linda, mengabaikan kartu itu dengan raut cueknya.

Helaan napas Adam terdengar. Pria itu tiba-tiba merebut tas Linda, dia mencari dompet wanita itu, lalu memasukkan kartu tersebut ke dalam dompet yang dia temukan.

“Setiap bulan aku akan mentransfer uang ke kartu itu, kalau uang yang aku transfer kurang atau tidak mencukupi kebutuhanmu, kamu bisa bilang padaku,” cakap Adam. “Uang di kartu itu hanya untuk kebutuhanmu pribadi. Kamu tidak perlu memikirkan tentang kebutuhan lainnya, karena kebutuhan rumah tangga seperti bahan makan, tagihan listrik, air dan lainnya, semua akan diurus sama Bu Ida,” lanjutnya.

“Kalau semua urusan rumah tangga kamu serahkan untuk diurus sama Bu Ida, dan bahkan kamu juga melarangku bekerja di luar. Lalu apa tugasku sebagai seorang istri?" protes Linda.

“Tugasmu sebagai seorang istri?” Adam menatap Linda sejenak, dia hanya menatap biasa, tapi itu membuat Linda merasa was-was. Takut pria itu marah karena kelancangannya. “Tugasmu adalah melayaniku dan memakai uang hasil kerja kerasku,” jelasnya.

“Apa?” Linda mengernyit.

Tugas macam apa itu?! Linda merasa tidak percaya mendengarnya. Adam serius berkata seperti itu? Dia sedang tidak terjebak di negeri dongeng kan?

Itu mungkin terdengar seperti impian semua wanita. Tapi mendapatkan keberuntungan seperti ini secara langsung membuat Linda merasa aneh.

Dia bingung, antara senang atau justru... tertekan.

1
Syiffa Fadhilah
huh,,jesiko emang sooook
waya520
lanjuttttt
TiansePrln🌷
Terima kasih sudah menyukai cerita ini!!! Jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kaliaaan yaaa. /Kiss/
Naaaa
hai kak, ketemu lagi/Smile/
TiansePrln🌷: nanti diusahakn dilanjut kak👌😁 lg nyusun alurny
Naaaa: cerita sikembar yusen&yuna gk lanjut kak?
total 2 replies
Rdznr
boom up dong kk, critany seruu, gk sabar nunggu kelanjutannyaa
Rdznr
enakny nikah sma cwok tajiiir/Whimper/
Rdznr
/Chuckle/ 21+++ niiih
Rdznr
Ini si zaka jgn" sebenernya suka sama Linda/Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!