Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Prang!
Elara sampai bangkit dari duduknya saat Elana melemparkan gelas ke lantai dan menimbulkan bunyi nyaring. Setelah apa yang Elana lakukan, ia meringkuk di sisi ranjang dengan wajah yang berubah pucat.
"Lan, ada apa?" Elara tentu saja panik melihat apa yang kembarannya lakukan. Elara melihat Suster. "Ada apa ini, Sus?"
"Maaf Mbak, harap tidak menyebutkan nama laki-laki manapun di depan pasien, karena pasien pasti akan ketakutan." Perawat tersebut langsung keluar ruangan untuk meminta bantuan rekannya untuk menenangkan Elana. Sementara Elara menatap sedih pada sang kembaran.
...•••***•••...
"Lan, kau kemana kemarin? Apa kau sakit lagi?" tanya Feli. Saat ini, mereka bertiga sedang duduk di halaman sekolah.
"Tidak, kemarin aku pulang ke Bandung. Ada keperluan mendadak."
"Syukurlah, kami pikir kau kenapa napa." Feli dan Chelsea menarik napas lega setelah mendengar penjelasan Elara.
"Oh iya Lan, kemarin Kenzie mencarimu." ucap Chelsea.
"Kenzie? Untuk apa dia mencariku?"
"Mungkin rindu," cetus Feli.
Elara tidak lagi menanggapi ucapan Feli. Sebab, Kenzie adalah target yang ia curigai sebagai pemerk*sa Elana, jadi ia akan memasang kewaspadaan terhadap Kenzie.
"Hai," Langit tiba-tiba datang dan mengulurkan tangan kepada Elara. "Boleh kenalan?"
Elara menyipitkan mata melihat tingkah Langit. Tapi tak urung, ia tetap menerima uluran tangan Langit. "Elana." ucapnya.
"Mutiara Langit." Langit menyebutkan namanya.
"Oh, Muti." angguk Elara.
"Muti?"
"Hm, nama panggilanmu Muti, 'kan?"
"What?"
Langit sampai tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan Elara. Sementara Feli dan Chelsea mati-matian menahan tawa mereka saat mendengar Elara memanggil Langit dengan panggilan Muti.
"Panggil saja Langit," ucap Langit akhirnya. "Oh iya, apa nanti malam kau free?"
"Kenapa?"
"Aku ingin mengajakmu keluar."
"Maaf aku—"
Byur!
"Gatal!" Siena melempar gelas yang barusaja ia gunakan untuk mengguyur Elara.
Elara bangkit dari duduknya dan mengusap bajunya yang basah. Setelah itu, ia langsung berlari menuju toilet, sebab pakaian dalamnya sedikit menerawang akibat baju seragamnya basah. Langit yang melihat keadaan Elara berniat menyusulnya, tetapi Siena langsung mencekal pergelangan tangannya.
"Kalau kau pergi, kita putus!" ancam Siena.
Langit melepas cekalan tangan Siena, dan langsung menyusul Elara. Siena menatap tak percaya dan menghentakkan kakinya kesal karena Langit lebih memilih Elara daripada dirinya. Sementara itu, Kenzie yang tadi juga menyaksikan apa yang terjadi pada Elara akhirnya ikut menyusul Elara. Langit masuk ke dalam toilet dengan membawakan handuk kecil, sementara Kenzie membawakan seragam ganti. Sementara itu, para sahabat dari Elana, Langit dan Kenzie berdiri di depan toilet.
"Menurut kalian, siapa yang akan dipilih Elana?" tanya Juna.
"Sudah pasti Bosku." jawab Sam tanpa menatap Juna.
"Menurut kalian berdua?" Juna meminta pendapat Feli dan Chelsea.
"Yang pasti bukan kau!" jawab Feli ketus.
"Hahaha... Ya musibah besar kalau sampai Elana memilih dia." timpal Sam.
"Diam kau. Justru akan lebih musibah kalau Elana memilihmu!" ucap Feli lagi.
"Hahaha... Memang dasar pembawa musibah." ledek Juna.
"Kau lebih musibah." balas Sam tak mau kalah.
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
"Diam atau aku rontokan gigi kalian!" gertak Feli. Seketika, Sam dan Juna langsung membungkam mulut mereka.
Jika di luar toilet para sahabat dari Elana, Langit dan Kenzie sedang terjadi keriuhan. Maka yang terjadi di dalam toilet justru kebalikannya. Elara menatap heran pada Kenzie dan Langit yang menyusulnya sampai ke dalam toilet.
"Kenapa kalian ke sini?"
Kenzie mengambil handuk dari tangan Langit. "Ini, keringkan badanmu, setelah itu ganti baju dengan yang ini, kalau tidak kau akan sakit nanti." Kenzie menyerahkan baju dan handuk ke tangan Elara.
"Ya sudah, kalian keluar dulu."
Kenzie dan Langit keluar dari toilet dan bergabung bersama para sahabat mereka. Mereka semua menanti Elara keluar.
"Sebuah rekor baru tercipta. Ketua Geng Atlantis dan ketua Geng Ganstar memperebutkan satu wanita." ucap Juna. Juna melirik ke arah Sam. "Kita taruhan, aku memegang Kenzie."
"Aku tentu saja memegang Bosku." jawab Sam tak mau kalah.
"Deal, ya?"
"Deal."
Elara keluar dari toilet dengan pakaian yang sudah berganti. Ia melihat semua yang ada di depan toilet satu persatu. Setelah itu, tanpa banyak kata ia langsung pergi dari sana, diikuti Feli dan Chelsea.
"Yah... Ternyata seri pemirsa." ucap Juna dan sam lemas.
...•••***•••...
Waktu pulang sekolah tiba. Elara bersama Feli dan Chelsea menuju area parkir. Saat sudah hampir dekat dengan parkir, mereka melihat Siena yang tengah berjongkok di dekat motor Elara.
"Apa yang kau lakukan?"
Siena langsung berdiri saat mendengar suara Elara. "Tidak ada." Setelah mengatakan alasan tidak masuk akal itu, Siena pergi begitu saja.
Elara tidak sepenuhnya percaya pada ucapan Siena, akhirnya ia meneliti motornya demi memastikan apa yang Siena lakukan tadi. Saat meneliti motornya, Elara melihat tali rem yang sudah putus.
"Kenapa, Lan?" tanya Feli.
"Tali remnya diputus."
"Kurang ajar! Kita laporkan saja dia ke Polisi."
"Tidak, biarkan saja."
"Tapi dia bisa terus-terusan mengganggumu, Lan."
"Tidak, aku akan menjamin itu."
Feli akhirnya meyerah dan menuruti kemauan Elara yang menolak melaporkan Siena ke Polisi. Sementara Elara sendiri sengaja tidak melaporkan Siena, sebab ia ingin melihat senekad apa Siena selanjutnya.
"Ada apa?" tanya Langit yang kini mendekati Elara dan teman-temannya.
"Rem motor Elana diputus." jawab Feli.
"Siapa yang melakukannya?"
"Sie—"
"Tidak tahu," Elara langsung memotong ucapan Feli. Ia tidak mau sampai Langit tahu bahwa Siena yang melakukan ini.
"Jo, kau caritahu siapa yang melakukan ini." perintah Langit pada Jojo.
"Tidak perlu, biarkan saja."
"Kenapa?"
"Tidak penting."
...•••***•••...
Elara duduk di meja belajar Elana. Di depannya terdapat foto Siena dan Kenzie. Ia memindai foto dua orang itu.
"Kenzie sudah aku tetapkan sebagai tersangka. Lalu, apakah Siena juga harus aku curigai juga? Dia bisa saja menyuruh orang melakukan peleceh*n pada Elana, 'kan? Karena sejak awal masuk ke sekolah itu, Kakak kelas satu ini selalu membuliku. Bahkan tadi dia juga merusak rem motorku. Ya, aku harus mengawasi dia."
Dring... Dring...
Elara melihat ponselnya yang menampilkan nomor tidak dikenal. Elara sedikit menimbang untuk menjawab panggilan tersebut atau tidak, tetapi setelah mempertimbangkan, akhirnya ia memilih mengangkat panggilannya.
"Halo?"
"Hai, aku ada di bawah. Coba lihat ke gerbang."
Elara menyingkap gorden dan mendapati Langit di depan gerbang yang tengah menatap ke arah kamarnya. "Kenapa kau ke sini?"
"Bisa turun sebentar? Aku ingin bicara." Bukannya menjawab pertanyaan Elara, Langit justru meminta Elara turun.
Elara menutup gorden dan langsung turun ke bawah menemui Langit. "Ada apa?" tanyanya setelah berada di dekat Langit.
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan."
"Aku tidak mau."
"Tapi sayangnya aku suka memaksa." Langit langsung memakaikan helm ke kepala Elara tanpa mendengar jawaban Elara lagi.
"Langit, aku—"
"Ayo naik." Langit menuntun Elara mendekati motornya, dan mau tak mau akhirnya Elara menuruti keinginan Langit untuk naik ke atas motornya.
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪
masih belum ada titik terang siapa yg memperkosa elana...