Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan, Hazelle tidak ingin rumah tangga Kaivan dan istrinya yang kembali harmonis itu hancur karena dirinya.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Apakah Kaivan akan tahu jika Hazelle mengandung benihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Matahari mulai kembali ke peraduannya. Bertukar peran dengan lembayung senja yang menciptakan keindahan dan kedamaian semesta.
Hazelle menggeliat dari tidurnya, wanita cantik itu tertidur saat menghindari Kaivan yang ingin menemuinya siang tadi.
" Yaa ampun... aku ketiduran."
Hazelle bergegas turun ke bawah tanpa mengganti pakaiannya. Wanita cantik itu hanya mengenakan tanktop dan celana pendek di atas lututnya. Hazelle terbiasa berpakaian seperti itu saat berada di rumah.
"Zelo... Kamu di mana?"
Hazelle berteriak memanggil putranya, langkahnya yang tergesa hampir saja terpeleset saat menuruni anak tangga. Beruntung saja Hazelle masih bisa menjaga keseimbangannya.
"Huhhfff hampir saja!" Hazelle mengusap dadanya berulang-ulang untuk menetralisir keterkejutan nya.
"Mommy terpeleset lagi?"
Hazelle disambut tatapan tajam dari putranya begitu sampai di undakan tangga terakhirnya. Hazelle hanya menyengir menunjukkan deretan gigi rapinya.
Ini bukan pertama kalinya ibu satu anak itu hampir tergelincir dari tangga, hampir setiap hari Hazelle mengalami insiden seperti itu.
"Sorry, Son! Mommy buru-buru tadi," ucapnya beralasan. Hazelle menunjukkan wajah sesalnya pada sang putra.
"Ck! Mommy mau sampai kapan ceroboh seperti ini terus? Zelo gak bisa 24 jam jagain Mommy," omel Arzelo.
Seperti biasa, Arzelo akan mengomeli Mommynya seperti seorang ayah mengomeli putrinya. Hazelle bahkan sampai ingat setiap kalimat yang putranya itu ucapkan.
Arzelo sebenarnya meniru Zerga saat mengomeli Hazelle. Karena kecerobohan Mommynya itu terus berulang setiap harinya, sampai akhirnya Arzelo hafal setiap kata yang diucapkan Zerga.
"Maaf, Mommy janji gak ceroboh lagi!" Hazelle tersenyum sambil menunjukkan jari huruf V pada Arzelo.
Arzelo memutar bola matanya malas, bocah tampan itu sudah bosan setiap kali mendengar Mommynya meminta maaf, tapi setiap harinya pasti kejadian ini kembali terulang.
Tanpa Hazelle dan Arzelo sadari seseorang melihat tingkah menggemaskan mereka.
Tidak jauh dari sana Kaivan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪?"
Melihat Hazelle yang tertunduk karena diomeli Arzelo membuat Kaivan berpikir jika putranya bahkan lebih dewasa dari wanita cantiknya itu.
"Sudah-sudah, mau sampai kapan Zelo mengomeli Mommy?"
Hazelle mendongakkan wajahnya saat mendengar suara seseorang yang tidak asing di telinganya.
Hazelle melotot saat menyadari Kaivan sudah berada di depannya.
"Mommy, Dad. Dia tidak pernah berhenti bersikap ceroboh," adunya pada sang Daddy.
Belum hilang keterkejutan nya, Hazelle sudah kembali dibuat menganga oleh putra semata wayang nya itu.
"𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘡𝘦𝘭𝘰 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺? 𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘴𝘶𝘵 𝘡𝘦𝘭𝘰," 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘳𝘶𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢.
Hazelle juga melihat sikap Kaivan ataupun Arzelo yang terlihat sangat akrab.
Kaivan terkekeh, pria itu mengacak-acak rambut putranya dengan gemas. "Sejak kapan Mommymu ceroboh? Seingat Daddy, Mommymu itu sangat perfeksionis?"
Kaivan mengernyitkan keningnya. Hazelle adalah wanita yang cerdas dan perfeksionis, sedangkan yang putranya katakan itu kebalikan dari sifat Hazelle yang Kaivan ketahui selama ini.
Hazelle memalingkan wajahnya saat Kaivan menatapnya. Wanita itupun memilih untuk kembali ke kamarnya dengan alasan ingin membersihkan tubuhnya.
"Kita makan dulu, aku dan Zelo sudah masak makanan spesial buat Kamu," ucap Kaivan. "Kamu pasti suka," ucapnya lagi dengan penuh percaya diri.
Namun ucapan Kaivan itu tidak berhasil menghentikan Hazelle. Ibu satu anak itu tetap menuju kamarnya dengan setengah berlari, membuat sang putra kembali mengeluarkan lengkingannya.
"Jalan pelan-pelan Mommy! Tidak ada hantu yang mengejarmu!" Teriak Arzelo.
Kaivan terbahak melihat putranya yang kembali mengamuk. Sementara Arzelo kembali meluapkan kekesalannya.
"Daddy lihat sendiri, kan?" Bocah tampan itu meminta validasi dari Daddynya. Setelah melihat anggukan kepala Daddynya, bocah itu pun kembali berucap. "Kata Opa, Mommy seperti itu karena terlalu memikirkan ketakutannya sendiri, yang akhirnya menimbulkan kepanikan berlebihan."
"Memangnya apa yang Mommy takutkan?" Tanya Kaivan penasaran.
Arzelo menghembuskan napasnya kasar, wajahnya berubah sendu saat menjelaskan tentang ketakutan Mommynya selama ini.
"Mommy takut orang-orang di luar sana akan menanyakan siapa Daddyku," lirih bocah itu nyaris tak terdengar.
Walaupun selama ini Hazelle dan Arzelo tinggal di luar negeri, namun Hazelle selalu takut jika orang-orang di sekitarnya akan bertanya tentang Daddy Arzelo. Apalagi sejak Arzelo mulai bersekolah, banyak teman-teman Arzelo yang selalu menanyakan keberadaan Daddy kandung Arzelo itu.
Kaivan merasa hatinya seperti teriris, apalagi saat melihat putranya diam-diam mengusap air matanya.
Kaivan membawa putranya itu ke dalam dekapannya. "Jangan menangis, mulai sekarang Daddy akan bersamamu! Tidak akan ada satu orang pun yang berani menyakiti kalian."
Arzelo mendekap semakin erat Daddynya. Bocah tampan itu merasa lega setelah mengatakan segalanya pada Kaivan. Selama ini Arzelo selalu menyembunyikan perasaannya dari siapapun termasuk Hazelle.
Dan setelah bertemu Kaivan, Arzelo seperti menemukan tempat ternyaman nya. Bukan berarti dengan Hazelle tidak nyaman, hanya saja jika bersama Hazelle, Arzelo tidak ingin terlihat cengeng. Bocah itu ingin terlihat kuat untuk bisa melindungi Mommynya.
"Dad, jangan bilang sama Mommy Zelo menangis, ok?" Arzelo menyodorkan jari kelingking nya pada Kaivan. "Zelo tidak mau Mommy sedih!"
Kaivan pun menyambut kelingking mungil putra tampannya itu kemudian berjanji tidak akan mengatakan apapun pada wanita yang sudah melahirkan putranya itu.
Tanpa keduanya sadari, Hazelle mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Arzelo.
"𝘏𝘢𝘳𝘶𝘴𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯? 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘓𝘦𝘺𝘢?"
...----------------...
Sementara itu di kediaman Malik, Malik menceritakan pertemuannya dengan Hazelle dan putranya yang sangat mirip sekali dengan Kaivan. Pria paruh baya itu sangat terkejut saat istrinya mengatakan jika putra Hazelle itu adalah putra Kaivan yang berarti cucunya.
"Jadi, dia cucu kita?" Malik berbinar menatap Zaskia, istrinya.
Zaskia mengangguk dengan perasaan bahagia namun bercampur sedih. Wanita paruh baya itu sangat bahagia mendengar cerita suaminya, namun di sisi lain hatinya sangat sedih karena tidak seberuntung suaminya yang sudah bertemu cucunya.
"Apa dia sangat tampan?" Tanya Zaskia antusias.
Malik mengangguk, pria itu kemudian tersenyum membayangkan wajah menggemaskan bocah tampan yang ternyata cucunya.
"Dia persis seperti Kaivan waktu kecil. Pantas saja Daddy merasa tidak asing dengannya, ternyata dia cucu kita, Mom." Malik begitu antusias menceritakan pertemuannya dengan Arzelo. "Tapi, sepertinya Hazelle sudah menikah, Mom. Dan suaminya itu terlihat sangat menyayangi cucu kita."
Deg
"𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩? 𝘠𝘢𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯, 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩?"
Harleya meremat tangannya saat tak sengaja mendengar percakapan orang tuanya tentang Hazelle. Rasa bersalah pun kembali menghantui gadis itu.
"𝘐𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶, 𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪. 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘥𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨."
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
ini kotorrr sekali fantasinya 😭😭😭
saudara sendiri 😭😭😭
bikin salah paham aja 🤣🤣