(Cerita dewasa🌶️)
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 08¹
...Kesedihan mencengkeram hati Silvia di apartemen barunya, membuatnya menangis hingga tertidur lelap, larut dalam mimpi yang mungkin lebih indah dari kenyataan....
"Mama... Mama! Bangun, yuk!" seru suara kecil penuh semangat, menggoyangkan tubuh Silvia dengan lembut.
...Silvia mengerjapkan mata, disambut oleh wajah seorang bocah laki-laki dengan mata sebiru samudra. Bulu mata yang melengkung indah membingkai matanya, hidungnya kecil namun mancung, dan senyumnya yang polos membuat Silvia merasakan gelombang kelembutan, hingga ia mencubit pipi bulat anak itu dengan gemas....
"Kedua orang tuamu di mana, Sayang?" tanya Silvia, senyum bahagia terpancar dari matanya.
"Dia putra kita, Cintaku," jawab suara berat yang begitu dikenalnya, menyentuh relung hatinya dan membuatnya terpaku di tempatnya berdiri.
"Carlos..." desis Silvia pelan, jantungnya berdebar kencang saat ia menoleh mencari pemilik suara itu.
"Ya, ini aku, kasih," sahut Carlos lembut, membuka kedua lengannya lebar, menanti kedatangannya.
...Seketika, air mata Silvia tumpah ruah. Tanpa ragu, ia bangkit dan berlari secepat kilat menuju Carlos, memeluknya erat seolah tak ingin melepaskannya lagi....
"Aku rindu sekali padamu, Carlos... Hiks... Hiks... Hiks." Isak tangis Silvia terdengar pilu.
"Sudah, sudah, Sayang... jangan menangis. Kamu tahu kan, air matamu adalah kelemahanku," ucap Carlos sambil terkekeh pelan, memeluk Silvia erat-erat.
"Tolong jangan pergi lagi, aku mohon, Carlos," pinta Silvia dengan nada memelas.
"Maafkan aku, Sayang. Kita sudah berada di alam yang berbeda, jadi aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Tapi ketahuilah, aku dan putra kita akan selalu merindukanmu," jawab Carlos lembut, namun ada kesedihan yang mendalam dalam suaranya.
"Kau jahat, Carlos," isak Silvia, kembali menangis dan memukul pelan dada bidang Carlos dengan tangannya yang gemetar.
"Nak," panggil suara lembut dari arah belakang mereka.
...Silvia segera melepaskan pelukannya dari Carlos dan menoleh ke arah suara itu....
"Mama, Papa... Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Silvia dengan wajah penuh kebingungan menatap kedua orang tua angkatnya.
"Bukan hanya kami, Sayang. Ada yang lain juga di sini," ucap Ibu angkat Silvia sambil tersenyum tulus pada Silvia, namun pandangannya sekejap menghindari Carlos, menantunya.
"Bukan cuman kami saja, ada yang lain juga disini," tambah Ibu angkat Silvia.
"Ada kejutan lain," imbuh Ibu angkat Silvia, tersenyum misterius.
... Seketika, muncul pria dan wanita paruh baya di hadapan Silvia, tersenyum penuh kehangatan. Silvia tertegun, menatap mereka dengan tatapan bertanya....
"Mama... Kenapa dia mirip aku?" tanya Silvia, menunjuk pria itu.
"Itu ayah kandungmu, Sayang. Dan itu ibumu," jawab Ibu angkat Silvia.
...Air mata haru mengalir di pipi Silvia saat menatap kedua orang tua kandungnya. Mereka berpelukan erat, meluapkan kerinduan yang membuncah. Namun, kebahagiaan itu terpotong oleh......
"Silvia, aku perlu bicara," ucap Carlos tiba-tiba, menatapnya dengan rasa bersalah.
"Iya, katakanlah."
"Sebenarnya selama ini, aku-"
"Sayang, ini sudah waktunya kamu kembali," sela Ibu angkat Silvia dengan nada lembut namun tegas.
"Tidak! Aku tidak mau pergi! Aku ingin tetap di sini bersama kalian semua," tolak Silvia dengan isak tangis, menggenggam erat tangan Ibu angkatnya.
"Silvia, tolong jangan mempersulit, Nak. Kami mohon," timpal Ayah angkat Silvia, ikut membujuk dengan suara penuh kasih.
...Dengan berat hati, Silvia mengangguk pasrah. Perlahan, ia melepaskan genggamannya dan membiarkan mereka semua berjalan menuju cahaya putih yang memancar semakin terang, hingga menghilang ditelannya....
"Papa... Mama... Carlos, dan putraku sayang, aku akan selalu merindukan kalian," bisik Silvia dengan suara tercekat, menatap nanar ke arah cahaya putih yang perlahan memudar, air matanya terus mengalir tanpa bisa dibendung. Ia belum siap untuk ditinggalkan oleh seluruh keluarga yang kini hanya tinggal kenangan.
...Beberapa saat berlalu, hingga akhirnya Silvia tersentak bangun dari tidurnya. Ia terduduk di tepi ranjang, kembali terisak seorang diri di apartemen barunya yang gelap dan sunyi. Hatinya terasa hancur berkeping-keping oleh kehilangan seluruh keluarganya. Kini, ia benar-benar sebatang kara di dunia ini....
"Apa yang harus kulakukan? Aku hilang arah tanpa kalian..." lirih Silvia, memeluk erat kedua lututnya, tangisnya pilu memecah keheningan.
...Satu jam berlalu dalam kesunyian kamar yang dingin, Silvia duduk terdiam di atas kasur, pikirannya berkecamuk. Ia mencoba memutar otaknya dengan keras, mencari cara untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah merenggut nyawa keluarganya. Dendam itu kini menjadi bara yang membakar jiwanya....
"Aku tidak boleh larut dalam kesedihan. Aku harus bangkit, aku pasti bisa," ucap Silvia dengan suara bergetar namun penuh tekad, menyeka air matanya dengan kasar.
...Silvia segera bangkit dari ranjang, meraih buku catatan, laptop, dan pena. Dengan gigih, ia mulai menelusuri setiap berita dan media sosial yang berkaitan dengan Tamara. Tekad balas dendam Silvia kini membara lebih hebat dari sebelumnya, menjadi api dingin yang membakar hatinya....
...Setelah mencatat semua informasi yang ia kumpulkan, Silvia menempelkannya di dinding kamar apartemennya. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum dingin yang mencerminkan kepuasan atas rencananya yang mulai terbentuk....
"Aku akan memulainya denganmu, Tamara," gumam Silvia dengan senyum sinis yang mengisyaratkan bahaya.
...Semua langkah telah tersusun rapi dalam benaknya. Kini, Silvia hanya perlu mencari cara untuk pergi ke negara A, tempat Tamara berada. Setelah urusannya dengan Tamara selesai, ia akan melanjutkan ke negara X untuk menuntaskan dendamnya pada yang lain....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Di mansion)...
...Malam semakin larut. Namun, tidak ada tanda-tanda kemunculan Silvia, membuat Leon mendengus frustrasi sambil meraih ponselnya untuk menghubungi asistennya....
"Halo, selamat malam, Tuan," jawab asisten Leon dari ujung telepon.
"Cepat lacak keberadaan Silviana," perintah Leon dengan nada tegas.
"Baik, Tuan."
...Leon memutus panggilan, lalu berdiri membeku di tempatnya, tatapannya kosong menerawang ke arah taman mansion yang gelap melalui jendela kamarnya....
"Apa yang sebenarnya kulakukan? Bukankah aku sangat membenci Silviana?" gumam Leon, kebingungan melanda dirinya.
...Semalam suntuk, orang-orang suruhan Leon bersama asistennya mencari jejak Silvia. Namun, usaha mereka nihil. Kendala utama mereka adalah Leon tidak memiliki nomor telepon Silvia, sehingga pencarian mereka terhenti tanpa hasil....
...🔥🔥🔥🔥🔥...
...(Pagi harinya)...
...Tepat pukul 07:00 pagi, Silvia kembali ke mansion. Ia berpapasan dengan Leon yang sudah berpakaian rapi untuk bekerja, sedang duduk tenang di meja makan menikmati sarapannya....
"Dari mana saja kamu semalaman?" tanya Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari piring, menghentikan langkah Silvia.
"Bukan urusanmu," jawab Silvia ketus, lalu melanjutkan langkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Sepuluh menit kemudian, Silvia turun kembali dengan pakaian rapi.
"Apa pun yang kamu lakukan di luar sana, aku tidak peduli. Tapi ingat, jangan sampai kamu mencoreng nama baik keluarga ini," ujar Leon dengan nada dingin.
Silvia menghentikan langkahnya di tengah tangga, menoleh tajam ke arah Leon dengan tatapan penuh amarah yang tertahan.
"Tenang saja, Tuan Leon. Saya tahu batasan diri. Permisi."
...Silvia bergegas pergi dengan langkah penuh kekesalan, masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan mansion....
...Hari ini, Silvia berencana mencari pekerjaan. Ini adalah langkah awalnya untuk melancarkan aksi balas dendam tanpa sepengetahuan Leon dan yang lainnya. ...
(Bersambung)
Please Author,
jangan sampai Silvia/Silviana disekap atau dilecehkan sama di Pedro Blekok...