Kris selalu di bully disekolahnya karena tak hanya lemah dan anak panti tapi juga memiliki wajah dibawah rata-rata. Suatu hari ia mendapatkan sistem pilihan, dia harus memilih satu dari dua pilihan setiap harinya. Mampukah Kris menjadi orang kuat dan kaya raya seperti impiannya dengan adanya sistem ditubuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irfan Sajilie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Pulang
Kris saat ini sedang berbaring di ranjang tingkat bersama adik-adiknya yang lain, saat matanya terpejam tiba-tiba ia terbangun karena merasa ada sosok kecil yang memeluknya.
''Rara'' ucap Kris saat melihat orang yang memeluknya sekarang adalah Rara, si gadis kecil yang cantik namun hatinya penuh dengan luka.
''kakak, apa Rara boleh tidur dengan kakak. Rara takut'' pinta Rara.
''tentu saja boleh, sini kakak peluk'' angguk Kris lalu menepuk-nepuk bahu Rara agar cepat tertidur hingga beberapa saat kemudian Rara terlelap tidur begitu juga dengan Kris.
Keesokan harinya, Kris terbangun saat ada yang menekan-nekan pipinya dan ternyata pelakunya adalah Rara dan Mail.
''kakak ayo bangun, jadi kita bisa jalan-jalan naik motor kakak'' ucap Mail dan diangguki oleh Rara.
''baiklah baiklah'' Kris turun dari ranjang lalu memasuki kamar mandi.
Didepan Kris saat ini layar hologram masih muncul karena ia belum memilih pilihan.
[sistem pilihan]
skil beladiri
skil bisa menggunakan semua senjata
Pilihan yang diberikan sistem membuat Kris membeku sebab lagi-lagi mendapat pilihan yang sangat sulit. Pilihan pertama sangat jelas hanya beladiri tanpa senjata sedangkan pilihan kedua bisa membuatnya menguasai semua jenis senjata namun tak akan terlalu berguna kalau tak menguasai beladiri kecuali senjata seperti pistol maupun panah yang bisa digunakan saat diam saja.
''yang pertama saja'' pilih Kris sebab pertarungan tangan kosong lebih baik karena ada kalanya ia tak memiliki senjata maupun senjatanya diambil musuh.
Seketika sebuah sinar memasuki kepala kris lalu berbagai keahlian beladiri memasuki pikirannya hingga membuat Kris hampir jatuh karena kepalanya terasa sangat sakit.
''uugghhhhh'' lenguh Kris sambil memegangi kepalanya, ia mencoba tak berteriak karena takut didengar ketiga bundanya hingga membuat mereka khawatir.
Lima menit kemudian rasa sakit itu hilang namun Kris sudah sangat lemah dengan tubuh yang dibanjiri keringat, ia pun mencoba berdiri dengan sekuat tenaga karena mendengar langkah kaki mendekat ke kamar mandi.
''Kris apa kamu masih lama?'' tanya sebuah suara yang tak lain adalah suara Angel.
''sebentar lagi Ngel'' jawab Kris mencoba seperti nada biasanya.
''baiklah tapi tolong cepat sedikit ya, anak-anak sudah menunggumu sarapan'' ucap Angel lalu segera pergi setelah mendapat jawaban iya dari Kris.
Kris pun segera mandi walaupun dengan tubuh yang terasa lemas hingga lima belas menit kemudian ia sudah rapi dan berjalan menuju ruang makan bersama.
''kok lama nak?'' tanya bunda Rita.
''kok wajah kamu pucat? kamu sakit nak?'' tanya bunda Wulan khawatir.
''tadi sakit perut bun, jadinya lama. Sekarang sudah agak baikan kok'' jawab Kris berbohong.
''syukurlah sudah agak baikan, nanti kalau sakit lagi bilang saja sama bunda'' ucap bunda Wulan.
''baik bunda'' angguk Kris.
Lalu mereka makan bersama dengan penuh suka cita.
'sudah lama aku tak merasakan kekeluargaan lagi karena tinggal sendiri' batin Kris sendu namun setelahnya tersenyum bahagia saat melihat betapa bahagianya para anak-anak panti saat dapat makanan enak.
Satu jam kemudian, Kris dan anak-anak sudah ada didepan halaman. Kris pun mulai membawa anak-anak panti keliling menggunakan motor. Sekali tarik, Kris membawa tiga sampai empat anak tergantung besar tubuh mereka.
Mereka sangat senang karena memang jarang naik motor dan saat pergi sekolah pun harus berjalan
'kalau aku sudah punya banyak uang, aku akan membeli mobil dan membawa mereka jalan-jalan. mereka pasti akan lebih senang' batin Kris.
Saat hari sudah siang, akhirnya semua anak sudah dibawa jalan-jalan oleh Kris hingga tiba-tiba gerobak es krim lewat.
''es krim'' lirih Rara.
Kris tersenyum menatap Rara yang pandangannya tertuju pada gerobak es krim lalu memanggil si penjual.
"Bang, tolong kemari"
''adik-adik mau es krim nggak?'' tawar Kris.
''MAUUUUU'' Teriak seluruh anak panti.
''ayo'' ajak Kris sambil menggendong Rara.
Seketika para anak-anak panti yang semula asik bermain, menyerbu Kris yang sudah lebih dulu sampai disamping gerobak es krim.
''bang berikan satu-satu pada mereka, nanti aku borong'' ucap Kris saat melihat si penjual es krim panik mau memberikan es krim yang mana.
Kris segera mengeluarkan uang merah sebanyak sepuluh lembar dan memberikannya pada si penjual es krim.
''cukup nggak bang?'' tanya jawab kris.
''cukup dek'' angguk si abang penjual es krim dengan cepat sebab semua es krim yang ia bawa tak akan sampai satu juta rupiah.
''bunda-bunda, Angel. Ayo kemari, kita makan es krim dulu'' ajak Kris.
Ketiga bunda dan Angel tersenyum dan segera menghampiri Kris dan semua anak panti.
Para anak panti mendapat satu es krim untuk setap anak dan sisa es krim yang tersisa akan ditaruh kedalam kulkas karena tak baik kalau makan es krim terlalu banyak.
''enak nggak Ra?'' tanya Kris pada Rara yang asik memakan es krimnya.
''enak'' jawab Rara, sekarang ia lebih banyak bicara dan tak terlalu pendiam lagi.
''kapan kamu pulang nak?'' tanya bunda Wulan yang tiba-tiba duduk disamping Rara dan Kris.
''mungkin setelah makan siang bunda'' jawab Kris.
Seketika wajah Rara kembali menunduk saat mendengar pertayaan bunda Wulan dan jawaban Kris.
Alasan Rara seperti itu diketahui Kris dan bunda wulan sehingga mereka juga ikut sedih.
''jangan pergi'' lirih Rara tiba-tiba, matanya sudah penuh air mata.
''dek kakak masih sekolah dan juga perlu kerja agar Rara bisa makan es krim dan pakai baju princess lagi. Kakak janji sabtu depan kakak akan kesini lagi dengan membawa banyak makanan. Kalau kakak tak sekolah dan kerja maka kita tak akan bisa makan enak lagi'' jelas Kris dengan penuh kelembutan.
''beneran sabtu depan kesini lagi?'' tanya Rara mengerti dengan apa yang dikatakan Kris.
''kakak janji'' jawab Kris lalu mengarahkan jari kelingkingnya kedepan Rara. Kris harus seperti anak kecil kalau berhadapan dengan anak kecil juga.
Rara mengaitkan jari kelingking ke jari kelingking Kris.
''nah sekarang ayo kita makan siang dan mengantarkan kak Kris pulang'' ajak bunda Wulan pada Rara dan yang lainnya.
Satu jam kemudian Kris sudah berdiri disamping motornya, dihadapannya ada anak-anak, Angel dan ketiga bunda panti.
''kakak'' teriak Rara lalu berlari dan memeluk Kris, setelahnya terdengar isakan tangis.
''jadilah putri yang baik hati dan teguh, oke'' ucap Kris sambil menghapus air mata Rara.
''hmm Rara janji kak'' angguk Rara.
''ayo berbari adik-adik'' pinta Kris lalu semua anak berbaris, satu persatu anak-anak memeluk Kris dan ternyata Kris memberikan satu lembar uang merah pada setiap anak.
''beli apa yang kalian inginkan dan jangan lupa ditabung ya'' ucap Kris pada semua anak panti.
''OKE KAK KRIS'' Jawab semua anak lalu Kris segera pergi dengan motornya menuju kota yang saat ini ia tinggali.
Kris sampai dilontarkannya saat hari sudah hampir gelap, akhirnya ia memilih berdiam diri di kamar kosannya karena sudah sangat lelah.