Jiwanya tidak terima di saat semua orang yang dia sayangi dan dia percaya secara bersama-sama mengkhianatinya. Di malam pertama salju turun, Helena harus mati di tangan anak asuhnya sendiri.
Julian, pemuda tampan yang berpendidikan dibesarkan Helena dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tega menghunuskan belati ke jantungnya.
Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, ia diberi kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kesalahannya.
Bagaimana kisah perjalanan Helena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rayuan
"Ibu!" Ferdinan mendekati ibunya yang membawa seorang anak kecil masuk ke dalam ruang pesta.
Ferdinan dan Lusiana jelas mengenalnya, tapi mereka berpura-pura tidak tahu untuk mengelabui Helena.
"Siapa anak yang bersama ibu mertuamu itu?" bisik Tania.
Helena tersenyum, rasa dendam kembali mencuat saat melihat anak kecil itu. Hatinya terasa sakit, luka akibat tusukan belati yang dilakukan Julian benar-benar terasa nyata. Tanpa sadar Helena memegangi dadanya, mengernyit menahan sakit yang tiada tara.
"Helena, kau baik-baik saja?" Tania memegangi tangan Helena saat ia membungkuk.
Wanita anggun itu menggelengkan kepala, menarik napas perlahan untuk mengurai rasa sakit di dada. Ia menegakkan kepala, menatap dalam-dalam pada kedua manusia jahat di sana.
"Mereka mendekat, apa yang akan mereka lakukan sekarang?" Tania kembali berbisik cemas, ia takut mereka akan memarahi Helena seperti biasanya.
"Kau tenang saja. Sebentar lagi kau akan tahu kebenarannya," ucap Helena setelah menenangkan diri.
"Ibu, siapa anak kecil yang kau bawa itu?" tanya Ferdinan diam-diam melirik Lusiana yang baru saja keluar dari ruang ganti.
"Benar, Nyonya. Kenapa tiba-tiba membawa anak kecil ini?" Jo ikut bertanya karena seingatnya Ferdinan dan Helena baru menikah selama satu tahun.
"Oh, anak ini baru saja menolongku. Tadi aku hampir saja tertabrak mobil, beruntung dia menarik ku ke tepi. Aku membawanya ke sini karena dia tidak tahu di mana orang tuanya," jawab ibu mertua sambil melirik Helena dengan wajah sedih.
Semua mata menatap kagum pada wanita tua itu, memujinya memiliki hati yang baik dan tulus. Diam-diam Ferdinan tersenyum bersama Lusiana yang berdiri di kejauhan.
"Helena, kau tidak keberatan Ibu membawa anak ini ke pesta suamimu, bukan?" tanya ibu mertua menatap Helena.
Ah, dulu aku seketika luluh melihat wajah menyedihkan anak kecil itu. Ternyata, dia hanya berakting dan benar-benar menipuku.
"Helena, Ibu bertanya kepadamu," sentak Ferdinan menyadarkan Helena dari lamunan.
Ia menghela napas, tersenyum dan berkata, "Ibu bisa tanyakan kepada anak Ibu dan wanita di sana. Pesta ini milik mereka, aku hanya tamu di sini. Lagi pula aku tidak akan berlama-lama."
Mata tua itu membelalak, begitu juga dengan Ferdinan. Mereka salah menduga, mengira Helena akan merasa bangga di dalam pesta itu dan mau menerima kehadiran Julian. Semua mata tertuju pada Lusiana yang berdiri dengan gugup.
"Helena, apa yang kau katakan, Nak? Kau istri Ferdinan, tentu saja kau tuan rumah di pesta ini," rayu ibu mertua sembari mendekati Helena.
Senyum terbit di bibir wanita berusia dua puluh satu tahun itu. Membuat bingung ibu dan anak yang sedang dalam rencana mereka.
"Silahkan kalian lanjutkan pestanya, aku harus pergi. Ada urusan yang lebih penting dari pesta ini. Ayo!" Helena mengajak Tania pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari ibu mertua dan suaminya.
"Helena!" Ibu mertua memanggil cemas, tapi Helena tetap berjalan tanpa mempedulikannya.
"Helena, jika kau berani pergi dari sini jangan harap bisa pulang ke rumah!" ancam Ferdinan yang juga tak membuat Helena menghentikan langkahnya.
Wanita itu benar-benar pergi bersama sahabatnya, tertawa lepas tanpa mempedulikan mereka yang berada di dalam ruang pesta.
"Sial! Apa yang sudah terjadi padanya? Tidak biasanya dia melawan seperti ini," gumam Ferdinan menahan kesal di hati.
"Ferdinan, apa yang terjadi pada Helena? Sepertinya malam ini dia berbeda," tanya sang ibu menatap cemas pintu keluar.
Ferdinan menghela napas sembari menggelengkan kepala. Dia berkata, "Aku juga tidak tahu, Ibu. Siapa yang sudah membuatnya menjadi seperti ini."
Lusiana mendekat, mengusap kepala Julian yang diam memperhatikan.
"Mungkin dia mengubah caranya untuk mendapatkan perhatianmu, Ferdinan. Dengan begitu, kau akan berpikir dia sudah tidak lagi mencintaimu. Padahal, dia sangat berharap kau akan mendatanginya dan merayunya," ujar Lusiana dengan licik.
Ia mencibirkan bibir, muak dengan cara yang dilakukan Helena. Tarik ulur perasaan.
"Ya, kau benar. Hampir saja aku tertipu," sahut Ferdinan menghela napas lega.
Ia tak perlu risau lagi dengan perubahan istrinya, secepatnya Helena pasti akan kembali ke rumah dan meminta maaf kepada mereka. Memohon agar tetap diizinkan untuk tinggal di rumah mereka, dan rela melakukan apa saja sebagai tebusan.
"Kita lanjutkan saja pestanya," ucap Lusiana tersenyum puas melihat kepergian Helena.
Ferdinan dan ibunya mengajak Julian ke atas podium, mengumumkan bahwa anak tersebut akan menjadi anak angkat Ferdinan dan mewarisi kekayaannya. Besok mereka akan membawa Julian pulang ke rumah dan meminta Helena menjadi ibunya.
dan kekuatan sekali jika itu adalah ayah kandungnya si Keano 👍😁
Tapi kamu juga harus lrbih berhati” ya takutnya mereka akan melakukan sesuatu sama kamu dan Keano 🫢🫢🫢