Tak Disangka Jodoh Terbaik

Sesampainya disana Alvaro membuka pintu kamar dan terlihatlah kamar yang bernuansa soft.

"ini adalah kamar kamu, ayo masuk" ujar Alvaro membuka pintu dengan lebar. Tiara mengikuti Alvaro dan melihat isi kamarnya.

Tiara terharu melihat semua ini, setelah penderitaan yang ia alami bertahun tahun akhirnya ia bisa hidup lebih baik dan semoga ini selamanya.

"Ini semua kebutuhan kamu, mulai besok simpan barang lama kamu untuk jadi kenangan saja, dan gunakan ini semua, Apa kamu mengerti Tiara?" Tanya Alvaro

"Iya papi Tiara mengerti, terima kasih" ujar Tiara yang langsung memeluk Alvaro dengan lugunya tanpa ia tau tubuh Alvaro menegang mendapatkan sentuhan dari Tiara.

Lalu dengan perlahan Alvaro melepaskan pelukan itu lalu berbicara lagi.

"Baiklah Tiara kamu bisa menempati kamar ini mulai malam ini, dan untuk masalah sekolah kamu yang tinggal dua bulan lagi kamu bisa lakukan sekolah daring saja karena papi tidak mau kamu datang kesekolah lama kamu yang tidak baik itu" ujar Alvaro

"Tapi Pi apa itu tidak apa apa, akan Tiara aka ujian" ujar Tiara

"Kamu tenang saja semua sudah di urus, setelah di terima di universitas kamu baru boleh keluar untuk sekolah umum tanpa harus daring" ujar Alvaro

"Baiklah pi Tiara mengerti dan terima kasih Pi, mohon bimbingannya agar Tiara bisa lebih baik lagi nantinya" ujar Tiara

"Tentu saja, baiklah kamu istirahat saja dulu, papi masih punya pekerjaan, dan oh iya depan kamar kamu adalah kamar papi dan sebelah kamar kamu ini adalah ruang kerja papi, sedangkan kamar bawah adalah kamar oma dan opa tapi mereka sedang tidak ada di sini, suatu saat kamu pasti akan bisa bertemu mereka" ujar alvaro

"iya Pi Tiara mengerti" jawab Tiara.

Setelah itu Alvaro pun pamit keruang kerja miliknya..

Sedangkan di posisi lain tepatnya di dalam hutan pedalaman keluarga Cipto dalam keadaan yang mengenaskan, mereka di buang di tempat yang sangat jauh dari kehidupan. Disana hanya ada gubuk reyot untuk mereka bertahan hidup.

Karena bagi Alvaro orang orang seperti mereka tidak pantas di ampuni karena sudah mengambil hak orang lain dan berbuat keji.

"Ayah.... Bagaimana ini kenapa jadi seperti ini, ratu gak mau hidup di hutan ini" ujar ratu ketakutan.

"He.... Kau, namamu sudah ratu jadi rasakan jadi ratu hutan ini, selamat tinggal, seumur hidup kalian tidak akan bisa keluar dari sini, kalian sudah salah berurusan dengan tuan kami" ujar salah satu orang yang mengantar mereka kehutan.

Lalu mereka semua pergi hanya tinggal keluarga Cipto sendiri disana.

Candra sendiri saat ini ia sedang berbicara dengan ayah dan ibu angkat dari Alvaro.

Ia menceritakan semua apa yang terjadi pada Alvaro, dan bagaimana Alvaro menjadikan Tira anak angkatnya yang menurut Candra lebih pantas jadi istri Alvaro.

"Candra apa kamu sudah menyelidiki semua indetitas gadis itu?" Tanya tuan Neo

"Sudah tuan semua bersih dan ia adalah gadis yang cantik dan pintar, ia dulu adalah anak seorang pembisnis textile yang sangat maju tapi karena kecelakaan dan semua di rebut oleh paman gadis itu lalu di jual membuat gadis itu kehilangan semuanya." jawab Candra

"Dan kemarin ia akan di jual oleh sang paman untuk melunasi hutang mereka pada tuan" ujar Candra

"Tapi untung saja gadis itu pintar ternyata ia menyimpan surat rumah itu dan ia menitipkannya pada tuan Alvaro tapi tuan berubah pikiran dan menjadikan gadis itu putrinya" ujar Candra

"Tuan.... Nyonya... Jika taun Alvaro tidak mau aku mau jadi suami gadis itu hehehe" ujar Candra lagi

"Kau mau jadi Pebinor, cari lagi sana gadis lain lalu jadikan istri jangan Tiara, coba kirim foto gadis itu. Aku ingin melihat nya" ujar nyonya Nara.

"Baik nyonya aku akan kirimkan tunggu" jawab Candra lalu ia mengirimkan foto Tiara.

"Sudah nyonya, bagaimana cantik bukan" ujar Candra

"Iya cantik sekali, sangat cocok untuk Alvaro, apa dia baru masuk SMA?" Tanya mama Nara

"Tidak nyonya dua bulan lagi ia lulus SMA dan masuk kuliah" jawab Candra.

"Wah calon mantuku awet muda juga ya" ujar mama Nara

"Tapi tunggu kenapa kamu menyimpan foto calon mantuku, hapus cepat nanti kamu jatuh cinta lagi" ujar mama Nara kesal

"Nyonya sama tuan Al memang mirip cocok jadi ibu dan anak, tadi tuan Alvaro yang cemburu pada saya sekarang nyonya. Saya simpan foto ini untuk di kirim ke nyonya dan tuan" jawab Candra sengit

"Eh Berani kamu bicara gitu, awas kamu, akan aku batalin oleh oleh untukmu" ujar mama Nara

"Ya jangan nyonya, gitu aja ngambek awas gak candra bantu comblangin tuan Al dengan Tiara ya" ujar Candra gantian.

"Aih.... Kalian berdua, Jika sudah bicara selalu tidak pernah akur, Candra mengalah lah atau akan papa nikahkan kamu pada Cindy" ujar papa Neo

"Gak mau.... Truck gandeng gitu, gak ada yang lain apa pa. yang kayak Tiara gitu" ujar Candra

"Awas ya jika nantinya kamu jatuh cinta pada Cindy jangan sampai kemakan omongan sendiri" ujar papa Neo

"Udah ah tuan saya mau tidur mimpiin Tiara" ujar Candra

"CANDRA.........!" seru mama Nara lalu Candra mematikan teleponnya dengan tawanya karena senang mengganggu istri bosnya yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri karena ia adalah anak panti asuhan yang di adopsi oleh adik dari mama Nara, tapi sayang adik mama Nara sudah meninggal dua tahun lalu. Sedangka. suami adik mama Nara sudah menikah dan pergi entah kemana.

Jadi karena itu lah Candra hidup bersama Mama Nara saat ini dan menjadi asisten Alvaro.

Sedangkan Cindy adalah anak dari adik papa Neo, ia berusia sama dengan Tiara tapi tubuhnya yang subur membuat ia tidak memiliki teman dan di jauhi orang orang.

Padahal Cindy adalah gadis yang pintar dan baik hati, ia tidak pernah malu dengan tubuhnya yang besar, ia justru sangat percaya diri dan disayang kedua orang tuanya.

Cindy sangat menyukai Candra tapi Candra tidak tau akan hal itu, karena yang Candra Rau Cindy terlalu cuek dengan keadaan sekitar.

Keesokan paginya

"Pagi pagi Tiara sudah bangun mungkin karena sudah terbiasa saat tinggal dengan sang Tante.

Tiara menuju dapur karena haus, saat minum Tiara melihat Alvaro yang baru akan turun dengan cepat Tiara membuatkan minum untuk Alvaro.

"Bi... tolong buatkan Ko.. eh dah jadi aja" ujar Alvaro yang baru saja minta kopi tapi sudah datang tanpa melihat siapa yang menyiapkan koi itu.

Saat Alvaro meminumnya iya merasakan perbedaan dan enak, "Bi... kok kopinya beda, enak ini" ujar Alvaro lalu meminum kembali kopinya.

"Syukurlah jika papi suka dan merasa enak" jawab Tiara yang ada di sebelah Alvaro dengan senyumnya.

Sedangkan Alvaro yang mendengar itu membuatnya tersendak minumannya karena kaget.

Bersambung