Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Dani
Keesokan harinya setelah sarapan, Dani memeriksa tas kerjanya. Hari ini dia memutuskan untuk memutuskan untuk kembali ke perusahaan. Setelah apa yang terjadi kemarin, Dani memutuskan untuk segera menemui pengacaranya untuk membahas tentang perceraian nya.
"Kupikir kau akan tetap di rumah satu hari lagi bersamaku," Clara menegurnya.
"Aku perlu mengurus beberapa hal dan aku juga harus berbicara dengan pengacaraku." Jawab Dani acuh tak acuh sambil membaca beberapa dokumen.
"Baiklah kalau memang seperti itu. Tapi, kurasa aku akan bosan berada di rumah saja sampai kau kembali sayang." Kata Clara.
"Kau boleh pergi belanja, aku akan meninggalkan kartu kredit untukmu. Kamu bisa berbelanja sambil belajar memasak selagi aku tidak ada di rumah. Aku bosan makan sushi, aku takut aku akan berubah menjadi kucing." Kata Dani bercanda.
"Kau tahu betul kalau aku tidak bisa memasak." Jawab Clara dengan kesal.
"Kalau begitu, carilah seseorang yang bisa melakukannya. Aku tidak mau terus-terusan memakan makanan yang dikemas dalam kotak kardus. Hubungi agen penyedia asisten rumah tangga dan minta mereka mengirimkan seseorang untuk membantumu di rumah ini." Ucap Dani.
"Baiklah, aku akan menelepon mereka nanti." Kata Clara.
Dani lalu mencium Clara, kemudian pergi ke tempat yang akan menjadi ruang kerja barunya. Dia lalu membuka brankas kecil dan mengambil kartu kredit yang akan diberikan untuk Clara. Setelah itu Dani mengucapkan selamat tinggal padanya dan bergegas berangkat kerja.
...****************...
Di tempat lain, Aris sedang berlari bolak-balik menyelesaikan semua urusannya sebelum menuju bandara.
Dia harus pergi ke luar daerah, karena salah satu serialnya yang sedang difilmkan di sana bermasalah dengan salah satu penulisnya, entah mengapa nama Aleya muncul di benaknya.
Aldi dulu punya ide bagus untuk menjadikan Aleya penulis naskah serial nya. Tapi, bagi Aris mempercayakan tanggung jawab seperti itu pada Aleya akan terlalu berat untuknya. Selain itu, Aris ingat bahwa Aleya telah meminta izin padanya untuk tidak masuk kerja karena dia punya masalah keluarga.
Aris tengah menandatangani sebuah dokumen yang terakhir sebelum dia meninggalkan kota selama beberapa hari.
"Elma, tolong telepon Aleya dan coba hubungi sampai dia menjawab panggilan mu." Kata Aris kepada sekretarisnya.
Beberapa menit kemudian Aris mendengar suara Elma di telepon.
"Pak Aris, Aleya ada di saluran dua." Ucap Elma.
"Aleya, ada kendala saat syuting di Bali. Jadi aku ingin kau menemui ku di sana segera setelah masalah keluargamu terselesaikan." Ucap Aris memberitahu Aleya.
"Saya memang berencana terbang ke Jakarta hari ini, kebetulan urusan saya di rumah sudah selesai." Ucap Aleya.
"Di mana kau saat ini?" Tanya Aris.
"Di Surabaya Pak, penerbangan saya berangkat pukul 3:00 sore ke Jakarta." Jawab Aleya.
"Jangan kembali ke Jakarta. Tunggu saja aku di Surabaya. Aku akan tiba pukul empat sore, kita akan langsung ke Bali." Ucap Aldi memberitahu Aleya.
"Baiklah Pak, saya akan menemui Bapak di bandara." Jawab Aleya.
Santi memandang putrinya yang tengah menelepon dan tampak khawatir tentang sesuatu.
"Aleya sayang, ada apa?" Santi bertanya sambil menyajikan sarapan untuk mereka.
"Tidak ada, apa-apa Ma. Sepertinya bos ku sedang ada masalah di salah satu produksi film nya dan dia ingin aku untuk menemaninya. Sebenarnya yang aku khawatirkan adalah itu." Jawab Aleya.
"Apakah dia seorang lelaki tua yang suka bergaul dengan gadis-gadis muda?" Tanya Amanda.
"Amanda...!" Seru Santi memarahi Amanda. "Aleya, apa Bos mu itu tidak baik padamu sayang?" Tanya Santi.
"Tidak, Ma. Pak Aris sangat baik padaku. Tapi, apa yang dikatakan Amanda memang benar. Dia telah berhubungan dengan sebagian besar aktris cantik ibu kota yang dia sukai." Ujar Aleya.
"Sudah ku bilang, aku benar bukan? Para pria tua memang seperti itu. Tidak bisa menahan diri dari godaan daun muda." Kata Amanda.
Santi tidak dapat menahan senyum, dia lalu mencium kepala putrinya.
"Selesaikan sarapan kalian dengan lebih baik." Ucap Santi.
Santi lalu kembali menatap Aleya.
"Jadi apa yang kau khawatirkan. Jika dia memang bersikap baik padamu." Ucap Santi.
Aleya terdengar menghela nafas panjang.
"Huffftt... Aku siap untuk menjalani semuanya." Ucap Aleya.
"Tentu saja. Kau harus selalu bersemangat dengan apa yang kau lakukan." Ucap Santi.
"Aku harap begitu, Ma. Oh iya Ma, aku tidak membawa banyak pakaian saat datang kesini kemarin. Apa Mama keberatan kalau aku mengambil sesuatu dari lemari Mama untuk aku pakai?" Tanya Aleya.
"Ambil saja apapun yang kau mau sayang. Meskipun Mama rasa bahwa Mama tidak punya banyak pakaian yang cocok untuk dikenakan oleh seorang gadis muda sepertimu." Kata Santi.
"Tentu saja Mama punya banyak yang bisa aku pakai. Aku suka kemeja, sweater, dan blazer Mama. Aku harus pergi ke mall untuk membeli beberapa barang." Ucap Aleya.
"Mama akan memberikan uang belanja untukmu." Kata Santi.
"Tidak perlu Ma. Beneran deh. Ngomong-ngomong, apa Mama sudah tahu apa yang akan Papa berikan kepada Mama sebagai gono-gini?" Tanya Aleya.
"Dia memberikan beberapa kertas untuk Mama. Tapi Mama belum membacanya," kata Santi.
"Mama bahkan harus berkonsultasi dengan pengacara." Jawab Aleya.
"Aku tidak akan melawan Papamu demi uang," kata Santi.
"Ini bukan untuk saling lawan melawan Ma. Tapi ini untuk kebaikan Mama juga." Ucap Amanda.
"Itu benar, lagi pula bukankah dulu Mama sebenarnya bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Tapi Mama harus berhenti bekerja saat aku lahir. Mama melayani Papa sepenuhnya. Jadi sudah seharusnya Papa memberikan apa yang pantas Mama dapatkan." Ucap Aleya.
"Jangan khawatir sayang. Mama akan mencari pengacara." Balas Santi.
...****************...
Dani Prasetya sedang berada di kantornya dan tengah berbicara dengan pengacaranya membahas tentang perceraiannya.
"Tapi Dani, aku sarankan agar kau tidak mengungkap perselingkuhanmu, karena itu bisa merugikan dirimu sendiri." Kata Robby Anggara, sang pengacara.
"Apa kau pikir aku mau melakukannya dengan sengaja? Kedua putriku datang ke apartemenku dan mengetahui semuanya. Jadi kesepakatannya tetap sama, aku tidak akan memberikan sepeser pun lagi untuk mereka berdua. Jika Santi tidak menerima semua ini, kita bisa menyelesaikan semuanya di pengadilan!" Jawab Dani dengan wajah serius.
"Mungkin sebaiknya kau pikirkan lagi. Akan lebih baik jika kau selesaikan masalah ini dengan baik-baik dengan Santi. Kalian akan tetap bertemu nantinya meskipun anak-anak kalian sudah dewasa. Ingat, nantinya kedua putrimu akan menikah, dan mereka akan tetap membutuhkan dirimu." Ucap Robby.
"Sudah ku katakan, aku tidak akan memberikan sepeser pun lagi untuk mereka." Ulang Dani Prasetya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menelepon Santi dan memberitahunya." Jawab Robby.
Bersambung....
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)