NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:130.1k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Nenek Rosma

Pagi itu langit tampak suram.

Angin berembus pelan, membawa suasana yang tegang ke dalam rumah besar itu.

Sri mondar-mandir gelisah, sesekali melihat ke arah jam dinding.

Burhan duduk di kursi tamu, menyilangkan kaki, menahan jengkel.

Malika berdiri manja di depan jendela, mulutnya manyun seperti anak kecil yang tak sabar menunggu permen.

Akhirnya sebuah mobil berhenti di depan rumah.

Nenek Rosma turun dengan langkah mantap.

Wajahnya kencang oleh riasan tebal, kalung emas menggantung di leher, tas bermerek menenteng di tangan.

Begitu masuk ke dalam rumah, dia langsung duduk di sofa utama tanpa menyapa siapa pun.

“Mana dia? Mana perempuan desa yang berani merusak pesta cucuku?”

Sri langsung menunduk.

Burhan menghela napas keras.

Malika hanya senyum simpul, “Ibu, cepat panggil anak kesayangan ibu itu, katakan padanya nenekku ingin bertemu."

Sri segera menuruti titah sang putri, dia berjalan cepat menuju arah dapur.

Tak lama kemudian,

Hana muncul digiring oleh Sri yang setia dengan wajah tegangnya, sementara Hana? Tentu saja tetap anggun seperti biasa.

Rambutnya diikat rapi, wajahnya bersih tanpa polesan, namun auranya tetap memancarkan keanggunan alami.

Dia berjalan tenang lalu berdiri tepat di hadapan Nenek Rosma.

“Saya Hana,” katanya kalem.

“Putri kandung Sri, cucu dari ibu Ningsih.” Ungkapnya lagi dengan lugas.

Rosma menatapnya dari atas ke bawah.

Sorot matanya dingin, penuh penilaian.

“Oh ini gadis kampung menyebalkan itu?” gerutunya.

“Tahu diri, kamu bukan siapa-siapa di rumah ini.”

Hana tersenyum, tak gentar.

“Saya tahu posisi saya, Bu.”

"Lalu kenapa kamu berani-beraninya merusak pesta cucu kesayangan saya?Hah!?" Rosma berdiri, menunjuk Hana dengan bengis.

"Saya tidak merusak nyonya, saya hanya ingin mengambil hak saya kembali."

"Hak?" Rosma mengernyitkan keningnya. Dia lalu melirik sang putra, Burhan yang ikut berdiri panik.

"Memangnya apa hakmu di rumah ini?Hah?!"

"Tentu saja saya mempunyai hak untuk menghadiri pesta ulang tahun saudari tiri saya sendiri, bukan begitu kan?"

Rosma dibuat semakin jengkel, mendengar sang cucu kesayangan diakui saudara oleh gadis kampung tak tahu diri itu, dia kembali menatap Hana jengah.

“Jadi kamu ingin tinggal di rumah ini? Di rumah anak dan cucu saya?"

"Saya akan tinggal dimana ibuku tinggal nyonya," jawab Hana enteng.

Sri mendelik tak suka akan jawaban Hana.

"Dasar tidak tahu malu! Ingin menumpang di rumah anakku sebagai benalu." Rosma menatap menghinakan.

"Anda akan kaget siapa yang sebenarnya benalu disini," gumam Hana pelan sambil menahan senyumnya.

Beruntung Rosma mungkin karena usia tuanya tak mendengar gumaman Hana, karena kali ini fokusnya tertuju pada Sri.

"Kamu diam saja melihat kelakuan anakmu ini?" Ujarnya seolah mencemooh sang menantu.

Sri tak menjawab dia hanya langsung menundukkan kepalanya semakin dalam, meremas jari jemari yang sedari tadi bertautan.

"Tentu saja kamu biarkan, biar bagaimanapun dia anak kandungmu bukan? Kamu pasti lebih menyayanginya dibandingkan Malika bukan?"

Sri langsung menggelengkan kepalanya cepat, seolah ingin menangkis fitnah yang tak tepat.

"Tidak ibu. Mana mungkin aku lebih menyayanginya dibandingkan Malika. Malika adalah segalanya bagiku, dia tumbuh besar di tanganku ibu."

Hana memutar bola matanya. Dia tak sakit hati, sedikitpun. Karena sekali lagi, dia sudah tak mengharapkan itu sama sekali.

Sementara Malika nyaris tertawa puas. Merasa menang karena si anak kandung tersisihkan.

Rosma nampak berpikir, berjalan mondar-mandir sambil sesekali melirik Hana yang masih dengan tenang berdiri anggun, tak ada raut gentar sedikitpun.

Rosma sepertinya mendapatkan ide, senyumnya merekah sambil duduk kembali di sofa.

"Baiklah kalau begitu, kalau anak ini ingin tinggal di rumah ini, biarkan saja." Dia melirik Burhan dan istrinya bergantian.

Burhan dan Sri terkejut, terlebih lagi dengan Malika yang langsung merengut.

"Nenek..." Ucapnya tak setuju.

Rosma mengangkat tangannya, meminta sang cucu untuk diam.

"Biarkan dia tinggal di rumah ini sebagai pembantu. Nenek pikir itu tempat yang layak untuknya."

Wajah Malika sumringah seketika, sama seperti Burhan yang mengangguk-anggukkan kepalanya senang.

Sementara Sri, diam tak merespon.

"Kenapa? Kamu tak sudi anakmu jadi pembantu di rumah ini?" Rosma bertanya dengan nada meninggi. Kecewa karena sang menantu tak langsung mengiyakan.

"Tentu saja saya setuju ibu. Apapun keputusan ibu, itu pasti yang terbaik." Sri menjawab dengan gagap.

Sementara Hana hanya mengangkat bahu tak peduli, entah akan dianggap apa keberadaannya di rumah ini sekali lagi dia tak peduli karena yang terpenting misinya adalah tetap tinggal disini hingga semua tujuannya terpenuhi.

“Baik, kalau itu keputusan Ibu,” kata Burhan lembut sambil beranjak dari duduknya.

"Dengar kan kamu Sri. Mulai saat ini anakmu akan membantumu mengerjakan pekerjaan rumah."

Sri mengangguk patuh pada sang suami.

"Untuk tugas pertamamu sebagai babu di rumah ini, buatkan aku nasi goreng spesial. Harus enak dan cepat, karena aku sangat lapar sekali." Malika bak ratu memberikan titah pertamanya pada sang pembantu baru. Seakan ingin menunjukkan jika dirinya yang punya kuasa di rumah itu.

Tanpa disangka, Hana menerima perintah itu dengan tenang, dia mengangguk sambil undur diri menuju dapur.

Burhan dan Sri tak menyangka jika Hana akan dengan mudah di perintah, namun diam-diam mereka senang jika Hana bisa segera dikendalikan.

Tak lama, Hana datang dari dapur membawa sepiring nasi goreng yang nampak menggiurkan, Aroma wangi bawang dan telur mengepul menggoda.

Hana meletakkan nasi goreng itu di depan Malika sambil tersenyum tipis. "Silahkan dinikmati, Nona," ucapnya sambil setengah menunduk.

Malika langsung mengambil sendok, tanpa basa basi dia langsung menyendok penuh dan memasukannya ke dalam mulut.

Dan...

Malika membulatkan matanya, mengambil tisu di atas meja dan memuntahkan semua nasi goreng di mulutnya. Terbatuk-batuk sambil memegang lehernya.

"APAAN INI??HAHH?! Asin sekali!" bentaknya setelan minum untuk menetralkan rasa asin di mulutnya.

Rosma panik melihat Malika yang kepayahan.

Begitu juga dengan Sri yang langsung mencoba mencicipi, dan akhirnya ikut terbatuk.

Burhan hanya menatap Hana, berpikir jika ternyata gadis itu terlalu pintar untuk dianggapnya bodoh.

"Kau sengaja ya?" Suara Malika melengking.

Hana hanya menatapnya polos.

"Maaf. Mungkin aku terlalu bersemangat mengambil bumbu, maklum baru hari pertama menjadi pembantu."

"Sekali lagi maaf. Untuk tugas pertama saja aku gagal. Bagaimana ini? sepertinya aku memang tak layak jadi pembantu." Hana menunduk lesu.

1
Tuti Tyastuti
jelasin ajj sri bu ningsih ceritain semua sm hendra
Shee
sri bisa mikir itu cucu dia, tapi g bisa mikir kalau hana anak kandung dia.
ibu kandung ngeliat anaknya sengsara malah diem aja. pengin q getok aja rasanya tu sri
Shee
emang ya bener, mereka yang tau kalau rendy orang g punya.
masa ya dengen sekejap mata dia bisa kaya mendadak. kalau rendy kaya juga ogah nikah sama kecap😪
Shee
wow hana memang luar biasa, tak perlu berteriak untuk membuktikan dia yang terbaik. tapi cukup dengan senyum, dan sikap elegantnya dia bisa merubah segalanya
😍😍😍😍
Shee
keluarga penuh kebohongan, semoga aja Pradita g marah kalau dia di manfaatkan untuk bales dendam
Shee
sandiwara yang sempurna, gimana nanti kalau ke tahun itu kW apa g jantungan tu. orang² serakah emang pantas di gituin
😖😖😏😏
Shee
🤣🤣🤣🤣
di pikir bisa menindas kali, coba kalau tau harta yang di miliki semua punya hana jantungan g tuh so nenek😁😁

lagi sri mau mau nya aja jadiin istri sebagai topeng memperbudak. pada hal mereka bis seperti itu juga duwit dari keluarga sri
Shee
harusnya si kecap sadar diri ibunya hana dah sayang sama dia sementara hana di buang, harusnya dia yang jadi anak ngingetin kalau org tuanya salah. lah si kecap sama bae
emang c ya pribahasa selalu bilang buah jatohnya g jauh dari pohon.
Shee
mempertahankan yang tak layak di pertahankan, bodohnya Bu sri.
punya laki n anak yang hanya memanfaatkan dia dan jadi babu😤😤😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dengerin tuh anakmu 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bersabarlah Pradipta 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
menatap balik
Fittar
jelasin aja bu Sri sama pak Hendra bagaimana penderita Hana karna hasutan Burhan biar di amuk tuh si Burhan. gak ada kapoknya. tuh anak istri dan ibumu aja mulai sadar kamu gak sadar sadar burhan.
Sugiharti Rusli
apalagi dia juga seorang calon ibu yang pasti tidak menginginkan mereka semakin terpuruk nanti bila tidak menghentikan dendam sang ayah yang tidak berkesudahan yah,,,
Sugiharti Rusli
ternyata yang pada akhirnya sadar akan kesalahan" mereka selama ini malah si Malika yah, dia menyadari kalo Sri sejatinya ibu yang sangat baik dalam merawatnya dulu sih,,,
Sugiharti Rusli
walo baik Pradipta maupun Hana pasti aka ada kekhawatiran tersendiri apabila Hendra yang bersikeras tidak merestui mereka cukup besar, karena dia belum tahu kehidupan Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena memang harus dibuat susana harus dingin terlebih dahulu dan Hendra tidak diberi tahu secara frontal yah
Sugiharti Rusli
baik Pradipta maupun Hana memilih tuk memberi ruang bagi sang ayah sekarang yah,,,
Nar Sih
sabarr ya hana dan pradipta ,cinta kalian msih di uji ,dan semua grgr burhan lgi semoga kalian bisa lewati ujian ini dan menuju kebahagiaan yg sbnr nya ,siip kak lanjutt👍🥰
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!