Mengandung Benih Kekasih Sahabatku
“Kerongkonganku terasa kering sekali. Boleh aku meminta sedikit minumanmu?” Meisya bertanya pada Kenzo sambil menatap air mineral milik Kenzo yang belum Kenzo sentuh sejak tadi.
“Ambillah. Kebetulan aku tidak terlalu suka air putih. Aku paling hanya meminumnya sedikit saja.” Balas Kenzo.
Meisya mengangguk setelah berterima kasih pada Kenzo. Kemudian segera menuangkan air mineral ke dalam gelas miliknya dan meneguknya hingga habis tak tersisa.
Kenzo tersenyum melihat Meisya yang seperti orang sangat kehausan akibat asik berjoget sejak tadi. Tak lama memandang Meisya, pandangan Kenzo sudah beralih pada Bianca— wanita cantik yang menjadi kekasihnya sekaligus sahabat baik Meisya. Terlihat Bianca sedang asik berjoget di lantai dansa. Menikmati alunan musik yang sedang berputar.
Tak hanya Kenzo, pandangan Meisya pun ikut tertuju pada Bianca. Tak tahan hanya berdiam diri terlalu lama di atas kursi, Meisya segera bangkit dari posisi duduk. Ikut bergabung ke lantai dansa dan berjoget bersama dengan Bianca dan teman-teman mereka yang lain.
Suasana di lantai dansa pun terasa semakin riuh dengan keberadaan Meisya di sana. Mereka semakin asik berjoget dan sesekali bernyanyi bersama.
Ya, sudah menjadi rutinitas Meisya dan alunni teman-teman kontestan bernyanyinya, setiap memiliki waktu luang mereka akan menyempatkan waktu untuk berkumpul dan menikmati waktu bersama. Seperti saat ini, mereka sedang berada di sebuah tempat hiburan untuk melepas rasa rindu dan penat yang mereka rasakan akibat padatnya kegiatan mereka beberapa waktu belakangan ini.
Di tengah kehebohan yang masih berlangsung, Bianca tiba-tiba saja keluar dari gerombolan teman-temannya. Menghampiri Kenzo yang baru saja meneguk air mineral miliknya.
“Ken, sepertinya aku haru pulang sekarang. Mami menghubungiku dan memintaku untuk pulang karena Papiku baru aja pulang dari luar kota.” Kata Bianca. Menunjukkan sebuah foto yang memperlihatkan wajah papinya di rumah.
“Baiklah, kalau begitu biar aku antarkan pulang, Sayang.” Balas Kenzo. Dia tentu tak akan membiarkan Bianca pulang sendirian.
Bianca menggeleng. “Kamu tetap di sini aja. Acara baru aja berlangsung. Gak enak sama yang lain kalau kita sama-sama pulang. Lagian, aku udah pesen taksi online.”
Kenzo terdiam. Sebenarnya dia tidak setuju dengan keputusan Bianca. Namun, Bianca sudah mengambil keputusan yang tidak bisa dia bantah.
“Baiklah, kamu hati-hati di jalan. Kabari aku kalau udah sampai.”
Bianca mengangguk. Sebelum pergi meninggalkan Kenzo, dia mengecup pipi pria itu lebih dulu.
“Dia selalu saja begitu. Terlalu memikirkan perasaan orang lain. Padahal tak masalah kalau kami sama-sama pulang saja.” Gumam Kenzo dalam hati.
Tak lama setelah kepergian Bianca, Meisya terlihat keluar dari dalam kerumunan sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Tanpa memperdulikan teriakan teman-temannya yang terdengar memanggil namanya, Meisya terus melangkah menuju ruangan belakang di mana kamar mandi berada.
“Panas, kenapa tubuhku panas sekali. Kepalaku juga rasanya pusing sekali.” Meisya beberapa kali membasuh wajahnya dengan air setelah berada di dalam kamar mandi.
Tak tahan menahan rasa panas yang semakin menguasai tubuhnya, Meisya segera keluar dari dalam kamar mandi. Berniat pergi meninggalkan tempat acara secepatnya.
Bruk
Karena tidak fokus berjalan, tubuh Meisya bertabrakan dengan Kenzo yang hendak pergi ke kamar mandi. Melihat wajah Meisya memerah dan tubuhnya kelihatan sangat gelisah, membuat Kenzo bertanya.
“Ada apa, Mei? Kenapa wajahmu merah sekali?” Tanya Ken.
“Tubuhku rasanya panas sekali, Ken. Aku ingin segera pulang dan merendam tubuhku di dalam air!”
Kenzo melotot. Kenapa yang Meisya rasakan saat ini sama persis seperti yang ia rasakan. Menyadari ada yang tidak beres dengan mereka berdua, Kenzo segera mengajak Meisya pergi meninggalkan tempat acara tanpa berpamitan pada teman-teman mereka lebih dulu.
“Panas, panas sekali…” masuk ke dalam mobil Kenzo, Meisya semakin menggeliat tak karuan. Sangking panasnya, Meisya bahkan membuka jaket yang sejak tadi ia pakai.
Menyadari jika kondisi Meisya semakin tidak baik-baik saja, Kenzo segera melajukan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi menuju kontrakan Meisya berada.
“Tahanlah, kita akan segera tiba di kontrakan kamu.” Kata Ken. Meski tubuhnya tak kalah panas dan sesuatu di dalam celananya sudah makin mengeras saat ini, tapi Kenzo berusa untuk menahan dirinya. Dia masih bisa mengontrol diri dibandingkan Meisya. Terbukti saat ini pakaian di tubuhnya masih lengkap sementara pakaian Meisya terlihat sudah tak lagi memakai baju dan meninggalkan tengtop di badannya saja.
Beberapa saat berselang, mobil milik Ken sudah tiba di depan rumah kontrakan Meisya. Melihat Meisya sudah kehilangan kesadarannya dan tubuhnya makin menggila saja, Ken berinisiatif membantu Meisya masuk ke dalam rumah kontrakannya. Untung saja tidak sulit bagi Ken menemukan kunci kontrakan Meisya hingga dia bisa segera membuka pintu kontrakan dan membawa Meisya masuk ke dalamnya.
“Panas, panas sekali…” Meisya makin tak terkendali. Tangtop yang tadinya masih terpasang di badannya sudah terlepas dan memperlihatkan bra bewarna hitam yang membungkus kedua dadanya.
Has-rat di tubuh Ken makin sulit dikendalikan. Apa lagi sejak tadi dia sudah sangat sulit untuk mengendalikan tubuhnya.
“Meisya, tenanglah.” Ken segera memegang kedua tangan wanita itu supaya tidak terlalu banyak bergerak. Namun, Meisya memberontak. Kedua bola matanya pun nampak memerah menahan sesuatu di dalam tubuhnya saat ini.
“Aku gak bisa tahan. Tubuhku rasanya panas sekali!” Meisya hampir saja berteriak. Untung saja Ken segera membekap mulutnya. Kalau tidak tetangga di sekitar pasti mendengar suara teriakan Meisya.
“Ken, tolong aku. Tubuhku rasanya panas sekali dan aku—“ Meisya tak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia justru mencengkram erat kaos yang Ken gunakan untuk menyalurkan rasa aneh di dalam tubuhnya.
Tak ingin Meisya lepas kendali, Ken segera membawa Meisya masuk ke dalam kamarnya. Hendak mengunci wanita itu di dalam kamar supaya Meisya tidak melakukan hal-hal di luar kendali. Apa lagi saat ini tubuh Meisya sudah hampir telan-jang.
Brak
Tangan Meisya segera menarik tangan Ken saat pria itu hendak keluar dari dalam kamarnya. Membuat niat Ken yang hendak mengunci Meisya di dalam kamar jadi terhenti.
“Jangan pergi. Kumohon tolong aku. Tubuhku rasanya semakin panas dan aku—“ Meisya tak melanjutkan perkataannya. Dia justru berjinjit dan tanpa aba-aba langsung melu-mat bibir Ken.
Pergerakan Meisya membuat Ken kaget sekaligus semakin membangkitkan has-rat di dalam tubuhnya yang sejak tadi sudah menyiksanya. Seakan tak bisa menolak sentuhan Meisya, Ken membiarkan wanita itu terus melu-mat bibirnya. Sepertinya pengaruh obat yang sudah bereaksi di dalam tubuhnya membuat Ken ikut tak bisa bepikir dengan jernih.
Bruk
Tubuh keduanya tiba-tiba saja terjatuh ke atas ranjang akibat pergerakan Meisya yang semakin ganas saja. Akal sehat Ken yang mulai kembali berniat menghentikan apa yang mereka lakukan saat ini. Namun, perkataan Meisya seketika mengurungkan niatnya.
“Tolong aku, aku udah gak kuat!”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ila Lee
aku hadir dari melaysia Thor mungkin ada yg menjebakkan kenzo dan Mie
bak
2025-07-09
6
Hanima
selamat Kak Shy.. akhir nya rilis
2025-07-09
4
🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊
penasaran siapa yg ngerjain Meisya dan Kenzo...lanjut kak shy
2025-07-09
3