Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK BISA FOKUS
"Ada apa dengan ku," ucap Duke Lucas, mengacak-acak rambut nya frustasi.
Hah....
Duke Lucas menghela nafas nya panjang dan kembali duduk di kursi kerja nya, tangan nya mulai meraih satu buah perkamen yang belum dia lihat.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Seberapa keras pun Duke Lucas berusaha untuk fokus, tetap saja tidak bisa, bayangan Jasmine terus berputar-putar di kepala nya, beberapa laporan penting dari perbatasan, hanya menjadi coretan tidak berarti dimata Duke Lucas, dan perhitungan strategi militer yang biasa dia kuasai tanpa celah, kini terasa kabur.
Tatapan mata nya yang dingin!
Wajah cantik nya yang terkena sinar matahari!
Gerakan nya yang terlihat sangat luwes dan penuh perhitungan!
Semua bayangan tentang Jasmine terus berputar seperti kaset rusak di kepala Duke Lucas.
BRAK
"Kenapa? Kenapa kamu terus menganggu ku!" ucap Duke Lucas, menggebrak meja kerja nya.
"Siapa kamu sebenarnya..." ucap Duke Lucas, dengan suara serak nya.
Hah....
Duke Lucas mengacak-acak rambut nya dan menghela nafas nya kasar, dia tidak mengerti ada apa dengan dirinya, kenapa dirinya bisa se kacau ini, hanya karena pertemuan singkat dengan seorang gadis.
Ini adalah kali pertama nya, pikiran seorang Duke Lucas di buat berantakan dan kacau oleh seorang perempuan.
Selama beberapa hari ini Duke Lucas hampir gila, karena berperang dengan pikiran nya sendiri yang tidak sejalan, dia benar-benar tidak mengerti, selama ini dirinya sendiri yang mengendalikan hidup nya, tegas, dingin dan terencana, semua berjalan tanpa emosi di dalam nya.
Emosi adalah kelemahan, dan seorang Duke Lucas Alistair tidak pernah memiliki kelemahan, seperti yang orang luar kenal, hidup Duke Lucas nyaris sempurna, dingin dan tegas, bahkan dia adalah orang yang paling di hormati dan di takuti di kerajaan Harper, setelah Raja Reifan.
Tapi sekarang, hanya memikirkan seorang perempuan, mampu membuat dunia Duke Lucas yang semua tenang, hampir menjadi berantakan.
Bayangan Jasmine yang tiba-tiba datang menyelamatkan nya dari musuh nya, berhasil merobohkan dinding es di hati Duke Lucas.
Setiap gerakan Jasmine yang bertarung, menendang salah satu pria di hutan waktu itu, masih tersimpan jelas di ingatan Duke Lucas.
"Gadis kecil yang pemberani," batin Duke Lucas, menarik garis senyum tipis nya.
Duke Lucas merogoh saku jubah nya, mengambil secarik kain berwarna krem, milik Jasmine.
"Aku harap kita bisa bertemu lagi, Nona hutan," gumam Duke Lucas, mengelus kain itu dengan lembut, layaknya barang paling berharga.
"Siapapun kamu, pasti aku mengetahui nya," batin Duke Lucas, tersenyum miring.
Tok
Tok
Tok
Saat Duke Lucas masih memikirkan Nona hutan nya, tiba-tiba pintu ruang kerja nya di ketuk dari luar.
"Ck, menganggu saja," gumam Duke Lucas, berdecak kesal.
Tok
Tok
Tok
Sebelum mempersilahkan orang yang mengetuk pintu nya untuk masuk ke dalam ruang kerja nya, Duke Lucas kembali menyimpan secarik kain itu di dalam saku jubah nya, dan merubah raut wajah nya, seperti biasa nya, datar dan dingin.
"Masuk!"
Ceklekk
Pintu ruang kerja Duke Lucas terbuka, dan ternyata orang yang datang adalah tangan kanan nya. Ethan.
"Salam Yang Mulia Duke," ucap Ethan, menundukkan kepalanya, hormat.
"Hem"
Gumam Duke Lucas, dengan raut wajah dingin nya.
"Maaf Yang Mulia, Saya baru saja mendapatkan laporan bahwa di desa B mengalami kebanjiran, dan juga longsor, banyak rumah warga yang hancur," ucap Ethan, memberikan laporan.
"Bagaimana keadaan mereka sekarang?" tanya Duke Lucas, menegakan tubuhnya.
"Infomasi terbaru yang Saya dapat, ada beberapa yang berhasil selamat, dan ada juga yang hilang terbawa arus," jawab Ethan, menyerahkan laporan yang dia terima.
Duke Lucas langsung membaca laporan itu, raut wajah nya yang datar terlihat mengeras kan rahangnya, saat membaca beberapa ada cukup banyak korban jiwa.
"Segera evakuasi tempat kejadian, kirimkan bantuan untuk mereka!" perintah Duke Lucas, tegas.
"Baik Duke," jawab Ethan, mengangguk kan kepala nya, paham.
"Siapkan semua nya, aku akan pergi untuk melihat langsung!" ucap Duke Lucas, berdiri dari kursi kerjanya.
"Tapi Duke-"
Ethan tidak berani melanjut ucapan nya, saat melihat tatapan tajam dari Duke Lucas.
"Sekarang Ethan!" perintah Duke Lucas, tegas tanpa mau di bantah.
"Baik Duke," jawab Ethan, tidak berani protes lagi.
Duke Lucas keluar dari ruang kerja nya, di ikuti oleh Ethan di belakang nya, seperti yang Duke Lucas katakan, mereka akan pergi ke desa B, untuk melihat keadaan di sana.
"Lucas!"
Panggil Nyonya Kimberly, saat Duke Lucas berjalan melewati ruang keluarga.
Nyonya Kimberly yang sedang menikmati waktu sorenya dengan membaca buku dan di temani secangkir teh dan kudapan, langsung menutup buku nya, dan beranjak berjalan ke arah Duke Lucas.
Cup
"Salam Ibunda," ucap Duke Lucas, mencium punggung tangan ibunya.
Salam Nyonya," ucap Ethan, menunduk kan kepala nya, sopan.
Nyonya Kimberly hanya mengangguk kan kepala nya, menatap mereka berdua dengan alis mengkerut.
"Kalian mau kemana? Kenapa terlihat sangat buru-buru?" tanya Nyonya Kimberly, melihat Duke Lucas dan Ethan.
Ethan tidak berani menjawab, dia hanya menunduk kan kepala nya.
"Lucas!" ucap Nyonya Kimberly, karena tidak mendapatkan jawaban.
"Di desa B terkena bencana banjir, aku akan pergi kesana," jawab Lucas, singkat.
Nyonya Kimberly semakin mengerutkan keningnya, saat mendengar jawaban dari Putra dingin nya itu.
"Kenapa tidak kamu kirimkan saja para prajurit untuk mengurus nya, kamu tidak perlu datang langsung ke sana Lucas," ucap Nyonya Kimberly, tidak setuju.
Bukan nya apa, Nyonya Kimberly tentu saja tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi pada Duke Lucas, mengingat sebentar lagi Putra nya akan menikah.
"Tidak! Aku harus melihat nya langsung," ucap Duke Lucas, menggeleng kan kepala nya.
"Tapi-"
"Biarkan saja Lucas pergi Sayang, ini adalah tugas nya, sudah seharusnya dia pergi untuk melihat keadaan di sana," ucap Tuan Steven yang tiba-tiba, datang.
Cup
Tanpa rasa malu, pria paruh baya itu dengan mencium pipi Nyonya Kimberly.
"Kau sudah datang," ucap Nyonya Kimberly, sudah biasa dengan kelakuan tidak tahu malu dari suami nya itu.
"Hem"
Jawab Tuan Steven, membawa Nyonya Kimberly ke dalam pelukannya.
Cup
"Aku merindukan mu, Sayang," ucap Tuan Steven, mencium pucuk kepala Nyonya Kimberly.
Benar-benar pria tua yang tidak tahu malu, pikir Duke Lucas, jengan dengan kelakuan Ayahnya.
Duke Lucas memutar bola matanya malas, saat melihat Ayahnya, pemandangan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari untuk dirinya dan juga seluruh penghuni kediaman Alistair.
"Kau benar-benar tidak tahu malu pak tua," ucap Duke Lucas, berdecak kesal.
"Kenapa? Apa kau iri bocah? Tenang saja sebentar lagi kau juga akan memiliki istri," jawab Tuan Steven, tersenyum miring.
lanjut up lagi thor