Di dunia kultivasi yang kejam bernama Benua Azure Langit, seorang pemuda desa bernama Lin Feng seumur hidup dianggap “sampah” karena dantian rusak yang membuatnya tak mampu menyerap Qi. Diejek, dikhianati, bahkan tunangannya membatalkan perjodohan demi masa depan yang lebih cerah.
Dari seorang anak desa yang terbuang hingga menjadi legenda yang ditakuti sekaligus dikagumi, Lin Feng berjuang membuktikan bahwa bahkan “daun kering” bisa menjadi pedang abadi yang membelah langit. Bersama Su Ling’er, ia menapaki jalan panjang menuju keabadian—jalan yang dipenuhi darah, air mata, tawa, dan cinta abadi yang tak pernah layu seperti bunga sakura es di puncak gunung suci.
Sebuah kisah epik xianxia klasik penuh aksi kultivasi, balas dendam yang memuaskan, romansa manis yang berkembang perlahan, serta perjalanan menjadi tak terkalahkan sambil melindungi orang yang dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michael Nero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Intrik Tersembunyi
Beberapa minggu setelah misi pertama, kehidupan di Sekte Pedang Langit mulai terasa seperti rutinitas yang menantang. Lin Feng menghabiskan pagi-pagi buta di paviliun latihan pribadinya, mempraktikkan Pedang Abadi Langit dengan lebih mendalam.
Teknik warisan Xuan Qing ini bukan sekadar kumpulan gerakan pedang; ia adalah sistem kultivasi lengkap yang menggabungkan pemurnian Qi, penguatan tubuh, dan pemahaman intent.
Tahap dasar teknik ini dibagi menjadi sembilan lapisan, masing-masing mewakili siklus musim yang berulang. Lapisan pertama, "Angin Musim Semi yang Membelah Kabut", fokus pada membersihkan meridian dengan menyerap Qi alami melalui pernapasan ritmis— tarik napas panjang selama tujuh detik untuk mengumpul Qi murni dari langit, hembuskan selama lima detik untuk membuang kotoran seperti racun atau energi kotor.
Efeknya, tubuh menjadi lebih lentur, seperti daun muda yang tahan angin kencang, dan intent pedang mulai terbentuk sebagai garis biru samar yang bisa memotong kabut atau ilusi ringan.
Lin Feng sudah mencapai lapisan ketiga, "Angin Musim Panas yang Membakar Jiwa", di mana Qi disalurkan ke dantian untuk dipadatkan menjadi benang-benang energi panas yang memperkuat otot dan tulang.
Proses ini memang menyakitkan seperti api yang membakar dari dalam, membakar lemak berlebih dan memadatkan daging hingga setara baja tempered. Tapi imbalannya luar biasa—kekuatan fisik naik dua kali lipat, dan tebasan pedangnya bisa meninggalkan bekas panas yang membara pada musuh.
Suatu pagi, saat ia sedang duduk bersila menyerap Qi matahari terbit, Elder Han muncul di depan paviliun. Wajahnya serius, tak seperti biasa.
“Lin Feng, kau dan Su Ling’er dipilih untuk menjalankan misi khusus. Ada laporan kalau penyusup dari Sekte Darah Iblis terlihat di perbatasan hutan. Mereka mencuri esensi darah dari desa-desa kecil. Kalian harus menyelidiki dan membasmi mereka jika perlu.”
Lin Feng bangkit, mengepalkan tangan dengan hormat. “Saya siap, Elder.”
Elder Han mengangguk. “Hati-hati. Teknik mereka kejam—mereka melakukan kultivasi dengan menyerap darah lawan, membuat Qi mereka beracun dan mampu beregenerasi dengan cepat. Gunakan intent pedangmu untuk memotong akarnya.”
Saat elder pergi, Lin Feng merasakan firasat buruk kalau ini bukanlah misi biasa.
Lin Feng dan Su Ling’er berangkat siang itu, menyusuri jalur rahasia ke perbatasan hutan. Udara semakin lembab disertai aroma tanah basah bercampur bau amis yang tak wajar—bau darah kering yang samar.
Mereka bergerak diam-diam, tapi romansa kecil mulai muncul di antara keheningan. Saat istirahat di tepi sungai, Su Ling’er duduk di batu licin, rambutnya sedikit basah oleh cipratan air.
“Teknik pedangmu itu bagaimana kau melatih kultivasinya? Aku lihat kemajuanmu seperti roket kembang api.”
Lin Feng duduk di sebelahnya, melempar batu kecil ke sungai yang memantul tiga kali.
“Ini warisan dari seorang senior. Ia mengajarkan padaku untuk fokus pada siklus alam—musim semi membersihkan, musim panas memanaskan, musim gugur memotong, musim dingin membekukan. Setiap lapisan membutuhkan pemahaman hati, bukan hanya Qi.”
Su Ling’er mendengarkan sambil memainkan jarinya di air. “Teknik es ku mirip seperti teknik mu, tapi lebih dingin. Akar roh esku butuh meditasi di tempat beku untuk menyerap Yin Qi, lalu memperkuat meridian dengan es murni hingga tubuh tahan racun dan panas. Tapi kadang proses itu membuatku merasa sepi.”
Lin Feng menatapnya lama, lalu menyentuh tangannya pelan— sentuhan hangat yang kontras dengan dinginnya kulit gadis itu.
“Kau tak sendirian lagi. Kalau kau mau kita bisa berkultivasi bersama, kita bisa menggabungkan teknikmu dan teknikku. Siapa tahu akan melahirkan sebuah teknik baru?”
Su Ling’er menarik tangan sambil tersenyum malu-malu, pipinya merona seperti bunga mawar yang mekar.
“Jangan mencoba menggodaku. Tapi sepertinya itu akan menjadi ide bagus. Nanti malam kita coba meditasi dual.”
Alih-alih menjawab, Lin Feng malah mencipratkan air sungai ke arah Su Ling'er. Gadis ganti membalas perbuatan Lin Feng. Mereka tertawa ringan, momen itu membuat hati mereka lebih dekat, seperti dua sungai yang bertemu menjadi satu aliran menuju ke tempat yang sama.
Tapi kedamaian rusak saat mereka tiba di desa pertama. Desa itu hancur, rumah-rumah terbakar, mayat penduduk tergeletak dengan tubuh yang menyisakan kulit yang dibalut tulang, seolah darah serta daging mereka disedot habis. Bau amis darah segar menusuk hidung.
Di tengah desa, tiga kultivator berjubah merah sedang menyiksa seorang petani terakhir. Salah satu dari mereka menusuk tangan korbannya dengan sebuah jarum hitam, menyerap darah merah petani itu yang berubah menjadi Qi hitam pekat di telapak tangannya.
“Teknik Darah Iblis—lapisan pertama, Penyedot Essensi,” gumam Su Ling’er dengan suara gemetar marah.
Lin Feng menggenggam pedang kayunya erat. “Waktunya membasmi mereka.”
Pertarungan mereka meledak tanpa aba-aba. Kultivator pertama, seorang pria kurus dengan mata merah darah, menerjang Lin Feng dengan cakar berdarah yang memanjang seperti pisau.
“Mati, anak sekte!”
Lin Feng segera menghindar, lalu menebas dengan lapisan ketiga Pedang Abadi Langit—angin panas membara menyapu, memotong lengan musuh itu rapi. Darah menyembur seperti lava, tapi musuh itu tertawa gila sambil beregenerasi. Dagingnya yang telah terpotong tumbuh kembali diikuti suara "crek-crek" mengerikan, ditopang Qi darah yang dicuri.
“Regenerasi Darah Iblis!” seru Su Ling’er sambil menghadapi musuh kedua.
Ia menebas dengan teknik esnya, membekukan kaki musuh hingga retak seperti kaca. Tapi musuh itu mematahkan kakinya sendiri, darah mengalir membentuk cambuk merah yang menyabet wajah gadis itu.
Su Ling’er mengelak, tapi cambuk itu menyentuh bahunya—luka robek dalam, darahnya mengucur deras, membuatnya tersandung kesakitan.
Melihat hal itu membuat Lin Feng marah besar. Ia melompat ke depan Su Ling’er, pedang kayunya mengalirkan suhu panas yang mengepul karena Qi musim panas. Ia langsung menerjang lalu menusuk dada musuh itu tepat di jantungnya, memutar gagang pedangnya kemudian menyalurkan Qi musim panas milik Lin Feng yang membuat jantung musuh itu hancur menjadi bubur darah yang meledak dari dalam.
Musuh ketiga— yang paling kuat di tahap Foundation awal, meraung dan melepaskan teknik utama. Darah Iblis Mengamuk—tubuhnya membengkak, vena-vena menonjol seperti ular merah, dan ia menerjang seperti monster. Tinjunya menghantam perut Lin Feng, mematahkan dua tulang rusuk dengan suara "krak" keras.
Darah Lin Feng muncrat, dan rasa sakitnya seperti ditusuk ribuan jarum. Tapi Lin Feng tak jatuh. Ia menyalurkan Qi-nya ke luka, menggunakan pemurnian tubuh dari tekniknya untuk menyembuhkan luka yang ia terima.
Dengan meraung, ia menebas leher musuh itu—hingga kepala sekte iblis itu terpisah dan berguling di tanah dengan mata yang masih berkedip ketakutan. Darah segar menyembur tinggi seperti air mancur, membasahi tanah yang berubah menjadi lumpur merah lengket.
Su Ling’er dengan susah payah menyelesaikan musuh terakhir dengan menusuk jantungnya, Qi es miliknya membekukan organ dalam musuh.
Sesaat setelah selesai menghabisi para musuh untuk waktu yang singkat mereka saling pandang satu sama lain sebelum mereka berdua akhirnya terjatuh ke tanah, terengah-engah dan berlumuran darah.
Dari tempat persembunyiannya yang entah ada dimana petani yang hampir kehilangan nyawanya tadi berlari dan mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka berdua sambil menangis terharu.
Lin Feng dan Su Ling'er hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Sekembalinya ke sekte malam itu, pasangan Lin Feng dan Su Ling'er segera melaporan hasil perburuan mereka kepada Elder Han. Setelahnya Lin Feng diajak oleh Su Ling'er ke paviliun nya untuk mengobati luka di kamar gadis itu. bCahaya lilin lembut menerangi ruangan, aroma obat herbal memenuhi udara yang membuat tubuh menjadi lebih rileks dan pikiran menjadi lebih tenang.
Su Ling’er membalut dada Lin Feng yang terluka dengan tangan gemetar. “Kau bodoh, kenapa kau melindungiku lagi? Sekarang lihat lukamu ini, begitu parah.”
Lin Feng menahan sakit sambil tersenyum. “Karena melihatmu terluka lebih sakit daripada ini. Lagipula, teknikku butuh ujian nyata. Teknik musim panas itu memang membakar, tapi juga menyembuhkan.”
Su Ling’er mendongak, mata mereka bertemu. “Jujur aku takut kehilanganmu tadi. Jadi , berjanjilah padaku apapun keadaan yang kau hadapi jangan sampai mati.”
Lin Feng menyentuh pipinya pelan, jempolnya menyeka noda darah kering. “Aku berjanji. Mari kita berkultivasi bersama mulai besok—gabungkan es dan pedang. Kita akan menjadi lebih kuat, bersama.”
Gadis itu bersandar di dadanya. Lin Feng merasakan pelukannya hangat meski auranya dingin.
“Baik… Feng gege.”
Mereka saling merangkul di bawah cahaya lilin, hati mereka mekar seperti bunga di musim semi— manis, penuh harapan, di tengah dunia kejam.
Tapi dari balik bayang-bayang sekte, Zhao Long mengawasi dari jauh, matanya penuh dendam.
“Lin Feng... kau akan bayar semuanya.”
jika berkenan mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB
saya suka...saya suka.../Drool//Drool/
Terima kasih banyak atas dukungan dan kesetiaan kalian dalam mengikuti novel ini.
Saat ini, novel sedang dalam proses revisi, khususnya pada segi kepenulisan dan ejaan, agar alur cerita menjadi lebih rapi, nyaman dibaca, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang perlu dipotong, diperbaiki, atau diganti, demi memperkuat cerita serta menjaga konsistensi plot.
Proses ini dilakukan agar pengalaman membaca kalian menjadi jauh lebih baik ke depannya. Mohon pengertiannya apabila ada perubahan pada beberapa bagian cerita.
Sekali lagi, terima kasih atas kesabaran dan dukungan kalian. Semoga versi revisi nanti bisa memberikan kesan yang lebih mendalam dan memuaskan. 🙏✨