Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 8 - Bukan Anak Kamu
Tak lama, Meisya menyembul keluar dari dalam kamar mandi. Ia lantas kaget melihat keberadaan Kenzo di depannya. “Kenzo, ngapain kamu di sini?” Tanya Meisya sambil mengerutkan dahi.
Kenzo tak menjawab. Dia justru menatap wajah Meisya dengan tatapan intens. Membuat Meisya yang ditatap merasa tidak nyaman.
“Maaf, aku mau pergi. Kalau kamu mau ke kamar mandi silahkan langsung masuk saja!” Kata Meisya kemudian. Dia tidak ingin terlalu lama berhadapan dengan pria itu. Saat hendak melewati tubuh Kenzo, pergelangan tangannya dicekal oleh Kenzo. Membuat langkah Meisya seketika terhenti.
Tatapan mata Meisya lantas tertuju pada pergelangan tangannya yang dipegang oleh Kenzo. “Lepaskan tanganku!” Meisya segera menyentak tangan Kenzo hingga terlepas. Tenaganya yang cukup kuat membuatnya tidak sulit untuk melepas tangannya dari cekalan tangan Kenzo.
“Kamu habis muntah?” Tanya Kenzo saat Meisya hendak bersuara.
Jantung Meisya seketika berhenti berdetak mendengar pertanyaan Kenzo. “Muntah, apa maksud kamu?” Meisya pura-pura tak mengerti. Membuat Kenzo menatapnya dengan tajam.
“Kamu habis muntah, Meisya?” Tekan Kenzo. Dia kembali mengulang pertanyaan yang sama.
Meisya balik menatap wajah Kenzo dengan tajam. “Mau aku habis ngapain, itu bukan urusan kamu. Aku pikir makin ke sini kamu makin suka ikut campur dengan urusanku!” Seru Meisya.
Kenzo terdiam beberapa saat. Namun, tatapan matanya masih tak lepas dari Meisya.
“Jangan bertanya apapun lagi atau menghalangi jalanku!” Meisya segera bergerak pergi setelah memberikan ancaman pada Kenzo. Kali ini Kenzo membiarkan wanita itu pergi. Tapi bukan berarti dia melepaskan Meisya begitu saja.
“Aku tidak mungkin mengajaknya berdebat di sini.” Gumam Kenzo. Setidaknya saat ini dia masih bisa menggunakan akal sehatnya dengan baik agar tidak bersikap sesuka hati. Karena bisa sana pergerakannya nanti menimbulkan masalah.
Meski membiarkan Meisya pergi, tapi pikiran Kenzo terasa terusik dengan suara muntahan Meisya di dalam kamar mandi tadi. Kenzo bertanya-tanya apa yang terjadi pada wanita itu. Rasanya Kenzo ingin memastikannya secepatnya.
Pukul sebelas malam, akhirnya perayaan ulang tahun Bianca selesai. Meisya buru-buru berpamitan untuk pulang pada Bianca dan menolak tawaran Bianca untuk diantarkan pulang oleh Kenzo.
“Andai saja kamu tahu apa yang sudah terjadi kepadaku dan Kenzo, apa kamu masih akan tetap meminta dia mengantarkan aku pulang?” Gumam Meisya dalam hati.
Selama di perjalana pulang, Meisya kepikiran dengan Kenzo yang tadi tiba-tiba saja berada di depan kamar mandi. Rasanya Meisya takut kalau pria itu akan berpikiran yang macam-macam.
“Sepertinya dia gak berpikiran seperti itu. Karena dia udah bersikap cuek kembali kepadaku tadi.” Meisya berpikiran positif. Dia tidak ingin juga memikirkan hal yang menurutnya tidak penting untuk dipikirkan
Tak lama setelah tiba di kontrakan, Meisya dibuat bingung mendengar pintu kontrakannya yang diketuk dari luar. “Siapa yang bertamu malam-malam begini?” Gumamnya. Tanpa pikir panjang, Meisya langsung saja membuka pintu dan dibuat kaget melihat sosok yang kini berdiri di depan kontrakannya.
“Kenzo? Ngapain kamu datang ke sini?” Wajah Meisya kelihatan sedikit panik. Jika saja dia tahu jika yang bertamu ke rumahnya adalah Kenzo, dia pasti tak akan membukakan pintu tadi.
“Kita harus bicara, Meisya!” Kata Kenzo. Tatapan matanya nampak sangat tajam saat ini.
“Bicara apa? Kamu ini aneh banget tahu gak. Lagian hal apa juga yang mau dibicarakan!”
Karena tak mendapatkan jawaban yang baik dari Meisya, Kenzo langsung saja berkata. “Apa kamu hamil, Meisya?” Tanya Kenzo.
Deg
Jantung Meisya berhenti berdetak beberapa saat setelah mendengar pertanyaan Kenzo. Perubahan ekspresi wajah Meisya pun sangat terlihat jelas oleh Kenzo.
“Hamil? Pertanyaan macam apa itu?!” Tanya Meisya balik. Suaranya terdengar pelan saat bertanya. Takut tetangganya mendengar percakapan mereka.
“Aku hanya ingin mendengar jawaban dari kamu. Bukan pertanyaan balik dari kamu!” Tegas Kenzo. Dari tadi dia sudah sangat bersabar berhadapan dengan Meisya.
Masih berusaha bersikap tenang, Meisya menjawab pertanyaan Kenzo. “Jangan sembarangan bertanya kamu. Siapa juga yang hamil!” Balas Meisya dengan mata melotot.
“Kamu. Kalau kamu tidak hamil, lantas kenapa kamu muntah-muntah seperti tadi?!” Suara Kenzo terdengar lebih keras dibandingkan sebelumnya. Membuat Meisya sedikit panik dan segera menyeret pria itu masuk ke dalam rumahnya. Dia sangat takut kalau tetangganya nanti mendengar percakapan mereka.
Kenzo terpaksa masuk ke dalam rumah mengikuti Meisya. Setibanya di dalam rumah, Meisya kembali melotot pada pria itu.
“Dari tadi kamu sudah terlalu banyak bertanya, Ken. Aku minta sekarang kamu pulang. Jangan bertanya hal yang aneh-aneh lagi dan jangan pernah menemuiku lagi!” Tegas Meisya.
Perkataan Meisya membuat Ken makin yakin dengan apa yang dia pikirkan saat ini. “Bagaimana aku bisa pulang sedangkan aku belum mendapatkan jawaban dari kamu, Mei!”
“Aku udah menjawabnya. Tapi kenapa kamu masih bertanya saja?!”
Kenzo menatap kedua bola mata Meisya tajam. Membuat Meisya bergedik melihatnya. “Karena aku gak percaya denga. Jawaban kamu. Aku minta kamu jujur sekarang. Apa benar kamu lagi hamil?!”
“Siapa yang hamil? Atas dasar apa kamu menuduhku sedang hamil? Lagian aku juga gak muntah seperti yang kamu katakan tadi!” Wajah Meisya terlihat serius saat berbicara. Tapi Ken tentu tak mudah percaya begitu saja.
“Pertama, karena kita sudah melakukannya. Kedua, aku mendengar kamu muntah seperti orang hamil di kamar mandi tadi. Ketiga, kamu selalu berusaha menjaga jarak denganku seolah takut bertemu denganku. Keempat, lihat perut kamu. Perut kamu gak lagi rata seperti biasanya!”
Glek
Kedua bola mata Meisya melotot sempurna. Pandangannya pun turun ke arah perutnya yang terlihat menonjok karena saat ini dia memang tak menggunakan pakaian oversize seperti biasanya.
“Kenapa? Kamu panik karena aku udah memberikan alasan yang cukup logis?!” Sentak Ken.
Meisya terdiam. Dia sangat gugup saat ini. Sangking gugupnya, dahinya berkeringat dingin. Bahkan lidahnya terasa kelu untuk berbicara.
“Aku minta kamu jawab pertanyaanku dengan jujur, Mei. Atau aku akan memberitahu Bianca tentang apa yang sudah kita lakukan malam itu!” Ken memberikan ancaman. Dia merasa kalau Meisya tidak akan bisa luluh jika tidak diancam.
Meisya makin takut saja mendengar ancaman Ken. Spontan dia pun menggelengkan kepalanya. “Jangan. Kumohon jangan beri tahu Bianca masalah malam itu. Dia bisa kecewa padaku. Aku gak mau membuatnya kecewa apa lagi bersedih!” Pinta Meisya cepat.
“Baik. Aku gak akan kasih tahu Meisya asalkan kamu jawab pertanyaanku dengan jujur!”
“Pertanyaan yang mana?” Meisya pura-pura tak mengerti. Berharap Ken tak akan bertanya hal yang sama lagi.
“Aku pikir telinga dan ingatan kamu masih bisa digunakan dengan baik, Mei!” Suara Ken terdengar mulai tegas dan wajahnya kelihatan sangat sangar sekali. Membuat Meisya makin takut melihat pria di depannya saat ini.
Tak punya pilihan, Meisya akhirnya menjawab pertanyaan Ken tanpa berpura-pura mbodoh lagi. “Ya, aku memang sedang hamil. Tapi anak yang aku kandung bukan anak kamu. Melainkan anakku dengan pria lain!”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....